KIMIA FARMASI
XII
UT
Biasanya identifikasi zat dilakukan dengan penambahan zat lain yang susunannya
telah diketahui, sehingga terjadi perubahan (reaksi kimia). Zat yang susunannya telah
diketahui dan yang menyebabkan terjadinya reaksi disebut pereaksi (reagen).
Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu reaksi kering dan
reaksi basah. Cara kering biasanya digunakan pada zat padat, sedangkan cara basah
digunakan pada zat cair (larutan) yang kebanyakan menggunakan pelarut air. Untuk
mempermudah dalam reaksi identifikasi kation-anion, maka digunakan metode
analisis kualitatif sistematik. metode ini merupakan pengklasifikasian kation-kation ke
dalam 5 golongan.
Penggolongan kation-kation ini didasarkan pada produk hasil reaksi dengan suatu
reagensia. Reagen yang umum digunakan adalah HCl, H2S, (NH4)2S, (NH4)2CO3.
Kation biasanya bereaksi dengan reagen tertentu yang ditandai dengan terbentuknya
endapan atau tdak. Jadi, bisa dikatakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum
didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida dan karbonat dari kation
tersebut.
identifikasi kation anion
a. Golongan I
Kation golongan ini membentuk endapan-endapan dengan asam klorida encer. Kation
pada golongan ini adalah timbal (Pb), merkuri (Hg+) dan perak (Ag).
b. Golongan II
Kation golongan II akan memberikan endapan jika direaksikan dengan hydrogen
sulfida, dalam suasana asam mineral encer. Kation golongan II masih dibedakan
menjadi:
o Kation yang dapat larut dalam polisulfida, yaitu: timah (III), arsenik (III), arsenic (V),
timah (II), stibium (III), stibium (V), dan timah (IV).
o Kation yang tidak dapat larut dalam polisulfida, yaitu: bismuth, tembaga, merkuri
(Hg2+), dan kadmium (Cd2+).
c. Golongan III
Kation golongan III akan membentuk endapan jika direaksikan dengan ammonium
sulfida dalam suasana netral/amoniak. Kation golongan III tidak dapat bereaksi
dengan H2S atau HCl encer. Kation golongan III adalah kobalt (II), nikel (II), besi (II),
kromium (III), alumunium, seng dan mangan.
d. Golongan IV
Kation golongan ini tak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation-kation
ini membentuk endapan dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral
atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah kalsium, strontium dan barium.
e. Golongan V
Kation golongan V tidak bereaksi dengan reagen golongan I, II, III, dan IV. Kation yang
termasuk dalam golongan ini adalah magnesium, natrium, kalium, ammonium, litium,
dan hidrogen.
Cara Hydrogen Sulfida oleh Treadwell merupakan cara yang paling banyak dipakai.
Dalam cara ini kation dibagi dibagi 5 golongan berdasarkan perbedaan reagen-reagen
tertentu yang dapat mengendapkannya yaitu:
I. Golongan HCl : Ag+, Pb+, Hg+
II. Golongan H2S : Hg2+, Pb2+, Bi3+, Cu2+, Cd2+, Sn2+, As3+, Sb3+, Sn4+
III. Golongan (NH4)2S : Al3+, Cr3+, Ni2+, Co2+, Fe3+, Mn2+, Zn2+, Fe2+
IV. Golongan NHCO : Ba2+, Sr2+, Ca2+
V. Golongan sisa : Mg2+, Na+, K+, NH4+
PAGE 2
identifikasi kation anion
Reaksi:
Reaksi:
2. Perak, Ag+
a. Ambilah 1 mL perak nitrat, kemudian tambahkan asam klorida, akan
terjadi endapan putih perak klorida dan dapat larut dalam ammonium
hidroksida.
Reaksi:
Reaksi:
Reaksi:
PAGE 3
identifikasi kation anion
3. Hidragirum (Hg22+)
Reaksi 1:
Reaksi 2:
Reaksi 1:
Reaksi 2:
2. Cadmium (Cd2+)
Reaksi 1:
Reaksi 2:
PAGE 4
identifikasi kation anion
Reaksi 1:
Reaksi 2:
4. Merkurium (Hg2+)
Reaksi 1:
Reaksi 2:
Reaksi 1:
PAGE 5
identifikasi kation anion
Reaksi 2:
2. Ferro (Fe2+)
Ambillah 5 tetes Ferro Sulfat dan tambahkan 1 tetes Natrium sulfida maka
menjadi endapan hitam bila dikocok akan hilang
Reaksi:
3. Ferri (Fe3+)
a. Ambillah 3 tetes larutan Ferri klorida dan tambahkan dengan 1 tetes larutan
Natrium Sulfida maka menjadi endapan hitam ( dikocok hilang) menjadi
endapan putih
Reaksi:
b. Ambillah 3 tetes larutan Ferri klorida dan tambahkan 1 tetes larutan Kalium
Ferrosianida maka menjadi endapan biru Prussian
Reaksi:
4. Kobalt (Co2+)
a. Ambillah 3 tetes Natrium Kobalt Nitrat dan tambahkan 1 tetes Natrium
Sulfida membentuk endapan hitam
Reaksi:
Reaksi:
PAGE 6
identifikasi kation anion
5. Aluminium (Al3+)
Reaksi 1:
Reaksi 2:
6. Mangan (Mn2+)
Reaksi 1:
Reaksi 2:
PAGE 7