Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS KUALITATIF SENYAWA KATION

GOLONGAN I , II, DAN III

Praptanti Sinung A.N., M.Sc.


Kegiatan menentukan ciri
Reagen: asam klorida, hidrogen
khusus dari kation berdasarkan
Identifikasi Kation sulfida, amonium sulfida, dan
sifat fisika dan kimia yang
amonium karbonat
dimiliki

Terbentuk endapan
atau tidak

Dasar pengidentifikasian

1. Anion klorida
Kelarutan terhadap 2. Anion sulfida
anion 3. Anion karbonat

Saat bereaksi dengan anion tersebut menghasilkan senyawa


baru yang kelarutannya sangat kecil sehingga memberikan
perubahan kimia berupa terbentuknya endapan
Kation Ciri-ciri Contoh
Golongan I Membentuk endapan dengan asam klorida encer Pb, Hg (I), Ag
Golongan II Tidak dapat bereaksi dengan asam klorida, Hg(II), Cu, Bi, Cd,
namun dapat membentuk endapan dengan As(III), Sb(V), Sn(II)
hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer.
Golongan III Tidak bereaksi dengan asam klorida encer atau Fe(II), Fe(III), Al,
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam Cr(II), Co, Ni, Mn(II),
mineral encer, namun membentuk endapan Zn
dengan amonium sulfida dalam suasana netral
atau amoniakal.
Golongan IV Tidak bereaksi dengan reagensia golongan I, Ba, Ca, Sr
II, dan III.
Golongan V Tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia Mg, K, Na, NH4+, Li, H
pada golongan sebelumnya.
Kation Golongan I
a. Timbel (Pb)
 Merupakan logam berwarna abu-abu kebiruan dengan rapatan sebesar 11,48 g/ml
pada suhu kamar.
 Timbel mudah larut dalam asam nitrat dengan tingkat kepekatan sedang (8M), dan
terbentuk nitrogen oksida:
3Pb + 8HNO3 → 3Pb2+ + 6NO3- + 2NO + 4H2O
Reaksi-reaksi dari ion timbel (II):
1. Asam klorida encer
2. Hidrogen sulfida dalam suasana netral atau asam encer: endapan hitam timbel
sulfida
3. Larutan ammonia
4. Natrium hidroksida
b. Merkurium atau Raksa (Hg)
 Merkurium adalah logam cair berwarna putih keperakan pada suhu biasa dengan
rapatan 13,534 g/ml pada 25oC.
 Merkurium mudah bereaksi dengan asam nitrat, namun tidak dipengaruhi oleh asam
klorida atau asam sulfat encer (2M).
 Reaksi-reaksi dari ion merkurium (I):
1. Asam klorida encer atau klorida-klorida yang larut: endapan putih merkurium (I)
klorida (kalomel)
2. Hidrogen sulfida dalam suasana netral atau asam encer: endapan hitam, yang
merupakan campuran dari merkurium (II) sulfida dan logam merkurium
3. Larutan amonia: endapan hitam yang merupakan campuran logam merkurium dan
merkurium (II) amidonitrat basa.
4. Natrium hidroksida: endapan hitam merkurium (I) oksida
c. Perak, Ag
 Perak adalah logam berwarna yang putih, dapat ditempa, liat dengan rapatan 10,5 g/ml dan
melebur pada 960,5 oC.
 Perak tidak larut dalam asam klorida, asam sulfat encer (1M) atau asam nitrat encer (2M).
 Dalam larutan asam nitrat yang lebih pekat (8M) atau dalam asam pekat panas, perak
melarut:
6Ag + 8 HNO3 → 6Ag+ + 2NO + 6NO3- +4H2O
2Ag + 2H2SO4 → 2Ag+ + SO4 2- + SO2 + 2H2O

 Reaksi-reaksi ion perak (I):


1. Asam klorida encer (atau klorida-klorida yang larut): endapan putih perak klorida
2. Hidrogen sulfida (gas atau larutan-air jenuh) dalam suasana netral atau asam: endapan
hitam perak sulfida
3. Larutan amonia: endapan coklat perak oksida
4. Natrium hidroksida: endapan coklat perak oksida
Reaksi-reaksi Pada Kation Golongan I
a. Reaksi-reaksi dari ion timbal (II) (Pb2+)
1) Asam klorida encer (klorida yang larut)
Endapan putih dalam larutan yang dingin dan tidak terlalu encer.
Pb2+ + 2Cl- → PbCl2 ↓
2) Kalium iodida
Endapan kuning menghasilkan timbal iodida.
Pb2+ + 2I- → PbI2 ↓
Endapan larut sedang dalam air mendidih menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Endapan memisah berwarna
kuning keemasan setelah mendingin.
3) Asam sulfat encer (sulfat-sulfat yang larut)
Endapan putih menghasilkan timbal sulfat.
Pb2+ + SO42- → PbSO4 ↓
Endapan ini larut dalam reagen yang berlebihan.
4) Kalium kromat
Endapan kuning menghasilkan timbal kromat.
b. Reaksi-reaksi dari ion merkurium (Hg)
1) Asam klorida encer Endapan putih merkurium (I) klorida.
Hg22+ + 2Cl- → Hg2Cl2 ↓
2) Kalium kromat
endapan kristalin merah merkurium (I) kromat.
Hg22+ + CrO42- → Hg2CrO4 ↓
c. Reaksi-reaksi dari ion perak (I) (Ag+)
1) Asam klorida encer (klorida-klorida yang larut)
Endapan putih perak klorida.
Ag+ + Cl- → AgCl ↓
2) Larutan amonia
Endapan coklat perak oksida.
2Ag+ + 2NH3 + H2O → Ag2O ↓ + 2NH4+
Reaksi mencapai kesetimbangan, dan karenanya pengendapan tidak sempurna pada
tingkat manapun. Jika ada ammonium nitrat dalam larutan semula atau larutan sangat
asam tidak terjadi pengendapan.
3) Kalium kromat
Endapan merah perak kromat
2Ag+ + CrO42- → Ag2CrO4 ↓
Kation Golongan II
a. Merkurium (Raksa), Hg- Merkurium (II)
Reaksi-reaksi ion merkurium (II):
1. Hidrogen Sulfida (gas atau larutan air jenuh): endapan putih merkurium (II) klorosulfida
terbentuk karena adanya asam klorida encer. Bila ditambahkan hidrogen sulfida lebih
lanjut akan terbentuk endapan hitam merkurium (II) sulfida.
2. Larutan amonia: endapan putih dengan komposisi tercampur, pada dasarnya dari
merkurium (II) oksida dan merkurium (II) amidonitrat: 2Hg2+ + NO3- + 4NH3 + H2O →
HgO.Hg(NH2)NO3 + 3NH4+
3. Natrium hidroksida bila ditambahkan dalam jumlah sedikit: endapan merahkecoklatan
dengan komposisi berbeda-beda, jika ditambahkan dalam jumlah stoikiometris endapan
berubah menjadi kuning ketika terbentuk merkurium (II) oksida: Hg2+ + 2OH- → HgO + H2O
4. Kalium sianida (RACUN): tidak terdapat perubahan apapun dalam larutan encer (perbedaan
dari ion-ion lain dari sub-golongan tembaga) 5. Lembaran atau mata uang tembaga
mereduksi ion merkurium (II) menjadi logamnya: Cu + Hg2+ → Cu2+ + Hg.
b. Bismut, Bi
 Bismut adalah logam yang putih-kemerahan, kristalin, getas, dan mempunyai titik
lebur 271,5 oC.
 Bismut tidak larut dalam asam klorida namun dapat larut dalam asam pengoksid
seperti asam nitrat pekat, air raja, atau asam sulfat pekat.
 Reaksi-reaksi ion bismut (III):
1. Hidrogen sulfida (gas larutan air jenuh): endapan hitam bismut sulfida
2. Larutan amonia: garam basa putih dengan berbagai komposisi
3. Natrium hidroksida: endapan putih bismut (III) hidroksida
4. Kalium sianida (RACUN): endapan putih, bismut hidroksida. Reaksi ini adalah
suatu hidrolisis:
Bi3+ + 3H2O + 3CN- → Bi(OH)3 + 3HCN
c. Tembaga, Cu
 Tembaga adalah logam berwarna merah muda, lunak, dapat ditempa, dan
liat.
 Tembaga mempunyai titik lebur 1038 oC.
 Tembaga tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, namun dapat
sedikit larut dengan adanya oksigen.
 Reaksi-reaksi ion tembaga (II):
1. Hidrogen sulfida (gas atau larutan-air jenuh): endapan hitam, tembaga(II)
sulfida
2. Larutan amonia bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit:
endapan biru suatu garam basa (tembaga sulfat basa).
3. Natrium hidroksida dalam larutan dingin: endapan biru tembaga (II)
hidroksida.
4. Kalium iodida: mengendapkan tembaga (I) iodida yang putih, tetapi
larutannya berwarna coklat tua karena terbentuknya ion-ion tri-iodida
(iod).
5. Kalium sianida (RACUN): terbentuk endapan kuning tembaga(II) sianida
apabila ditambahkan dengan sedikit sekali
d. Kadmium, Cd
 Kadmium adalah logam putih keperakan yang dapat ditempa dan liat.
 Kadmium mempunyai titik lebut pada 321 oC dan melarut dengan lambat dalam asam encer
dengan melepaskan hidrogen.
Cd + 2H+ → Cd2+ + H2
 Rekasi-reaksi ion kadmium (II):
1. Hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh): endapan kuning kadmium sulfida
2. Larutan amonia bila ditambahkan tetes demi tetes: endapan putih kadmium (II) hidroksida
3. Natrium hidroksida: endapan putih kadmium (II) hidroksida
4. Kalium sianida (RACUN): endapan putih kadmium sianida
5. Kalium tiosianat: tidak membentuk endapan (perbedaan dari tembaga)
6. Kalium iodida: tidak membentuk endapan (perbedaan dari tembaga)
e. Arsenik, As-Arsenik (III)
 Arsenik merupakan zat padat berwarna abu-abu seperti baja, getas, dan berkilap
seperti logam.
 Arsenik bersublimasi dan timbul bau seperti bawang putih apabila dipanaskan.
 Reaksi-reaksi ion arsenik (III):
1. Hidrogen sulfida: endapan kuning arsenik (III) sulfida
2. Perak nitrat: endapan kuning perak arsenit dalam larutan netral (perbedaan dari
arsenat)
3. Larutan tembaga sulfat: endapan hijau tembaga arsenit (hijau Scheele)
4. Kalium tri-iodida (larutan iod dalam kalium iodida): mengoksidasikan ion arsenit
sambil kehilangan warna.
f. Arsenik, As-Arsenik (V)
 Reaksi-reaksi ion arsenat:
1. Hidrogen sulfida: tidak terjadi endapan segera dengan adanya asam klorida encer.
2. Larutan perak nitrat: endapan merah kecoklatan, perak arsenat Ag3AsO4 dari larutan
netral. Endapan larut dalam asam dan dalam larutan amonia tetapi tidak larut dalam
asam asetat.

g. Stibium, Sb-Stibium (III)


 Stibium adalah logam putih keperakan mengkilap yang memiliki titik lebur 630 oC.
 Stibium tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer.
 Senyawa-senyawa stibium (V) mengandung ion antimonat, SbO43-
 Ciri-ciri khasnya serupa dengan senyawa-senyawa arsenik padanannya.

h. Timah, Sn-Timah (II)


Reaksi-reaksi Pada Kation Golongan II

(a) Hg2+(aq)+H2S(aq) → HgS(s)+2H+(aq); Endapan hitam


(b) Cu2+(aq)+H2S(aq) → CuS(s) +2H+(aq); Endapan hitam
(c) 2As3+(aq)+3H2S(aq) → As2S3(s)+6H+(aq); Endapan kuning
(d) Sb5+(aq)+5H2S(aq) → Sb2S5(s)+10H+(aq); Endapan merah-jingga
(e) Sn2+(aq)+H2S → SnS(s) + 2H+(aq); Endapan coklat
Kation Golongan III

 Reagensia golongan: hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh)


dengan adanya amonia dan amonium klorida, atau larutan
amonium sulfida.
 Reaksi golongan: endapan-endapan dengan berbagai warna: besi
(II) sulfida(hitam), aluminium hidroksida (putih), kromium (III)
hidroksida (hijau), nikel sulfida (hitam), kobalt sulfida (hitam),
mangan (II) sulfida (merah jambu), dan zink sulfida (putih).
a. Besi, Fe-Besi (II)
 Besi murni adalah logam berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Besi
memiliki titik lebur pada 1535 oC. Biasanya besi mengandung sejumlah kecil
karbida, silisida, fosfida, dan sulfida dari besi, serta sedikit grafit.
b. Besi, Fe-Besi (III)
c. Aluminium – Al
 Aluminium adalah logam berwarna putih yang liat dan dapat ditempa.
 Aluminium melebur pada suhu 659 oC.
 Aluminium dapat teroksidasi pada permukaannya apabila terkena udara.
 Oksida dari aluminium melindungi objek oksida lebih lanjut.
 Asam klorida encer dapat melarutkan logam ini dengan mudah.
d. Kromium, Cr – Kromium (II)
Kromium adalah logam kristalin berwarna putih, tidak begitu liat, dan tidak
dapat ditempa. Logam kromium memiliki titik lebur 1765 oC. Logam ini larut
dalam asam klorida encer maupun pekat.

e. Oksoanion Logam-Logam Golongan III: Kromat dan Permanganat Oksoanion


logam-logam golongan III seperti kromat (CrO42-) dan dikromat (Cr2O7 2-), dan
permanganat (MnO4-) direduksi oleh hidrogen sulfida dalam suasana asam
klorida menjadi masing-masing ion-ion kromium (III) dan mangan (II). Dalam
pengerjaan analisis, suatu cuplikan yang tidak diketahui, anion-anion ini sudah
diubah menjadi kation-kation Golongan III ketika proses pemisahan mencapai
tahap ini.
f. Kobalt, Co
Kobalt adalah logam berwarna abu-abu seperti baja yang bersifat sedikit
magnetis.
Kobalt melebur pada 1490 oC dan dapat melarut dalam asam-asam mineral
encer.
g. Nikel
Nikel adalah logam berwarna putih perak dengan sifat material yang keras,
kukuh, bersifat liat, dan dapat ditempa. Logam nikel memiliki titik lebur
pada 1455 oC dan sedikit magnetis.
h. Mangan, Mn- Mangan (II)
Mangan adalah logam berwarna putih abu-abu seperti besi tuang. Mangan
melebur pada suhu 1250 oC. Mangan bereaksi dengan air hangat membentuk
mangan (II) hidroksida dan hidrogen.
i. Zink, Zn
Zink adalah logam yang berwarna putih kebiruan, mudah ditempa dan liat
pada suhu 110-150 oC. Zink mempunyai titik lebur pada 410 oC dan titik didih
pada 906 oC.
Reaksi-reaksi Pada Kation Golongan III
(a) Fe3+(aq)+3NH3(aq)+3H2O→Fe(OH)3(s)+3NH4+(aq); Endapan coklat
kemerahan
(b) Al3+(aq)+3NH3(aq)+3H2O(l)→Al(OH)3(s)+ 3NH4+(aq); Endapan putih
(c) Cr3+(aq)+3NH3(aq)+3H2O(l)→Cr(OH)3(s)+ 3NH4+(aq); Endapan abu-abu
kebiruan
(d) Co2+(aq)+S2−(aq)→CoS(s); Endapan hitam
(e) Mn2+(aq)+S2−(aq)→MnS(s); Endapan merah jambu

Anda mungkin juga menyukai