Anda di halaman 1dari 46

REAKSI-REAKSI

KATION
GOLONGAN I
DAN II
REAKSI-REAKSI KATION GOLONGAN I DAN II
 KLASIFIKASI KATION
 KATION GOL I
 TIMBAL
 MERKURIUM I
 PERAK
 KLASIFIKASI KATION
GOL II
 MERKURIUM II OLEH :
 BISMUT KELOMPOK 3
 TEMBAGA Nyimas yurisha
 KADMIUM Lisa andriani
 ARSENIK III M. Firman maulana
 ARSENIK V Nurfhatin zahra putri
 STIBIUM III Alfathan anshori. As
 STIBIUM V
 TIMAH II DOSEN PEMBIMBING
 TIMAH IV Zulnazri, S.Si.,MT
Klasifikasi Kation

Ada 5 klasifikasi kation, namun kami akan membahas


klasifikasi kation gol 1 dan 2, diantaranya :
• Golongan I
Kation golongan I membentuk endapan dengan asam
klorida encer. Ion-ion golongan ini adalah timbel,
merkurium (I) (raksa), dan perak.
• Golongan II
Kation golongan II tidak dapat bereaksi dengan asam
klorida, namun dapat membentuk endapan dengan
hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
Ion-ion golongan ini adalah merkurium(II), tembaga,
bismut, kadmium, arsenik (III), arsenik (V), stibium
(III), stibium (V), timah (II), dan timah (III)(IV).
KATION GOLONGAN I

Timbal, Pb (Ar : 207,19)

Timbel merupakan logam berwarna abu-


abu kebiruan dengan rapatan sebesar 11,48
g/ml pada suhu kamar. Timbel mudah larut
dalam asam nitrat dengan tingkat kepekatan
sedang (8M), dan terbentuk nitrogen oksida:

3Pb + 8HNO3 → 3Pb2 + 6NO3- + 2NO + 4H2O


Reaksi-reaksi dari ion timbal(II), larutan timbal nitrat
(0,25 M) atau timbal asetat (0,25 M) dapat dipakai
untuk mempelajari reaksi-reaksi ini.
1. Asam klorida encer ( klorida yang larut) : endapan
putih dalam larutan yang dingin dan tak terlalu
encer :
Pb2+ + 2Cl- ↔ PbCl2
2. Hidrogen sulfida dalam suasana netral/asam encer
: endapan hitam timbel sulfida :
Pb2+ + H2S → PbS↓ + 2H+
3. Larutan amonia : endapan timbal putih hidroksida
Pb2+ + 2NH3 + 2H2O → Pb(OH)2↓ + 2NH4+
4. Natrium hidroksida : endapan putih timbal
hidroksida
Pb2+ + 2OH-→ Pb(OH)2↓
5. Asam sulfat encer (atau sulfat-sulfat yang larut) :
endapan putih timbal sulfat :
Pb2+ + SO42- → Pb SO4↓
6. Kalium kromat dalam larutan netral, asam asetat
atau amonia : endapan kuning timbal kromat :
Pb2+ + CrO42+ → Pb CrO4↓
7. Kalium iodida : endapan kuning timbal iodida :
Pb2+ + 2I - → PbI2 ↓
Endapan larut sedang-sedang saja dalam air
mendidih, menghasilkan larutan yang tak berwarna,
darimana endapan memisah lagi sebagai keping
keping berwarna kuning keemasan setelah mendingin.
8. Natrium sulfit dalam larutan netral : endapan
putih timbal sulfit
Pb2+ + SO32+ → Pb SO3↓
9. Natrium karbonat : endapan putih campuran
timbal karbonat dan timbal hidroksida
2Pb2+ + 2CO32- + H2O → Pb(OH)2 ↓ + PbCO3 + CO2 ↑
10. Dinatrium hidrogen fosfat : endapan putih timbal fosfat
3Pb2+ + 2HPO42- ↔ Pb3(PO4)2 ↓ + 2H+
Reaksi ini dapat-balik ; asa –asam kuat (asam nitrat)
melarutkan endapan. Endapan juga larut dalam natrium
hidroksida.
11. Kalium sianida (racun) : endapan putih timbal sianida
Pb2+ + 2CN- → Pb(CN)2↓
Yang tak larut dalam reagensia berlebihan. Reaksi ini
dapat dipakai untuk membedakan ion timbal(II) dari
merkurium(I) dan perak (I), yang bereaksi secara berlainan.
12. Tetrametildiamino-difenilmetana (tetrabasa) (0,5 %)
Terbentuk hasil oksidasi warna biru (hidrol: -CH2 → -
CH(OH) pada kondisi-kondisi yang disebut dibawah.
Taruh 1 ml larutan uji dalam tabung pemusing 5 ml, tambahkan 1
ml kalium hidroksida 2 M dan 0,5 – 1 ml larutan hidrogen
peroksida 3 %.
13. Benzidina (0,05 %) (Bahaya : reagensia ini
karsinorgenik/dapat menimbulkan kanker)
[2NH3 + 3OBr- → N2 ↑ + 3Br- + 3H2O]
Merkurium atau raksa, Hg (Ar :
200,59) – Merkerium (I) C

Merkurium adalah logam cair berwarna


putih keperakan pada suhu biasa dengan
rapatan 13,534 g/ml pada 25oC. Merkurium
mudah bereaksi dengan asam nitrat, namun
tidak dipengaruhi oleh asam klorida atau asam
sulfat encer (2M), tetapi mudah bereaksi
dengan asam nitrat. Asam nitrat yang dingin
dan sedang pekatnya (8M), dengan merkurium
yang berlebihan menghasilkan ion
merkurium(I) :
6Hg + 8HNO3 → 3H22+ + 2NO ↑ + 6NO3- +
4H2O
• Asam klorida encer atau klorida-klorida yang larut : endapan
putih merkurium(I) klorida (kalomel)
Hg22+ + 2Cl- → Hg2Cl2 ↓
• Hidrogen sulfida dalam suasana netral atauasam encer :
endapan hitam yang merupakan campuran dari merkurium(II)
sulfida dan logam merkurium
Hg22+ + H2S → Hg + HgS↓ + 2H+
• Larutan amonia : endapan hitam yang merupakan campuran
logam merkurium dan merkurium(II) amidonitrat basa, (yang
sendirinya merupakan endapan putih)

• Natrium hidroksida : endapan hitam merkurium(I) oksida


Hg22+ + 2OH- → Hg2O↓ + H2O
• Kalium kromat dalam larutan panas : endapan kristalin merah
merkurium(I) kromat
Hg22+ + CrO42- → Hg2CrO4↓
• Kalium iodida ditambahkan perlahan-lahan dalam larutan
dingin : endapan hijau merkurium(I) iodida
Hg22+ + 2I - → Hg2I2 ↓
Jika ditambahkan reagensia berlebihan, terjadi reaksi
disproporsionasi, dan terbentuk ion tetraiodomerkurat(II)
yang larut dalam merkurium hitam yang berbutir halus :
Hg2I2 ↓ + 2I- → [HgI4] 2- ↓ + Hg↓
• Natrium karbonat dalam larutan dingin : endapan kuning
merkurium(I) karbonat
Hg22+ + CO32- → Hg2CO3↓
Endapan berubah menjadi abu-abu kehitaman ketika mana
merkurium(II) oksida dan merkurium terbentuk :
Hg2CO3↓ → HgO↓ + Hg↓ + CO2↑
Penguraian dapat dipercepat dengan memanaskan campuran
itu.
• Dinatrium hidrogen fosfat : endapan putih merkurium(I) hidrogen
fosfat :
2Hg22+ + HPO42- ↔ Hg2(PO4)2 ↓
• Kalium sianida (racun) menghasilkan larutan merkurium(II) sianida
dan endapan merkurium :
Hg22+ + 2CN- → Hg ↓ + Hg(CN)2
Merkurium(II) sianida meski tidak larut, tetapi praktis tak terdisosiasi.
• Timah(II) klorida mereduksi ion merkurium(I) menjadi loga
merkurium yang berupa endapan hitam keabu-abuan :
Hg22+ + Sn2+ → 2Hg ↓ + Sn4+
Ion merkurium(II) juga bereaksi serupa.
• Kalium nitrit mereduksi logam merkurium dari larutan ion
merkurium(I) dalam keadaan dingin, dalam bentuk endapan hitam
keabuan :
Hg22+ + NO2- + H2O → 2Hg ↓ + NO3- + 2H+
Pada kondisi-kondisi yang serupa, ion merkurium(II) tak bereaksi.
Lembaran tembaga atau mata uang tembaga yang mengkilap. Jika setets
merkurium(I) nitrat ditaruh diatas permukaan tembaga yang mengkilap,
terbentuk endapan logam merkurium :
Cu + Hg22+ → Cu2+ + 2Hg ↓
• Lembaran aluminium, jika setetes merkurium(I) nitrat
ditaruh diatas permukaan aluminium yang bersih,
terbentuk aluminium amalgam, dan ion-ion aluminium
melarut :
3Hg22+ + 2Al → 2Al3+ + 6Hg ↓
• Difenil karbazida (1% dalam alkohol)
Membentuk senyawa yang berwarna lembayung dengan ion-
ion merkurium(I) atau merkurium(II), yamg komposisinya
belum diketahui dengan pasti benar.
Perak ; Ag (Ar : 107,868)

Perak adalah logam yang putih, dapat ditempa dan liat.


Rapatannya tinggi (10,5 g/ml) dan ia melebur pada 960,5oC. Ia tak
larut dalam asam klorida, asam sulfat encer (1M) atau asam nitrat
encer (2M).
Perak membentuk ion monovalen dalam larutan yang tak berwarna.
Senyawa-senyawa perak(II) tidak stabil, tetapi memainkan peranan
penting dalam proses-proses oksidasi-reduksi yang dikatalisis oleh
perak. Perak nitrat mudah larut dalam air; perak asetat, perak nitrit,
dan perak sulfat kurang larut, sedang semua senyawa-senyawa perak
lainnya praktis tidak larut. Tetapi kompleks-kompleks perak, larut.
Halida-halida perak peka terhadap cahaya; ciri-ciri khas ini dipakai
secara luas dalam bidang fotografi.
• Asam klorida encer (atau klorida-klorida yang larut) :
endapan putih perak klorida
Ag+ + 2Cl- → AgCl ↓
• Hidrogen sulfida (gas atau larutan-air jenuh) dalam
suasana netral atau asam : endapan hitam perak sulfida
2Ag+ + H2S ↔ Ag2S↓ + 2H+
• Larutan amonia : endapan coklat perak oksida
:
2Ag+ + 2NH3 + H2O → Ag2O↓ + 2NH4+
• Natrium hidroksida : endapan coklat perak oksida
2Ag+ + 2OH- → Ag2O↓ + H2O
• Kalium iodida : endapan kuning perak iodida
Ag+ + I - → AgI ↓
• Kalium kromat dalam larutan netral : endapan merah
perak kromat
2Ag+ + CrO42- → Ag2CrO4↓
• Kalium sianida (racun) bila ditambahkan tetes demi tetes
dalam larutan netral perak nitrat : endapan putih perak
sianida
Ag2+ + CN- → Ag2CN ↓
Bila kalium sianida ditambah dengan berlebihan, endapan
hilang karena terbentuk ion-ion disianoargentat :
Ag2CN ↓ + CN- → [Ag(CN)2]-
• Natrium karbonat : endapan putih kekuningan, perak
karbonat :
2Ag+ + CO32- → Ag2CO3↓
Bila dipanaskan endapan terurai dan terbentuk endapan
coklat perak oksida :
Ag2CO3↓ → Ag2O ↓ + CO2 ↑
• Dinatrium hidrogen fosfat dalam larutan netral : endapan
kuning perak fosfat
3Ag+ + HPO42- → Ag3PO4 ↓ + H+
• Hidrazina sulfat ( jenuh) : bila ditambahkan kepada larutan
dari ion diaminaargentat, terbentuk logam perak yang
berupa serbuk halus, sedang gas nitogen dilepaskan :
4[Ag(NH3)2]+ + H2N – NH2.H2SO4 → 4Ag ↓ + N2 ↑
+ 6NH4+ + 2NH3 + SO42-
• p-Dimetilaminobenzilidena-rodanina ( dengan singkat :
reagensia rodanina, larutan 0,3% dalam aseton) : endapan
berwarna lembayung-kemerahan dalam larutan yang
sedikit bersifat asam.
• Uji kering (uji pipa tiup) : bila suatu logam perak
dipanaskan dengan karbonat alkali diatas arang, dihasil
sebutir manik putih yang dapat ditempa tanpa kerak
oksidanya.
KATION GOLONGAN II
Merkurium (raksa), Hg (Ar : 200,59)-
Merkurium (II)

• Hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh) :


dengan adanya asam klorida encer, mula-mula
akan terbentuk endapan putih merkurium(II)
klorosulfida (a), yang terurai bila ditambahkan
hidrogen sulfida lebih lanjut, dan akhirnya
terbentuk endapan hitam merkurium(II) sulfida (b)
:
3Hg2+ + 2Cl- + 2H2S → Hg3S2Cl2 ↓ + 4H+ (a)
Hg3S2Cl2↓ + H2S → 3HgS ↓ + 2H+ + 2Cl- (b)
• Larutan amonia : endapan putih dengan komposisi
tercampur ; pada dasarnya terdiri dari merkurium(II)
oksida dan merkurium(II) amidonitrat :
2Hg2+ + NO3- + 4NH3 +H2O →
HgO.Hg(NH2)NO3↓ + 2Hg↓ + 3NH4+
• Natrium hidroksida bila ditambahkan dalam jumlah
sedikit: endapan merah kecoklatan dengan komposisi
yang berbeda-beda; jika ditambahkan dalam jumlah yang
stoikiometris, endapan berubah menjadi kuning ketika
terbentuk merkurium(II) oksida :
Hg2+ + 2OH- → HgO↓ + H2O
• Kalium iodida bila ditambahkan perlahan-lahan kepada
larutan : endapan merah merkurium(II) iodida :
Hg2+ + 2I -→ HgI2 ↓
• Kalium sianida (racun) : tak menimbulkan perubahan
apa-apa dalam larutan encer
• Timah(II) klorida : bila ditambahkan dalam jumlah sedang :
endapan putih dan seperti sutera, merkurium(I) klorida
(kalomel) :
2Hg2+ + Sn2+ → 2Hg ↓ + Sn4+ + 2Cl-
Lembaran atau mata uang tembaga mereduksi ion
merkurium(II) menjadi logamnya :
Cu + Hg22+ → Cu2+ + Hg ↓
• Reagensia dienkuprato(II) sulfat dengan adanya kalium
iodida : endapan lembayung biru tua dalam larutan netral
atau amoniakal, mula-mula dihasilkan ion tetra
iodomerkurat (II) :
Hg2+ + 4I- → [HgI4]2-
• Difenilkarbazida bereaksi dengan ion merkurium(II)
dengan cara yang serupa dengan merkurium(I).
Uji kobalt(II) tiosianat : kepada larutan uji, tambahkan
reagensia sejumlah volume yang sama (kadar kira-kiara 10%,
baru saja dibuat), dan gosok-gosok dinding bejana dengan
batang kaca. Terbentuk endapan kristalin yang biru tua, yaitu
kobalt tetratiosianatomerkurat(II) :
Hg2+ + Co2+ + 4SCN- → Co[Hg(SCN)4] ↓
• Uji kering, semua senyawa-senyawa merkurium, tak peduli
keadaan valensinya, membentuk logam merkurium bila
dipanaskan dengan natrium karbonat anhidrat yamg
berlebihan.
Bismut, Bi (Ar : 208,98)

Bismut adalah logam yang putih kemerahan,


kristalin dan getas. Titik leburnta 271,5oC. Ia tidak
larut dalam asam klorida disebabkan oleh potensial
standarnya (0,2 V), tetapi melarut dalam asam
pengoksid seperti asam nitrat pekat, air baja, dan asam
sulfat pekat dan panas.

• Hidrogen sulfida (gas larutan air jenuh) : endapan hitam


bismut sulfida :
2Bi3+ + 3H2S → Bi2S3↓ + 6H+
• Larutan amonia : garam basa putih dengan berbagai
komposisi. Raksi kimia yang diperikasakan adalah :
Bi3++ NO3- + 2NH3 +2H2O → Bi ( OH)2NO3↓ + 2Hg↓ + 2NH4+
• Natrium hidroksida : endapan putih bismut (III) hidroksida :
Bi3+ + 3OH- → Bi (OH)3↓
• Kalium iodida bila ditambahkan tetes demi tetes :
endapan hitam bismut(III) iodida :
Bi3+ + I- → BiI3↓
Endapan mudah melarut dalam reagensia berlebihan, pada
mana terbentuk ion tetraiodobismutatyang berwarna jingga:
BiI3↓ + I- ↔ [BiI4]-
• Kalium sianida (racun) : endapan putih bismut
hidroksida. Reaksi ini adalah suatu hidrolisis:
Bi3++ 3H2O + 3CN -→ Bi(OH)3↓ + 3HCN↑
Endapan tak larut dalam reagensia berlebih (perbedaan dari
ion kadmium).
• Natrium tetrahidroksostanat(II) (0,125 M, yang baru saja
dibuat) : dalam larutan dingin ia mereduksi ion
bismut(III) menjadi logam bismut yang memisahkan
dalam bentuk endapa hitam.
Bi3+ + 3OH- → Bi (OH)3↓ (a)
2Bi (OH)3↓ + 3[Sn(OH)4]2- → 2Bi ↓ + 3[Sn(OH)6]2- (b)
• Dinatrium hidrogen fosfat : endapan kristalin putih
bismut fosfat :
Bi3+ + HPO42- → BiPO4 ↓ + H+
• Reagensia pirogalol (10% yang baru saja dibuat), bila
ditambahkan dengan sedikit berlebihan kepada larutan
ion bismut yang sedikit asam dan panas : endapan kuning
bismut pirogalat :
Bi + C6H3(OH)3 → Bi(C6H3O3) ↓ +3H+
• Tiourea (10%) : kompleks dengan ion bismut(III) yang
berwarna kuning kuat dengan adanya asam nitrat encer.
Uji ini boleh dilakukan diatas kertas reaksi tetes, diatas
lempeng bercak atau dalam tabung uji mikro.
• 8-hidroksikuinolina (5%) dan kalium iodida (6M) dalam
suasana asam : endapan merah 8-hidroksikuinilina-
tetraiodobismutat
Bi3+ + C9H7ON + H+ + 4I- → C9H7ON.HbiI4 ↓
Tembaga, Cu (Ar : 63,54)

Tembaga adalah logam merah-muda, yang


lunak, dapat ditempa, dan liat. Ia melebur pada
1038oC. Karena potensial elektrode standarnya positif,
(+0,34 V untuk pasangan Cu/Cu2+), ia tak larut dalam
asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan
adanya oksigen ia bisa larut sedikit.

• Hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh) : endapan hitam


tembaga(II) sulfida :
Cu2+ + H2S → CuS↓ + 2H+
• Larutan amonia bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat
sedikit : endapan biru suatu garam basa ( tembaga sulfat basa) :
2Cu2++ SO4- + 2NH3 +2H2O → Cu (OH)2CuSO4↓ + 2NH4+
• Natrium hidroksida dalam larutan dingin : endapan biru
tembaga(II) hidroksida:
Cu2++ 2OH- → Cu (OH)2↓
• Kalium iodida : mengendap tembaga(I) iodida yang putih,
tetapi larutannya berwarna coklat tua karena terbentuknya
ion-ion triodida(iod) :
2Cu2+ + 5I- → 2CuI↓ + I3-
• Kalium sianida (racun) : bila ditambahkan dengan sedikit
sekali mula-mula terbentuk endapan kuning tembaga(II)
sianida :
Cu2 + CN -→ Cu(CN)2↓
• Kalium heksasianoferat(II) : endapan coklat kemerahan,
yaitu tembaga heksasianoferat(II) dalam suasana netral atau
asam :
2Cu2+ + [Fe(CN)6]4- → Cu2[Fe(CN)6] ↓
• Kalium tiosianat : endapan hitam tembaga (II) tiosianat:
Cu2 + 2SCN- → Cu(SCN)2 ↓
Besi : jika sepotong paku besi yang bersih atau mata pisau lipat
dicelup dalam larutan suatu garam tembaga, kita peroleh
endapan yang merah dari tembaga padanya:
Cu2 + Fe → Fe2+ + Cu
• ∝ − benzoinoksima (atau kupron) (5% dlam alkohol)
(C6H5.CHOH.C(=NOH). C6H5) : membentuk endapan hijau,
tembaga(II) benzoinoksima Cu(C14H11O2N), yang tak larut
dalam amonia encer.
Salisilaldoksima (1%)
Membentuk endapan kuning kehijauan tembaga
salisilaldoksima Cu(C7H6O2N)2 dalam larutan asam asetat,
yang larut dalam asam asetat, yang larut dalam asam mineral.
• Amonium tetratiosianatomerkurat(II)
{(NH4)2[Hg(SCN)4]} :
Endapan kristal berwarna lembayung tua dengan adanya ion
zink atau kadmium.
• Uji katalitik : garam besi(III) bereaksi dengan tiosulfat
menurut persamaan-persamaan:
Fe3+ + 2S2O32- → [Fe(S2O3)2]- (a)
[Fe(S2O3)2]- + Fe3+ → 2Fe2+ + S2O32- (b)
Reaksi (a) cukup cepat ; reaksi (b) lambat, tetapi sangat
dipercept oleh runutan tembaga.
• Uji kering
Uji pipa tiup : bila senyawa tembaga dipanaskan dengan
karbonat alkali diatas arang, logam tembaga yang merah
diperoleh, tetapi tak terlihat oksida.
Manik boraks : hijau selagi panas, dan biru ketika
deingin sehabis dipanaskan dalam nyala oksidasi ; merah dalam
nyala reduksi, yang diperoleh paling baik dengan
menambahkan runutan timah.
Uji nyala : hijau, terutama pada kehadiran halida,
misalnya dengan membasahkan dengan asam klorida pekat
sebelum dipanaskan.
Kadmium, Cd (Ar : 112,40)
Kadmium adalah logam putih keperakan yang
dapat ditempa dan liat. Ia melebur pada 321oC. Ia
melarut dengan lambat dalam asam encer dengan
melepaskan hidrogen (disebabkan potensial
elektrodenya yang negatif) :
Cd + 2H+ → Cd2+ + H2 ↑
• Hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh) : endapan kuning
kadmium sulfida :
Cd2+ + H2S → CdS↓ + 2H+
• Larutan amonia bila ditambahkan tetes demi tetes : endapan
putih kadmium(II) hidroksida :
Cd2++ 2NH3 +2H2O ↔ Cd( OH)2↓ + 2NH4+
• Natrium hidroksida : endapan putih kadmium(II) hidroksida :
Cd2++ 2OH- ↔ Cd (OH)2↓
• Kalium sianida (racun) : endapan putih kadmium sianida, bila
ditambahkan perlahan-lahan kepada larutan :
Cd2++ 2 CN -→ Cd(CN)2↓
• Kalium tiosianat : tak membentuk endapan (perbedaan dari
tembaga)
• Kalium iodida : tak membentuk endapan (perbedaan dari
tembaga)
• Dinitro-p-difenil karbazida (0,1%)
Membentuk produk yang berwarna coklat dengan kadmium
hidroksida yang berubah menjadi biru kehijauan dengan
formaldehida.
• 4-nitronaftalena-diazoamino-azo-benzena (‘cadion 2B’)
(0,02%) :
Kadmium hidroksida membentuk warna merah dengan
dengan reagensia yang kontras dengan rona biru reagensia.
• Uji kering
Uji pipa tiup : semua senyawa kadmium bila dipanaskan
dengan alkali karbonat diatas arang, menghasilkan kerak
berwarna coklat kadmium oksida CdO.
Uji pipa : garam kadmium direduksi oleh natrium
oksalat menjadi unsur kadmium, yang biasanya diperoleh
sebagai cermin logam, dikelilingi oleh sedikit kadmium oksida
coklat. Pada pemanasan dengan belerang, logam itu berubah
menjadi kadmium sulfida kuning.
Arsenik, As (Ar : 74,92)-Arsenik(III)

Arsenik adalah zat padat berwarna abu-abu


seperti baja, getas, dan memiliki kilap logam. Jika
dipanaskan arsenik bersublimasi dan timbul bau
seperti bawang putih yang khas ketika di panaskan
dalam aliran udara yang bebas, arsenik terbakar
dengan nyala biru, menghasilkan asap putih arsenik(III)
oksida (As4O6). Semua senyawa arsenik beracun.
Unsur ini tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat
encer tetapi larut dengan mudah dalam asam nitrat
encer, menghasilkan ion arsenit.
• Hidrogen sulfida : endapan kuning arsenik(III) sulfida :
2As3+ + 3H2S → As2O3↓ + 6H+
• Perak nitrat : endapan kuning perak arsenit dalam larutan
netral (perbedaan dari arsenat) :
AsO33- + 3Ag+→ AsO33- + Ag2AsO3↓
Campuran magnesia ( larutan yang mengandung MgCl2,
NH4Cl dan sedikit NH3) : tak ada endapan (perbedaan dari
arsenat).
• Larutan tembaga sulfat : endapan hijau tembaga arsenik,
yang dirumuskan berbeda-beda sebagai CuHAsO3 dan
Cu3(AsO3)2.xH2O, dari larutan netral. Endapan larut
dalam asam dan juga dalam larutan amonia dengan
membentuk larutan biru. Endapan juga melarut dalam
larutan natrium hidroksida; ketika di didihkan, tembaga(I)
oksida mengendap.
• Kalium tri-iodida (larutan iod dalam kalium iodida) :
mengoksidasi ion arsenit ambil kehilngan warna :
AsO33- + I3- + H2O → AsO43- +3 I- + 2H+

• Larutan timah(II) klorida dan asam klorida pekat.


Beberapa tetes laruta arsenit ditambahkan pada 2
ml sam klorida pekat dan 0,5 ml larutan timah(II)
klorida jenuh, dan larutan dipanaskan perlahan-
lahan; larutan menjadi coklat tua dan akhirnya hitam
disebabkan oleh memisahnya arsenik unsur :
2As3+ + 3Sn2+ → 2As↓ + 3Sn4+
Arsenik, As (Ar : 74,92)-Arsenik (V)
Reaksi-reaksi ion arsenat ; larutan dinatrium hidrogen
arsenat Na2H AsO4.7H2 0,1M dapat dipakai untuk
mempelajari reaksi-reaksi ini. Larutan harus mengandung
sedikit asam klorida encer.
• Hidrogen sulfida : tak terjadi endapan segera dengan
adanya asam klorida encer. Jik aliran gas diteruskan,
campuran arsenik(III) sulfida (As2S3) dan belerang
mengendap dengan lambat. Pengendapan akan lebih cepat
dalam larutan panas.
AsO43-+ H2S → AsO33- + S↓+ H2O
2AsO33- + 3H2S + 6H+ → As2S3 ↓ + 6H2O
• Larutan perak nitrat : endapan merah kecoklatan, Perak
arsenat (Ag3AsO4) dari larutan netral (perbedaan dari
arsenit dan fosfat, yang menghasilkan endapan-endapan
kuning). Endapan larut dalam asam dan dalam larutan
amonia, tetapi tidak larut dalam asam asetat :
AsO43-+ 3Ag2+ → Ag3AsO4↓
• Campuran magnesia : endapan kristalin putih magnesium
amonium arsenat dari larutan netral atau amoniakal
(perbedaan dari arseit) :
AsO43-+ 3Mg2+ + NH4 +→ MgNH4AsO4↓
• Larutan amonium molibdat : bila reagensia ini dan asam
nitrat ditambahkan dengan sangat berlebihan kepada larutan
suatu arsenat, akan diperoleh endapan kristalin berwarna
kuning :
AsO43-+ 12MoO42- + 3NH4+ + 2H+ → (NH4)As
Mo12O40↓ + 12H2O
• Larutan kalium iodida : jika ada serta asam klorida pekat,
iod akan diendapkan dengan mengocok campuran dengan
1-2 ml kloroform atau karbon tetraklorida zat yang terakhir
ini akan diwarnai ungu oleh iod. Reaksi ini dapat dipakai
untuk mendeteksi arsenat dengan adanya arsenit ; zat-zat
pengoksid tidak boleh ada.
AsO43- +2H+ + 2I- ↔ + H2O → AsO33- + I2↓ + H2O
UJI-UJI KHUSUS UNTUK UJI ARSENIK YANG
BERJUMLAH SEDIKIT

• Uji Marsh : uji yang harus dilakukan dalam kamar asam.


Didasarkan pada fakta bahwa semua senyawa arsenik yang
larut akan direduksi oleh hidrogen yang baru terbentuk
dalam larutan asam menjadi arsina(AsH3) suatu gas yang
tak berwarna, yang sangat beracun dengan bau seperti
bawang putih.
• Uji Gutzeit : ini pada dasarnya adalah suatu modifikasi dari
uji Marsh, dimana perbedaan utamanya adalah bahwa
hanya satu tabung reaksi yang diperlukan, dan arsina
dideteksi dengan perak nitrat atau merkurium(II) klorida.
• Uji Fleitmann : uji ini berdasarkan fakta bahwa hidrogen
yang baru saja dihasilkan dari dalam larutan basa, misalnya
dari aluminium atau zink dengan larutan natrium
hidroksida, mereduksi senyawa-senyawa arsenik(III)
menjadi arsina, tetapi tak mempengaruhi senyawa-senyawa
stibium.
• Uji Reinsch : jika sepotong pita atau lembaran tipis
tembaga yang cemerlang di didihkan dengan larutan suatu
senyawa arsenik(III) yang diasamkan dengan asam klorida
pekat paling sedikit sepersepuluh dari volume larutan,
arsenik akan diendapkan diatas tembaga sebagai selaput
abu-abu tembaga arsenida.
• Uji kering ; Uji pipa tiup : senyawa-senywa arsenik bila
dipanaskan diatas arang dengan natrium karbonat, memberi
kerak putih arsenik(III) oksida, dn timbul bau seperti
bawang putih ketika panas.
Stibium, Sb (Ar : 121,75)-stibium(III)

Stibium adalah logam putih keperakan yang mengkilap,


dan melebur pada 630oC. Stibium tak larut dalam asam klorida
dan dalam asam sulfat encer. Dalam asam sulfat pekat dan
panasia melarut perlahan-lahan dengan membentuk ion
stibium(III) :
2Sb + 3H2SO4 + 6H+ → 2Sb3+ + 3SO2 ↑ + 6H2O

• Hidrogen sulfida : endapan merah jingga stibium trisulfida,


dari larutan-larutan yang tak terlalu asam.
2Sb3+ + 3H2S → Sb2S3 + 6H+
• Air ; bila larutan dituangkan kedalam air , terbentuk endapan
putih antimonil klorida, yang larut dalam asam klorida dan
dalam larutan tartrat. Dengan air yang berlebihan dihasilkan
oksida terhidrasi Sb2O3.xH2O.
• Larutan natrium hidroksida atau amonia : endapan putih
stibium(III) oksida terhidrasi Sb2O3.xH2O yang larut dalam
laruta basa alkali yang pekat (5M) membentuk antimonit :
2Sb3++6OH- → Sb2O3↓ + 3H2O
Sb2O3↓ + 2OH-→ 2SbO2-↓ + H2O
• Zink : dihasilkan endapan hitam yaitu stibium.
2Sb3+ + 3Zn ↓→ 2Sb↓ + 3Zn2+
• Kawat besi : endapan hitam stibium.
Sb3+ + 3Fe → 2Sb↓ + 3Fe2+
• Larutan kalium iodida : warna jadi merah karena
pembentukan garam komplek
Sb3+ + 6I- → [SbI6]3-
• Reagensia rodamina –B (atau tetraetilrodamina)
Pewarnaan lembayung atau biru dengan stibium
kuinkuevalen (bervalensi 5).
• Reagensia asam fosfomolibdat
‘Biru molibdenum’ dihasilkan oleh garam-garam stibium (III).
Stibium, Sb (Ar : 121,75)-Stibium (V)
Reaksi-reaksi ion stibium(V); ion stibium (V) diturunkan dari
oksida amfoter Sb2O3, dalam asam, oksida ini melarut dengan
membentuk kation stibium(V), Sb5+ :
Sb2O5 + 10H+ ↔ 2Sb5+ + 5H2O
• Hidrogen sulfida : endapan merah jingga stibium pentasulfida,
dalam larutan yang sedang asamnya.
2Sb5+ + 5H2S → Sb2S5↓ + 10H+
• Air : endapan putih garam-garam basa dengan komposisi yang
bermacam-macam; pda akhirnya akan membentuk asam
antimonat :
2Sb5+ + 4H2O → H3SbO4↓ + 5H+
• Larutan kalium iodida : dalam larutan yang bersifat asam iod
memisah :
Sb5+ + 2I- → Sb3+ + I2
• Zink atau timah: endapan hitam stibium dengan adanya asm
klorida :
2Sb5+ + 5Zn ↓→ 2Sb↓ + 5Zn2+
2Sb5+ + 5Sn ↓→ 2Sb↓ + 5Sn2+
UJI-UJI KHUSUS UNTUK STIBIUM YANG
BERJUMLAH SEDIKIT

• Uji Marsh : uji ini dijalankan tepat seperti yag diuraikan


untuk arsenik.
• Uji Gutzeit : dihasilkan noda coklat yang larut dalam
alkohol 80%, asalkan konsentrasi stibium dari larutan itu
tidk terlalu tinggi
• Uji-uji Fleitmann atau bettendorff : hasil negatif akan
diperoleh bila uji-uji ini dipakai untuk senyawa-senyawa
stibium (perbedaan dari arsenik).
• Uji Reinsch : endapan abu-abu sampai hitam terbentuk
diatas tembaga.
• Uji kering (uji pipa tiup)
Timah, Sn ( Ar : 118,69)-Timah(II)

Timah adalah logam putih perak yang dapat ditempa


dan liat pada suhu biasa, tetapi pada suhu rendah menjadi
getas karena berubah menjadi suatu modifikasi alotropi yang
berlainan. Ia meleleh pada 231,8oC. Logam ini melarut dengan
lmbat dalam asam klorida encer dan asam sulfat encer, dengan
membentuk garam-garam timah(II) (stano) :
Sn + 2H+ → Sn2+ + H2 ↑

• Dengan Hidrogen sulfida (gas/ larutan jenuh) terbentuk


endapan coklat timah (II) sulfida:
Sn2+ + H2S → SnS↓ + 2H+
• Dengan natrium hidroksida terbentuk endapan putih timah
(II) hidroksida yang larut dalam alkali berlebihan.
Sn2++2OH- → Sn(OH)2↓
Sn(OH)2↓ +2OH- → Sn(OH)42-↓
• Dengan larutan merkurium (II) klorida terbentuk endapan
putih merkurium (I) klorida, jika sejumlah besar reagensia
di tambahkan dengan cepat :
Sn2+ + Hg2Cl2 → Hg2Cl2↓ + Sn4+ + 2Cl-
• Dengan larutan bismut nitrat dan natrium hidroksida ter-
bentuk endapan hitam logam bismut.
• Zink logam : timah yang mirip karet busa mengendap dan
melekat pada zink.
• Uji dimetilglioksima-besi(III) klorida : tidak dihasilkan
pewarnaan bila ion besi(III) dicampur dengan reagensia
dimetilglioksima dan sedikit larutan amonia, tetapi jika ada
sedikit ssaja runutan besi (II) yang dihasilkan oleh reduksi
dengan ion timah(II), terjadi warna merah tua, yang
ditimbulkan oleh kompleks besi(II) dimetilglioksima.
• Reagensia kakotelina : pewarnaan lembayung dengan garam-
garam stano.
• Reagensia hijau diazina (zat warna yang terbentuk oleh
reaksi kopling antara sfranina terazotisasi degan
dimetilanilina) : timah(II) klorida mereduksi hijau diazina
yang berwarna biru menjadi safranina yang berwarna
merah.
• Reagensia 4-metil-1,2- dimerkaptobenzea (ditiol) : endapan
merah bila dipanskan dengan garam-garam timah(II) dalam
larutan asam.
Timah, Sn (Ar : 118,69)-Timah(IV)
Reaksi-reaksi ion timah(IV): untuk mempelajari reaksi ini
pakailah larutan 0,25 M amonium heksaklorostanat(IV), dengan
melarutkan 92 gr (NH4)2[SnCl6] dalam 250 ml asam klorida pekat
dan mengencerkan larutan menjadi 1 liter dengan air.
• Dengan Hidrogen sulfida (gas/larutan jenuh) terbentuk endapan
kuning timah (IV) sulfida. Endapan larut dalam asam klorida
pekat.
Sn4+ + 2H2S → SnS2↓ + 4H+
• Dengan natrium hidroksida terbentuk endapan putih seperti
gelatin yaitu timah (IV) hidroksida.
Sn4++2OH- → Sn(OH)4↓
Sn(OH)42-↓+2OH-→Sn(OH)62↓
• Dengan larutan merkurium (II) klorida tidak terbentuk endapan.
• Dengan logam besi terjadi reduksi ion timah (IV) menjadi
timah(II).
Sn4++ Fe → Fe2+ + Sn2+
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai