Anda di halaman 1dari 6

DANNI DWI SETIAWAN/200514632035/E1-10AF

KRI NANGGALA (402)

KRI Nanggala (402), juga dikenal sebagai Nanggala II, merupakan kapal selam kedua
dalam jenis kapal selam kelas Cakra. KRI Nanggala berada dibawah kendali Satuan Kapal
Selam Komando Armada RI Kawasan Timur. Kapal ini merupakan kapal kedua yang
menyandang nama Nanggala dalam jajaran TNI AL dan termasuk dalam armada pemukul
TNI Angkatan Laut. Nama Nanggala berasal nama senjata milik Prabu Baladewa dalam
cerita pewayangan.
KRI Nanggala (402) dipesan oleh pemerintah Republik Indonesia pada 2 April 1977.
Pembuatan KRI Nanggala (402) merupakan bagian dari pinjaman senilai 625 juta dolar AS
dari Jerman kepada Indonesia. Sebesar 100 juta dolar AS dari pinjaman tersebut digunakan
untuk membuat KRI Nanggala (402) dan KRI Cakra.kapal ini didesain oleh Ingenieurkontor
di kota Lubeck, dibuat oleh Howaldtswerke, Kiel, dan dijual oleh perusaahaan Ferrostaal di
Essen. Pembuatan kapal dimulai pada bulan Maret 1978 dan diserahkan kepada pemerintah
Indonesia pada tanggal 6 Juli 1981. Kri Nanggala pertama kali ditunjukkan ke masyarakat
umum saat hari ulang tahun TNI ke-36 pada 5 Oktober 1981dan diresmikan penggunaannya
oleh Mentri Pertahanan Keamanan/Panglima Angkatan Bersenjata Jendral TNI Mohammad
Jusuf pada 21 Oktober 1981 di Dermaga Ujung Surabaya
KRI Nanggala (402) pernah melakukan perbaikan di Howaldtswerke dan selesai pada
1989. Sekitar dua dekade kemudian, kapal selam ini kembali menjalani perbaikan penuh
dengan biaya US$63.7 juta selama dua tahun di Korea Selatan. Perbaikan tersebut dilakukan
oleh Daewoo Shipbuilding & Marine Enginering (DSME) dan selesai pada Februari 2012.
Pada perbaikan ini, sebagian struktur kapal diganti dan system persenjataan, sonar, radar,
kendali tempur, dan propulasi dimutakhirkan. Setelah perbaikan, KRI Nanggala (402) mampu
menembakkan empat torpedo secara bersamaan menuju empat target yang berbeda dan
meluncurkan misil antikapal seperti Exocet atau Harpoon. Selain itu, kedalaman selamnya
bertambah menjadi 257 meter dan kelajuan maksimumnya dinaikkan dari 21,5 knot menjadi
25 knot.

Peristiwa KRI Nanggala (402) berawal ketika kapal selam ini mengikuti latihan
penembakan senjata strategis TNI AL 2021. Latihan ini dimulai pukul 02.30 WITA,
kemudian pada pukul 03.00 WITA, KRI Nanggala (402)izin menyelam pada kedalaman 13
meter untuk persiapan menembak torpedo. Sesuai prosedur dalam penembakan tersebut KRI
Nanggala (402) didampingi sea rider penjejak yang didalamnya ada kopaska. Nantinya jika
torpedo meluncur, maka sea rider akan mengikuti. Saat itu, geladak haluan dan conning tower
masih terlihat oleh tim penjejak dalam jarak 50 meter.Sekitar pukul 03.30 WITA, KRI lain
terlibat latihan memeriksa torpedo warning dan dalam hal ini unsur lain sudah persiapan
torpedo meluncur.
Sekitar pukul 03.46 WITA, sea rider memonitor periskop dan lampu pengenal KRI
Nanggala (402) perlahan mulai menyelam dan tidak terlihat. Sejak saat itu hingga pukul
04.46 WITA, saat jadwal penembakan, pemanggilan terus dilakukan kepada KRI Nanggala
(402) tapi tidak ada respon. Pada saat tenggelam periskop tidak kelihatan yang seharusnya
tetap kelihatan pada saat menyelam, serta komunikasi saat itu tidak terjalin
Setelah tidak ada respon dari KRI Nanggala (402) pada pukul 04.17 WITA, diterbangkan
helicopter dari KRI I Gusti Ngurah Rai untuk deteksi visual namun tidak membuahkan hasil.
Sesuai jadwal, estimasi KRI Nanggala (402) akan timbul ke permukaan pukul 05.15 WITA.
Karena tidak kunjung muncul ke permukaan, KRI Nanggala (402) dinyatakan Sublook pada
pukul 05.15. Prosedur sublook merupakan aksi yang dilaksanakan jika kapal selam hilang
kontak dan diduga mengalami permasalahan. Setelah tiga jam pencarian, prosedur diganti
menjadi submiss yaitu status kapal selam hilang. KRI Nanggala (402) dinyatakan submiss
pada 06.46 WITA.
Selat Bali, tempat di mana kapal selam KRI Nanggala (402) hilang kontak adalah selat
dengan arus tercepat di Indonesia. Serta, di Selat Bali juga sangat banyak palung. Di dasar
laut tidak rata, terdapat gunung serta lembah juga, hal tersebut yang menyebabkan saat KRI
Nanggala (402) hilang kontak sulit terdeteksi.
Hampir selama empat hari, tim gabungan melakukan penyisiran dan pencarian di lokasi
sekitar hilangnya KRI Nanggala (402). Kemudian pencarian dipersempitdi areal adanya
tumpahan minyak dan adanya tanda kemagnetan cukup besar di utara Celukan Bawang. Di
titik-titik tersebut, petugas menemukan sejumlah benda yang merupakan bagian dari KRI
Nanggala (402). Barang yang ditemukan yaitu pelurus tabung torpedo, pembungkus pipa
pendingin, dan botol oranye pelumas periskop kapal selam. Ditemukan juga alat yang
digunakan ABK KRI Nanggala (402) untuk shalat dan spons untuk menahan panas pada
pressroom. Bukti tersebut merupakan bukti otentik dan KRI Nanggala (402) dinyatakan
tenggelam atau isyarat subsunk.
KRI Nanggala (402) ditemukan tenggelam di kedalaman 838 meter. Semua kru kapal
selam Kapal KRI Nanggala (402) dinyatakan gugur. Kapal selam ditemukan dalam keadaan
telah terbelah. Kontak visual kapal selam Kapal KRI Nanggala (402) berhasil ditemukan pada
hari Minggu, 25 April 2021, pukul 09.04 WITA. Penemuan dilakukan oleh kapal MV Swift
Rescue milik Singapura setelah melanjutkan pencarian yang dilakukan KRI Rigel. Diketahui
Kapal Selam Kapal KRI Nanggala (402) ditenukan pada posisi 074856, 07 derajat, 48 menit,
56 detik Selatan dan 114 derajat, 51 menit, 20 detik Timur.
Kapal Selam KRI Nanggala (402) telah terbelah menjadi tiga bagian, pada bagian
belakang kapal yang tidak berbadan tekan, buritan badan kapal, hingga bagian haluan yang
terlepas. Terdapat juga bagian kapal yang masih utuh dan hanya retak sedikit. Tekanan
hidrostatis air meningkat sebanyak 1 atm dalam setiap kedalaman 10 meter. Jika tekanan di
udara adalah 1 atm, maka kedalaman 850 meter adalah 85 atm. Sedangkan manusia hanya
dapat bertahan pada tekanan sekitar 3-4 atm.
. Hal tersebut juga menjadi alasan kenapa para awak kapal tidak keluar dan langsung
menyelamatkan diri berenang ke permukaan pada saat kapal selam dalam keadaan darurat.
Berenang pada kedalaman lebih dari 800 meter merupakan hal yang mustahil dilakukan bagi
manusia. Saat air masuk ke dalam akapal selam, hanya kurang dari hitungan detik organ-
organ dalam manusia akan mengalami kerusakan.
Kondisi kapal yang rusak juga disebabkan oleh tekanan hidrostatis air di laut dalam.
Tekanan 1 atm adalah setara dengan 10.332,27 kilogram-force per meter persegi. Tekanan air
di kedalaman laut ini menuju ke segala arah dan mengenai seluruh permukaan bagian kapal
selam. KRI Nanggala (402) memiliki dimensi ukuran 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter.
Maka luas permukaan Kapal Selam KRI Nanggala (402) adalah sekitar 1.437,5 meter persegi.
Jadi, bias dierkirakan bahwa KRI Nanggala (402) menerima gaya dorong air sebesar
10.332,27 kilogram-force dikali 1.437,5 meter persegi. Totalnya adalah 14.852.638,1
kilogram-force. Gaya dorong air dengan besar total nyaris 15 juta kilogram-force itu,
merupakan angka yang cukup untuk membuat kapal selam tersebut hancur.
Udara sektar kita menekan dengan kecepatan 6,7 kilogram per inci persegi, namun pada
saat di darat kita tidak merasakannya karena cairan dalam tubuh kita mendorong tekanan itu
keluar dengan tekanan yang sama. Namun saat menyelam di lautan kita akan merasakan
perbedaannya yang ditandai dengan tekanan di gendang telinga. Tekanan tersebut dapat kita
rasakan saat menyelam di dalam laut disebabkan oleh peningkatan tekanan hidrostatis, yaitu
gaya per satuan luas yang diberikan zat cair pada suatu benda. Tekanan hidrostatik adalah
tekanan yang diberikan oleh fluida pada kesetimbangan titik tertentu dalam fluida, karena
gaya gravitasi.
Tekanan hidrostatis meningkat sebanding dengan kedalaman yang diukur dari
permukaan karena peningkatan berat fluida yang menekan dari atas ke bawah. Jika suatu
fluida berada dalam suatu wadah, maka kedalaman suatu benda yang ditempatkan di dalam
fluida tersebut dapat diukur. Semakin dalam benda ditempatkan di dalam fluida maka
semakin banyak tekanan yang dialaminya. Semakin padat fluida di atasnya, semakin banyak
tekanan yang diberikan pada benda yang terendam.
Banyak hewan yang hidup di laut tidak mengalami kesulitan dengan tekanan hidrostatis
yang sangat tinggi di dalam laut. Paus dapat menahan perubahan tekanan karena tubuhnya
lebih fleksibel. Tulang rusuk paus terikat oleh tulang rawan yang longgar dan dapat ditekuk,
yang memungkinkan tulang rusuk runtuh pada tekanan yang akan dengan mudah
mematahkan tulang kita. Paru-paru paus juga dapat kolaps dengan aman di bawah tekanan,
yang mencegahnya pecah. Hal tersebut yang menyebabkan paus sperma dapat berburu cumi-
cumi raksasa di kedalaman lebih dari 7000 kaki
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/KRI_Nanggala_(402)

https://amp.kompas.com/regional/read/2021/04/25/094512378/kronologi-
tenggelamnya-kri-nanggala-402-berawal-dari-latihan-perang

https://salatigaterkini.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-1581826901/citra-visual-
kri-nanggala-402-oleh-dsar-6-milik-mv-swift-rescue-singapura-kapal-selam-
terbelah-tiga-bagian?page=2

https://newsmaker.tribunnews.com/amp/2021/04/26/video-hasil-visual-
nanggala-402-terbelah-jadi-3-pihak-tni-kecil-kemungkinan-awak-kapal-selamat

https://www.tribunnews.com/nasional/2021/04/25/kronologi-ditemukannya-
bagian-kri-nanggala-402-terbelah-jadi-3-bagian-evakuasi-diupayakan

Anda mungkin juga menyukai