Titanium, 22 Ti
Sifat umum
Pengucapan /taɪˈteɪniəm/
tye-TAY-nee-əm
-
↑
Ti
↓
Zr
Periode periode 4
Sifat fisika
Fase solid
Tekanan uap
Energi ionisasi
(artikel)
Lain-lain
γ 0.07D, 0.08D -
lihat
bicara
sunting
| referensi | di Wikidata
Titanium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ti dan nomor
atom 22. Unsur ini merupakan logam transisi yang ringan, kuat, berkilau, tahan korosi (termasuk
tahan terhadap air laut,aqua regia, dan klorin) dengan warna putih-metalik-keperakan.
Titanium ditemukan di Cornwall, Kerajaan Britania Raya pada tahun 1791 oleh William Gregor dan
dinamai oleh Martin Heinrich Klaproth dari mitologi Yunani Titan. Elemen ini ada di antara deposit-
deposit berbagai mineral, diantaranya rutile dan ilmenit, yang banyak terdapat pada kerak
bumi dan litosfer, serta pada hampir semua makhluk hidup, batuan, air, dan tanah.[2] Logam ini
diekstrak dari bijih mineralnya melalui proses Kroll[3] atau proses Hunter. Senyawanya yang paling
umum, titanium dioksida, adalah fotokatalisator umum dan digunakan dalam pembuatan pigmen
putih.[4] Senyawa lainnya adalah titanium tetraklorida (TiCl4), komponen layar asap dan katalis;
dan titanium triklorida (TiCl3), digunakan sebagai katalis dalam produksi polipropilena.[2]
Titanium dapat digunakan sebagai aloi dengan besi, aluminium, vanadium, dan molybdenum, untuk
memproduksi aloi yang kuat namun ringan untuk penerbangan (mesin jet, misil, adan wahana
antariksa), militer, proses industri (kimia dan petrokimia, pabrik desalinasi, pulp, dan kertas),
otomotif, agro industri, alat kedokteran, implan ortopedi, peralatan dan instrumen dokter gigi, implan
gigi, alat olahraga, perhiasan, telepon genggam, dan masih banyak aplikasi lainnya.[2]
Dua sifat yang paling berguna pada titanium adalah ketahanan korosi dan rasio kekuatan terhadap
densitasnya yang paling tinggi di antara semua logam lain.[5] Pada kondisi murni, titanium sama kuat
dengan beberapa baja, namun lebih ringan.[6] Ada dua bentuk alotropi[7] dan lima isotop alami dari
unsur ini, 46Ti sampai 50Ti, dengan 48Ti adalah yang paling banyak terdapat di alam (73,8%).[8] Meski
memiliki jumlahelektron valensi dan berada pada golongan tabel periodik yang sama
dengan zirkonium, keduanya memiliki banyak perbedaan pada sifat kimia dan fisika.
Daftar isi
[sembunyikan]
1Senyawa
o 1.1Oksida, sulfida, dan alkoksida
2Keunggulan Titanium
3Aplikasi Titanium
4Galeri
5Referensi
6Daftar pustaka
7Pranala luar
Bilangan oksidasi +4 mendominasi unsur titanium,[9] tetapi senyawa pada bilangan oksidasi +3 juga
banyak ditemukan.[10] Umumnya, titanium mempunyai geometri koordinasi oktahedral pada
kompleksnya, tetapi TiCl4 yang tetrahedral adalah pengecualian. Karena bilangan oksidasinya tinggi,
senyawa titanium(IV) memiliki sifat ikatan kovalen tinggi. Tidak seperti logam transisi lain, kompleks
aquo Ti(IV) tidak diketahui.
Oksida, sulfida, dan alkoksida[sunting | sunting sumber]
Oksida yang paling penting adalah TiO2, yang ada pada 3 polimorf; anatase, brookite, dan rutile.
Ketiganya adalah padatan diamagnetik warna putih, meski ada beberapa sampelnya berwarna
gelap (lihat rutile).
Titanat biasanya merujuk ke senyawa titanium(IV), seperti barium titanat (BaTiO3). Dengan
struktur perovskite, material ini memiliki sifat piezoelektrik dan digunakan sebagai transduser pada
interkonversi suara dan kelistrikan.[7] Banyak mineral merupakan titanat,
seperti ilmenit (FeTiO3). Safir bintang dan rubi memiliki sifat asterisme dari adanya titanium dioksida
didalamnya.[11]
Beberapa macam oksida tereduksi dari titanium telah diketahui. Ti3O5 adalah semikonduktor warna
ungu yang diproduksi dari reduksi TiO2 dengan hidrogen pada suhu tinggi,[12] dan digunakan pada
industri ketika ada permukaan yang perlu di-vapour-coated dengan titanium dioksida: akan
menguap sebagai TiO murni, sedangkan TiO2 menguap sebagai campuran oksida dan dan
pelapisan deposit dengan indeks refraktif bervariasi.[13] Juga senyawa yang dikenal adalah Ti2O3,
dengan struktur karborundum, dan TiO.[14]
Alkoksida dari titanium(IV), dibuat dengan mereaksikan TiCl4 dengan alkohol, adalah senyawa tak
berwarna yang akan berubah menjadi dioksida ketika direaksikan dengan air. Dalam industri hal ini
berguna untuk mendapatkan padatan TiO2 via proses sol-gel. Titanium isopropoksida digunakan
dalam sintesis senyawa organik kiral melalui proses sharpless.
Titanium membentuk berbagai macam varietas sulfida, namun hanya TiS2 yang menarik perhatian.
Senyawa ini digunakan sebagai katoda dalam pengembangan baterai litium. Karena Ti(IV)
adalah"kation berat", sulfida titanium tidak stabil dan cenderung terhidrolisis dengan pelepasan
hidrogen sulfida.
1. Pengertian
Titanium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki symbol Ti dan
nomor atom 22 yang ditemukan pada tahun 1791 tetapi tidak diproduksi secara
komersial hingga tahun 1950-an. Titanium ditemukan di Inggris oleh William Gregor
dalam 1791 dan dinamai oleh Martin Heinrich Klaproth untuk Titan dari mitologi Yunani.
Titanium merupakan logam transisi yang ringan, kuat, tahan korosi termasuk tahan air
laut dan chlorine dengan warna putih-metalik-keperakan. Titanium digunakan dalam
alloy (terutama dengan besi dan alumunium) dan senyawa terbanyaknya, titanium
dioksida, digunakan dalam pigmen putih. Salah satu karakteristik titanium yang paling
terkenal yaitu bersifat sama kuat dengan baja tetapi beratnya hanya 60% dari berat
baja. Sifat titanium mirip dengan zirconium secara kimia maupun fisika. Titanium
dihargai lebih mahal daripada emas karena sifat-sifat logamnya.
Struktur Titanium
Titanium bersifat allotropy, yaitu memiliki dua struktur kristal yang berbeda pada
temperatur yang berbeda.
· Pada temperatur ruang, titanium murni memiliki struktur kristal hexagonal closed
packed (HCP). Struktur ini disebut fasa alpha, dan stabil sampai temperature 1620oF
(882oC) sebelum struktur kristalnya berubah.
· Pada temperatur yang lebih tinggi, struktur kristal berubah menjadi body centered
cubic (BCC). Struktur ini disebut fasa beta. Temperature transisi dari alpha menjadi beta
disebut beta transus. Fasa alpha beta dari 1620 F sampai titik leleh (3130 F).
Pada paduan titanium, unsur yang ditambahkan cenderung mengubah jumlah fasa yang
ada dan temperatur beta transus. Unsur-unsur yang menaikkan temperatur beta transus
dengan menstabilkan fasa alpha disebut alpha stabilizer, yaitu aluminium, oksigen,
nitrogen, dan karbon. Unsur-unsur yang menurunkan temperatur beta transus disebut
beta stabilizer. Beta stabilizer dibagi menjadi dua, yaitu unsur beta isomorphous
(kelarutan tinggi dalam titanium, termasuk molybdenum, vanadium, niobium, tantalum)
dan beta eutectoid (kelarutan terbatas, termasuk silicon, kobalt, besi, nikel, tembaga,
kromium).
2. Sifat-Sifat Titanium
Titanium murni merupakan logam putih yang sangat bercahaya. Ia memiliki berat jenis
rendah, kekuatan yang bagus, mudah dibentuk dan memiliki resistansi korosi yang baik.
Jika logam ini tidak mengandung oksigen, ia bersifat ductile. Titanium merupakan satu-
satunya logam yang terbakar dalam nitrogen dan udara. Titanium juga memiliki
resistansi terhadap asam sulfur dan asam hidroklorida yang larut, kebanyakan asam
organik lainnya, gas klor dan solusi klorida. Titanium murni diketahui dapat menjadi
radioaktif setelah dibombardir dengan deuterons. Radiasi yang dihasilkan adalah
positrons dan sinar gamma. Ketika sinar gamma ini direaksikan dengan oksigen, dan
ketika mencapai suhu 550 ° C (1022 ° F) , sinar tersebut bereaksi dengan klorin. Sinar ini
kemudian bereaksi dengan halogen yang lain dan menyerap hidrogen.
Logam ini dimorphic. Bentuk alfa heksagonal berubah menjadi bentuk beta kubus secara
perlahan-lahan pada suhu 8800C. Logam titanium tidak bereaksi dengan fisiologi tubuh
manusia (physiologically inert). Titanium oksida murni memiliki indeks refraksi yang
tinggi dengan dispersi optik yang lebih tinggi daripada berlian.
Tekanan Uap
Titanium akan bereaksi dengan air membentuk Titanium dioksida dan hydrogen.
Ti(s) + 2H2O(g) → TiO2(s) + 2H2(g)
Titanium terbakar di udara ketika dipanaskan menjadi 1200 ° C (2190 ° F) dan pada
oksigen murni ketika dipanaskan sampai 610 ° C (1130 ° F) atau lebih , membentuk
titanium dioksida. Sebagai hasilnya, logam tidak dapat dicairkan dalam udara terbuka
sebelum titik lelehnya tercapai, jadi mencair hanya mungkin terjadi pada suasana inert
atau dalam vakum. 2 ] Titanium juga merupakan salah satu dari sedikit elemen yang
terbakar di gas nitrogen murni (Ti terbakar pada 800 ° C atau 1.472 ° F dan membentuk
titanium nitrida). Titanium tahan untuk melarutkan asam sulfat dan asam klorida,
bersama dengan gas klor, larutan klorida, dan sebagian besar asam-asam organik.
Bilangan oksidasi 4
3. Sumber Titanium
Titanium ditemukan di meteorit dan telah dideteksi di dalam matahari serta pada
bintang tipe-M, yaitu jenis bintang dengan suhu terdingin dengan temperatur
permukaan sebesar 32000F atau 57900F. Bebatuan yang diambil oleh misi Apollo 17
menunjukkan keberadaan TiO2 sebanyak 12,1%. Titanium juga terdapat dalam
mineral rutile (TiO2), ilmenite (FeTiO3),dan sphene, dan terdapat dalam titanate dan
bijih besi. Dari mineral-mineral ini, hanya Rutile dan ilmenite memiliki kegunaan secara
ekonomi, walaupun sulit ditemukan dalam konsentrasi yang tinggi. Keberadaan
Titanium dengan bijih berupa ilmenit berada di bagian barat Australia, Kanada, Cina,
India, Selandia Baru, Norwegia, dan Ukraina. Rutile dalam jumlah banyak pun juga
ditambang di Amerika Utara dan Afrika Selatan dan membantu berkontribusi terhadap
produksi tahunan 90.000 ton logam dan 4,3 juta ton titanium dioksida . Jumlah
cadangan dari titanium diperkirakan melebihi 600 juta ton. Berikut adalah tabel
penjelasan mengenai sifat-sifat dari sumber-sumber titanium.
Kategori Mineral
Titanium juga terdapat di debu batubara, dalam tumbuhan dan dalam tubuh manusia.
Sampai pada tahun 1946, proses pembuatan logam Ti di laboratorium yang dilakukan
oleh Kroll menunjukkan cara memproduksi Titanium secara komersil dengan mereduksi
titanium tetraklorida dengan magnesium. Selanjutnya logam titanium dapat dimurnikan
dengan cara mendekomposisikan iodanya.
4. Proses Pembuatan
Proses Kroll
Oksida (rutile atau ilmenite) pertama kali dikonversi menjadi klorida melalui
karboklorinasi dengan mereaksikan rutile atau ilmenite tersebut pada suhu nyala merah
dengan menggunakan karbon (C) dan klorin (Cl2) sehingga dihasilkan TiCl4 (titanium
tetraklorida) yang kemudian berlanjut dengan proses distilasi fraksionasi untuk
membebaskannya dari kotoran seperti FeCl3. Senyawa titanium tetraklorida, kemudian
direduksi oleh lelehan magnesium bersuhu 800 °C dalam atmosfer argon. Ti yang
dihasilkan masih berbentuk massa yang berbusa dimana kelebihan Mg dan
MgCl2 kemudian dibuang melalui penguapan pada suhu 10000C. Busa tersebut
kemudian dilelehkan dalam loncatan listrik dan dicetak menjadi batangan Ti murni ;
harus digunakan atmosfer helium atau argon karena titanium mudah bereaksi dengan
N2 dan O2 jika dipanaskan.
Titanium paduan biasanya dibuat dengan proses reduksi. Sebagai contoh, cuprotitanium
(reduksi rutile dengan tambahan tembaga), ferrocarbon titanium (ilmenite direduksi
dengan coke dalam tanur listrik), dan manganotitanium (Rutile dengan mangan atau
mangan oksida) yang direduksi.
5. Keunggulan Titanium
Salah satu karakteristik Titanium yang paling terkenal adalah dia sama kuat
dengan baja tapi hanya 60% dari berat baja.
Kekuatan lelah (fatigue strength) yang lebih tinggi daripada paduan aluminium.
Tahan suhu tinggi. Ketika temperatur pemakaian melebihi 150 C maka dibutuhkan
titanium karena aluminium akan kehilangan kekuatannya secara nyata.
Tahan korosi. Ketahanan korosi titanium lebih tinggi daripada aluminium dan baja.
Dengan rasio berat-kekuatan yang lebih rendah daripada aluminium, maka komponen-
komponen yang terbuat dari titanium membutuhkan ruang yang lebih sedikit dibanding
aluminium.
6. Aplikasi Titanium
b. Digunakan dalam implant gigi (dengan jangka waktu lebih dari 30 tahun), karena
kemampuannya yang luar biasa untuk berpadu dengan tulang hidup ( osseointegrate ).
c. Digunakan untuk terapi kesehatan
Tahap awal dalam membuat gelang magnetik ini adalah membentuk bahan dasar
mentah titanium menjadi bagian bagian dari gelang magnetic. Proses ini cukup sulit,
baik dari proses pembetukan sampai kepada pemotongan bagian demi bagian, hal itulah
yang menyebabkan tidak banyak pabrik yang memproduksi berbahan titanium (
khususnya gelang magnetik).
Karena proses yang begitu rumit dan panjang membuat bahan titanium menjadi salah
satu bahan terbaik dan menjadi salah satu perhiasan yang dikombinasikan dengan
therapy kesehatan yang cukup bernilai. Laboratorium teknologi & industri Nigata Jepang
bahkan melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa titanium dapat meningkatkan
sirkulasi darah bagi pemakainya.
d. Karena ini bio-kompatibel (tidak beracun dan tidak ditolak oleh tubuh), titanium
digunakan dalam aplikasi medis termasuk alat-alat operasi.
cat
b. Digunakan pada industri kimia dan petrokimia sebagai bahan unutk alat
penukarpanas (heat exchanger)dan bejana bertekanan tinggi serta pipa-pipa tahan
korosi memakai bahan titanium.
c. Industri pulp dan kertas menggunakan titanium dalam peralatan proses yang
terkena media yang korosif seperti sodium hipoklorit atau gas klor basah). Aplikasi lain
termasuk pengelasan ultrasonic dan gelombang solder.
· Alloy Titanium digunakan dalam pesawat, plat perisai, kapal angkatan laut, peluru
berpandu. Dapat juga digunakan dalam perkakas dapur dan bingkai kaca (yang nilai
ekonomisnya tinggi).
· Karena daya tahannya yang baik terhadap air laut, Titanium digunakan sebagai
pemanas-pendingin akuarium air asin dan pisau juru selam.
· Di Rusia, Titanium menjadi bahan utama dalm pembuatan kapal angkatan perang
termasuk kapal selam seperti kelas Alfa, Mike dan juga Typhoon karena kekuatannya
terhadap air laut.
· Bahan utama batu permata buatan manusia yang secara relatif agak lembut.
· Titanium tetraklorida (TiCl4), cairan tidak berwarna yang digunakan untuk melapisi
kaca.
· Natrium Titranat
· Titanium Tetraklorida
· Titanium Oksida
Dapat digunakan untuk pembuatan batang las, email porselen, karet, kertas dan
tekstil.
· Titania
Dapat digunakan untuk perhiasan (batu titania)
· Bersentuhan dengan kulit. Basahi kulit secara menyeluruh dengan air. Dapatkan
bantuan medis bila iritasi berkembang atau berlanjut.
· Bersentuhan dengan mata. Segera bilas mata dengan air. Lepaskan lensa kontak,
dan teruskan membilas dengan air mengalir selama setidaknya 15 menit. Tahan kelopak
mata untuk memastikan seluruh bagianmata dan kelopak mata terbilas dengan air.
Segera minta bantuan medis.
· Tertelan. Bilas mulut secara sempurna. Jangan dimuntahkan tanpa petunjuk pusat
pengendali racun. Jangan sekali-kali memberikan apa pun lewat mulut kepada orang
yang tidak sadar. Bila bahan tertelan dalam jumlah besar, segera hubungi pusat
pengendali racun.