Anda di halaman 1dari 5

Kenyataan dari Rumah Gurita

Cukup banyak isu yang beredar mengenai Rumah Gurita. Namun keangkeran, isu
mengenai gereja dan tempat pemujaan setan yang paling sering dibicarakan orang.
Tidak sedikit pula orang yang memperingatkan ketika ada orang yang mengatakan
dirinya ingin ke sana hanya dengan alasan ‘penasaran’. Namun ketika orang yang
memperingatkan itu ditanya, banyak yang menjawab bahwa mereka mendapat kabar
tersebut dari teman, kerabat, atau internet, bahkan hanya sedikit dari mereka yang
pernah melihat Rumah Gurita secara langsung.

Ketakutan? Kegelisahan? Atau, hanya sebuah ketidakpastian informasi yang ada


mengenai Rumah Gurita tersebut?

Simpang siur mengenai ‘misteri’ Rumah Gurita memang menjadi pembicaraan


tersendiri oleh orang yang tinggal di Bandung. Namun warga sekitar rumah
tersebut telah memperlihatkan raut muka bosan dengan pertanyaan seperti, “Apa
benar rumah tersebut angker? ”. Beberapa orang di situ juga mengaku sering sekali
ditanyai pertanyaan seperti itu entah itu dari orang biasa atau dari orang-orang dengan
alasan ‘penasaran’ akan rumah tersebut.

Warga di sekitar situ memang tidak pernah melihat keanehan dari Rumah Gurita.
Warga melihat rumah itu sebagai rumah biasa dengan patung gurita di atapnya.
“Patung itu sebenarnya dipakai buat tandon air, di dalam kepalanya itu ada wadah
untuk menampung air,” ungkap Afnizar, selaku ketua RT di wilayah tersebut.

Memang benar bahwa patung yang ada di atas rumah tersebut adalah patung Gurita,
lengkap dengan kepalanya yang menggelembung dan tentakel-tentakelnya yang
seolah sedang memeluk atap rumah tersebut. Kesan horor mungkin ditampilkan oleh
dinding putih yang sudah sedikit mengelupas dan kekuning-kuningan.

Asal mula nama “Rumah Gurita” sendiri sepertinya bukan berasal dari si pemilik
rumah atau warga sekitar. Warga lebih mengenal bentuk patung yang ada di atas
rumah tersebut sebagai ‘cumi’, salah satu bukti bahwa warga tidak menamai rumah itu
dengan “Rumah Gurita”, kalau memberi nama mereka pasti memberi nama rumah
tersebut sebagai “Rumah Cumi”.

Ketika ditemui di rumahnya di daerah Sukagalih, Afnizar juga mengatakan bahwa


rumah tersebut juga pernah diliput oleh salah satu stasiun televisi. Selaku ketua RT di
wilayah tersebut, Afnizar juga menyatakan bahwa dirinya tidak pernah mendengar ada
keluhan ataupun laporan-laporan tentang keanehan dari rumah tersebut.

Selama Afnizar menjabat jadi ketua RT, memang banyak orang yang bertanya-tanya
mengenai rumah tersebut. Mulai dari mahasiswa yang penasaran dan ingin meneliti
sampai orang yang berasal dari luar kota. Dia juga mengatakan bahwa semuanya
memiliki pertanyaan yang tidak jauh berbeda, tidak jauh-jauh dari mencari kebenaran
dari isu yang tersebar mengenai rumah itu.
Sebuah pengalaman yang unik mungkin ketika dia didatangi seseorang yang ingin
beribadah di gereja di dekat situ. “Dulu pernah ada orang yang datang ke sini dan
ingin mendaftar untuk beribadah di gereja. Nah saya juga bingung, kenapa dia jauh-
jauh datang ke sini, memangnya tidak ada gereja lain?” kata Afnizar.

“Yang paling aneh, dia justru ingin mendaftar ke saya untuk ikut suatu jemaat. Nah
sayanya bingung, kenapa daftarnya ke sini? Kalau mau ikut kenapa pakai daftar?
Kalau beribadah ya ibadah saja, nggak usah daftar ‘kan?” lanjut Afnizar mengenai
ceritanya.

Dari penjelasan Afnizar, sepertinya orang yang datang kepadanya mendengar isu
bahwa Rumah Gurita adalah sebuah gereja, bukan rumah tinggal.

Afnizar juga mengatakan bahwa di dalamnya itu ada yang menempati. Meski pemilik
aslinya jarang di rumah, ada orang yang menempati rumah tersebut. Terlihat kosong
karena yang menempati rumah tersebut jarang keluar rumah. “Sudah terlalu tua,
kasihan karena naik turun tangga terus,” ucap Afnizar.

“Dulu sering ada yang iseng dengan membunyikan bel, tapi ketika dilihat orang yang
membunyikan bel tidak ada. Makanya sekarang dia tidak mau membukakan pintu
ketika ada orang yang berkunjung.” Sebuah pernyataan dari Afnizar yang mungkin
menjawab pertanyaan beberapa orang yang tidak pernah bertemu langsung dengan
penghuni rumah tersebut. (Yudha/Afriski)
Rumah ini memang tampak lebih unik dibanding rumah lain di sekitarnya, namun
tidak tampak mencurigakan. Warga pun tidak pernah mencurigai rumah itu digunakan
sebagai tempat perkumpulan sebuah sekte. Rumah ini diketahui telah dibangun sejak
1986, pemiliknya bernama Frans. Ia diketahui tidak tinggal di rumah tersebut, selama
ini ia menetap di Jakarta, tepatnya di kawasan Pondok Indah.

Menurut warga sekitar, mereka pernah mendengar rumah itu digunakan untuk ritual
tertentu. Bahkan ada kabar angin yang menyebutkan rumah itu merupakan tempat
setan. Siapapun yang masuk ke situ, tak bisa ke luar lagi. Penasaran?

Namun, isu yang beredar di kalangan warga dibantah Ketua RT setempat, Afriza. Dia
membantah rumah gurita tersebut menjadi tempat berkumpulnya anggota sekte seks
bebas. “Tidak ada, saya sudah tinggal di sini sejak 1983 dan tidak pernah ada sekte
seperti itu di sini,” katanya.

Afriza menjelaskan, dirinya tidak pernah melihat banyak orang datang berkumpul di
rumah gurita tersebut selama ini. Beberapa waktu lalu, ia bersama polisi dan
kelurahan setempat sudah masuk ke dalam rumah yang diisukan sebagai lokasi kegia-
tan sekte seks bebas itu. “Tidak ada yang janggal. Di atas itu tempat memasak dan
tempat air. Di dekat kolam renang, karena memang pemiliknya non-muslim, ada
patung Bunda Maria,” katanya.

Sementara, Afriza pun menuturkan tidak pernah ada kegiatan ibadah misa di dalam
rumah tersebut. Bila ibadah pribadi menurut Afriza memang ada, tapi kalau untuk
umum tidak pernah ada. Dan tidak ada yang mencurigakan apa yang ada di dalam
rumah tersebut.

Hingga kini, Kepolisian Daerah Jawa Barat belum menemukan indikasi keberadaan
sekte seks bebas di kota Bandung seperti yang disebutkan oleh Gilang, warga yang
mengaku sebagai pengikut sekte seks bebas. “Kami sudah cek beberapa tempat yang
dia (Gilang) sebutkan menjadi lokasi pesta sekte, yaitu di wisma dan hotel tertentu.
Tapi hasilnya nihil,” kata Kapolda Jawa Barat, Inspektur Jenderal Polisi Tubagus Anis
Angkawijaya.

Menurutnya, polisi pun telah mendatangi hotel di Lembang yang disebut sebagai
tempat menginap anggota sekte itu. Tapi lagi-lagi menurut daftar tamu hotel, tidak ada
nama-nama orang seperti yang disebut Gilang menginap di sana. Hasil pemeriksaan di
beberapa tempat lain juga sama.

Maka, berdasarkan hasil penyelidikan sementara, belum ditemukan ada sekte seks
bebas di kota Bandung. Saat ini Polrestabes Bandung masih terus menginterogasi
Gilang. Ia pun akan diperiksa kejiwaannya dalam waktu dekat. Kepolisian menduga
Gilang stres dan agak tak waras.

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan juga angkat bicara mengenai beredarnya
surat perintah palsu itu. Aher meminta polisi segera mengusut kasus ini hingga selesai.
Menurut Aher, berdasarkan keterangan Kepala Perpusda, M Anwar, surat yang
tersebar mengenai perintah mengejutkan itu adalah surat palsu. “Kita antisipasi supaya
tidak terjadi hal-hal seperti itu. Pihak keamanan harus segera mengusut karena bagai-
manapun itu mencoreng citra pemerintahan di Kota Bandung,” katanya.

Perkataan yang sama juga disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa
Barat, Hafidz Utsman. Menurutnya, masyarakat jangan mudah percaya dengan masa-
lah yang belum tentu benar atau masih isu. “Saya percaya umat muslim di Jawa Barat,
khususnya Bandung tidak ada yang terganggu dengan isu-isu itu,” katanya.

Meski belum ada koordinasi dengan MUI terkait masalah ini, Hafidz berharap pejabat
terkait di Bandung segera mencari solusi terkait masalah ini. Dan dia juga meminta
kepada polisi untuk mencari siapa pelaku penyebaran isu tersebut. “Belum ada
koordinasi apa-apa. Polisi harusnya mencari siapa yang menyebarkan isu dan tidak
menceritakan isu itu. Jadi jangan disampaikan isu itu kalau masih dicari,” katanya.

Ditambahkan Hafidz, masyarakat saat ini sudah tidak aneh lagi mengenai isu itu.
Menurutnya, isu yang beredar kali ini sudah tidak menarik perhatian masyarakat. “Da-
lam artian masyarakat sudah bosan. Saya percaya tidak ada yang terganggu dengan
isu-isu. Jadi jangan sampai jadi juru bicara isu,” katanya. (h/vvn)

Anda mungkin juga menyukai