“ sebelum gw, minto dan arda menempati rumah ini, di rumah ini sudah banyak kejadian ane, mas dikin yang tau banyak ?” terlihat indra serius menjelaskan detil tentang kejadian kejadian aneh yang terjadi dirumah ini, seperti barang yang terlempar atau berpindah sendiri, suara2 rintihan, penampakan2 yang selalu meniru orang yang menempati rumah ini, hingga seorang wanita yang berjalan dengan rantai di kakinya dan bentuk leher kepala yang patah “ sinting, zaman semodern ini masih mempercayai hal seperti itu ” ucap gw sambil mengambil sebatang rokok dan mulai menghisapnya “ lantas apa yang terjadi dengan arda ?” tanya gw dengan penuh selidik, tampak ada rasa tidak nyaman pada diri minto mendengar pertanyaan gw “ arda meninggal bro ” jawab indra yang kini ikut merokok untuk mengurangi rasa tegangnya “ meninggal kenapa, sakit?” kembali gw bertanya dengan rasa terkejut mendengar orang yang gw gantikan posisinya ternyata sudah meninggal “ sudah 2 bulan yang lalu za, pernah ada orang semarang yang mencoba gantiin posisinya dan tinggal di mess ini ” “ terus? “ semua ucapan ucapan indra ibarat magnet yang menarik semua rasa penasaran gw “ Cuma bertahan seminggu za “ jawab minto “ hehhh kalian belum menjawab pertanyaan gw, apakah dia sakit ?” terlihat indra merubah posisi duduknya, yang semula menghadap dapur dan kamar gw sekarang berposisi membelakanginya “ bunuh diri za…” mendadak ada hembusan angin dingin yang berhembus menerpa kami, entah angin yang berasal darimana, ventilasi di dinding bagian atas dan pintu ruang depan yang tertutup jelas hal yang tidak mungkin untuk menimbulkan angin berhembus seperti ini, tapi kembali lagi gw mengambil kesimpulan positif dari kejadian ini, ada banyak hal yang masih belum bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan dan itu tidak bisa dikatakan ghaib “ apaa!! Kalian enggak bercanda kan “ “ enggak za, dia bunuh diri disini, tepatnya dikamar yang lu tempati sekarang ” Entah apa yang ada dibenak gw sekarang, rasa takut, atau rasa penasaran atas kematian arda, dan yang pasti selama gw tidur dikamar itu gw tidak mengalami peristiwa2 aneh “ dengan cara apa to ?” “ dia bunuh diri memotong nadi tangannya za, baru diketahui satu hari kemudian, itu juga karena mas dikin curiga, pintu terkunci, tapi lampu kamar nyala terus ” “ terus hubungannya dengan hesti ?” “ itu dia za, sebelumnya arda itu type cowok yang agak cuek sama yang namanya wanita “ “ semenjak mengenal hesti, sifatnya seperti berubah, hal yang hesti inginkan pasti dikabulkan “ “ bahkan hesti jadi sering nginep disini za, mereka berhubungan intim layaknya suami istri, hingga akhirnya suatu saat arda tidak bisa mengabulkan sebuah keinginan hesti ” ucap indra yang kini sudah berganti dengan rokok batangan keduanya “ hesti marah besar, dia memaki2 arda didepan kami semua, sempat arda timbul kesadarannya dan balas memaki hesti hingga berujar akan membunuhnya bila hesti memutuskannya ” “ terus “ ucap gw tambah penasaran “ hesti balas menjawab, kalau arda yang akan mati dengan penuh siksaan seperti orang gila “ jawab indra Singkat kata setelah kejadian itu arda bertingkah seperti orang gila, dikantor kerjanya hanya melamun dan tertidur, yang lebih parah dia seperti berbicara melantur dengan mahluk2 dirumah ini, yang menurut indra dan minto adalah mahluk tidak kasat mata, hingga akhirnya arda ditemukan sudah tidak bernyawa, dengan lebam biru di punggungnya dan warna hitam di kelopak matanya, dan penyebab yang pasti karena nadinya yang terputus oleh sebilah cutter