Anda di halaman 1dari 3

Dendam mu, sungguh melampaui batas

karya Ginandika Risyad Rayhan

XI IPS 3

pada tahun 2022, hiduplah seorang anak perempuan berumur 10 tahun yang bernama Zenadya.
Ia ditinggal oleh ayahnya yang entah pergi kemana saat masih dalam kandungan ibunya. Di
sekolah, ia adalah anak yang ceria, baik nan murah senyum. Setelah beberapa tahun kemudian,
ia menginjak usia 17 tahun dan duduk di bangku SMA.

Suatu hari, Zenadya pergi berangkat ke sekolah dan belajar seperti biasanya. Bel pulang pun
berbunyi, Zenadya pulang sekolah dengan berjalan kaki. Saat berada di dekat rumahnya, tiba-
tiba banyak orang berkerumun dan sebuah mobil poisi terparkir di dekat rumahnya. "Aduh apa
nih rame - rame deket rumahku, ada mobil polisi lagi, perasaanku jadi gak enak deh" ujar
Zenadya.Dan benar, seorang wanita tergeletak bersimbah darah dengan tubuh yang sudah
terpotong potong. Tidak lain, wanita tersebut ialah ibu Zenadya yang bernama Makima. Disitu,
Zenadya menangis dan menjerit jerit tanpa henti. Ia tidak ikhlas ibunya meninggal dengan cara
yang sangat mengenaskan. Beberapa menit kemudian, Zenadya pun pingsan karena shock
berat. Menurut hasil penyelidikan polisi, ciri-ciri pelaku memakai jaket kulit dan memakai topeng
rubah serta disana juga ditemukan sebuah manik - manik kalung berwarna merah berserakan
dilantai, diduga barang tersebut milik pelaku. keesokan harinya, setelah situasinya cukup
tenang, Zenadya pergi ke sekolah. Namun, wajah ceria dan sikap senyumnya telah hilang. Kini,
ia bersikap sangat dingin dengan mata penuh kebencian. Dan tidak tau mengapa, teman-teman
Zenadya pun mulai menjauhinya " eh, eh, itu kan Zenadya. ayo ah cabut, aura nya sekarang jadi
beda" " eh, ayo..ayo.. takut gue" ujar teman-temannya. Setelah mengetahui hal tersebut,
Zenadya pun sangat sedih karena ia dikucilkan. Tanpa berpikir panjang, keesokan harinya,
Zenadya memutuskan untuk keluar dari sekolah. Ia ingin fokus melatih fisiknya dan mencari -
cari informasi tentang pelaku pembunuhan ibunya. " Ah, mending keluar sekolah aja. di sekolah
juga ngapain gak jelas banget, mending gw fokus nyari informasi pelaku yang ngebunuh ibu gw,
sekalian ngelatih fisik gw biar bisa balas dendam ke si keparat itu! " ujar Zenadya.

beberapa minggu kemudian, Zenadya bekerja di sebuah tempat makan. setelah selesai bekerja,
ia selalu latihan melatih fisik dan mencari-cari informasi terus menerus sampai kelelahan. Suatu
hari, seorang direktur perusahaan bernama Harry datang ke tempat makan tersebut.
Ketika sedang makan, ia bertanya kepada kasir " mbak, yang bikin masakan disini siapa?
mbak?" ujar pak Harry. " bukan pak, tapi Zenadya yang buat. mau saya panggilkan? jawab mbak
kasir. " oh boleh mbak" jawab pak Harry. Pak Harry berniat untuk menjadikan Zenadya seorang
asisten rumah tangga, karena masakannya sangat enak dan cocok di lidah pak Harry. setelah
berbincang dengan Zenadya, Akhirnya ia setuju bekerja di rumah pak Harry. Selang beberapa
bulan kemudian, Zenadya diberi kepercayaan lebih oleh pak Harry karena kerjanya sangat
memuaskan. Ia bebas keluar masuk seluruh ruangan yang ada didalam rumahnya.dan tidak tau
mengapa, seperti ada rasa, sinyal atau ikatan diantara mereka berdua. " duh kenapa yaa, gw
tenang banget ketika deket sama pak Harry" ujar Zenadya, begitu juga dengan pak Harry.

Suatu hari, ketika ia sedang membersihkan ruang kerja pak Harry, ia tidak sengaja melihat
sebuah foto keluarga yang sudah agak kusam. di foto tersebut ada sepasang kekasih. ketika
diteliti lebih lanjut, wanita tersebut mirip dengan ibunya. Ketika ditanyakan kepada pak Harry,
ternyata wanita tersebut adalah istrinya yang bernama Makima yang tidak lain adalah ibunya
Zenadya. Ia terkejut dan tidak menyangka bahwa pak Harry adalah ayahnya dan ia langsung
memeluk ayahnya "a..a.. ayah.. aku putrimu ayah.. aku putri dari Makima. ayah kemana aja
selama ini? ibu sudah meninggal yah.." ujar Zenadya. " astaga.. anakku, maafkan ayah udah
ninggalin kamu. iya nak ayah tau, Makima sudah meninggal..ayah sangat sedih.. sekarang, ayah
janji tidak akan ninggalin kamu" jawab pak Harry. "janji ya yah.." ucap Zenadya "iya.. ayah janji".
mereka pun hidup bahagia. Namun, kehidupan yang bahagia itu pun lenyap karena suatu
peristiwa. Di pagi hari yang mendung dengan suara rintik - rintik hujan, "duh.. bosen banget gue,
apa baca buki aja yaa.." Zenadya pun pergi ke ruang kerjw ayahnya yang penuh dengan buku-
buku. saat mengambil sebuah buku yang cukup menarik, tiba-tiba.. ngeekkk.. lemari buku
tersebut terbuka seperti sebuah pintu. " Oh my god! apa ini!? sebuah ruangan rahasia?? apa gue
masuk aja kali ya? penasaran banget gue" ucap Zenadya, ia pun memutuskan untuk masuk
kedalam ruangan tersebut. Di ruangan tersebut, Zenadya sangat terkejut. Di dalamnya terdapat
banyak sekali sebuah senjata dan terdapat sebuah bendera bertuliskan "Black Stone". Black
stone adalah sebuah organisasi berbahaya yang ada di negara tersebut. Tempat
persembunyian black stone diduga berada di jalan Harrington no 51. Ketika Zenadya melihat -
lihat barang - barang disana, mata Zenadya tertuju kepada sebuah foto. Dan yang lebih
mengejutkan, di foto tersebut seorang laki-laki memakai jaket kulit dengan kalung berwarna
merah dan sedang memegang topeng rubah. Tidak lain, orang tersebut adalah ayahya. Tanpa
berpikir panjang, Zenadya langsung membawa foto tersebut kehadapan sang ayah sambil
membawa sebuah pisau. brakkk... ia melempar fotonya le hadapan sang ayah dan langsung
berucap " Ini siapa yah!? ayah anggota Black stone !? berati.. ayah yang membunuh ibu!? " "
e..enggak kok nak.. itu bukan a..ayy" sett.. tiba - tiba, Zenadya mengayunkan pisau tersebut dan
mengenai lengan sang ayah. " diam kau keparat! bisa - bisanya kau membunuh istrimu sendiri!"
ucap Zenadya dengan penuh rasa dendam dan kebencian.
Di ruangan tersebut pun terjadi sebuah pertempuran yang sangat menegangkan, mereka saling
baku hantam, saling pukul memukul, dan sang ayah langsung mengeluarkan sebuah pisau di
dalam saku nya dan langsung saling tusuk menusuk. Ketika sang ayah sudah hampir sekarat, "
ayah, membunuh ibumu ada alasannya nak.. ibumu punya rahasia penting milik organisasi nak..
dan ia ingin melaporkannya ke kepolisian.. ayah sangat takut nak.. bila organisasi ini hancur,
maka perusahaan ayah juga hancur" ucap sang ayah dengan tubuh yang sudah melemah. " jadi,
ayah lebih memilih mementingkan perusahaan dan organisasi hah!?" ucap Zenadya. " e..e ngg"
settt... tiba - tiba, Zenadya langsung menebas leher sang ayah sampai terpisah dengan
tubuhnya. Tidak hanya itu, Zenadya juga memotong - motong tubuhnya seperti apa yang
dilakukan ayahnya kepada ibunya. dan yang lebih parah, Zenadya juga menyayat - nyayat
tubuhnya hingga ususnya keluar dan juga menendang - nendang kepala sang ayah. Setelah itu,
Zenadya langsung pergi ke rumahnya dengan rasa puas karena telah berhasil membunuh
pelaku kejahatan yang membunuh ibunya yang tidak lain adalah ayahnya sendiri. Tidak lama
kemudian, polisi pun datang ke tempat kejadian perkara. Keesokan harinya, ayahnya
dimakamkan di sebuah tempat pemakaman umum. dan yang lebih mengejutkan, Zenadya juga
ikut menghadiri pemakaman sang ayah. setelah pemakaman sang ayah selesai, ia langsung
pergi ke sebuah tempat di jalan Harrington no 51 karena ada rapat penting.

Anda mungkin juga menyukai