Anda di halaman 1dari 4

BOM GEREJA KEPUNTON SAAT IBADAH

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bom di Gereja Betel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Tegalharjo,
Jebres, Solo menewaskan satu orang pelaku dan 10 orang luka-luka. Bom terjadi pukul 11.00 WIB
saat jemaat meninggalkan gereja seusai menjalankan ibadah kebaktian minggu.
Kronologi bom Gereja Kepunton Solo:
* Minggu pagi jam 07.00-9.00 dilakukan Kebaktian Minggu pagi. Ibadah berjalan normal dan
tak terjadi gangguan apapun.
* Ibadah Minggu pagi kedua dimulai pukul 09.00-11.00 WIB. Kebaktian berjalan normal.
* Sebelum kebaktian kedua, terlihat orang mencurigakan mondar-mandir dekat pintu gereja. Orang
mencurigakan juga ikut masuk ke dalam gereja.
* Ketika jemaat meninggalkan gereja, tiba-tiba terdengar ledakan keras di tengah Jemaat,persisnya
di pintu keluar gereja
SEORANG AYAH YANG TEGA MEMBUNUH PUTRINYA SENDIRI

Tragis! Seorang ayah di Israel tega menikam putrinya sendiri hingga tewas. Penyebabnya, si ayah murka karena
putrinya bersikeras berpacaran dengan seorang pria yang berbeda agama.

Dituturkan jaksa setempat, seperti dilansir CNN, Rabu (19/7/2017), pria Israel penganut Kristen bernama Sami
Karra (58) ini didakwa membunuh anak perempuannya, Henriette Karra, yang masih berusia 17 tahun dan baru
saja lulus sekolah menengah.
Praktik pembunuhan keji ini terjadi di rumah Karra yang ada di kota Ramle, Israel pada 13 Juni lalu. Surat
dakwaan yang menjerat Karra menyebutkan pemicu pembunuhan ini adalah karena Henriette berpacaran dengan
pemuda muslim. Hubungan asmara itu tidak direstui oleh keluarga Henriette.
Kasus ini berawal akhir Mei lalu, saat Henriette kabur dari rumah setelah diancam dan diperlakukan kasar oleh
keluarganya, yang memintanya mengakhiri hubungan dengan pacarnya. Khawatir akan keselamatannya, gadis
tersebut bersembunyi dari keluarganya, dengan berpindah-pindah tempat tinggal, termasuk tinggal di rumah
ibunda pacarnya. Saat itu, pacar Henriette mendekam di penjara karena tindak pidana yang tidak disebutkan.
Beberapa kali keluarga membujuk Henriette untuk pulang, tapi remaja itu selalu menolak. Bahkan dengan
melibatkan polisi dan pekerja sosial setempat, Henriette tetap enggan pulang ke rumah. Saat Henriette menginap
di rumah salah satu temannya, ayahnya datang dan kembali melontarkan ancaman bahkan menamparnya.
.

"Sama seperti saya pernah mendekam di penjara, saya siap untuk kembali mendekam di
penjara seumur hidup saya, saya tidak peduli," teriak ayah Henriette kepadanya saat itu. Ayah
Henriette diketahui memiliki catatan kriminal panjang, dengan terakhir kali diadili pada tahun
2004 atas berbagai tindak pidana termasuk intimidasi, pelanggaran properti dan kepemilikan
narkoba.
Pada 11 Juni, malam hari, Henriette berinisiatif pulang ke rumah dan sempat menghadiri
upacara kelulusan sekolah menengah keesokan harinya pada 12 Juni. Pada 13 Juni, hari
pembunuhan, Henriette mengirimkan uang 400 shekel (Rp 1,4 juta) untuk pacarnya yang
dipenjara. Saat pulang ke rumah, Henriette memberitahu keluarganya bahwa pacarnya akan
bebas pada akhir pekan dan dia berniat menjadi seorang mualaf.
Ayah Henriette kemudian diberitahu soal niat putrinya itu. Surat dakwaan menyebut, begitu
mendengar kabar itu, ayah Henriette langsung pulang ke rumah, mengambil pisau dan
menikam putrinya sebanyak tiga kali. Henriette ditemukan tewas di dapur dengan luka
tusukan di leher. Sang ayah ditangkap polisi keesokan harinya.
"Warga Kristen, Yahudi dan Muslim semuanya terkejut. Dia (Henriette-red) adalah sosok yang
mencintai hidup. Dia memiliki karakter yang baik dan punya banyak teman. Dia ingin
melakukan banyak hal. Dia baru saja mengikuti upcara kelulusan dan dibunuh keesokan
harinya," tutur mantan teman sekelas Henriette kepada Jerusalem Post.
Usai Warga Patroli, Bandit Todong 2 Wanita Penghuni Rumah di Matraman

• JAKARTA (Pos Kota) – Dua gadis menjadi korban penyekapan perampok bersenjata api yang beraksi di rumah di
Komplek Kehakiman, Utan Kayu Utara, Matraman, Jakarta Timur, Sabtu (1/7/2017).
• Nina dan Suci yang hanya bisa pasrah lantaran pistol yang ditodongkan ke kepala mereka. Nina mengatakan masuk
melalui pintu depan dengan cara memanjat pagar. “Mereka mengira, rumah ini kosong ditinggal mudik, padahal kita
ada di dalam,” tuturnya.
• Menurutnya, saat pelaku masuk, ia tak bisa berbuat banyak. Pasalnya, ia yang baru bangun tidur langsung disandera
dengan cara ditodongkan pistol ke arah kepala sampai perampokan selesai. “Lalu mereka kabur dan membawa
barang barang perhiasan, HP dan laptop,” katanya.
• Dahlan (35), warga, mengatakan perampokan tersebut terjadi sekitar pukul 08.30. Saat itu, perumahan tengah sepi
lantaran sebagian penghuniya mudik. “Karena perumahan sepi, pelaku mengira rumah yang dimasukinya ditinggal
mudik,” ujarnya.
• Ia menduga perampokan dilakukan tak lama setelah warga patroli perumahan. “Sejam sebelumnya ada patroli,
nggak tahunya kami dapet kabar ada rampok. Ya sudah saya dan beberapa warga langsung datang,” ujarnya.
• Ia menduga kawanan itu bukan sekali ini beraksi. Soalnya, mereka begitu hafal peta lokasi eprumahan bahka waktu
patroli warga. “Kayaknya mereka memang spesialis rampok rumah kosong. Soalnya kalau dilihat dari cara merusak
pagar sama rute waktu melarikan diri sangat rapi. Mereka juga bisa paham waktu sepi penjagaan,” katanya.
• Perampokan baru diketahui ketika dua penghuni rumah meminta tolong ke warga karena rumahnya disatroni
penjahat. Keduanya mengaku ditodong pistol pelaku yang masuk melalui pintu depan. “Kalau mereka nggak teriak
minta tolong, kita semua nggak tahu kalau rumah itu dimasuki maling,” tutur Dahlan.
• Kasus ini ditangani Polsek Matraman. Petugas hingga kini masih menggali informasi dari beberapa saksi dan korban
untuk mengetahui ciri-ciri pelaku. (ifand/yp)

Anda mungkin juga menyukai