Anda di halaman 1dari 5

Salah Sasaran, Warga Lumajang Ini Keliru Bunuh Orang

Lumajang - Seorang warga Lumajang berniat membunuh orang yang diincarnya. Namun ia
salah sasaran. Ia membunuh orang yang salah.

Pelaku adalah Hori, warga Desa Jenggrong Kecamatan Ranuyoso Lumajang. Pria 43 tahun itu
awalnya ingin membunuh Hartono (40), warga Desa Sombo, Kecamatan Gucialit, Lumajang.

Namun ia salah sasaran. Pria yang dibunuhnya ternyata bukanlah incarannya. Hori
membunuh Muhammad Toha (34), warga Desa Sombo, Kecamatan Gucialit, Lumajang.

Pelaku salah sasaran," ujar Kasat Reskrim Polres Lumajang AKP Hasran, Rabu (12/6/2019).

Hasran mengatakan Hori yang berniat menghabisi Hartono mendatangi rumah Hartono di
Desa Sombo sambil membawa celurit. Di tengah jalan, Hori melihat sosok yang mirip
Hartono.

Tanpa berpikir, Hori langsung membacokkan celuritnya ke orang tersebut. Tetapi Hori kaget
karena setelah membacok, ia baru sadar ia telah membunuh orang yang salah. Yang
dibacoknya ternyata bukan Hartono, tetapi orang lain yang belakangan diketahui bernama
Muhammad Toha.

"Pelaku diancam hukuman penjara selama 20 tahun sesuai dengan pasal 340 KUHP tentang
pembunuhan berencana" tandas Hasran.
Mata Guru Luka Parah Kena Ketapel Orangtua yang Tak
Terima Anaknya Ditegur Merokok

BENGKULU - Seorang guru olahraga di SMA Negeri 7, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu,


harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit karena luka di salah satu bola
matanya. Korban mengalami luka serius setelah dianiaya oleh salah satu orangtua
murid dengan cara diketapel.

Zaharman (58) mengalami penganiayaan usai orangtua muridnya tak terima lantaran korban
memergoki anak pelaku sedang merokok di lingkungan sekolah. Korban lantas menegur
anak pelaku dan menghukumnya dengan cara ditendang. Namun sang anak tidak terima dan
melaporkan kejadian tersebut ke orangtuanya.

Tak lama kemudian pelaku datang ke sekolah mencari korban dengan membawa senjata
tajam dan katapel. Saat itulah terjadi tindak penganiayaan terhadap korban

Kapolres Rejang Lebong, AKBP Juda Trisno Tampubolon membenarkan kejadian tersebut.
Pihaknya telah menerima laporan dan langsung merespons dengan melakukan upaya
penangkapan.

“Namun pelaku Arpanjaya (45) warga Desa Simpang Beliti, Kecamatan Binduriang, telah
kabur,” ucapnya, Kamis (3/8/2023).

Polres Rejang Lebong melalui Satreskrim dan Polsek Padang Ulak Tanding telah melakukan
mediasi dan meminta pihak keluarga untuk memberitahukan keberadaan pelaku. Hingga kini
polisi masih melakukan upaya pengejaran terhadap pelaku.
Bercanda Olesi Garam di Mulut Teman Berujung Maut, Polisi Tahan
Siswa SMK

Ngada, NTT- Kematian Natalis Molo Gare menyisakan duka mendalam bagi keluarga besar
dan tempat dia bersekolah yakni SMK Negeri Bangun Mandiri, Libunio, Kecamatan Soa,
Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT). Keluarga maupun lingkungan sekolah sangat
terpukul sebab siswa 16 tahun itu meregang nyawa hanya karena bercanda  yang ia lakukan
terhadap sahabatnya, Yanuarius Keo Modo, yang kemudian dijadikan tersangka.

Seperti diberitakan, Natalis dipukul pada bagian tengkuk kepalanya oleh Yanuarius sampai
korban tak sadarkan diri hingga akhirnya dinyatakan meninggal saat dalam perjalan menuju
Puskesmas Waepana.

Peristiwa nahas itu bermula dari bercanda yang dilakukan korban terhadap pelaku  yang saat
itu tiba-tiba terbangun dan murka karena mulutnya diolesi garam oleh korban.

Kelakar yang berujung petaka itu terjadi di dalam asarama siswa tempat praktik kandang
ayam SMKN Bangun Mandiri, Minggu pagi (10/10) sekitar pukul 06.30 WITA.

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Ngada Iptu I Ketut Rai Artika
mengatakan, kejadian tewasnya Natalis itu berawal dari kedatangan korban ke kamar tidur
para pelajar yang masih menjalani masa praktik di kandang ayam.

Mendapati rekan-rekannya masih tidur, korban pun kemudian membangunkan mereka


termasuk Yanuarius.

"Tapi cara membangunkannya itu yang membuat pelaku terkejut dan merasakan asin pada
mulutnya setelah diolesi garam oleh korban. Pelaku yang lagi tidur pulas terbangun dan
langsung meninju bagian belakang kepala korban berulang kali," kata Iptu I Ketut Rai melalui
WhatsApp, Rabu (13/10).

Sementara itu, pelaku Yanuarius Keo Modo (17) sudah ditetapkan sebagai tersangka dan
ditahan.

"Pelaku kita sudah tahan di sel Polres Ngada," ujarnya.

Pelaku Yanuarius, terang Kasat Reskrim Ngada, dijerat dengan Pasal 76C Jo Pasal 80 Ayat (3)
UU RI No 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas UU RI No 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak sebagaimana telah diubah dengan Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti UU RI No 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas UU RI No 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak.

"Ancaman hukuman 15 tahun dan denda Rp3 miliar," imbuhnya.

Karena penganiayaan tersebut memakai tangan, hasil visum menjadi alat bukti serta
keterangan saksi. Polisi juga sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (tkp).

"Saksi mata menjelaskan bahwa pada saat itu korban memasukkan garam ke mulut pelaku
yang pada saat itu tidur. Kemudian saksi melihat pelaku terkejut dan terbangun dan pada
saat itu juga posisi korban duduk di samping pelaku," kata Kasat Reskrim.

Melihat korban tertawa, pelaku langsung memukulinya.

"Dan korban pun tertawa saat melihat pelaku terkejut,  kemudian pelaku pun langsung
memukul korban dengan menggunakan kepalan tangan mengenai kepala bagian belakang
korban memukul secara berulangkali dan saksi pun melihat korban terkapar di atas tempat
tidur," tutur Iptu I Ketut Rai mengulangi keterangan seorang saksi.

Setelah menerima laporan kejadian  tersebut pihak kepolisian langsung melakukan tindakan
yakni mendatangi TKP dan mengamankan pelaku. (Jo Kenaru/act)
Sakit hati lamaran ditolak, Pemuda ini nekat habisi nyawa
kekasihnya

Diduga karena sakit hati lamarannya ditolak, akhirnya Suryanto menarik paksa korban dan
masuk ke dalam salah satu kamar di rumahnya. Tak berapa lama, terdengar suara teriakan
korban.

Karena merasa cemas, Nuryatmi dan Fatimah akhirnya mendobrak pintu kamar tersebut.
Betapa kagetnya mereka melihat korban sudah tersungkur di lantai dengan bersimbah
darah.

Tak lama kemudian, tersangka langsung menjatuhkan pisau di tangannya dan lari dari
rumahnya. Nuryatmi dan Fatimah pun berusaha meminta bantuan tetangga untuk
menolong korban.

Korban lalu di bawa ke Rumah Sakit Myria Palembang. Sayang, nyawanya tak tertolong.
Karena banyaknya darah yang mengucur dan luka tusukan yang cukup dalam.

Menurut penuturan Fatimah, sebelum SO berteriak kesakitan, mereka mendengar ada suara
ribut seperti cekcok mulut antara tersangka dan korban.

“Kami melihat tersangka menendang tubuh SO yang sudah berlumuran darah. Dia masih
berdiri di samping SO sambil pegang pisau, lalu langsung lari keluar kamar,” ucap dia.
Keluarga korban akhirnya melaporkan kejadian ini ke Polsek Sukarame, Palembang. Tak
berselang lama, tersangka sudah bisa ditangkap petugas kepolisian.Ternyata Suryanto
pernah berbuat nekat sebelum melakukan pembunuhan sadis ini. Tersangka pernah
menemui ibu korban sambil membawa senjata tajam. Diduga, perselisihan antara ibu korban
dan tersangka sudah terjadi sejak lama, karena terkendala restu.

Anda mungkin juga menyukai