Anda di halaman 1dari 7

Aksi Demo Berujung Maut di Palopo,

11 Mahasiswa Jadi Tersangka

Denpasar - Satu orang satpam Kejaksaan Negeri (Kejari) Palopo tewas tertimpa pagar saat mengawal
aksi demo mahasiswa. Polisi menetapkan 11 orang mahasiswa menjadi tersangka atas kasus demo
anarkis tersebut. Dua mahasiswa di antaranya masih buron.

Dikutip dari detikSulsel, sembilan tersangka yang sudah ditangkap diketahui berinisial BC, IY, IP, A, S,
AD, YP, R dan W. Sedangkan dua tersangka yang masih buron adalah AD dan KI.

"Barang bukti yang kami sudah amankan, dua buah pengeras suara, satu botol berisikan pertamax,
ada dua mic, satu buah ban mobil," jelasnya.

Para tersangka saat ini dijerat Pasal 170 KUHP hingga terancam 4 hingga 12 tahun penjara."Kita
terapkan pasal 170 ayat 3 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara, kekerasan
yang dilakukan secara bersama-sama akibat meninggalnya orang," terangnya, Sabtu (23/7/2022).

"Kemudian pasal 358, 359 KUHP dengan ancaman hukuman 4 sampai 5 tahun penjara untuk ke
sembilan tersangka kami sudah melakukan penanganan," imbuhnya.

Kronologi
Aksi demo anarkis tersebut terjadi di depan Kantor Kejari Palopo, Kamis (21/7). Mahasiswa awalnya
berusaha masuk ke dalam kantor Kejari.

Dua orang satpam kemudian menghalau massa sehingga terjadi aksi saling dorong. Peristiwa itu
menyebabkan pagar Kejari Palopo roboh dan menimpa kedua satpam tersebut. Satu satpam
dikabarkan meninggal dunia.
"Titik itu mulai dari kampus-kampus yang ada di Kota Palopo kemudian beberapa tempat termasuk
juga sekret yang tentunya akan kita amankan," ujar Kapolres Palopo AKBP Muhammad Yusuf Usman.

Warga Palopo Geruduk Kampus


Warga di Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel) menggeruduk kampus Universitas Andi Djemma
(Unanda). Para warga marah karena unjuk rasa mahasiswa yang anarkis di depan Kantor Kejari
Palopo membuat seorang satpam meninggal dunia.

Warga menggeruduk kampus Unanda di Jalan Tandipau, wilayah Wara Barat pada Jumat (22/7)
karena mereka menganggap para mahasiswa yang melakukan unjuk rasa anarkis itu berasal dari
Unanda. Warga yang marah kemudian melakukan pelemparan ke arah kampus.

Tampak spanduk informasi penerimaan mahasiswa yang dipajang di depan kampus dirobek warga.
Beruntung aksi ini bisa diredam sejumlah aparat dari Polsek Wara Utara yang segera datang ke
lokasi.

Kita minta tidak ada yang terprovokasi apalagi sampai melakukan tindakan melawan hukum," ujar
Kapolres Palopo AKBP Muhammad Yusuf Usman yang meminta warga untuk tidak terprovokasi.

"Kita juga imbau agar tidak melakukan tindakan yang merugikan. dan kita sudah lakukan
pengamanan dan pemantauan melalui giat patroli rutin," imbuh.
Motif Ayah Bunuh Anak di Cimahi

Motif seorang ayah berinisial A (37) yang menganiaya anaknya hingga tewas di Jalan Pesantren, RT
07/07, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, adalah korban dituding mengambil
uang Rp450 ribu tanpa izin.

Berdasarkan pengakuan kepada pihak kepolisian, A yang telah ditetapkan sebagai tersangka marah
dan emosi karena uangnya sebesar Rp450 ribu diambil oleh anaknya yang baru berusia tanpa izin
untuk jajan dan dibagikan ke teman-temannya.

"Uangnya Rp450 ribu, keterangan pelaku diambil anaknya tanpa izin, lalu dipakai jajan dan dibagikan
ke teman-temannya," kata Kapolres Cimahi AKBP Aldi Subartono kepada wartawan di Mapolres
Cimahi, Selasa (7/2/2023).

Peristiwa itu membuat pelaku akhirnya emosi dan diduga melakukan penganiayaan. Namun, apakah
penyiksaan dan penganiayaan itu sering dilakukan, pihaknya masih melakukan pendalaman dan
menggali informasi dari tetangga rumah kontrakan pelaku.

Selain itu, lanjut Aldi, pelaku mengaku kalau telah melakukan pemukulan dan menendang dua anak-
anaknya hingga mengalami luka-luka. Anaknya yang meninggal dunia di pukul dan ditendang
sebanyak 15 kali dan kakaknya sebanyak 7 kali. Peran istri pelaku juga sedang didalami, apakah
terlibat atau tidak dalam penganiayaan tersebut.

"Hasil pemeriksaan sementara, pelaku ini memukul dan menendang korban sebanyak 15 kali. Kedua
anak pelaku juga diketahui tidak bersekolah dan sehari-hari di rumah karena tidak dibawa
mengamen," tandasnya.
Suami Bunuh Istri di Boyolali

Seorang istri di Boyolali, Sri Suyatmi (50), tewas diduga dibunuh oleh suaminya sendiri, Tarman (40).
Polisi mengungkap motif pembunuhan tersebut.

"Motifnya tersangka marah karena permintaannya, meminta uang kepada korban, tidak dipenuhi
korban," kata Kapolres Boyolali AKBP Asep Mauludin kepada detikJateng, Senin (17/10/2022).

Tarman membunuh istrinya sendiri di rumahnya, Dukuh Sewengi, Desa Kembang, Kecamatan
Gladagsari, Kabupaten Boyolali. Peristiwa itu terjadi pada Kamis (13/10).

Disebutkan, sebelum menganiaya, pelaku sempat minta uang kepada korban namun tidak dikasih.
Pelaku marah dan kemudian terjadi cekcok hingga akhirnya pelaku menganiaya korban hingga
meninggal dunia.

Setelah korban meninggal, pelaku kemudian pulang ke rumahnya di Dukuh Sepi, Desa Jrakah,
Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Pelaku kemudian menyerahkan diri ke Polsek Selo.

Kapolres juga membenarkan informasi jika pelaku dan korban sering terlibat cekcok. Selain itu,
pelaku juga tak jarang melakukan penganiayaan kepada korban atau terjadi kekerasan dalam rumah
tangga (KDRT).

"Infonya demikian," ucap dia.

Tarman saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka. Dia ditahan di Mapolres Boyolali untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya. Tersangka juga masih dalam penyidikan intensif untuk
proses hukum lebih lanjut.
Seperti diberitakan sebelumnya, Sri Suyatmi ditemukan tewas di dalam rumahnya di Dukuh Sewengi,
Desa Kembang, Kamis (13/10) siang. Ibu ini ditemukan dalam kondisi telentang dan badan tertutup
selimut. Selain itu, mulutnya juga tersumpal kain celana dalam.

Sri Suyatmi yang bekerja sebagai perias pengantin itu meninggal dunia, diduga dibunuh oleh
suaminya sendiri, Tarman. Kasus ini terungkap setelah Tarman menyerahkan diri ke Polsek Selo.
Polsek Selo langsung berkoordinasi dengan Polsek Ampel yang juga membawahi Kecamatan
Gladagsari untuk mengecek kebenaran pengakuan Tarman itu.

Petugas Polsek Ampel langsung menuju rumah korban di Dukuh Sewengi, Desa Kembang,
Kecamatan Gladagsari. Ternyata benar, korban ditemukan dalam kondisi telentang di lantai rumah
dan sudah tidak bernyawa. Kabar meninggalnya korban itu pun langsung menyebar dan
menghebohkan warga sekitar.
Daftar Sumber Informasi

https://www.detik.com/jateng/hukum-dan-kriminal/d-6352942/terungkap-motif-suami-bunuh-istri-di-boyolali-
marah-tak-dikasih-duit#:~:text=korban%2C%20tidak%20dipenuhi-,korban%2C%22,-kata%20Kapolres
%20Boyolali

https://news.okezone.com/read/2023/02/07/525/2760523/motif-ayah-bunuh-anak-di-cimahi-
uangnya-diambil-rp450-ribu-tanpa-izin#:~:text=Selasa%20(7/2,itu%20membuat%20pelaku

https://www.detik.com/bali/berita/d-6195352/aksi-demo-berujung-maut-di-palopo-11-mahasiswa-
jadi-tersangka#:~:text=orang%20mahasiswa%20menjadi,A%2C%20S%2C%20AD%
TUGAS PAI
Anti Muashomah
Kelas 10 - 1

Anda mungkin juga menyukai