Dari jumlah pengungkapan kasus yang ada, tersangka paling banyak kasus pencurian
sepeda motor dengan jumlah sembilan orang tersangka. Selain itu, ada tujuh tersangka
lain yang melakukan pencurian dengan modus kempis ban.
Twedi menambahkan, ada dua orang tersangka yang melakukan pencurian dengan
mempersenjatai diri menggunakan senjata api rakitan. “Dua tersangka kasus
kedapatan membawa senpi rakitan,” imbuhnya.
Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi AKBP Gogo Galesung menambahkan, total 20 unit
sepeda motor disita dalam pengungkapan kasus yang ada. Selain itu, senjata api
rakitan juga diamankan.
“Barang bukti 20 unit sepeda motor, 1 pucuk senpi rakitan jenis revolver, 3 bilah celurit,
1 bilah samurai, 5 buah kunci T, dan 4 buah mata kunci T,” ujarnya.
Lebih lanjut, polisi mengimbau masyarakat senantiasa berhati-hati dalam memarkirkan
kendaraannya agar terhindar dari pencurian. Dia meminta masyarakat segera lapor
polisi jika menemukan tindak pidana.
“Apabila parkir kendaraan di tempat keramaian, perbelanjaan, dan di rumah, jangan
sampai lupa mengunci kendaraan. Bila perlu, ditambah kunci ganda atau rahasia demi
keamanan kendaraan anda. Hindari mengendarai sepeda motor sendirian ditempat-
tempat sepi yang rawan tindak kejahatan,” pungkasnya.
https://news.detik.com/berita/d-6963058/polisi-ringkus-29-bandit-jalanan-di-bekasi-ada-
yang-bawa-pistol-rakitan.
3.Siswa banyuwangj dianiaya temannya hinga retak tulang
Banyuwangi - Seorang siswa SMP di Banyuwangi jadi korban perundungan oleh teman
sekolahnya berkali-kali. Akibatnya korban mengalami retak tulang.
Korban diketahui berinisial RDA (13) siswa kelas VII. Sedangkan temannya yang
melakukan perundungan dan penganiayaan berinisial B.
Kholifah Yuliani (23), ibu korban mengatakan perundungan yang dialami anaknya
awalnya terjadi pada Jumat (13/10/2023). Saat itu dianiaya pelaku lingkungan sekolah.
Sedangkan penganiayaan kedua dilakukan di sekitar Gedung Wanita Banyuwangi
sepulang salat Jumat. Penganiayaan itu kemudian diadukan ke ibunya.
Penganiayaan pertama terjadi saat korban ke toilet sekolah bersama seorang
rekannya. Korban tiba-tiba diadang oleh seorang kakak kelas yang tidak ia kenal,
selanjutnya ia dipertemukan dengan pelaku.
Akibat penganiayaan itu, korban mengalami luka-luka di kepala. Usai dianiaya, korban
menelepon ibunya minta dijemput.
“Saya kira minta dijemput karena pulang cepat karena hari itu Jumat,” terang dia.
Namun saat dijemput, Kholifah baru menyadari anaknya telah menjadi korban
perundungan dan penganiayaan. Dari kejadian itu, Kholifah menghubungi guru wali
kelas dan menceritakan kronologi penganiayaan yang dialami sang anak melalui
telepon.
Sang guru, kata Kholifah, mengaku akan mengawasi korban dan terduga pelaku di hari
sekolah berikutnya.
Sayangnya, penganiayaan kembali terjadi. Saat itu, korban baru saja pulang dari
jumatan di masjid dekat rumah temannya di Kelurahan Kepatihan Banyuwangi.
Kebetulan, terduga pelaku juga tinggal di kelurahan yang sama.
“Anak saya berencana bertemu yang memukul dia untuk mengajak saling bermaafan
dan damai, supaya dia bisa bersekolah lagi dengan tenang,” kata dia.
“Anak saya dipukuli, kepalanya diinjak-injak,” tambah dia.
Rekan korban dan warga yang mengetahui kejadian itu kemudian menolongnya. Ia
dibawa pulang dengan kondisi penuh luka.
“B (terduga pelaku) juga diajak ke rumah saya sama warga. Saya tanya kenapa anak
saya dipukuli. Ternyata masalah sepele,” tambah dia.
Menurut pengakuan pelaku, ia menganiaya karena tak terima pernah dilihati oleh
korban. Padahal menurut Kholifah, anaknya melihati terduga pelaku tanpa ada maksud
apa-apa.
Setelahnya, korban kemudian dilarikan ke RSUD Blambangan untuk mendapat
perawatan. Hasil pemeriksaan petugas medis, korban mengalami retak tulang di
tangan kirinya. Juga beberapa luka lain di bagian tubuh.
Retak tulang tangan itu juga harus dioperasi. Proses operasi rencananya akan
dilakukan dalam waktu dekat.
Kholifah juga telah melaporkan kejadian yang dialami anaknya ke Mapolresta
Banyuwangi. Ia berharap anaknya bisa mendapat keadilan hukum setelah peristiwa
yang dialaminya
https://www.detik.com/jatim/hukum-dan-kriminal/d-6983840/kronologi-siswa-di-
banyuwangi-dianiaya-temannya-hingga-retak-tulang.