Anda di halaman 1dari 6

Tugas Hukum Pidana

Nama : Emir Zaldy Siregar


Nim : 210200580
Kelas :F
Mata Kuliah : Hukum Pidana
Dosen Pengampu : Dr.Wessy Trisna S.H.,M.H

SOAL
Carilah 3 peristiwa tindak pidana yang terjadi (secara online/offline) lalu catat tindak pidana apa yang
terjadi beri analisis hukum terkait peristiwa itu berdasarkan pasal di KUHP (apakah dapat di pertanggung
jawabkan atau tidak) masing masing peristiwa terdapat alasan pembenar, pemaaf, dan pengapus
penuntutan.

 ALASAN PEMBENAR

 Kasus Amaq Sinta Korban Begal yang Jadi Tersangka Akibat Membunuh Begal

Kronologi Kasus:
Amaq menceritakan, kejadian yang dialaminya berawal ia hendak mengantar makanan dan air
hangat dalam termos untuk keluarga yang tengah menjaga ibunya yang sakit dan dirawat di
rumah sakit Lombok Timur. Kata Amaq, saat hendak menuju ke rumah sakit, ia diminta istrinya
untuk membawa pisau. "Istri saya menyuruh saya bawa pisau dapur untuk jaga-jaga. Saya
bawa," kata Amaq, Kamis (14/4/2022).

Dan benar saja, dalam perjalanan, Amaq diikuti oleh empat orang begal. Saat itu, para pelaku
menyerempet motornya. Namun, ia bisa menghindar, lalu para pelaku langsung mengadangnya
dan menebasnya berulang kali. "Di tengah jalan saya diadang, ditanya mau ke mana dan
langsung ditebas tangan saya, kemudian punggung serta pinggang saya ditebas menggunakan
samurai," ujarnya.

Merasa nyawanya terancam, Amaq akhirnya melawan hingga menyebabkan dua pelaku begal
tewas. "Saya melawan, daripada saya mati. Saya pakai pisau dapur yang kecil, tapi karena
mereka yang duluan menyerang saya membela diri. Seandainya dia tidak melakukan kekerasan
pada saya dan mengadang, saya ingin lari. Tapi dia justru menebas saya berkali-kali,"
ungkapnya.

Usai kejadian itu, Amaq pun diamankan polisi dan dijadikan tersangka atas kasus pembunuhan
dan dijebloskan ke sel tahanan Polsek Praya Timur. "Ada penjelasan bahwa saya dijadikan
tersangka, tetapi saya tidak paham karena saya tidak bisa baca. Saya dijadikan tersangka
pembunuh, padahal saya sudah jelaskan kalau saya membela diri," ujarnya. Amaq pun mengaku
kecewa dan sedih karena dijadikan tersangka. Padahal, sambungnya, saat itu dirinya hanya
membela diri karena merasa nyawanya terancam.

Setelah penetapan tersangka tersebut, puluhan warga menggeruduk kantor Polres Lombok
Tengah, pada Rabu (13/4/2022). "Kita membela diri dari ancaman bahaya pembunuhan, kita
melakukan pembelaan masa kita yang bersalah," ungkap seorang warga bernama Alus Darmiah,
dalam orasinya. Setelah Kepala Desa setempat menjamin Amaq Sinta akan tetap mematuhi
peroses hukum yang berlaku atas kasusnya tersebut, polisi pun memberikan penanguhan penahan
terhadapnya. "Amaq Sinta dipulangkan pada hari Rabu dijemput pihak keluarganya dengan
didampingi Kepala Desa Ganti selaku penjamin dari Amaq Sinta sendiri," Kapolres Lombok
Tengah AKBP Hery Indra Cahyono.

Hasil Kasus:
Setelah ramai jadi perbincangan publik, Polda NTB mengambil alih kasus tersebut, pada Kamis
(14/4/2022). Kapolda NTB Irjen Pol Djoko Poerwanto mengatakan, pengambilalihan perkara
tersebut sebagai rangkaian tindakan penyidikan untuk membuka kasus tersebut secara terang.
Sehingga, penyidik bisa menentukan tersangka yang seharusnya.

Setelah dilakukan gelar perkara, Polda NTB pun akhirnya menghentikan penyelidikan terhadap
Amaq Sinta yang menjadi korban begal. Bahkan, polisi sudah megeluarkan SP3 atas status
tersangka Amaq Sinta. "Fakta yang disampaikan dalam gelar perkara khusus tadi adalah yang
dilakukan oleh saudara M (Murtede alias Amaq Sinta) adalah perbuatan pembelaan terpaksa,
sehingga pada saat ini tidak diketemukannya unsur perbuatan melawan hukum baik secara formil
dan materil," kata Djoko dalam jumpa pers di Mapolda NTB, Sabtu (16/4/2022). Setelah kasus yang
menjeratnya dihentikan, Amaq Sinta pun bersyukur dan bahagia. "Alhamdulillah saya bebas,
perasaan saya senang dan bersyukur," kata Amaq Sinta dengan kepala tertunduk di hadapan
media. Amaq Sinta pun menyampaikan pesan kepada masyarakat untuk berani melawan kejahatan
begal seperti yang telah dialaminya. "Tidak ada kata lain selain melawan," ungkapnya.

Sementara itu, Pengamat Hukum Mulyadi menilai, keputusan polisi menghentikan kasus tersebut
sudah tepat. Sebab, kata Mulyadi, apa yang dilakukan korban adalah untuk membela diri karena
nyawanya merasa terancam. Mulyadi menyebut, tindakan tersebut dikenal dengan overmacht atau
keadaan memaksa yang membuat bersangkutan melakukan kegiatan luar biasa dan tak bisa
dihindarkan. "Keputusan tepat. Harus dibebaskan," katanya saat dihubungi Kompas.com, Minggu
(17/4/2022) siang.

 ALASAN PEMAAF

 Polisi Tembak Mati Pelaku Pencurian dengan Pemberatan (CURAT) di Deli Serdang

Kronologi Kasus:
Polisi menembak mati seorang tersangka kasus pencurian dengan pemberatan (curat) yang sudah
diburu sejak pertengahan Januari 2022 lalu. Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol
Muhammad Firdaus, mengatakan tersangka adalah MR alias Etik (30), warga Jalan
Pembangunan, Kecamatan Sunggal, Deliserdang, Sumatera Utara. "Tersangka kita tembak mati
karena mencoba melarikan diri dan melawan petugas saat akan ditangkap," kata Kompol
Firdaus, Kamis (7/4/2022). Firdaus mengungkapkan, penangkapan Etik dilakukan atas dasar
laporan polisi atas kasus pencurian yang terjadi di Toko Material Bintang Jaya, Jalan
Pembangunan , Desa Mulyorejo, Kecamatan Sunggal, Deliserdang, pada 17 Januari 2022 lalu.
Dari laporan itu, Polisi melakukan serangkaian penyelidikan hingga bisa menangkap seorang
tersangka bernama MD alias Danke (23), warga Jalan Pembangunan, Sunggal. Dari Danke,
Polisi kemudian mengetahui jika aksi pencurian itu dilakukan Danke bersama dua rekannya Su
(62) dan MR alias Etik. Polisi pun mengejar kedua tersangka dan pada 6 April 2022 malam
kemarin, berhasil mengetahui keberadaan MR alis Etik di Jalan Balai Desa, KM 12,5
Deliserdang. "Tersangka Etik berhasil kita tangkap. Ada senjata tajam di celananya saat kita
geledah. Saat itu dia melawan dengan mencoba merebut senjata petugas. Karena dinilai
membahayakan keselamatan petugas, akhir anggota kita melepaskan tembakan hingga
menewaskan tersangka," sebutnya. Baca: Harga Daging di Pasar Cigasong Majalengka Turun,
Cabai Melonjak. Firdaus juga mengungkapkan jika MR alias Etik dan komplotannya adalah
penjahat kambuhan. Etik sendiri merupakan residivis kasus curat di sejumlah gudang di wilayah
Deliserdang. "Pada saat beraksi di Toko Material Bintang Jaya, pada tersangka masuk ke toko
material dengan cara menggunting seng toko. Lalu mengambil barang-barang dari toko dan
menggunakannya untuk membeli narkoba dan biaya hidup sehari-hari," tandasnya.

 ALASAN PENGHAPUS TUNTUTAN

 Kasus ODGJ Ngamuk Bacok Warga Pakai Parang di Nusa Tenggara Barat (NTB)

Kronologi Kasus :
Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (5/10) sekitar pukul 13.00 Wita tepatnya di Desa Sondosia,
Kecamatan Sila Bima. Tak hanya membunuh warga, pelaku juga tewas setelah dihakimi massa
yang geram dengan perbuatannya.

ODGJ tersebut diketahui bernama Sukardin, 52, tiba-tiba masuk ke salah satu rumah warga dan
mengamuk. Di dalam rumah tersebut terdapat tiga penghuni yang saat itu tengah menonton
televisi. Pelaku merupakan penghuni kos-kosan tepat di samping rumah korban. Pelaku masuk
dan langsung membacok salah seorang korbannya secara membabi buta hingga tewas. Korban
tewas setelah mengalami luka pada bagian leher serta kedua tangannya putus akibat ditebas
pelaku. Sementara itu, dua orang lainnya yang saat itu berada di dalam rumah tak luput dari
amukan ODGJ tersebut. Sehingga mengalami luka berat yang membuatnya kritis. “Pada awalnya
ketiga korban sedang duduk di rumahnya dan lagi nonton TV. Datang pelaku yang ODGJ
membawa parang dan langsung mengamuk korban Yeni alias Ante,14. Mengenai leher dan
tangan kanan sehingga korban meninggal dunia. Sementara kakak korban bernama Sadam, 20,
dan Mulyadin, 16, yang mau menyelamatkan adiknya juga ikut ditebas dengan parang oleh
pelaku. Sehingga keduanya mengalami luka pada bagian tangan dan leher,” ungkapnya.

Warga yang saat itu mengetahui kejadian mencoba untuk menangkap pelaku, tapi pelaku masih
membawa parang di tangannya. Ini membuat warga tidak berani mendekati. Pelaku dengan
leluasa berjalan di tengah warga yang melemparinya. Tak lama kemudian, pihak kepolisian dari
Polsek Bolo datang ke lokasi kejadian dan mencoba mengamankan pelaku. Di tengah situasi
tersebut, salah seorang polisi mencoba merampas parang dari pelaku dan menenangkan pelaku.
Tak diduga, pelaku justru merampas senjata api milik polisi dan menembakinya. Akibatnya,
salah seorang polisi tertembak pada bagian lengan dan membuatnya tersungkur.

“Pelaku yang sudah menguasai senjata api milik Bripka Suhendra, langsung melakukan
tembakan ke arah Bripka Suhendra. Sehingga Bripka Suhendra mengalami luka tembak
sebanyak satu kali mengenai lengan tangan kanan. korban terjatuh di aspal. Polisi yang lain
melakukan penembakan peringatan ke arah pelaku. Namun pelaku tetap melakukan penembakan
sampai habis peluru,” jelasnya.

Melihat reaksi pelaku, ratusan warga pun melempari pelaku dengan batu dan kayu hingga pelaku
tersungkur. Saat hendak dibawa ke rumah sakit massa yang geram, menghadang polisi dan
menghakimi pelaku hingga tewas di tempat.

Analisis Kasus : ……………

Anda mungkin juga menyukai