Anda di halaman 1dari 17

Analisis Motif Seorang Ibu Tiri Membunuh Anak dan Suaminya

dalam Persepektif Psikologis

Disusun Oleh

Ainur Rochmah (071911733078)

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program Studi Antropologi

Universitas Airlangga
ABSTRAK

Tindak pembunuhan merupakan tindakan kriminal yang dianggap paling


meresahkan bagi masyarakat. Kejadian pembunuhan dapat dilatar-belakangi
oleh berbagai sebab dan dipengaruhi oleh berbagai faktor hingga seseorang
dapat melakukan tindakan pembunuhan tersebut. Latar belakang sosio kultural
(umur, jenis kelamin, sosial ekonomi, etnis dan agama) bukanlah alasan bagi
seseorang untuk melakukan pembunuhan. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui
persepektif dalam psikologi motif ibu membunuh suami dan anak tirinya serta
mengetahui hukuman pelaku pembunuhan berencana.

ABSTRACT

The act of murder is a crime that is considered the most troubling for the society.
Murder can be grounded by a variety of causes and are influenced by a various
factors. Socio-culture background (age, sex, socio-enonomic, ethnic, religion) is
not the reason for someone to kill others.The purpose of this paper is to find out
the perspective of psychology of notifing mothers to kill their husbands and
stepchildren and find out the punishment for the perpetrators of premeditated
murder.

LATAR BELAKANG

Pembunuhan menjadi salah satu topik berita kriminal yang menghiasi


media massa, angka kasus pembunuhan setiap tahunnya meningkat. Secara global
atau dunia, total kematian akibat pembunuhan pada tahun 2017 sekitar 464.000
jiwa yang ditaksir dalam Global Study on Homicade oleh United Nation Office On
Drug and Crime (Anonim, 2019).Portal berita Tempo.com Markas Besar Polri
mencatat ada 625 kasus pembunuhan yang terjadi di seluruh wilayah di
Indonesia dalam kurun waktu Januari-Oktober 2018. Dari 625 kasus, polisi
berhasil mengungkap 574 kasus pembunuhan (Rahma, 2018).
(https://nasional.tempo.co/read/1148714/mabes-polri-sebut-ada-625-kasus-
pembunuhan-sepanjang-2018)
Pembunuhan adalah perbuatan sengaja atau secara tidak sengaja
menghilangkan nyawa makhluk hidup. Pelaku pembunuhan tidak mengenal usia
dewasa bahkan anak-anak menjadi pelaku pembunuhan, tidak mengenal jenis
kelamin laki-laki atau perempuan menjadi pelaku pembunuhan. Kejadian
pembunuhan dilatar-belakangi oleh berbagai faktor, sehingga seseorang
merencanakan, memutuskan dan mengeksekusi pembunuhan terhadap orang lain.
Pada sebagian besar kasus pembunuhan, tersangka mengenal korbannya seperti
anggota keluarga, pasangan suami istri atau mantan pasangan suami istri, dalam
beberapa kasus sebelum pembunuhan terjadi akan terlihat tanda-tanda yang sering
muncul seperti kekerasan dalam rumah tangga atau tersangka menguntit
korbannya. Dalam kasus pembunuhan terhadap orang asing, sebagian besar kasus
terjadi pada pembunuhan berantai(David V Canter, 2009). Ketika seseorang telah
menjadi korban pembunuhan, maka dipastikan ia mengalami kematian.
Perempuan seorang yang identik dengan kelembutan dan keanggunannya. Sebuah
streotype membawa kepada identitas seorang perempuan yang terlihat lemah.
Namun, akhir-akhir ini sebuah kasus pembunuhan telah melibatkan seorang
perempuan menjadi pelaku pembunuhan. Dalam kasus terakhir ini yang sempat
menggegerkan media massa karena berita pembunuhan yang dilakukan seorang
perempuan terhadap suami dan anak tirinya di Jakarta Selatan, Agustus 2019 lalu
merupakan kasus pembunuhan berencana. Kasus pembunuhan dan pembakaran
dua jasad beserta mobil MPV bernopol B 2983 SZH di Kampung Bondol, Desa
Pondokkaso Tengah, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, terungkap.
Korban merupakan ayah dan anak, Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54)
dan M Adi Pradana alias Dana (23). Bahkan Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim)
Polres Sukabumi menangkap otak pembunuhan tersebut, yakni AK yang
merupakan istri korban Edi Chandra dan ibu tiri Dana.
Polisi menangkap AK di wilayah Caringin Utara, Cilandak, Jakarta Selatan, tadi
malam. Berikut kronologi pembunuhan sadis terhadap ayah dan anak tersebut.

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko


mengatakan, berdasarkan keterangan tersangka AK, dia menyewa empat
pembunuh bayaran untuk menghabisi korban Edi Chandra dan Dana.
Sebelum dibunuh, kedua korban diculik oleh empat eksekutor yang disewa pelaku
AK. Penculikan terjadi di rumah korban, Perumahan Lebak Bulus 1 Kav 129 B
Blok U 15 RT 03/05, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. "Kemudian, para eksekutor
membunuh korban di wilayah DKI Jakarta. Selanjutnya mereka membawa jasad
dua korban dan mobil MPV ke Sukabumi. Mereka meninggalkan mobil dan dua
jasad di SPBU Cirende. Setelah itu para eksekutor melapor ke AK bahwa korban
telah dibunuh. Mereka juga menyuruh AK untuk mengambil mobil yang berisi
jenazah kedua korban," kata Truno, Selasa (27/8/2019). Pada Minggu 24 Agustus
2019 pagi, ujar Kabid Humas, pelaku AK mengajak anak kandungnya, KV ke
Sukabumi untuk membawa mobil dan jasad dua korban. Mereka membawa mobil
dan jasad itu ke wilayah Kecamatan Cidahu, Sukabumi. Dalam perjalanan, AK
membeli bensin dalam botol dengan niat untuk membakar
keduakorban.Sesampainya di Kampung Bondol, Desa Pondokkaso Tengah,
sekitar pukul 07.00 WIB, AK dan KV menyiramkan bensin ke tubuh dua korban
dan mobil MPV kemudian membakarnya. "Saat itu (pelaku) KV terkena sambaran
api karena mobilmeledak," ujar Truno. Akibatnya, KV terluka bakar pada bagian
wajah, kaki dan tangan. Pelaku AK lantas membawa KV ke RS Pertamina,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Tak lama setelah itu, warga mendapati ada
mobil yang terbakar berisi dua jasad. Warga kemudian melaporkan temuan itu
kepada polisi.Setelah dilakukan penyelidikan oleh pihak kepolisian, pelaku AK
pun berhasil diamankan di Jakarta. Sedangkan pelaku KV yang turut membantu
membakar jasad dua korban Edi Chandra dan Dana, masih dirawat di RS Pusat
Pertamina. (https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-4682329/pelaku-
pembakaran-mayat-ayah-anak-dalam-mobil-ikut-terbakar).

Berbagai faktor penyebab seringkali menjadi daya penggerak bagi


seseorang untuk melakukan pembunuhan. Dalam kasus pembunuhan berencana
(planned murder), biasanya seorang calon pembunuh sudah mengetahui siapa
calon korban yang akan dibunuhnya, sedangkan dalam kasus pembunuhan tak
berencana (unplanned murder), seseorang membunuh orang lain karena adanya
konflik emosional antara dirinya dengan calon korban. Konflik sosio-emosional
ditengarai oleh suatu masalah yang tak bisa terselesaikan dengan baik(Masrun,
1975). Jenis pembunuhan lain adalah pembunuh bayaran, dimana seseorang
menjadi pembunuh bayaran (payment murder) karena ia memperoleh imbalan dari
orang lain yang memberikan perintah untuk membunuh. Seorang pembunuh
bayaran secara sadar atau tidak sadar akan berhadapan dengan resiko sangsi
hukum yang diberikan oleh aparat penegak hukum. Namun seseorang yang
memberi perintah untuk membunuh pun tidak akan luput dari perhatian penegak
hukum.(Dariyo, 2013)

Aksi pembunuhan dilatarbelakangi oleh motif-motif tertentu dan berbeda


satu sama lain pada setiap pelakunya. Motif adalah dorongan yang datang dari
dalam diri individu untuk berbuat dan dorongan ini tertuju kepada suatu tujuan
tertentu(Ahmadi, 2003). Motif adalah faktor penyebab utama dugaan yang
mendahului dan seringkali menjadi pemicu peristiwa pembunuhan yang
menyebabkan korban meninggal dunia. Berdasarkan definisi dari beberapa
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motif merupakan suatu pengertian
yang mencukupi semua pengerak, alasan atas dorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu. Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya
mempunyai motif. Motif-motif manusia dapat bekerja secara sadar dan juga
secara tidak sadar bagi diri manusia.(Effendi, 2017)

Tindak pidana pembunuhan adalah suatu perbuatan yang dengan sengaja


maupun tidak, menghilangkan nyawa orang lain. Perbedaan cara melakukan
perbuatan tindak pidana pembunuhan ini terletak pada akibat hukum nya, ketika
perbuatan tindak pidana pembunuhan ini dilakukan dengan sengaja ataupun
direncanakan terlebidahulu maka akibat hukum yaitu sanksi pidana nya akan lebih
berat dibandingkan dengan tindak pidana pembunuhan yang dilakukan tanpa ada
unsurunsur pemberat yaitu direncanakan terlebidahulu. Pembunuhan berencana
sesuai Pasal 340 KUHP adalah suatu pembunuhan biasa seperti Pasal 338 KUHP,
akan tetapi dilakukan dengan direncanakan terdahulu. Direncanakan lebih dahulu
(voorbedachte rade) sama dengan antara timbul maksud untuk membunuh dengan
pelaksanaannya itu masih ada tempo bagi si pembuat untuk dengan tenang
memikirkan misalnya dengan cara bagaimanakah pembunuhan itu akan dilakukan.
Perbedaan antara pembunuhan dan pembunuhan direncanakan yaitu kalau
pelaksanaan pembunuhan yang dimaksud Pasal 338 itu dilakukan seketika pada
waktu timbul niat, sedang pembunuhan berencana pelaksanan itu ditangguhkan
setelah niat itu timbul, untuk mengatur rencana, cara bagaimana pembunuhan itu
akan dilaksanakan.(Anonim, n.d.)

MASALAH

1. Bagaimana presepktif psikologi dalam menganalisis motif pembunuhan


yang dilakukan oleh seorang ibu?
2. Hukuman atau sanksi apa untuk pelaku pembunuhan berencana?

TUJUAN
Untuk mengetahui motif seorang ibu tiri membunuh dan mebakar suami dan anak
tirinya, serta mengetahui hukuman atau sanksi atas tindakan yang dilakukan oleh
pelaku pembunuhan berencana.

DISKRIPSI FOKUS

1. Kronologi Studi Kasus


Kejahatan merupakan suatu hal yang sudah tidak asing lagi, pada saat ini
kejahatan sudah sering terjadi di masyarakat. Kejahatan dapat dilakukan
oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun. Kejahatan pula dapat dilakukan
dengan unsur tidak sengaja maupun secara sengaja yaitu direncanakan
terlebih dahulu, seperti hal nya pembunuhan berencana yang dilakukan
oleh pelaku terhadap suami dan anak tirinya. Kasus pembunuhan yang
dilakukan oleh seorang istri muda terhadap suami dan anak tirinya sempat
menggemparkan media massa bulan Agustus 2019.

Lokasi :Jakarta Selatan

Waktu : Minggu, 25 Agustus 2019

Pelaku : Aulia Kesuma ( Istri Muda Korban) dan anak tiri korban
KV.Mereka menyewa 4 pembunuh bayaran untuk membunuh
korban,dengan inisial S, Ag, R, dan Al.
Korban : Edi Chandra Purnama (54) dan M. Adi Pradana (23)

Modus : Setelah dibunuh, kedua korban dimasukkan ke dalam mobil


Toyota Calya berpelat nomor B 2983 SZH dan dibawa keempat eksekutor
untuk bertemu AK dan KV.

Cara Pembunuhan : Edi dibunuh dengan cara diracun oleh 2pembunuh


bayaran, sedangkan Dana tewas setelah dibunuh dan diberi minuman keras
oleh KV. Lalu membawa mayat korban ke Cidahu dan membakarnya.

Motif : Menghabisi suami dan anak tirinya karena hutang dan rasa sakit
hati yang dirasakan pelaku.

Lokasi Pembunuhan : Jalan Lebak Bulus 1 Blok U 15 Rt.003/Rw.005,


Cilandak

Lokasi Pembakaran :Kampung Bondol, Desa Pondok Kaso tengah,


kecamatan Cidahu, Sukabumi

Indentifikasi korban : Korban ditemukan hampir menjadi arang, ini


membuat pihak kepolisian susah untuk mengenali korban. Kepala Instalasi
Forensik RS Polri Kramat Jati, Edy Purnomo menduga dua korban
berjenis kelamin laki-laki. Range cukup besar karena patokannya hanya
gigi,polisi menghimbau masyarakat apabila kehilangaan saudara,keluarga
atau teman untuk menghubungi Polsek Cidahu atau Polres Sukabumi.
Autopsi tim dokter RS Polri sesuai standar Disaster Victims Identification
(DVI) berlangsung sejak pukul 22.00WIB hingga dini hari tadi sekira
pukul 01.00 WIB. Edy menuturkan tim dokter telah melakukan
pemeriksaan sampel DNA, gigi, jenis kelamin, perkiraan tinggi dan berat
badan kedua jasad. Melakukan pemeriksaan postmortem untuk melihat
data-data diperoleh dari kedua korban, untuk pemeriksaan antemortem
belum bisa dilakukan saat itu karena belum ada pihak yang keterkaitan.

Imbalan : AK menjanjikan akan membayar pembunuh bayaran senilai


Rp.500juta, namun hanya dibayarkan senilai Rp.8 juta.
Penangkapan : Pelaku ditangkap ditempat yang berbeda. AK ditangkap di
Jakarta sebelum 24 jam.

Sikap Keluarga : Asoka (62), kakak Edi mengaku kaget saat mendengar
kabar bahwa adik dan keponakannya jadi korban pembunuhan keji yang
dilakukan direncanakan AK.

Sikap Polisi: Satreskrim Polres Kabupaten Sukabumi untuk keperluan


identifikasi kedua jasad yang nyaris jadi arang, dia mengaku heran.

Sikap Warga : Kaget dengan peristiwa tersebut karena ada keluarga


sendiri yang tega membunuh anggotanya sendiri.

Pasal : Pasal 340 dan atau pasal 338 KUHP pidana tentang pembunuhan
berencana.

Sanksi : Terancam hukuman mati atau penjara seumur hidup atau penjara
20 tahun penjara.

Barang Bukti : Barang bukti yang diamankan, satu unit mobil Toyota
Calya hitam nopol B 2983 SZH yang telah terbakar, satu unit mobil
Toyota Calya hitam nopol B 2620 BZM yang digunakan pelaku AK
menuju Cidahu, Sukabumi, tiga unit telepon seluler (ponsel) yang terbakar,
dan potongan baju yang melekat di tubuh korban.

2. Motif Pembunuhan

Seorang puembunuh memiliki berbagai motif untuk menghabisi nyawa


korban, motif ini yang mendasari atau menjadi alasan mengapa mereka
hendak mengakhiri hidup seseorang. Motif ialah dorongan yang
menyebabkan seseorang melakukan suatuaktivitas tertentu untuk
mewujudkan tujuan tertentu pula. Motif menjadi daya gerak yang
mengarahkan seseorang untuk berbuat sesuatu. Hal ini banyak terjadi pada
kasus-kasus pembunuhan di masyarakat. Dalam tulisan ini akan diuraikan
gambaran motif-motif yang mendorong seseorang untuk menjadi
pembunuh terhadap orang lain.
a) Teori instink
Wiliam jammes mengatakan bahwa prilaku manusia
ditentukan oleh instink, instink adalah suatu proposisi (kecendrungan )
yang ditentukan oleh secara genetis untuk berprilaku dengan cara
tertentu bila dihadapkan pada rangsang-rangsang tertentu.

b) Teori dorongan (drive theory)


Teori ini didasarkan atas dterminan-determinan yang sifatnya
biologis, Clark Leonard Hull dan kawan-kawan berpendapat, bahwa
bila tubuh organisme kekurangan zat tertentu , seperti lapar atau haus,
maka akan timbul suatu ketegangan tubuh , keadaan ini akan
mendorong organisme untuk menghilangkan ketegangan dengan
makan atau minum.

c) Teori Atribusi
Teori ini melandaskan pemikiranya pada determinan
determinan iologis melainkan psikologis dan lingkungan . Menurut
Fritz Heider, seorang ahli terkemuka, perilaku tergantung dari
kombinasi antara daya –daya efektif dalam diri individu dan daya-daya
efektif dari lingkungan . Orang yang cenderung beranggapnan bahwa
perilakunya didorong oleh faktor-faktor di luar dirinya disebut
mempunyai lokus kontrol eksternal, sedangkan orang-orang yang
beranggapan bahwa perilakunya didorong oleh faktor-faktor di dalam
dirinya disebut locus kontrol internal , mereka terakhir ini yang
dipandang lebih mandiri dan bertanggung jawab atas perilakunya.

d) Teori harapan
Victor E. Vroom pencetus teori harapan dan pendukungnya
beranggapan bahwa motivasi merupakan produk kombinasi antara
besarnya keinginan seseorang untuk mendapatkan reward
tertentu(valensi ), besarnya kemungkinan untuk menyelesaikan tugas-
tugas yang diperlukan(harapan) dan keyakinan bahwa prestasinya
tersebut akan menghasilkn hadiah yang ia inginkan (instrumentalitas).

e) Aktualisasi diri
Manusia dalah makhluk rasional, oleh karena itu setiap
rangsang akan mengalami prosess kognitif sebelum terjadinya suatu
respons. Seorang tokoh psikoanalitis , Carl Gustav Jung menyatakan
bahwa motif tertinggi manusia dalah mengembangkan kapasitas atau
potensi-potensinya setinggi mungkin, motif ini dinamakan aktualisasi
diri.istilah aktualisasi diri kemudian dikembangkan berdasarkan
penelitian-penelitian Rogers dan Maslow. Rogers berpendapat perilaku
manusia dikuasai oleh the actualizing tendency, yaitu suatu
kecendrungan inheren manusia untuk mengembangkan kapasitasnya
sedemikian rupa guna memelihara dan mengembangkan diri. Motivasi
yang timbul ini dapat meningkatkan kemandirian dan meningkatkan
kreativitas.

Dalam kasus diatas seorang ibu dan anak kandungnya tega


membunuh suami dan anak tirinya dikarenakan motif yang terpengaruh
oleh aktualisasi diri si pelaku. Pelaku merasa sakit hati dan kecewa dengan
korban karena cemburu. Konflik sosio-emosional memang menjadi
pemicu perilaku pembunuhan,karena seseorang merasa kecewa, sakit hati
atau dendam pada orang lain. Secara ekstrim pelampiasan rasa kecewa,
sakit hati, dendam atau amarah dilampiaskan dengan cara membunuh
orang lain.

Teori-teori yang menyebutkan tentang faktor-faktor penyebab kejahatan


sangat banyak ditemukan, dimana pendapat satu sama lainnya saling
berbeda. Tetapi diantara teori tersebut terdapat unsur-unsur yang Untuk
mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan
kejahatan pembunuhan berencana terhadap mantan kekasih, penulis
menggunakan teori yang dikemukakan oleh Abdul Syani(Syani, 1987),
yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat pada
individu. Faktorfaktor internal penyebab terjadinya kejahatan
pembunuhan berencana terhadap mantan kekasih yaitu faktor usia,
faktor daya emosional, faktor psikologis.
2. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat
dari luar diri individu, seperti faktor agama, faktor tontonan atau
bacaan serta faktor keluarga dan lingkungan.

3. Persepektif Psikologis

Manusia memiliki sifat dasar dan naluri untuk membunuh. Dave


Grossman, penulis buku On Killing: The Psychological Cost of Learning
to Kill in War and Society menyatakan bahwa manusia memiliki sifat
dasar seperti primata lainnya. Dave yang juga merupakan mantan tentara
Amerika Serikat ini menganalogikan manusia seperti kera dalam kerajaan
primatanya.
“Mayoritas para kera tidak ingin membunuh spesiesnya sendiri kecuali
muncul sesuatu hal yang mengganggu.” Jika muncul konfrontasi antar-
kelompok yang dianggap mengganggu, maka pihak musuh dianggap
inferior sekaligus mara bahaya yang harus dilenyapkan. Maka, untuk
mendapatkan posisi sebagai superior, para kera ini melakukan pertarungan
hingga tak jarang sampai menghilangkan nyawa dari lawannya. Itul juga
terjadi pada manusia. Walau tak dapat dipukul rata bahwa semua manusia
memiliki keinginan membunuh, tetapi neurolog Jonathan Pincus dalam
bukunya Base Instincts: What Makes Killers Kill? menyatakan kesimpulan
serupa. Manusia akan cenderung melakukan aksi membunuh manusia
lainnya dalam usaha mempertahankan diri atau menyelamatkan nyawa
sendiri.

Analisa sifat dasar manusia sebagai pembunuh ini sempat dituliskan


Review Global berdasar penelitian dari David M Buss, psikolog sekaligus
profesor di University of Texas di Austin. Penelitian yang dilakukannya
mengemukakan sekitar 91 persen pria atau 84 persen wanita memiliki
keinginan untuk membunuh makhluk hidup lain, baik itu manusia, hewan
maupun tumbuhan. Selain Buss, penelitian-penelitian lain juga banyak
yang menyatakan bahwa aktivitas saling bunuh pada manusia merupakan
alur dari genetika atau sosiobiologi, sampai alur evolusi manusia. Sebab,
ternyata insting manusia untuk mempertahankan hidupnya dengan cara
bersaing sudah berada sejak di dalam rahim. Reaksi ini diperlihatkan
sebuah hasil MRI pada janin kembar, untuk mendapat ruang yang
maksimal pada rahim ibunya, mereka tak segan untuk menendang dan
mendorong saudaranya. Mungkin, inilah awal mula alasan munculnya sifat
egois dan kejam pada manusia saat merasa terpojok dan terancam, insting
untuk bertahan hidup.

4. Pembunuhan Yang Direncanakan


Pembunuhan dengan rencana lebih dulu atau disingkat dengan
pembunuhan berencana, adalah pembunuhan yang paling berat ancaman
pidananya dari seluruh bentuk kejahatan terhadap nyawa manusia, hal ini
diatur dalam Pasal 340 KUHP.
Unsur-unsur dari tindak pidana ini adalah :
1. Adanya kesengajaan, yaitu kesengajaan yang harus disertai dengan
suatu perencanaan terlebih dahulu;
2. Yang bersalah di dalam keadaan tenang memikirkan untuk melakukan
pembunuhan itu dan kemudian tidak menjadi soal berapa lama
waktunya.

Apabila saat timbulnya pikiran untuk membunuh itu dalam keadaan marah
atau terharu ingatannya tetapi tetap melakukan pembunuhan itu, maka ia
dianggap tetap melakukan pembunuhan itu. Tetapi lain halnya apabila
pikiran untuk membunuh itu timbul di dalam keadaan marah dan keharuan
itu berlangsung terus sampai ia melakasankan pembunuhan itu, maka
dalam hal ini tidak ada perencanaan yang dipikirkan dalam hati yang
tenang
5. Hukuman dan Sanksi

Dalam pasal 340 KUHP tersebut tidak diharuskan motif. Motif hanya
salah satu unsur saja, dia hanya salah satu bahan. Motif ada di niat pelaku
melakukan kejahatan semua perbuatan berawal dari motif. Oleh karena itu
motif perlu digali untuk menentukan kesengajaan. Jadi kalau tak ada motif
tak akan ada niat, dan kalau tak ada motif tidak ada kejahatan, objektifnya
di sini. Motif harus relevan dengan perbuatan, karena motif itu bisa tidak
pasti. Uraian di atas dikatakan bahwa pasal 340 KUHP tidak diharuskan
motif. Nah, kata “tidak diharuskan” bukan berarti tidak memerlukan
motif,motif tetap diperlukan. Mengapa motif tetap diperlukan, karena
motif adalah bagian yang tak terpisahkan dari niat atau keadaan batin
ketika perbuatan yang menimbulkan akibat hilangnya nyawa.

Selain itu, Pasal 340 KUHP memerlukan motif dikarenakan pasal 340
KUHP adalah delik materil, yang mana akibat yang timbul dariperbuatan
perbuatan yang sengaja itu adalah akibat yang dilarang. Motif adalah
keharusan dalam pasal 340 KUHP, karena pasal 340 KUHP adalah salah
satu perbuatan dolus/opzet/sengaja. Sehingga harus dibuktikan bagaimana
sengaja dengan perencanaan yang dilakukan oleh pelaku. Alasan lain yang
membuat pasal 340 KUHP memerlukan motif adalah karena perbuatan
yang diatur dalam pasal 340 KUHP memuat ancaman hukuman hingga
pidana mati sampai pidana seumur hidup. Perbuatan yang dilakukan
dengan sengaja tentu memiliki motif atau alasan tentang mengapa pelaku
melakukan perbuatan perencanaan merampas nyawa orang lain. Tidak
logis dalam hukum jika seseorang melakukan pembunuhan termasuk
pembunuhan berencana tanpa motif yang jelas. Dari penafsiran gramatikal
pasal 340 KUHP bisa dipastikan pasal 340 KUHP memerlukan motif
selain menggunakan penafsiran gramatikal juga memerlukan logika
hukum dalam menafsirkan pasal 340 KUHP. Sehingga dalam pasal 340
KUHP mengharuskan adanya motif. Memang pasal 340 KUHP tidak
secara eksplisit seperti pasal 378 KUHP yang memuat motif dikarenakan
penerapan pasal 340 KUHP memerlukan kehati-hatian dalam
penerapannya karena ancaman hukumannya yang sangat berat, pidana
mati sampai pidana semumur hidup. Pasal 340 KUHP memiliki unsur,
Pertama ; Unsur dengan sengaja. unsur pertama ini menghendaki
diuraikannya dimana letak kesengajaannya. Apa yang menjadi motif
utama sehingga perbuatan yang dilakukan dengan sengaja itu dilakukan.
Karena tidak mungkin seseorang melakukan pembunuhan berencana
(perbuatanmaterill), apalagi dengan menggunakan racun tanpa ada motif
yang jelas. Kedua. Unsur dengan rencana terlebih dahulu. Unsur ini
menghendaki diuraikannya proses perencanaan. (Effendi, 2017)

Hukuman yang pantas untuk pelaku tindak pidana pembunuhan berencana


yaitu hukuman mati, sanksi terberat yang berlaku dalam suatu peraturan.
Ketentuan peraturan perundang-undangan yang tercantum dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) mengatur salah satu nya tentang
tindak pidana pembunuhan ini yang tertuang pada Pasal 338 sampai
dengan Pasal 350. Ancaman terberat pada tindak pidana kejahatan
terhadap nyawa adalah pembunuhan berencana yang tercantum pada Pasal
340 KUHP yang menyatakan:

“Barangsiapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebi dahulu


merampas nyawa orang lain,diancam karena pembunuhan dengan
rencana,dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama
waktu tertentu,paling lama dua puluh tahun”

Ketika merujuk pada pasal ini jelas ancaman hukuman maksimal nya
adalah hukuman mati dan paling rendah yaitu selama waktu tertentu,
paling lama dua puluh tahun, namun pada kenyataan nya hal tersebut tidak
terealisasi sebagai mana aturannya. Tindak pidana pembunuhan berencana,
termasuk pula dalam masalah hukum yang sangat penting untuk dikaji
secara mendalam.
KESIMPULAN

Pembunuhan yang dilakukan oleh ibu dan anak kandungnya terhadap suami dan
anak tirinya, pelaku mempunyai motif karena kecewa dan sakit hati terhadap
korban. Pelaku melakukan tindakan pidana dengan merencanakan pembunuhan
terhadap korban. Pelaku menyewa pembunuh bayaran untuk menculik, lalu
membunuh korban dan membakarnya dalam sebuah mobil di Sukabumi. Dalam
kasus ini pelaku terancam hukuman mati atau penjara seumur hidup atau penjara
20 tahun penjara. Pelaku terjerat Pasal 340 KUHP dan atau pasal 338 KUHP
pidana tentang pembunuhan berencana.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. (2003). Psikologi Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Anonim. (n.d.). Pembunuhan. Retrieved from


http://digilib.unila.ac.id/5420/7/BAB I.pdf

Anonim. (2019). The Global Study on Homicide 2019. UNODC. Retrieved from
https://www.unodc.org/unodc/en/data-and-analysis/global-study-on-
homicide.html

Dariyo, A. (2013). Mengapa Seseorang Mau menjadi Pembunuh. 04(01), 10–20.

David V Canter, D. Y. (2009). Investigative Psychology : Offender profiling And


The Analysis Of Criminal Action. United Kingdom: Wiley.

Effendi, P. (2017). Motif Pelaku Dalam Tindak Pidana Pembunuhan Berencana


Menurut Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Pro Hukum, VI(2),
104–111.

Masrun. (1975). Aliran-aliran Psikologi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Rahma, A. (2018). Mabes Polri Sebut Ada 625 Kasus Pembunuhan Sepanjang
2018. Tempo. Retrieved from https://nasional.tempo.co/read/1148714/mabes-
polri-sebut-ada-625-kasus-pembunuhan-sepanjang-2018

Syani, A. (1987). Sosiologi Kriminalis. Bandung: Remaja Karya.

Website

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/27/12542341/sebelum-dibunuh-
istri-dan-anak-tirinya-rumah-pupung-dan-dana-sempat
https://www.tribunnews.com/regional/2019/08/28/motif-pelaku-pembakaran-2-
mayat-terbakar-dalam-mobil-terungkap-bukan-sekadar-soal-utang-piutang
https://wartakota.tribunnews.com/2019/08/27/polisi-ungkap-motif-pembunuhan-
dan-pembakaran-mayat-ayah-anak-di-mobil-yang-dilakukan-istri-sendiri
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/28/09172481/5-fakta-istri-sewa-
pembunuh-bayaran-untuk-bunuh-suami-dan-anak-tiri?page=all
https://regional.kompas.com/read/2019/08/27/10590481/fakta-baru-kasus-
jenazah-dibakar-di-mobil-dipicu-utang-hingga-istri-sewa-4?page=all
https://www.tribunnews.com/regional/2019/08/29/kebohongan-istri-muda-
terungkap-ini-sebenarnya-hubungan-ak-dengan-pelaku-pembunuhan-ayah-
dan-anak
https://jabar.sindonews.com/read/9877/1/otak-pembunuhan-dan-pembakaran-
ayahanak-di-sukabumi-terancam-hukuman-mati-1566875307
https://jabar.sindonews.com/read/9874/1/begini-kronologi-pembunuhan-dan-
pembakaran-2-jasad-di-sukabumi-1566871706

Anda mungkin juga menyukai