Anda di halaman 1dari 4

1.

Tugas 1 (Pemecahan kasus)


Sinta adalah gadis populer di kampus Fakultas Hukum. Dia baru saja
memenangkan kontes Eco Green Student dan mendapat kenaikan
popularitas. Angel, pesaing Sinta, merasa tidak senang dan dia membuat
opini miring kalau Sinta adalah seorang plagiator. Mendengar fitnah dari
Angel, Sinta tersinggung dana ingin melenyapkan Angel selamanya, maka dia
kemudian memesan arsenik ke apotek. Sinta mencampur bolu kukus dengan
arsenik untuk dihidangkan ke Angel sebagai hadiah persahabatan. Sinta
menyuruh Dana, tunangannya, untuk mengantarkan bolu kukus ke Angel.
Sebelum ke rumah Angel, Dana mampir ke rumah selingkuhannya Mia untuk
mengirimkan buku harian. Karena ingin tahu, Mia kemudian mencicipi bolu
tersebut dan menyebabkan dia sakit. Mia dirawat di rumah sakit selama 5 hari
kemudian meninggal dunia.
1. Dari kasus posisi di atas. Apakah kasus ini adalah pembunuhan?
2. Apakah ada perbuatan percobaan kejahatan lain dari kasus di atas?
3. Siapa saja kemungkinan pelaku yang dapat dipidana dalam kasus di
atas?

2. Tugas 2

SuaraJatim.id - Polresta Malang Kota mengungkap kasus pembunuhan di bengkel


AC Family Jalan Letjen S Parman pada Kamis (3/9/2020). Pelaku pembunuhan
adalah M Imron (18), warga Jabung, Kabupaten Malang.

Sementara korbannya adalah Redi Setyo (20) rekan satu pekerjaan, bahkan satu
kampung dengan tersangka.

Kapolresta Malang Kota, Kombespol Leonardus Simarmata mengatakan, bahwa


motif pelaku nekat membunuh korban karena sering diejek saat bermain game
online.

Pelaku juga sering mendapat paido atau umpatan dari korban. Dari situlah pelaku
memendam rasa sakit hati dan nekat membunuh korban.

“Mereka sering main game bareng, sering gojlok-gojlokan (bercanda) nah si pelaku
ini memendam kemarahan dan akhirnya melakukan pembunuhan. Motif sakit hati
karena sering dihina atau diolok oleh korban,” ujar Leonardus sebagaimana
dilansir Beritajatim.com, Rabu (9/9/2020).
Leonardus mengatakan, bahwa keduanya merupakan teman satu pekerjaan bahkan
tinggal satu kamar di dalam mess.

Pelaku membunuh korban dengan menggunakan palu besi. Dipukulkan sebanyak 4


kali, dua kali di kepala, sekali di bahu dan terakhir di dada.

3. Tugas 3

Febrian dan Kosasih adalah veteran perang di Afghanistan. Mereka adalah


sahabat erat yang sering bekerjasama dalam menghadapi situasi di bahaya
selama masa perang. Mereka setelah kembali ke Indonesia tidak mempunyai
pekerjaan tetap dan kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itu mereka
kemudian berencana melakukan pencurian di Bank Saudara. Febrian dan
Kosasih mengajak Hankook untuk memberi informasi tentang blueprint gedung
yang akan mereka tembus. Pada saat mereka menjalankan aksinya, seorang
Satpam memergoki dan segera menelpon polisi. Kosasih yang mengetahui hal
tersebut kemudian membunuh Satpam tersebut dan kemudian mereka
melarikan diri.
Jika aksi yang dilakukan tersebut adalah ia memasuki bank saudara dan mengambil uang
di bank dan ketauan satpam
4. Tugas 4
Teka-teki penemuan jenazah Ibrahim (56), dibelakang kampus Putera Batam,
selasa 5 Mei 2015, akhirnya terkuak. Korban tenyata tewas dibunuh oleh Edi
Yusrizal (34) yang kemudian mengambil uang miliknya. “Modus pelaku
membunuh korban hanya ingin mengambil uang milik korban, lantaran pelaku
membutuhkan uang untuk perobatan anak dan bapaknya yang sedang sakit,”
kata Kapolsek Batuaji Kompol Zaenal Arifin, Rabu (13/5/15).
Ditambahkan dia, usai kejadian pelaku kabur ke Pekanbaru. Enam hari
setelah peristiwa itu, Tim Buser Polsek Batuaji berhasil membekuk Edi Yusrizal
tanpa perlawanan ditempat persembuyiannya, Jalan Paus, Pekanbaru.
Saat ditemui wartawan di kator polisi, pelaku mengaku terdesak kebutuhan
ekonomi. Bapak dan anaknya sedang mengalami sakit keras di kampong
halaman. Dia sangat membutuhkan uang, ingin menjenguk anak dan
bapaknya yang sakit. Kebetulan, saat akan mengambil air minum ditempat
gudang, dia melihat korban baru menerima uang hasil menjual kayu. Namun,
saat itu dirinya tidak memiliki niat untuk melakukan pembunuhan dan mereka
kembali bekerja. Keinginan membunuh pada pelaku baru muncul setelah
dirinya terlibat perselisihan dengan korban di dalam gudang Saat korban
bertemu dengan pelaku di luar gudang, terjadilah perkelahian itu, sekalian
mengambil uang korban. “Saat itu suasana sepi dan korban jalan sendirian,
melihat suasana mendukung saya ambil kayu broti dan memukul korban satu
kali dan mengambil dompetnya yang berisi uang Rp. 8 juta, serta handphone
di saku celananya,” jelasnya. Usai mengambil harta benda korban, pelaku
berusaha menghilangkan jejak dengan membawanya ke semak-semak dan
menindihnya dengan papan, serta batu satu karung. Seolah tidak terjadi apa-
apa, pelaku kembali kerja di gudang.
“Setelah pekerjaan selesai, saya berkemas dan mengambil semua pakaian,
lalu menuju Pasar Aviari untuk membeli tiket pesewat tujuan Pekanbaru. Saya
menyesal, “pungkasnya.

Analisis kedua kasus di atas sehingga dapat ketahui tindak pidana apa yang
terjadi dan penerapan pasalnya.

Kosasih dapat dikenakan Pasal 339 KUHP

Dalam kasus diatas Kosasih bersama Febrian dan Hankook melakukan pencurian di Bank
Saudara. Pada saat menjalankan aksinya, seorang Satpam memergoki perbuatan mereka dan
segera menelpon polisi, kemudian Kosasih yang mengetahui hal tersebut membunuh satpam
tersebut dan melarikan diri. Sehingga Kosasih dapat dikenakan Pasal 339 KUHP. Pasal 339
KUHP sendiri menyebutkan “Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu
perbuatan pidana, yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah
pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri maupun peserta lainnya dari pidana
dalam hal tertangkap tangan, ataupun untuk memastikan penguasaan barang yang
diperolehnya secara melawan hukum, diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau
selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.” Unsur dari pasal tersebut telah
terpenuhi oleh perbuatan yang dilakukan Kosasih. Unsur subjektifnya yaitu dengan maksud
atau dengan sengaja sedangkan unsur objektifnya yaitu menghilangkan nyawa orang lain
yang disertai atau diikuti tindak pidana lain dalam kasus diatas adalah pencurian untuk
memudahkan pelaksanaan atau kepergok (tertangkap tangan) untuk memastikan penguasaan
barang yang diperolehnya secara melawan hukum. Menurut Lamintang di dalam bukunya
menjelaskan pada pasal 339 KUHP terkait sisi subjektif kejahatan menjangkau lebih jauh dari
sisi objektifnya. Pasal 339 KUHP deliknya ada yang untuk memudahkan tindak pidana yang
akan, sedang, dan telah dilakukan. Kosasih dan Febrian hendak mencuri, untuk
mempermudah pencurian mereka membunuh agar mempermudah pencurian yang akan
dilakukan. Hal ini juga sependapat dengan pernyataan Soesilo yang menjelaskan, jika
pencurian dengan kekerasan itu berakibat mati orang, ancaman hukumannya diperberat.
Kematian disini bukan dimaksudkan oleh si pembuat: apabila, kematian itu dimaksud
(diniati) oleh si pembuat, maka ia dikenakan Pasal 339 KUHP (pembunuhan yang diikuti,
disertai, atau didahului oleh suatu perbuatan pidana). Jadi Kosasih dapat dikenakan pasal 339
KUHP berdasarkan fakta tersebut.

Febrian dapat dikenakan pasal 363 ayat (1) ke-4 KUHP

Pada kasus posisi tersebut Febrian dapat dikenakan pasal 363 ayat (1) ke-4 KUHP yang
menyatakan “Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun, pencurian yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu.” Febrian melakukan tindakan
pencurian ini bersama dengan Kosasih dan Hankook, Oleh karena Febrian hanya mencuri,
tidak ikut membunuh, pencurian yang dilakukan 2 orang atau lebih yang bersekutu, yang
bekerjasama baik fisik maupun psikis yaitu saat Kosasih dan Febrian masuk ke dalam Bank
Saudara. Selain itu, Febrian tidak dapat juga dikenakan pasal 339 KUHP karena hanya
Kosasih saja yang membunuh satpam tersebut. Pasal 339 KUHP hanya dapat diterapkan pada
yang melakukan, jadi Febrian lebih ke pencurian nya saja.

Hankook dapat dikenakan pasal 363 ayat (1) ke 4 jo. pasal 56 ke-2 KUHP

Dalam kasus diatas Hankook berperan untuk memberi informasi tentang blueprint gedung
yang akan mereka tembus. Sehingga Hankook dapat dikatakan melakukan pencurian dengan
dua orang atau lebih atau bersekutu dalam kasus diatas yaitu bersama Febrian dan Kosasih.
Oleh karena itu, Hankook dapat dikenakan Pasal 363 ayat (1) ke-4 jo. Pasal 56 ke-2 KUHP
disebutkan bahwa “Dipidana sebagai pembantu (medeplichtige) sesuatu kejahatan : mereka
yang sengaja memberi kesempatan, sarana, atau keterangan untuk melakukan kejahatan.”
Hankook dapat dikategorikan sebagai mereka yang membantu memberi sarana atau
keterangan dengan cara memberi informasi tentang blueprint gedung yang akan ditembus
untuk melakukan pencurian tersebut.

Anda mungkin juga menyukai