Anda di halaman 1dari 6

PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA OLEH ARISMAN HALAWA

DIsusun Oleh:

Christopher Lukas Rumainum/21110251328

A. Latar Belakang
Dalam hukum positif Indonesia tindak pidana pembunuhan mempunyai beberapa
bentuk tindak pidana, yang diantaranya adalah tindak pidana pembunuhan biasa dan
tindak pidana pembunuhan berencana. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang
mengatur tindak pidana pembunuhan tercantum pada Pasal 338 KUHP, yakni:
“Barangsiapa sengaja merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan,
dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun” (Moeljatno, 2009) .Sedangkan
untuk pasal pembunuhan berencana diatur dalam pasal 340 KUHP, yakni:
“Barangsiapa sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang
lain, diancam, karena pembunuhan dengan rencana (moord), dengan pidana mati atau
pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh
tahun” (Moeljatno, 2009)
Meskipun masing-masing dalam kategori tindak pidana pembunuhan,
keduanya mempunyai unsur-unsur yang membedakannya. Tindak pidana
pembunuhan biasa tidak memiliki unsur merencanakan (berencana) pada niat
seseorang untuk membunuh subjek hukum lain. Sedangkan untuk tindak pidana
berencana, pelaku memiliki niat dan rencana untuk melakukan tindak pidana
pembunuhan terhadap korbannya. Tindak pidana pembunuhan juga harus terpenuhi
suatu unsur pembunuhan tersebut terjadi/terwujud oleh kehendak atau niat dari pelaku
secara bersamaan. Oleh karena itu kehendak dan niat untuk membunuh adalah
merupakan satu kesatuan unsur yang harus terpenuhi untuk suatu tindak pidana
pembunuhan. Sedangkan untuk pembunuhan berencana memiliki unsur tambahan
dengan diawali sebuah perencanaan yang dibarengi dengan kehendak dan niat
seseorang untuk melakukan pembunuhan. Seperi misalnya seorang pelaku
memikirkan bagaimana caranya membunuh dilakukan dengan tenang disusul dengan
kehendak untuk membunuh (Yanri, 2017). Secara sedeherna perbedaannya tindak
pidana pembunuhan biasa dan pembunuhan berencana adalah jika tindak pidana
pembunuhan biasa antara niat dan kehendak untuk membunuh menjadi satu kesatuan
sedangkan untuk tindak pidana pembunuhan berencana, yaitu pelaku memerlukan
waktu untuk memikirkan dengan tenang dan merencanakan pembunuhan terhadap
korbannya (Anwar, 1986)
Dalam kasus ini Arisman Alawa alias Ais sebagai pelaku pembunuhan
terhadap korban anak perempuan berusia 1-3 tahun Bernama ANI, dan seorang saksi
Bernama Reka. - Bahwa awalnya pada hari senin tanggal 01 Juni 2020 dan
Selasa tanggal 02 Juni 2020 diwaktu yang tidak dapat diingat lagi bertempat di ruamh
kontrakan Terdakwa, Terdakwa melakukan pemukulan terhadap korban ANI karena
selalu menagis, dan keesokan harinya pada Rabu tanggal 03 Juni 2020 sekira pukul
13.00 wib bertempat dirumah kontrakan Terdakwa di jalan Sidodadi nomor 76 Kel.
Perhentian Marpoyan Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru, Terdakwa
sedang berada diteras rumah kontrakannya sambil bermain handphone dan mendengar
korban ANI menangis dari dalam kamar, lalu saksi REKA memanggil Terdakwa dari
dalam rumah “nangis kakak lagi”, dan Terdakwapun masuk ke kamar belakang dan
melihat ANI sedang menangis, dan Terdakwapun berusaha membujuk ANI supaya
tidak menanggis lagi, tetapi ANI tidak berhenti menanggis, dan Terdakwa langsung
menampar pipi kiri ANi dengan menggunakan tangan kanan Terdakwa sebanyak 3
(tiga) kali, dan ANI bertambah menanggis, lalu Terdakwa mendorong tubuh ANI
sehingga kepala ANI membentur dinding kamar dan badannya terhempas ke lantai
kamar kemudian Terdakwa menginjak dada sebelah kiri ANI sebanyak 3 (tiga) kali
dengan kaki kanan Terdakwa, saat itu REKA mencoba menghentikan Terdakwa tetapi
Terdakwa malah menampar saksi sambil mengancamnya dengan kalimat “kalau kamu
ceritakan kepada orang lain kalian bertiga kan saya bunuh”, selanjutnya Terdakwa
mendudukan ANI dengan cara mengambil tanggan kiri ANI dan memplintirnya
kearah luar dengan sangat kuat hingga tanggan kiri ANI terkulai, lalu Terdakwa
kembali mendudukan ANI dan mencekik leher ANI dengan tangan kanan Terdakwa
selama 2 (dua) menit hingga badan ANI menempel di dinding kamar, tetapi ANI tetap
saja menangis tetapi suara tangisannya sudah menjadi pelan, kemudian Terdakwa
membawa ANI ke kamar mandi di rumah kontrakannya dengan cara menyeret tangan
kiri ANI yang patah menuju kamar mandi dan memasukkannya kedalam bak mandi
yang terbuat dari drum plastik serta memasukkan pipa paralon yang berukuran ¾
inchi kedala mulut ANI dengan cara memegangang badan dan kepala ANI sehingga
ANI tidak dapat bersuara, lalu Terdakwa mencolokan kabel mesin air yang
sebelumnya Terdakwa perbaiki sehingga hidup dan Terdakwa menghidupkan mesin
airnya, lalu Terdakwa pergi meninggalkan ANI yang berada didalam bak mandi
dengan mulut yang terpasang pipa paralon sehingga tubuh ANI menjadi terrendam di
dalam bak mandi terasebut dan mulutnya terminum air tersebut hingga 10 (sepuluh)
menit lamanya, kemudian Terdakwa melihat tubuh ANI sudah mengapung dan
mengangkatnya kekamar, dikamar REKA dan Terdakwa menyelimuti ANI dengan
Sprei alas kasur dan memberinya minyak kayu putih, saat itu tubuh ANI sudah lemas
dan tak berdaya; sekira pukul 18.30 wib Terdakwa bertanya kepada saksi REKA
“masih hidupkah ANI” saat itu REKA berbohong kepada Terdakwa dengan
mengatakan “masih”, lalu sekira pukul 19.00 wib pergi dari rumah dengan
meggunakan sepeda motor merek Honda CBR BM 2335 Y milik Terdakwa dengan
alasan membeli obat untuk ANI, kemudian sekira pukul 20.00 wib Terdakwa
mendapat telephone dari REKA bahwa ANI meninggal dunia, mendengar hal tersebut
lalu Terdakwa kabur ke Sorek Kabupaten Pelalawan melalui jalan lipat kain-simpang
Koran- Kec. Sorek ketempat istri pertama Terdakwa.
B. Undang-Undang yang digunakan
Dalam tulisan ini guna mengkaji putusan Nomor 878/Pid.B/2020/PN Pbr,
sebagai landasan hukumnya, penulis menggunakan:
1. Kitab Undang=Undang Hukum Pidana
a. Pasal 340 KUHP “ Barang siapa sengaja dan dengan rencana lebih
dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan
dengan rencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup
atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun”
b. Pasal 65 KUHP “Dalam hal perbarengan beberapa perbuatan yang
harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri sehingga
merupakan beberapa kejahatan, yang diancam dengan pidana pokok
yang sejenis, maka dijatuhkan hanya satu pidana.
c. Pasal 40 KUHP “Jika seorang di bawah umur enam belas tahun
mempunyai, memasukkan atau mengangkut barang-barang dengan
melanggar aturan-aturan mengenai pengawasan pelayaran di bagian-
bagian Indonesia yang tertentu, atau aturanaturan mengenai larangan
memasukkan, mengeluarkan, dan meneruskan pengangkutan barang-
barang, maka hakim dapat menjatuhkan pidana perampasan atas
barang-barang itu, juga dalam hal yang bersalah diserahkan kembali
kepada orang tuanya, walinya atau pemeliharanya tanpa pidana
apapun.

C. Analisis
Pembunuhan berencana merupakan tindak pidana yang paling berat daripada
tindak pidana pembunuhan biasa, ancaman pidana yang diterima oleh pelaku juga
diperberat akibat dari pertimbangan hakim memutus dan mempertimbangkan terhadap
tindak pidana pembunuhan berencana. Tindak pidana pembunuhan biasa berbeda
dengan tindak pidana pembunuhan berencana, yang menjadi perbedaan dari kedua
tindak pidana ini adalah terdapat unsur pembentuk tindak pidana itu. Dalam tindak
pidana biasa, kehendak dan niat untuk melakukan pembunuhan adalah merupakan
satu kesatuan dan berdiri sendiri. Sedangkan untuk tindak pidana pembunuhan
berencana pelaku memikirkan secara tenang bagaimana cara untuk membunuh dan
mempunyai jangka waktu tertentu sebelum ia melakukan kehendaknya untuk
membunuh korban. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana mengatur mengenai
tindak pidana pembunuhan berencana dan tindak pembunuhan biasa. Dalam KUHP
tindak pidana pembunuhan biasa diatur dalam pasal 338 “Barang siapa dengan
sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana
penjara paling lama lima belas tahun” sedangkan untuk tindak pidana berencana
diatur dalam pasal 340 “Barang siapa sengaja dan dengan rencana lebih dahulu
merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan
pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama
dua puluh tahun”
Hakim memiliki peran yang sangat penting dalam beracara di pengadilan, hal
ini untuk mempertimbangkan mengenai permasalahan yang terjadi, dan tuntutan yang
dilayangkan oleh jaksa penuntut umum. Dalam memutus perkara tindak pidana
seorang hakim harus bersikap komprehensif dalam memutus perkara ini.
Sebagaimana dalam putusan ini Terdakwa dijatuhi hukuman seumur hidup oleh
hakim terhadap kasus pembunuhan berencana yang dilakukannya pada korban di
bawah umur yang berusia 1-3 tahun. Terlihat dalam kasus ini pelaku melakukan
upaya pembunuhan berencana terlihat dari fakta-fakta hukum yang terlampir dalam
putusan ini. Pelaku melakukan kekerasan dengan mematahkan tangan korban,
mendorongnya ke dinding dengan keras, memukul korban dengan benda tumpul ke
bagian lehernya, kemudian memasukkan korban ke dalam bak mandi dengan maksud
untuk membuat korban tenggelam di dalam bak mandi. Jika dilihat pada unsur-unsur
ini termasuk ke dalam delik pembunuhan berencana. Sebagaimana telah diatur dalam
pasal 340 KUHP “Barang siapa sengaja dan dengan rencana lebih dahulu merampas
nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana mati
atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh
tahun”.
1. Barang siapa
2. Dengan rencana
3. Merampas nyawa orang lain

Ketiga unsur ini terpenuhi ketika pelaku melakukan tindak pidana


pembunuhan berencana terhadap korban.

D. Kesimpulan
Terdakwa secara sah dan meyakinkan telah dihukum atas tuduhan pelaku
pembunuhan berencana. Hal ini terbukti atas terungkapnya bagaimana cara pelaku
membunuh korbannya. Dalam kasus ini pelaku membunuh korban dengan cara
membiarkan korban yang sudah lemas dipukuli dan dianiaya dimasukkan ke dalam
bak mandi yang dinyalakan airnya dengan harapan korban tenggelam di dalam bak
mandi. Penjatuhan hukuman seumur hidup ini dikarenakan terdakwa sebagai pelaku
pembunuhan berencana telah memenuhi unsur pada pasal 340 KUHP yang berbunyi
“Barang siapa sengaja dan dengan rencana lebih dahulu merampas nyawa orang lain,
diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana mati atau pidana penjara
seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun”
Dari bunyi pasal tersebut pelaku terbukti memenuhi dari ketiga unsur yang ada
di dalam pasal 340 KUHP, yakni:
1. Barang siapa
2. Dengan rencana
3. Merampas nyawa orang lain

E. Daftar Pustaka

Anwar. (1986). Hukum pidana bagian khusus (KUHP Buku II). Bandung: Alumni.

Moeljatno. (2009). KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana). Jakarta: Bumi Aksara.

Yanri. (2017). Pembunuhan berencana. Hukum dan Keadilan, 36-48.

Anda mungkin juga menyukai