PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tahun 1945, yang artinya bahwa di dalam negara kesatuan Republik Indonesia
aktivitas pada segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Negara hukum
Hukum pidana merupakan salah satu bagian dari keseluruhan hukum yang
yang disertai ancaman berupa nestapa atau penderitaan bagi barangsiapa yang
kejahatan tersebut disertai dengan ancaman berupa pidana atau penderitaan bagi
1
Abdul Aziz Hakim, Negara Hukum dan Demokrasi di Indonesia, (Yogyakarta : Penerbit
Pustaka Pelajar, 2011), halaman 8.
2
Moeljatno. 2008. Asas-asas Hukum Pidana. Jakarta: Rineka Cipta, hlm. 1
1
Kejahatan yang berkembang di masyarakat terdiri dari berbagai macam
bentuk dan jenis. Di Indonesia kejahatan secara umum diatur dalam buku kedua
nyawa yang pengaturannya secara khusus diatur dalam Bab XIX KUHP yang
terdiri dari 13 pasal yakni Pasal 338 sampai dengan Pasal 350. Lebih lanjut,
kejahatan terhadap nyawa dalam KUHP digolongkan dalam dua golongan, yang
kejahatan terhadap nyawa yang diatur dalam Pasal 340 KUHP. Delik
dengan delik pembunuhan biasa yang diatur dalam Pasal 338 KUHP. Rumusan
delik pembunuhan dalam Pasal 338 KUHP, kemudian ditambah satu unsur lagi
yakni “dengan rencana lebih dahulu”. Hal ini berbeda dengan pembunuhan
pembunuhan.3
perilaku yang diancam dengan pidana yang bersifat melawan hukum yang
3
Adami Chazawi. 2013. Kejahatan Terhadap Tubuh & Nyawa. Jakarta: Rajawali Pers, hlm.
82
2
berhubungan dengan kesalahan yang dilakukan oleh orang yang mampu
berarti suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan hukuman pidana.5 Dari
sini dapat dilihat bahwa tindak pidana mencakup unsur perbuatan dan unsur
kejahatan ditunjuk kepada kesehatan niat atau kesengajaan ini dapat disebut
perilaku sikap tersebut dapat disebut sebagai perbuatan sengaja atau perbuatan
ceroboh.
adalah jiwa nyawa seseorang yang tidak dapat diganti dengan apapun dan
perampasan itu sangat bertentangan dengan UUD NKRI Tahun 1945 yang
berbunyi:
4
Wirjono Prodjodikoro, 1981, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, Erasco, Cetakan Ke-3,
Jakarta, hal. 50
5
Marlina, Hukum Penitensir, (Bandung:PT. Reflika Aditama, 2011) halaman 15.)
3
Bab-XIX KUH Pidana yang terdiri dari tiga belas Pasal, yakni dari Pasal 338
Depok adalah kasus pembunuhan. Pada April 2009, Majelis hakim Pengadilan
dengan 11 korban. Kasus Ryan Jombang dilator belakangi tentang cinta buta,
tuntutan ekonomi.
Kasus Ryan pertama kali terkuak pada Juli 2008 ketika tujuh potongan
tubuh manusia dalam dua tas serta kantong plastik ditemukan di dekat Kebun
Setibanya di sana, Heri melihat foto Noval, yaitu pacar Ryan. Heri, yang tertarik
dengan ketampanan Noval, menggoda Ryan agar merelakan sang kekasih dapat
Keduanya lantas terlibat adu mulut sebelum akhirnya berlanjut ke baku hantam.
Merasa terdesak, kemudian Ryan pergi ke dapur dan mengambil pisau dan
menusuk Heri tepat di ulu hati. Heri ambruk dan merintih kesakitan. Dalam
4
kondisi tak berdaya, Ryan menyeret Heri ke kamar mandi. Tubuhnya
memutilasi atau memotong tubuh Heri. Berbekal pisau, Ryan memutilasi Heri
ke dalam beberapa bagian: lutut, paha, tangan, alat vital, dan leher. Potongan-
potongan itu lantas dimasukkan ke dalam tas dan kantong plastik. Ryan
sang pacar, Ryan mengaku baru membunuh Heri. Tak hanya membunuh,
berharga Heri, dari dompet hingga laptop. Keduanya lantas foya-foya dengan
barang hasil rampasan itu. Selang beberapa hari kemudian, tim reserse Polda
kartu ATM milik Heri dan wajahnya terekam kamera ATM, dari kesalahan
korbannya Heri. Setelah didesak kembali oleh Kepolisian ternyata benar saja
Heri bukanlah korban Ryan yang pertama. Setelah didesak dengan berbagai
5
cara, Ryan mengaku telah menghabisi sekitar 10 orang di kampung
Setelah kejadian yang gempar ini terkuak kasus baru yaitu terhadap 10
korban yang dilakukan oleh terdakwah Ryan yang didasari motif ekonomi, yang
halamannya, Jombang.
Setyawan, Muhammad Aksoni dan Zainal Abidin alias Zaki, Nanik Hidayati
dan anaknya, Silvia Dewi Ramadhani yang masih berusia 3 tahun, Aril Somba
terhadapnya.
mati yang berarti hukuman mati Indonesia berlaku secara de facto dan de jure.
6
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman Dasar Pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana mati
1036/PID/B/2008/PN.DPK ?
aspek keadilan ?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai penulis, maka manfaat dari penelitian ini
adalah : Adapun hasil penelitian diharapkan akan berguna antara lain di bawah
ini :
1. Bagi Penulis
memenuhi tugas dan syarat kelulusan mendapat gelar Sarjana Strata 1 (S1)
7
2. Bagi Pemerintah
kesalahan agar dapat tercapainya asas keadilan, asas kemanfaatan dan asas
kepastian hukum.
3. Bagi Masyarakat
atas studI kasus yang diteliti oleh penulis, sehingga masyarakat mampu
E. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah menambah wawasan tentang hukuman mati bagi
pembunuh berencana dan sebagai suatu kegiatan ilmiah dengan harapan dengan
penelitian ini nantinya mampu memberi kontribusi besar dalam gagasan terkait
8
Pidana hukuman mati dan dapat memperluas daya berfikir serta untuk
Dan secara kegunaan praktis hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan
hukuman mati.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Metode Pendekatan
6
Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Jakarta, Kencana Prenada Media Grup,
hlm. 35.
9
menggunakan legislasi dan regulasi7, dalam penelitian ini akan dilakukan
Dpk Pst.
Sumber bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang berasal dari
10
c. Bahan Hukum Tersier
G. Sistematika Penulisan
Pada penelitian yang akan dibuat oleh penulis terdapat 4 Bab yang akan
membantu penulis dan pembaca untuk memahami isi dari penelitian yang
1. BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pertama ini memuat hal-hal yang melatarbelakangi penulis dalam
11
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian
;Tujuan Pemidanaan
Bab ketiga, pada bab ini nantinya penulis akan menjabarkan terkiat apa yang
menjadi permasalahan yang telah ada pada rumusan masalah yang diangkat
4. BAB IV PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan hukum ini dimana berisi
12