DOSEN PENGAMPU :
Dr. A. Istiqlal Assaad, S.H.,M.H.
DISUSUN OLEH :
NURFADILLAH
04020200395
C17 ( TIPITER )
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
bapak dosen pengampu mata kuliah Tindak Pidana Tertentu Dr. A. Istiqlal Assaad,
S.H.,M.H. dan terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Makalah ini saya susun dari berbagai sumber yang kami peroleh baik dari buku, diktat,
internet, dsb. Makalah ini saya susun sebagai tugas mata kuliah Hukum Pidana Dalam
Kodifikasi, dimana dalam hal ini fokus kami adalah pada Kejahatan Terhadap Nyawa
Seseorang.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
1.1 Contoh kasus pembunuahan
berencana……..........................................................................7
1.2 Unsur- Unsur Tindak Pidana ............................................ 9
1.3 Kejahatan pada nyawa secarasengaja ………………………… 12
1.4. Kejahatan pada nyawa secara tidak disengaja………………………. 12
1.5 Perbandingan pasal ………………………………………………….. 14
PENDAHULUAN
Kejahatan terhadap jiwa manusia atau pembunuhan sering terjadi dalam kehidupan
masyarakat. Bahkan kejahatan terhadap jiwa manusia atau pembunuhan itu terkadang
dilakukan oleh beberapa orang yang sepakat untuk melakukan pembunuhan akan tetapi dalam
KUHP tampaknya tidak mampu mencegah perbuatan pidana mati dalam masyarakat ini. Hal
ini mungkin disebabkan oleh sanksi hukuman yang terlalu ringan.1 Tindak pidana
“Barang siapa sengaja merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan,
“Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului dengan suatu tindak pidana dengan
maksud untuk menyiapkan atau memudahkan pelaksanaan dari tindak pidana tersebut
atau jika kepergok pada waktu melakukan tindak pidana, untuk menjamin dirinya
sendiri atau lain-lain peserta dalam tindak pidana, baik dalam usaha melepaskan diri
dari pemidanaan maupun dalam mempertahankan penguasaan atas benda yang telah
sedangkan menurut Abdul Qadir Audah pembunuhan yaitu perbuatan seseorang yang
menghilangkan kehidupan atau hilangnya roh adami akibat perbuatan manusia yang lain.2
Jadi, pembunuhan adalah perampasan atau peniadaan nyawa seseorang oleh orang lain yang
mengakibatkan tidak berfungsinya seluruh anggota badan disebabkan ketiadaan roh sebagai
PEMBAHASAN
Kejahatan selalu merujuk pada hal yang dilarang, merugikan, ataupun meresahkan,
yang kemudian berarti bahwa kejahatan tidak boleh dibiarkan terjadi begitu saja. Terdapat
banyak kejahatan yang bisa terjadi di tengah masyarakat, diantaranya yakni kejahatan
terhadap tubuh, kejahatan terhadap nyawa atau bisa dikenal dengan penganiayaan dan
pembunuhan. Dalam hal ini penelitian akan difokuskan pada kejahatan pembunuhan.
adalah kesengajaan menghilangkan nyawa orang lain, untuk menghilangkan nyawa orang lain
itu, seseorang pelaku harus melakukan sesuatu atau suatu rangkaian tindakan yang berakibat
dengan meninggalnya orang lain dengan catatan bahwa opzet dari pelakunya harus ditujukan
pada akibat berupa meninggalnya orang lain tersebut.Tindak pidana pembunuhan itu
merupakan suatu tindak pidana materiil yaitu suatu tindak pidana yang baru bisa dianggap
sebagai telah selesai dilakukan oleh pelakunya dengan timbulnya akibat terlarang atau yang
merampas atau menghilangkan jiwa orang lain sehingga dianggap perbuatan yang sangat
jiwa/nyawa seseorang, hal ini bertentangan dengan Pasal 28A Undang-Undang Dasar NRI
Tahun 1945 yang berbunyi “Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan
hidup dan kehidupannya”. Tindak pidana pembunuhan adalah suatu perbuatan yang dengan
akibat hukumnya, ketika perbuatan tindak pidana pembunuhan ini dilakukan dengan sengaja
ataupun direncanakan terlebih dahulu maka akibat hukum yaitu sanksi pidananya akan lebih
berat dibandingkan dengan tindak pidana pembunuhan yang dilakukan tanpa ada unsur-unsur
pemberat yaitu direncanakan terlebih dahulu. Dalam KUH Pidana pembunuhan tergolong
sebagai kejahatan terhadap nyawa yang pengaturannya secara khusus diatur dalam Bab XIX
KUH Pidana yang terdiri dari 13 pasal yakni Pasal 338 sampai dengan Pasal 350.
Lebih lanjut, kejahatan terhadap nyawa dalam KUH Pidana digolongkan dalam dua
golongan, yang pertama berdasarkan unsur kesalahan dan yang kedua berdasarkan objeknya
(nyawa). Kasus pembunuhan kerap terjadi dewasa ini, berita-berita tentang pembunuhan
hampir seiap hari tersaji di media masa, baik cetak, tulis maupun berita-berita online, bahkan
tidak sedikit berita pembunuhan tersebar di berbagai jejaring sosial yang ada.
Kasus pembunuhan Ade Yunia Rizabani atau Icha (36) oleh temannya sendiri,
Christian Rudolf Tobing (36). Rudolf membunuh Icha di sebuah apartemen Jakarta Pusat dan
membuang jasadnya terbungkus plastik di Pondok Gede, Kota Bekasi. Kasus Rudolf ini
terungkap berawal dari penemuan mayat Icha yang terbungkus plastik hitam di Jl Kalimalang,
Pondok Gede, Kota Bekasi, pada Selasa (18/10/2022). Rudolf sendiri sebetulnya memiliki
dendam pribadi dengan rekan Icha berinisial H. Ia pun telah menyusun rencana pembunuhan
dengan sangat matang. Sebelum melakukan aksinya, Rudolf sempat mencari jasa pembunuh
bayaran di internet hingga akhirnya mencari cara membunuh agar tidak ketahuan melalui
Google. Karena terlalu mahal dan ia tak sanggup membayar, Rudolf akhirnya mengurungkan
niatnya tersebut. Pelaku Rudolf juga diketahui sudah memiliki skenario sendiri sejak
penjemputan korban Icha di daerah Meruya, Jakarta Barat. Saat itu, pelaku menjemput korban
di daerah Meruya dan bergerak menuju apartemen di wilayah Jakarta Pusat yang disewa
selama 1 hari.
Dalam perjalanan, pelaku menyampaikan kepada korban terkait program podcast rohani yang
didalamnya akan ada sponsor kalung kesehatan. Saat itu, pelaku Rudolf meminta
kepada Icha untuk berperan sebagai korban penculikan dengan tangan hingga kakinya diikat
menggunakan kabel tis. Tanpa berpikir panjang, korban Icha pun setuju dengan hal tersebut,
karena memang korban percaya terhadap pelaku. Sesampainya di Apartemen Pramuka Jakarta
Pusat, pelaku menjalankan aksinya sesuai skenario yang disampaikan di perjalanan kepada
korban. “Saat kaki dan tangan terikat, pelaku langsung berbicara dengan korban bahwa
sebenarnya pelaku membohonginya,” ucap Panji. Pelaku Rudolf Tobing saat itu menanyakan
kedekatan Icha dengan calon korban H yang akhirnya menimbulkan perdebatan. Tak hanya
pembunuhan terjadi. “Di situ, korban bertanya lagi kamu ada di kubu mana, saya atau H?
Dijawab korban, ada di bagian kamu,” katanya. “Selanjutnya pelaku berbicara dan meminta
korban membantunya menghabisi nyawa H dengan cara memberikan sejumlah uang,” ungkap
Panji. Dengan rasa takut, korban pun lalu mengiyakan dan berjanji mau membantu pendeta
muda Rudolf Tobing. Saat itu, pelaku kemudian mentransfer uang dari rekening korban
Rudolf juga menyuruh Icha menelepon keluarganya dan meminta transfer uang sebesar Rp10
juta. Sehingga total uang yang ditransfer mencapai Rp29,5 juta. Setelah menerima uang
hampir Rp30 juta dari korban Icha, Rudolf justru kembali melakukan penganiayaan lagi.
Pelaku Rudolf Tobing sempat khawatir dilaporkan ke polisi jika dia melepaskan
korban Icha saat itu. “Pelaku kembali bertanya, apakah kalau saya melepaskan kamu, kamu
tidak akan melaporkan saya? Walaupun dijawab tidak, tapi pelaku tidak percaya karena ada
pembicaraan di dalam mobil sebelum ke apartemen,” kata AKBP Panji lagi. Pendeta muda ini
kembali menampar korban dua kali hingga akhirnya membunuh korban dengan cara
mencekik lehernya. Rudolf ditangkap pada Selasa 18 Oktober 2022, ia teancam dengan pasal
pembunuhan berencana dengan hukuman maksimal hukuman mati atau penjara seumur
hidup.***
Mencermati kasus di atas, tindak pidana pembunuhan yang dilakukan terdakwa
masuk dalam kategori pembunuhan berencana. Perencanaan lebih dulu itu merupakan suatu
sikap kejiwaan dari pelaku yang membentuk suatu 5 bentuk opzet yang sifatnya khusus.
Dalam hal ini sebelumnya pelaku telah mempertimbangkan dan dengan kepala dingin tentang
direncanakan lebih itu merupakan suatu bentuk, pembunuhan yang tersendiri, maka
perencanaan lebih dulu itu merupakan suatu keadaan yang menentukan dapat dipidanannya
pelaku, menurut van Hattum dan Langemeijer, perencanaan lebih dulu itu merupakan suatu
kriminal. Angka kriminalitas semakin harinya semakin meningkat, hal ini dapat dilihat di
berbagai media cetak, televisi maupun elektronik yang menyajikan berbagai pemberitaan
mempelajari sebab kejahatan tersebut maka diperlukan kajian kriminologi sebagai ilmu yang
meneliti latar belakang perilaku jahat. Jadi, ketika diketahui sebab-sebab kejahatan maka
kejahatan sebagai gejala sosial. Sedangkan Costant memberikan pendapat mengenai definisi
terkait kriminologi yaitu sebagai ilmu pengetahuan yang bertujuan menentukan faktor-faktor
Suatu tindak pidana yang terdapat di dalam KUHPidana, pada umumnya dapat
dijabarkan ke dalam unsur – unsur yang pada dasarnya dibagi kedalam dua macam unsur,
yakni unsur objektif dan unsur subjektif. Yang dimaksud dengan unsur subjektif adalah unsur
- unsur yang melekat didalam diri sipelaku atau yang berhubungan dengan diri sipelaku, dan
termasuk didalamnya segala yang terkandung di dalam hatinya, dan yang dimaksud dengan
unsur – unsur objektif adalah unsur – unsur yang ada hubungannya dengan keadaan – kedaan,
yang di dalam keadaan – keadaan mana tindakan – tindakan dari sipelaku itu harus dilakukan.
a. Unsur Subjektif
2.) Maksud atau voormenen pada suatu percobaan atau poging seperti yang dimaksud di
3.) Macam – macam maksud atau oogmerk yang terdapat misalnya di dalam kejahatan –
4.) Merencanakan terlebih dahulu atau voorbedache raad, seperti yang misalnya terdapat di
5.) Perasaan takut atau vress seperti yang diantara lain terdapat didalam rumusan tindak
b. Unsur Objektif
Sedangkan unsur – unsur objektif dari sesuatu tindak pidana itu terdiri dari :
2) Kualitas dari sipelaku, misalnya “keadaan sebagai pegawai negeri sipil” di dalam kejahatan
jabatan menurut Pasal 415 KUHP atau “keadaan pengurus atau komisaris dari suatu perseroan
3) Causalitas, yaitu hubungan antara sesuatu tindakan sebagai penyebab dengan sesuatu
Menurut Wirjono Prodjodikoro, selain unsur – unsur subjektif dan unsur – unsur
objektif di atas yang pada umumnya melekat pada suatu tindak pidana, terdapat unsur – unsur
khusus yang hanya ada pada berbagai tindak pidana tertentu. Titel XXVII dari buku
KUHPidana tentang “kejahatan jabatan” memuat beberapa pasal yang menyebutkan sebagai
Moeljatno juga mensyaratkan 3 (tiga) unsur yang harus dipenuhi perbuatan pidana yaitu:
Kejahatan terhadap nyawa ( misdrijven tegen bet leven ) adalah berupa penyerangan
terhadap nyawa orang lain. Kepentingan hukum yang dilindungi dan yang merupakan obyek
kejahatan ini adalah nyawa (leven) manusia. Kejahatan terhadap nyawa dalam KUHP dapat
1. Kejahatan terhadap nyawa yang dilakukan dengan sengaja (dolus misdrijven), adalah
kejahatan yang dimuat dalam BAB XIX KUHP, pasal 338 s/d 350.
2. Kejahatan terhadap nyawa yang dilakukan tidak dengan sengaja (culpose misdrijven),
Sedangkan atas dasar obyeknya (kepentingan hukum yang dilindungi), maka kejahatan
345.
2. Kejahatan terhadap nyawa bayi pada saat atau tidak lama setelah dilahirkan, dimuat dalam
pasal:341, 342, dan 343. 3. Kejahatan terhadap nyawa bayi yang masih ada dalam kandungan
Kejahatan terhadap nyawa yang dilakukan dengan sengaja disebut atau diberi
2. Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului dengan tindak pidana lain(339)
4. Pembunuhan ibu terhadap bayinya pada saat atau tidak lama setelah dilahirkan (341, 342,
dan 343)
Kejahatan yang dilakukan tidak dengan sengaja adalah kejahatan yang dirumuskan
dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau pidana kurungan paling lama 1 tahun”
Salah satu varian dari kejahatan kekerasan adalah pembunuhan. Unsur tindakan yang
dianggap dan menyebabkan kematian terlihat jelas pada kejahatan ini. Pembunuhan
merupakan suatu kejahatan yang serius karena merupakan tindakan menghilangkan nyawa
seseorang.28 Secara umum, pembunuhan itu sendiri dapat diklarifikasikan menjadi dua jenis,
yakni (1) nonkriminal (lawful) dan (2) kriminal (unlawful). Pembunuhan nonkriminal
meliputi pembunuhan yang dapat dimaafkan (excusable homicide) dan pembunuhan yang
pembunuhan yang dibenarkan merupakan suatu tindakan pembunuhan yang terjadi dalam
a. Dyadic homicide, yaitu pembunuhan yang dilanjutkan oleh perbuatan bunuh diri pelaku
b. Mercy killing/euthanasia, yaitu pembunuhan yang dilakukan atas dasar rasa kasihan akan
penderitaan tersebut.
c. Drug related homicide, yaitu pembunuhan yang terjadi sebagai akibat dari perbuatan ilegal
terkait obat terlarang, baik dari segi perdagangan atau konflik dengan penegak hukum.
d. Jail killing, yaitu pembunuhan yang terjadi ketika sipir atau narapidana menjadi korban
e. Rape homicide, yaitu pembunuhan yang terjadi akibat pemerkosaan. Pelaku kerap
f. Lynching¸ yaitu pembunuhan yang umumnya dilakukan karena kebencian atas dasar rasial.
Kasus Lynching terjadi ketika orang kulit hitam mendapatkan perlakuan diskriminatif di
Amerika Serikat.
g. Dowry death, yaitu pembunuhan yang terjadi sebagai akibat perlakuan kasar yang ekstrim
h. Lust murder, yaitu pembunuhan yang terjadi karena dilakukannya penyiksaan terhadap
i. Stoning atau disebut rajam, yaitu pembunuhan yang dilakukan dengan cara korban dibenam
dalam tanah hingga sebatas leher dan kepala kemudian dilempari batu oleh pelaku.
j. Muti murder, yaitu pembunuhan yang terjadi karena syarat dalam ritual dan tradisi tertentu
- Pasal 365 ayat (3): ada orang yang hilang nyawanya akibat dari kekerasan atau
- Pasal 339: hilangnya nyawa orang akibat dari kesengajaan untuk menghilangkan
nyawa orang
- Pasal 339 ; kejahatan pokok dalam pembunuhan yang diikuti oleh tindak pidana lain
adalah pembunuhan, kesengajaan pada pasal 339 ditujukan pada matinya orang lain
- Pasal 365 ; kejahatan pokok dalam pembunuhan yang diikuti oleh tindak pidana lain
adalah pencurian, kesengajaan pada pasal 365 KUHP tidak ditujukan pada kematian
orang lain.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pembunuhan yang dimaksud ini adalah sebagaimana yang dirumuskan dalam Pasal
339 KUHP, menentukan: “Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu tindak
pelaksanaannya, atau untuk menghindarkan diri sendiri maupun peserta lainnya dari pidana
dalam hal tertangkap tangan, ataupun untuk memastikan penguasaan benda yang
diperolehnya secara melawan hukum, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau
Apabila rumusan tersebut dirinci, maka terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:
2. Yang (1) diikuti, (2) disertai atau (3) didahului oleh tindak pidana lain.
- Untuk menghindari (1) diri sendiri maupun (2) peserta lainnya dari pidana, atau
`
DAFTAR PUSTAKA
Hukum Pidana Islam (At-Tasyr’i Al-Jina’i Al-Islamiy Muqaranan Bil Qanulil Wad’iy),
Penerbit Kharisma Ilmu, Bogor. Jld. III, hlm 177.
Zaidan, M. Ali, Kebijakan Kriminal, Jakarta Timur: Bumi Aksara, 2016, hlm. 1.
Chazawi, Adami, Kejahatan Terhadap Tubuh dan Nyawa. Jakarta: Rajawali Pers,
2013, hlm. 55.