Anda di halaman 1dari 13

Pembunuhan Berencana Beserta Sanksi dan Cara Mengatasinya

Dosen Pengampu: Saparudin Efendi, S.H.,M.H

Disusun oleh:

Muhammad Abdurrosyid (2004010010)

Tri Wahyudi Kasimillah (2104010007)

Ahmad Shahkhrozu Febriansyah (2104010016)

Zul Mulyadi (2104010022)

Surya Putra Adekantari (2104010032)

PRODI HUKUM

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BUMIGORA

MATARAM

2023

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang “Pembunuhan Berencana
beserta Sanksi dan Cara Mengatasinya”.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika
tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan
rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini dapat memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

2
Daftar isi

Kata Pengantar..............................................................................................................................2

Daftar Isi.......................................................................................................................................3

Bab I Pendahuluan........................................................................................................................4

1.1. Latar Belakang.................................................................................................................4


1.2. Rumusan Masalah............................................................................................................5
1.3. Tujuan..............................................................................................................................5

Bab II Pembahasan........................................................................................................................6

2.1. Perbedaan antara pembunuhan biasa dengan pembunuhan berencana............................6


2.2. Sanksi Pembunuhan berencana........................................................................................8
2.3. Cara mengatasi atau mencegah pembunuhan berencana.................................................9

Bab III Penutup.............................................................................................................................12

3.1. Kesimpulan......................................................................................................................12

Daftar Pustaka...............................................................................................................................13

3
Bab I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Perkembangan kejahatan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, membuat tingkat


kewaspadaan yang ada dalam diri masyarakatpun meningkat. Kejahatan yang merupakan salah
satu masalah sosial yang paling tua, baik dari kejahatan yang memang terjadi pada umumnya
yaitu seperti pembunuhan. Kejahatan (crime) adalah sisi sebaliknya dari perbuatan baik, yang
seharusnya dilakukan oleh setiap warga masyarakat untuk hidup bersama dengan rasa aman dan
tentram.

Penyebab pembunuhan secara umum dibagi ke dalam tiga motif. Tiga motif itu masing-
masing dilatarbelakangi harta benda atau ekonomi, kekuasaan, dan hubungan sosial. Salah satu
motif itu bisa jadi alasan bagi pelaku untuk melakukan pembunuhan. Malah bisa tiga motif yang
terjadi dalam satu kasus pembunuhan. Pembunuhan bisa disebabkan karena hal- hal yang ringan
dan spontanitas. Misalnya karena emosi pelaku terpancing sedemikian tinggi sehingga ia gelap
mata dan melakukan pembunuhan.

Padahal Pembunuhan adalah suatu kejahatan yang tidak manusiawi, karena pembunuhan
merupakan suatu perbuatan yang mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain, yang dilakukan
secara sengaja maupun tidak sengaja. Pembunuhan dengan rencana atau disingkat dengan
pembunuhan berencana adalah pembunuhan yang paling berat ancaman pidananya dari seluruh
bentuk kejahatan terhadap jiwa manusia. Itu kemudian jadi cerminan bagi semua pihak untuk
mengambil pelajaran agar hal serupa tidak lagi terjadi. Dampak lain yang tak kalah pentingnya
adalah timbulnya panik dan ketakutan di tengah-tengah masyarakat luas.

Pembunuhan berencana diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Pasal
340 KUHP “Barang siapa sengaja dan dengan rencana lebih dahulu merampas nyawa orang lain,
diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur
hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun”.

Pembunuhan berencana atau moord merupakan salah satu bentuk dari kejahatan terhadap
nyawa yang diatur dalam Pasal 340 KUHP. Delik pembunuhan berencana merupakan delik yang

4
berdiri sendiri sebagaimana dengan delik pembunuhan biasa yang diatur dalam Pasal 338 KUHP.
Rumusan yang terdapat dalam delik pembunuhan berencana merupakan pengulangan dari delik
pembunuhan dalam Pasal 338 KUHP, kemudian ditambah satu unsur lagi yakni “dengan rencana
lebih dahulu”. Hal ini berbeda dengan pembunuhan dengan pemberatan sebagaimana diatur
dalam Pasal 339 KUHP yang menggunakan pengertian dari pembunuhan secara langsung dari
delik pembunuhan.

Pada umumnya delik-delik yang dimuat dalam KUHP ditujukan pada subjek hukum “orang”,
sebagai contoh subjek delik dalam Pasal 340 KUHP yakni “barangsiapa”. Telah jelas yang
dimaksud “barangsiapa” adalah orang dan orang ini hanya satu. Pada kenyataannya kejahatan
tidak melulu dilakukan oleh satu orang. Terkadang, suatu kejahatan juga dilakukan oleh dua
orang atau lebih untuk menyelesaikan suatu delik.

1.2. Rumusan Masalah


1) Apa perbedaan antara pembunuhan biasa dengan pembunuhan berencana?
2) Bagaimana sanksi pembunuhan berencana?
3) Bagaimana cara mengatasi atau mencegah pembunuhan berencana?

1.3. Tujuan
1) Untuk mengetahui perbedaan antara pembunuhan biasa dengan pembunuhan berencana
2) Untuk mengetahui bagaimana sanksi dari pembunuhan berencana
3) Untuk mengetahui cara mengatasi atau mencegah pembunuhan berencana

5
Bab II

Pembahasan

2.1. Perbedaan antara pembunuhan biasa dengan pembunuhan berencana

Pembunuhan merupakan tindakan menghilangkan nyawa seseorang dengan cara melanggar


hukum maupun tidak melawan hukum. Untuk menghilangkan nyawa orang lain, seseorang
pelaku harus melakukan suatu rangkaian tindakan yang berakibat dengan meninggalnya orang
lain dengan catatan bahwa pelakunya harus ditujukan pada akibat berupa meninggalnya orang
lain tersebut.

Pembunuhan diatur dalam Pasal 338 KUHP yang menjelaskan bahwa barang siapa dengan
sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling
lama lima belas tahun.

Pembunuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 338 KUHP tersebut harus memenuhi
unsurnya, yaitu perbuatan tertentu yang sengaja untuk menghilangkan nyawa orang lain. Sanksi
bagi pelaku tindak pidana pembunuhan tercantum dalam KUHP.

a. Pembunuhan Biasa

Pembunuhan Biasa banyak terjadi karena emosi sesaat. Saat pelaku merasa tersinggung lalu
langsung melampiaskan amarahnya dengan menyakiti hingga menghilangkan nyawa seseorang.
Selain emosi sesaat, eksekusi dalam pembunuhan biasa adalah senjata yang digunakan adalah
senjata yang ada di lokasi sekitar pelaku. Untuk ancaman pidana tindak kejahatan pembunuhan
biasa adalah 15 tahun penjara.

b. Pembunuhan Berencana

Pembunuhan Berencana diatur dalam Pasal 340 KUHPidana yang menjelaskan bahwa barang
siapa dan dengan rencana lebih dahulu merampas nyawa orang lain diancam karena pembunuhan
dengan rencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu
tertentu, paling lama dua puluh tahun.

Di dalam pembunuhan berencana terdapat unsur kesengajaan, dalam ilmu hukum pidana
dibedakan dalam 3 bentuk kesengajaan, yaitu:

6
1. Kesengajaan sebagai tujuan

2. Kesengajaan sebagai kepastian

3. Kesengajaan sebagai kemungkinan

Dalam pembunuhan berencana menurut KUHPidana tidak boleh bertentangan dengan makna
Pasal 340 KUHP yaitu, pelaku dan orang yang dibunuh tidak boleh harus orang yang telah
ditetapkan dalam perencanaan tersebut.

Dalam artian, pelaku yang mempunyai waktu berpikir apakah pembunuhan itu akan diteruskan
pelaksanaannya atau dibatalkan. Sehingga, pembunuhan berencana hanya dapat terjadi jika
dilakukan dengan sengaja, pembunuhan berencana tidak akan terjadi karena kelalaian pelaku.

Makna berencana di dalam pembunuhan berencana adalah pembunuhan yang dilakukan dengan
proses bagaimana cara pelaksanaan pembunuhan, alat atau sarana yang digunakan, tempat atau
lokasi pembunuhan, waktu pelaksanaannya, atau cara pelaku pembunuhan berencana untuk
menghilangkan jejak.

KUHP menganggap bahwa pembunuhan berencana adalah kejahatan yang sangat menyinggung
asas-asas kemanusiaan yang adil dan beradab. Pembunuhan berencana memerlukan akal licik
atau niat yang sangat jahat, alat serta sarana yang memadai, serta waktu yang tepat dan juga
motif kuat untuk menggerakan seseorang untuk melakukan pembunuhan.

Oleh sebab itu, ancaman hukuman dalam pembunuhan berencana lebih berat daripada
pembunuhan biasa. Ancaman hukuman untuk pelaku pembunuhan berencana adalah dengan
pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh
tahun. Untuk menentukan adanya kemampuan bertanggung jawab dengan kesengajaan atau
kealpaan.

Unsur pembeda antara perbuatan pembunuhan biasa dengan pembunuhan berencana yaitu
perbuatan tersebut sudah direncanakan terlebih dahulu. Pembunuhan berencana memiliki
ancaman hukuman lebih tinggi daripada pembunuhan biasa, yaitu ancaman dengan hukuman
mati atau seumur hidup atau paling lama dua puluh tahun.

Salah satu dampak yang ditimbulkan oleh kejahatan pembunuhan adalah hilangnya nyawa
korban, padahal nyawa adalah suatu milik berharga yang dimiliki oleh setiap manusia. Oleh

7
karenanya, hukum melindungi nyawa setiap masyarakat dari segala upaya pelanggaran oleh
orang lain

2.2.Sanksi Pembunuhan Berencana

Tindak pidana pembunuhan dikategorikan menjadi beberapa jenis, di antaranya pembunuhan


dengan sengaja dan pembunuhan rencana. Pembunuhan dengan sengaja diatur dalam pasal 338
KUHP. Pelanggarnya dikenakan pidana penjara maksimal 15 tahun.

Sedangkan, pembunuhan berencana diatur dalam pasal 340 KUHP. Berikut bunyi pasal
pembunuhan berencana selengkapnya:

“Barangsiapa sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam,
karena pembunuhan dengan rencana (moord), dengan pidana mati atau pidana penjara seumur
hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.”

Berdasarkan pasal tersebut, dapat diketahui bahwa pembunuhan berencana diawali dengan
rencana terlebih dahulu sebelum pelaksanaannya. Misalnya, pelaku memikirkan alat
pembunuhan yang akan digunakan, waktu dan tempat pembunuhan yang tepat, dan hal lainnya.

Sesuai dengan yang disebutkan dalam pasal 340 KUHP, pelaku pembunuhan berencana
diberikan ancaman hukuman terberat, yaitu berupa pidana penjara mati atau seumur hidup,
paling lama 20 tahun.

Hukuman pembunuhan berencana berdasarkan pada pertimbangan hakim yang menyatakan


unsur berencana dalam kasus itu terbukti atau tidak. Pasalnya, hak asasi manusia terdakwa
benar-benar dipertaruhkan dalam penetapan hukumannya.

Jika seorang terdakwa dinyatakan terbukti melakukan pembunuhan berencana dan dipidana 20
tahun seumur hidup, padahal ia melakukan pembunuhan biasa, artinya hak asasi manusia
terdakwa telah dilanggar.

Suatu tindak pidana dapat digolongkan sebagai pembunuhan berencana apabila memenuhi syarat
dan unsur tertentu.

Syarat tersebut dirumuskan para ahli hukum pidana (doktrin) atau putusan hakim mengenai
tindak pidana pembunuhan berencana (yurisprudensi). Berikut unsurnya:

8
Adanya proses pertimbangan atau pemikiran yang dilakukan oleh pelaku terhadap perbuatan
yang akan dilakukannya. Proses tersebut membuat pelaku menghasilkan satu keputusan dengan
tenang.

Adanya jarak waktu tertentu antara timbulnya kehendak sampai pelaksanaan kehendak.

Meski begitu , syarat unsur berencana dalam pembunuhan berencana sejatinya akan selalu
dinamis sesuai perkembangan dan kompleksitas kasus yang bersangkutan.

Itu sebabnya, diperlukan kecermatan hakim dalam menganalisis, menelaah, mempertimbangkan,


dan memutuskan apakah suatu pembunuhan memenuhi unsur berencana atau tidak.

2.3.Cara mengatasi atau mencegah pembunuhan berencana

Mencegah terjadinya pembunuhan memang harus anda ketahui, agar anda terhindar dari tindak
kriminalitas dan tetap aman. Kejahatan bukanlah suatu kejadian warisan atau bawaan sejak lahir
dan juga bukan warisan biologis

Perilaku kriminalitas bisa dilakukan oleh siapa saja, baik itu pria maupun wanita, anak- anak
maupun orang tua, dan juga tanpa memandang status. Bahkan yang paling berbahaya ialah
tindak kejahatan yang dilakukan tanpa sadar atau tanpa rencana, tanpa dipikirkan, dan tidak
dilakukan dengan benar-benar sadar maksudnya.

Hal ini umumnya terjadi karena terpancing emosi. Atau bahkan untuk membela diri karena harus
melawan atau sebagainya. Tetapi tindak kejahatan juga bisa saja terjadi secara sadar dan
direncanakan sebelumnya. Hal ini biasanya terjadi karena dorongan atau paksaan yang cukup
kuat dan bahkan karena ter-obsesi.

Bahkan sekarang ini, tingkat pembunuhan juga semakin tinggi dan sering terjadi. Yang kerap
kali terjadi ialah kasus pembunuhan yang terjadi karena sakit hati yang cukup parah, sehingga
pelaku mempunyai dendam, kebencian, ketidakpuasan, dan bahkan kemarahan yang sangat
tinggi kepada sang korban.

Salam kasus ini, penyebabnya ialah karena seseorang tanpa sengaja atau secara sengaja
melakukan atan mengatakan sesuatu yang bisa menyakiti hati para pelaku kejahatan. Sehingga

9
dampaknya ialah terjadinya kejadian kriminalitas yakni pembunuhan oleh pelaku kepada korban,
baik karena sengaja maupun tidak sengaja.

 Faktor Terjadinya Pembunuhan

Banyak faktor yang menyebabkan seseorang melakukan tindak pembunuhan, salah satunya
adalah karena sakit hati. Dan faktor lainnya seperti berikut ini:

1) Faktor keinginan, ini biasanya terjadi karena dorongan keinginan yang sangat kuat yang
bisa mendorong para pelaku tindak pembunuhan agar melakukan kejahatan.
2) Faktor personal atau Individu, faktor dari diri sendiri juga ada dua yakni faktor biologis
yang dikarenakan oleh keadaan mental, usia, dan jenis kelamin. Yang kedua ialah faktor
psikologis yakni karena kecerobohan, merasa terasing, dan bersikap agresif.
3) Ketidaksengajaan, hal ini umumnya terjadi karena untuk membela diri dan tanpa sengaja
terjadi peristiwa pembunuhan.
4) Terpancing emosi yang kuat juga bisa menyebabkan seseorang melakukan pembunuhan.
Biasanya ini terjadi karena tersinggung akan perkataan orang lain atau perbuatan orang
lain baik yang disengaja maupun tidak.
5) Faktor terpaksa ini biasanya terjadi karena pelaku memang mempunyai niat jahat baik
secara mental, pikiran, dan bahkan fisik kepada korban karena tidak menyukai korban.
6) Faktor situasi, hal ini terjadi karena situasi dari sebuah konflik dan bisa terjadi kapan saja
dan dimana saja.

Cara Mencegah Pembunuhan

Untuk mencegah terjadinya pembunuhan juga bisa anda lakukan dengan berbagai macam cara,
berikut misalnya:

1) Memiliki keimanan yang cukup kuat. Dengan mempunyai tingkat keimanan yang kuat
maka tentu saja anda bisa mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan bisa menahan
emosi ketika hati dan pikiran sedang kacau.
2) Tidak mudah marah dan emosi merupakan salah satu cara untuk mencegah tindak
kejahatan. Selain itu sebaiknya anda juga jangan sampai mudah menyimpan rasa benci
dan dengki kepada orang lain.

10
3) Memiliki rasa cinta dan kasih terhadap sesame
4) Hindari mempunyai sikap yang egois dan bahkan tertutup kepada orang lain, jika anda
menyimpan semua hal sendirian maka anda akan semakin terbebani dan membuat emosi
anda menjadi tidak stabil.
5) Mencoba berusaha untuk memberi maaf kepada setiap kesalahan orang lain dan berani
meminta maaf jika memang secara sengaja maupun tidak sengaja baik perbuatan maupun
perkataan yang bisa menyinggung orang lain.
6) Mudah untuk bersosialisasi dengan orang lain.

Sedangkan untuk mencegah terjadinya pembunuhan yang juga cukup penting ialah selalu
mempunyai pemikiran yang positif, tentu saja hal ini sangat penting. Jika anda selalu berpikiran
negatif maka akan membuat pikiran anda penuh dan anda bisa melampiaskan ke segala macam
tindakan yang bahkan bisa membuat rugi.

11
Bab III

Penutup

3.1. Kesimpulan

12
Daftar Pustaka

Budi Ruhiatudin, Pengantar Ilmu Hukum, (Yogakarta: Teras, 2009)

https://satriamadangkara.com/cara-mencegah-terjadinya-pembunuhan/

https://kumparan.com/berita-hari-ini/pasal-pembunuhan-berencana-dalam-kuhp-dan-ancaman-
hukumannya-di-indonesia-20Kc2KtQb42/1

https://www.hukumonline.com/berita/a/pembunuhan-dan-pembunuhan-berencana-
lt62d68b0036f97/?page=all

https://heylaw.id/blog/apa-saja-unsur-unsur-tindak-pidana-pembunuhan-dan-sanksi-bagi-pelaku-
tindak-pidana-pembunuhan

P.A.F Lamintang, dan Theo Lamintang. 2012. KEJAHATAN TERHADAP NYAWA,


TUBUH, DAN KESEHATAN, Jakarrta: SINAR GRAFIKA
Hamzah , Andi.2011. Delik-Delik Tertentu (Speciale Delicten) di dalam KUHP, Jakarta:
SINAR GRAFIKA

13

Anda mungkin juga menyukai