Dosen Pengampu :
Drs. I Wayan Landrawan, M.Si.
Oleh:
Rombel 16
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmatNya sehingga sayadapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
“Kasus Ferdy Sambo” ini tepat pada waktunya. Penulis sangat perharap karya tulis
ini dapat membantu kita untuk memahami terkait kasus-kasus penegakan hukum
di Indonesia. Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dosen, sehingga kendala-
kendala penulis dapat teratasi. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya
para mahasiswa. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
tidak sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing, saya meminta masukannya
demi perbaikan pembuatan makalah, kami mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................i
1.1 Latar Belakang..........................................................................................i
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................i
1.3 Tujuan........................................................................................................i
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................ii
2.1. Kronologi Pembunuhan...........................................................................ii
2.2. Motif Pembunuhan.................................Error! Bookmark not defined.
2.3. Penanganan Kepolisian...........................................................................iii
BAB III....................................................................................................................v
PENUTUP................................................................................................................v
3.1 Kesimpulan...............................................................................................v
3.2 Saran.........................................................................................................v
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................vi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
i
5 penanganan perkara yang
khusus dan spesifik, baik
dari aturan hukum yang
6 diberlakukan, hukum
acaranya, penegak
hukumnya, maupun
pengacara yang
7 menanganinya.
8 Awalnya, tindak pidana
khusus dikenal sebagai
hukum pidana khusus,
kemudian
9 berubah menjadi hukum
tindak pidana khusus.
Beberapa tindak pidana
yang
ii
10merupakan bagian dari
tindak pidana khusus
adalah tindak pidana
ekonomi, tindak
11pidana psikotropika, tindak
pidana narkotika dan lain
sebagainya
12
13Apalagi jika menyangkut
tindak pidana pembunuhan
berencana.
14Tindak pidana
pembunuhan berencana
merupakan tindak pidana
pembunuhan
iii
15yang didahului oleh
rencana pembunuhan
terlebih dahulu. Namun,
pengertian dan
16syarat unsur berencana
dalam tindak pidana
pembunuhan berencana
tidak
17dirumuskan dalam Kitab
Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP). Keadaan
18demikian menjadikan
pengertian dan syarat
unsur berencana
mengalami
iv
19dinamika. Pada konteks
ini, dibutuhkan kepekaan
hakim dalam
menganalisis,
20mempertimbangkan, dan
memutus perkara tindak
pidana pembunuhan
berencana,
21sebagaimana dalam
Putusan Nomor
201/Pid.B/2011/PN.Mrs
22Isi Pasal Pembunuhan
BerencanaHukum terkait
pembunuhan berencana
diatur
v
23dalam Pasal 340 KUHP.
Adapun bunyi pasal
tersebut adalah:
24
25"Barangsiapa sengaja dan
dengan rencana terlebih
dahulu merampas nyawa
orang
26lain, diancam, karena
pembunuhan dengan
rencana (moord), dengan
pidana mati
27atau pidana penjara
seumur hidup atau selama
waktu tertentu, paling
lama dua
vi
28puluh tahun."
29
30Ada banyak macam-
macam bentuk
pembunuhan dalam
KUHP. Berikut
31merupakan beberapa yang
terdapat di dalam KUHP:
32➢ Pembunuhan biasa
(pasal 338) <Barang siapa
dengan sengaja merampas
nyawa
33Tindak pidana khusus
merupakan jenis perkara-
perkara pidana yang
pengaturan
vii
34hukumnya berada di luar
Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP)
yang
35merupakan kitab undang-
undang yang terkodifikasi,
mempunyai karakteristik
dan
36penanganan perkara yang
khusus dan spesifik, baik
dari aturan hukum yang
37diberlakukan, hukum
acaranya, penegak
hukumnya, maupun
pengacara yang
38menanganinya.
viii
39Awalnya, tindak pidana
khusus dikenal sebagai
hukum pidana khusus,
kemudian
40berubah menjadi hukum
tindak pidana khusus.
Beberapa tindak pidana
yang
41merupakan bagian dari
tindak pidana khusus
adalah tindak pidana
ekonomi, tindak
42pidana psikotropika, tindak
pidana narkotika dan lain
sebagainya
43
ix
44Apalagi jika menyangkut
tindak pidana pembunuhan
berencana.
45Tindak pidana
pembunuhan berencana
merupakan tindak pidana
pembunuhan
46yang didahului oleh
rencana pembunuhan
terlebih dahulu. Namun,
pengertian dan
47syarat unsur berencana
dalam tindak pidana
pembunuhan berencana
tidak
x
48dirumuskan dalam Kitab
Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP). Keadaan
49demikian menjadikan
pengertian dan syarat
unsur berencana
mengalami
50dinamika. Pada konteks
ini, dibutuhkan kepekaan
hakim dalam
menganalisis,
51mempertimbangkan, dan
memutus perkara tindak
pidana pembunuhan
berencana,
xi
52sebagaimana dalam
Putusan Nomor
201/Pid.B/2011/PN.Mrs
53Isi Pasal Pembunuhan
BerencanaHukum terkait
pembunuhan berencana
diatur
54dalam Pasal 340 KUHP.
Adapun bunyi pasal
tersebut adalah:
55
56"Barangsiapa sengaja dan
dengan rencana terlebih
dahulu merampas nyawa
orang
xii
57lain, diancam, karena
pembunuhan dengan
rencana (moord), dengan
pidana mati
58atau pidana penjara
seumur hidup atau selama
waktu tertentu, paling
lama dua
59puluh tahun."
60
61Ada banyak macam-
macam bentuk
pembunuhan dalam
KUHP. Berikut
62merupakan beberapa yang
terdapat di dalam KUHP:
xiii
63➢ Pembunuhan biasa
(pasal 338) <Barang siapa
dengan sengaja merampas
nyawa
64Tindak pidana khusus
merupakan jenis perkara-
perkara pidana yang
pengaturan
65hukumnya berada di luar
Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP)
yang
66merupakan kitab undang-
undang yang terkodifikasi,
mempunyai karakteristik
dan
xiv
67penanganan perkara yang
khusus dan spesifik, baik
dari aturan hukum yang
68diberlakukan, hukum
acaranya, penegak
hukumnya, maupun
pengacara yang
69menanganinya.
70Awalnya, tindak pidana
khusus dikenal sebagai
hukum pidana khusus,
kemudian
71berubah menjadi hukum
tindak pidana khusus.
Beberapa tindak pidana
yang
xv
72merupakan bagian dari
tindak pidana khusus
adalah tindak pidana
ekonomi, tindak
73pidana psikotropika, tindak
pidana narkotika dan lain
sebagainya
74
75Apalagi jika menyangkut
tindak pidana pembunuhan
berencana.
76Tindak pidana
pembunuhan berencana
merupakan tindak pidana
pembunuhan
xvi
77yang didahului oleh
rencana pembunuhan
terlebih dahulu. Namun,
pengertian dan
78syarat unsur berencana
dalam tindak pidana
pembunuhan berencana
tidak
79dirumuskan dalam Kitab
Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP). Keadaan
80demikian menjadikan
pengertian dan syarat
unsur berencana
mengalami
xvii
81dinamika. Pada konteks
ini, dibutuhkan kepekaan
hakim dalam
menganalisis,
82mempertimbangkan, dan
memutus perkara tindak
pidana pembunuhan
berencana,
83sebagaimana dalam
Putusan Nomor
201/Pid.B/2011/PN.Mrs
84Isi Pasal Pembunuhan
BerencanaHukum terkait
pembunuhan berencana
diatur
xviii
85dalam Pasal 340 KUHP.
Adapun bunyi pasal
tersebut adalah:
86
87"Barangsiapa sengaja dan
dengan rencana terlebih
dahulu merampas nyawa
orang
88lain, diancam, karena
pembunuhan dengan
rencana (moord), dengan
pidana mati
89atau pidana penjara
seumur hidup atau selama
waktu tertentu, paling
lama dua
xix
90puluh tahun."
91
92Ada banyak macam-
macam bentuk
pembunuhan dalam
KUHP. Berikut
93merupakan beberapa yang
terdapat di dalam KUHP:
94➢ Pembunuhan biasa
(pasal 338) <Barang siapa
dengan sengaja merampas
nyawa
Tindak pidana khusus merupakan jenis perkara-perkara pidana yang pengaturan
hukumnya berada di luar Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang
merupakan kitab undang-undang yang termodifikasi, mempunyai karakteristik dan
penanganan perkara yang khusus dan spesifik, baik dari aturan hukum yang
diberlakukan, hukum acaranya, penegak hukumnya, maupun pengacara yang
menanganinya. Awalnya, tindak pidana khusus dikenal sebagai hukum pidana
khusus, kemudian berubah menjadi hukum tindak pidana khusus. Beberapa tindak
pidana yang merupakan bagian dari tindak pidana khusus adalah tindak pidana
ekonomi, tindak pidana psikotropika, tindak pidana narkotika dan lain sebagainya
Apalagi jika menyangkut tindak pidana pembunuhan berencana. Tindak pidana
pembunuhan berencana merupakan tindak pidana pembunuhan yang didahului oleh
xx
rencana pembunuhan terlebih dahulu. Namun, pengertian dan syarat unsur
berencana dalam tindak pidana pembunuhan berencana tidak dirumuskan dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Keadaan demikian menjadikan
pengertian dan syarat unsur berencana mengalami dinamika. Pada konteks ini,
dibutuhkan kepekaan hakim dalam menganalisis, mempertimbangkan, dan
memutus perkara tindak pidana pembunuhan berencana, sebagaimana dalam
Putusan Nomor 201/Pid.B/2011/PN.Mrs Isi Pasal Pembunuhan BerencanaHukum
terkait pembunuhan berencana diatur dalam Pasal 340 KUHP. Adapun bunyi pasal
tersebut adalah: "Barangsiapa sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu
merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan dengan rencana
(moord), dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu
tertentu, paling lama dua puluh tahun." Salah satu tindak pidana pembunuhan yang
belakangan ini terjadi yaitu pembunuhan seorang Brigadir Joshua Hutabarat yang
direncanakan oleh Ferdy Sambo.
xxiv
pidana pembunuhan
berencana,
sebagaimana dalam Putusan
Nomor
201/Pid.B/2011/PN.Mrs
Isi Pasal Pembunuhan
BerencanaHukum terkait
pembunuhan berencana
diatur
dalam Pasal 340 KUHP.
Adapun bunyi pasal
tersebut adalah:
"Barangsiapa sengaja dan
dengan rencana terlebih
dahulu merampas nyawa
orang
xxv
lain, diancam, karena
pembunuhan dengan rencana
(moord), dengan pidana mati
atau pidana penjara seumur
hidup atau selama waktu
tertentu, paling lama dua
puluh tahun."
Ada banyak macam-macam
bentuk pembunuhan dalam
KUHP. Berikut
merupakan beberapa yang
terdapat di dalam KUHP:
➢ Pembunuhan biasa (pasal
338) <Barang siapa dengan
sengaja merampas nyawa
xxvi
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah motif dari pembunuhan tersebut?
2. Bagaimakah penanganan dari pihak kepolisian?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kronologi pembunuhan yang dilakukan Ferdy Sambo.
2. Untuk mengetahui motif dari pembunuhan tersebut.
3. Untuk mengetahui penanganan dari pihak kepolisian.
BAB II
PEMBAHASAN
xxix
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Telah terjadi peristiwa kematian Brigadir J pada 8 Juli 2022 di
rumah dinas Eks Kadiv Propam Irjen FS di Duren Tiga No 46, Jakarta
Selatan.. Pembunuhan Brigadir J merupakan extrajudicial killing.
Berdasarkan hasil autopsi pertama dan kedua, ditemukan fakta
bahwa tidak ada penyiksaan terhadap Brigadir J, melainkan luka tembak.
Penyebab kematian adalah 2 luka tembak, yang satu di kepala dan yang
satu di dada sebelah kanan.
Terdapat dugaan kuat terjadinya peristiwa kekerasan seksual yang
dilakukan oleh Brigadir J kepada Saudari PC di Magelang tanggal 7 Juli
2022.
3.2 Saran
Secara umum saya hanya dapat menyarankan tentang JPU, biarlah
semua dalang atau pelaku pembunuhan berencana ini harus di hakimi
dengan seadil-adilnya dengan mematuhi UU dan Nilai-nilai Pancasila.’
Meneurut saya terbunuh nya Brigadir J ini merupakan kasus yang sangat
berat, kasus yang harus mempertimbangkan sesuatu dengan penuh hati-
hati dan perlu memakan waktu yang lama untuk mencari jalan keluar.
Tentu saja tindakan pembunuhan merupakan tindakan yang tidak akan
pernah dibenarkan apalagi kita adalah Negara demokratis dan HAM
diamana hal-hal atau tindakan-tindakan seperti itu sangat bertentang dan
menyimpang dengan prisip-prinsip serta nilai-nilai dasar pancasila.
xxx
DAFTAR PUSTAKA
Djoyonegoro, N. (2022, Agustus 5). antaranews.com. Diakses dari Antara Kantor Berita
Indonesia: https://www.antaranews.com/berita/3040757/penanganan-kasus-
brigadir-j-dan-optimisme-reformasi-polri
Kompas.com. (2022, Agustus 16). Kompas.com. Diakses dari Kompas.com:
https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/08/16/18591271/soal-penanganan-
kasus-kematian-brigadir-j-puan-ini-momentum-polri-perbaiki
xxxi