Penyusun
DAFTAR ISI
Kasus yang kami angkat ini menyeret sejumlah perhatian masyarakat, karena mayoritas
orang yang terlibat di dalamnya ialah para anggota polisi dan berlokasi di rumah seorang
petinggi Polri. Banyak pelintiran alur yang terasa janggal saat dipublikasikan pada
masyarakat. Bukan hanya itu, kasus pembunuhan paling sadis pun ada di Indonesia yang
banyak menyeret korban. Dalam lima tahun terakhir Indonesia bisa menurunkan angka kasus
pembunuhan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2016 ada 1.292 kasus pembunuhan di
Indonesia, ini merupakan jumlah kasus tertinggi selama lima tahun terakhir. Kemudian pada
tahun 2017 jumlahnya menurun menjadi 1.150 kasus, dan terus turun menjadi 1.024 kasus
pada 2018, 964 kasus pada 2019, dan 898 kasus pada 2020.
Tapi, pada awal Juli 2022 terjadilah kasus pembunuhan yang membuat masyarakat
terpacu. 8 Juli 2022, Brigadir J tewas dalam insiden saling tembak dengan Bharada E di rumah dinas
Ferdi Sambo di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, pukul 17.00 WIB. Kematian Brigadir J
ini baru diungkapkan ke publik pada 11 Juli 2022 atau tiga hari setelah kejadian. Diduga
adanya pelecehan seksual oleh Brigadir J kepada Putri, istri dari Irjen Ferdi Sambo yang
memicu adanya tembak menembak yang membuat Brigadir J tewas. Dimulai dari pemakaman
tanpa upacara kepolisian, keluarga dilarang melihat jasadnya, CCTV yang rusak, olah TKP
yang janggal serta barang bukti yang tidak dipublikasikan ke publik, menjadi tanda tanya.
Masyarakat berkomentar hingga Kapolri turun tangan dan membentuk tim khusus untuk
membuka rentetan alur yang sebenarnya dari Juli hingga Agustus hingga menemukan titik
terangnya. Tuntukan dan komentar berimbas pada institusi milik negara satu ini, diusulkan
untuk mengevalusi besar-besaran badan intelegen milik negara ini. Dimulai dari pencopotan
perwira-perwira hingga autopsi ulang terkait jenazah Brigadir J. Luka terbuka pada bahu
kanan, tidak ditemukannya otak, empat luka tembakan pada dada, satu tembakan dari leher
menembus ke bibir, serta jari jari yang patah ialah hasil dari autopsi yang sebenarnya
dipublikasikan ke publik tanpa rekayasa.
Dalam proses hukum pun pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak
menyatakan bahwa kasus ini terjadi karena Brigadir J mengetahui soal rahasia mantan Kadiv
Propam Polri Irjen Ferdy Sambo terkait perzinaan hingga bisnis gelap sang jenderal sehingga
merencanakan pembunuhan kepada Brigadir J.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah yang kami buat dalam makalah yang berjudul Kemiskinan Terjadi
gelek Setelah Suksesnya Operasi Gertak dengan pertanyaanpertanyaan sebagai berikut:
1.2.1 Apa saja faktor penyebab dari kasus pembunuhan Brigadi J?
1.2.2 Hak dan Kewajiban apa yang dilanggar dalam kasus pembunuhan Brigadi J?
1.2.3 Pasal berapakah yang berkaitan dengan kasus pembunuhan Brigadi J?
1.2.4 Substansi Pancasila manakah yang berkaitan dengan kasus pembunuhan Brigadi J.
1.2.5 Bagaimana langkah pemerintah untuk menekan angka pembunuhan?
3.1 KESIMPULAN
Dari keseluruhan kasus tersebut penyelesaian yang datang bukan berarti selesai dan
tuntas selamanya, akan tetapi ada saja rintangan yang harus dihadapi ulang. Salah satunya
kasus diatas, dimana pembunuhan tersebut dapat ditanggulangi dengan proses yang terbilang
sulit. Namun ketikakebenaran diungkap, hal itu merubah segalanya. Yang harus kita lakukan
adalah saling melindungi dan menghargai hak dan martabat manusia. Karena hakikatnya
semua orang memiliki Hak Asasi Manusia.
3.2 SARAN
Makalah ini diharap dapat menjadi bahan ataupun referensi pengetahuan mengenai
kasus pelanggaran hak warga negara mengenai pembunuhan. Namun, kritik dan saran yang
membangun kami harapkan karena belum bisa dikaji lebih mendalam dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220808102217-12-831593/kronologi-lengkap-
satu-bulan-kasus-brigadir-j
https://news.detik.com/berita/d-6261640/rekonstruksi-kasus-pembunuhan-brigadir-yosua-
digelar-hari-ini
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/02/14/kasus-pembunuhan-di-indonesia-terus-
berkurang-dalam-5-tahun-terakhir#:~:text=Menurut%20catatan%20Badan%20Pusat
%20Statistik,dan%20898%20kasus%20pada%202020.