JOSHUA
Makalah
Ditujukan untuk menyelesaikan tugas membuat karya tulis ilmiah
yang diberikan oleh Bapak Budi Setia Pribadi, S.Pd.
Petra Imanuel
Muhammad Rifki Permana
Mochamad Naoval Dzakwan
Muchamad Rokib Zihadi
Nino Anggara Ramadhan
Puji dan syukur terpanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “Proses Hukum Yang Terjadi Pada Kasus
Pembunuhan Brigadir Joshua” ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui
kajian pustaka, maupun melalui media internet. Karya tulis ilmiah ini dibuat dengan tujuan
untuk mengetahui seberapa pentingnya proses hukum yang berlaku di Indonesia. Suka dan
duka tentu terasa saat proses pembuatan makalah ini. Kegembiraan disaat menemui titik
terang, tubuh yang kerap kali jatuh sakit, hingga kondisi spiritual yang menghambat proses
pembuatan makalah. Walau begitu, kami tetap berhasil menyelesaikan makalah ini tepat
waktu.
I
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Makalah ini kami buat bertujuan agar para pembaca sadar akan kondisi hukum yang
berlaku di Indonesia, dengan begitu para pembaca dapat memahami isi dari makalah kami
sebagai sarana untuk menyadarkan masyarakat tentang betapa pentingnya hukum di
Indonesia pada masa reformasi.
BAB II
1. Peristiwa di Magelang
Peristiwa di rumah Irjen Ferdy Sambo di Cempaka Residence, Magelang, Jawa Tengah
diduga menjadi pemicu awal kasus pembunuhan terhadap Brigadir Yosua.
Polisi mendapat cerita ini dari istri Sambo, Putri Candrawathi.
Sumber di kepolisian menyebut, di rumah Sambo itu, Kuwat Maruf bersitegang dengan
Brigadir J karena memergokinya berduaan dengan Putri.
Peristiwa ini kemudian dilaporkan Putri kepada suaminya di Jakarta.
Menurut penyidik peristiwa inilah yang dilaporkan Putri kepada suaminya setiba di Jakarta.
3. Pulang ke Jakarta
Dalam suasana tegang itu, rombongan Putri Candrawathi pulang ke Jakarta. Brigadir Yosua
yang biasanya menyopiri Putri, hari itu diminta untuk naik mobil lain bersama Ricky.
Putri menumpang mobil yang dikemudikan oleh Kuwat bersama Bharada Richard Eliezer
atau Bharada E dan Susi, seorang asisten rumah tangga.
Dalam rekaman CCTV itu, terlihat Yosua berada di pekarangan rumah sebelum kedatangan
Ferdy Sambo.
6. Waktu Eksekusi
Pada Jumat, 8 Juli 2022, sekitar pukul 17.11, Ferdy Sambo masuk ke rumah dinasnya di
Komplek Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Peristiwa ini terjadi setelah rombongan Putri dan Yosua tiba dari Magelang. Setelah
melakukan tes PCR di rumah Saguling, Putri bersama rombongan Yosua kemudian bergerak
ke rumah dinas di Komplek Polri.
Sambo kemudian mengajak Yosua yang sedang berada di teras masuk.
Di dalam rumah, sebelah tangga lantai dasar, Yosua diperintahkan berlutut menghadap pintu
kamar mandi. Tangannya berada di atas kepala.
Eksekusi kemudian dilakukan. Bharada Richard melepaskan tembakan pistol Glock 17
miliknya sebanyak tiga kali dari jarak sekitar dua meter.
Ferdy kemudian mengakhiri eksekusi itu dengan menembak dua kali bagian belakang kepala
Yosua.
Masyarakat Ingin Ferdy Sambo Mati, Tahu Ada Campur Tangan Jokowi di Kasus
Pembunuhan Brigadir J
Hasil Survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) terkait kasus pembunuhan berencana terhadap
Brigadir Joshua atau Brigadir J cukup mengejutkan.
Masyarakat sudah geram akan Ferdy Sambo dan menuntut hukuman mati dijatuhkan kepada
mantan kadiv propram tersebut.
"Sebanyak 50,3 persen dari yang mengetahui kasus tersebut, menjawab hukuman yang paling
pantas dijatuhi ke para pelaku, termasuk Ferdy Sambo, adalah hukuman mati," kata Direktur
Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, Rabu, 31 Agustus 2022.
Sedangkan, sebanyak 37 persen dari yang mengetahui kasus tersebut menjawab ingin
hukuman penjara seumur hidup dijatuhi kepada pelaku.
Lebih lanjut, sebanyak 67 persen responden di antara yang mengetahui kasus tersebut
menyatakan percaya bahwa kepolisian akan menuntaskan kasus kematian Brigadir J. Di mana
61,5 persen masyarakat tahu Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa
kepolisan akan mengusut tuntas kasus Brigadir J secara objektif, transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan dengan pembuktian ilmiah.
Selain itu, sebanyak 72,6 masyarakat juga tahu secara umum bahwa Presiden Joko Widodo
memberi perhatian khusus agar kasus Brigadir J dituntaskan. Serta, kata Djayadi, sejalan
dengan itu masyarakat setuju atau percaya dengan pernyataan presiden tersebut.
"Jadi ada dukungan dari masyarakat terhadap Kapolri maupun terhadap Presiden untuk
memerintahkan ke Polri untuk menuntaskan kasus ini secara betul-betul tuntas," tutur
Djayadi.
“Jadi, kita harus mendukung langkah Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo beserta
jajarannya untuk terus mengusut pihak penyebar skenario kasus pembunuhan Brigadir J versi
Irjen FS. Seperti apa yang diharapkan Presiden Jokowi agar kasus ini dapat terselesaikan
dengan tuntas,” paparnya.
Sebelumnya, Kuasa Hukum Keluarga Irjen Ferdy Sambo, Arman Hanis pernah menyebutkan
bahwa Brigadir J sempat kepergok oleh sesama ajudan Irjen Ferdy Sambo sedang
melecehkan Putri Candrawathi selaku isteri Irjen Ferdy Sambo, sehingga terjadi aksi saling
tembak.
Namun, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut dalam konferensi persnya bahwa
berdasar hasil temuan Tim Khusus tidak ditemukan fakta peristiwa tembak-menembak.
“Bahwa tidak ditemukan, saya ulangi tidak ditemukan fakta peristiwa tembak menembak
seperti yang dilaporkan awal,” tegas Kapolri, di Jakarta, Selasa (9/8).
Jenderal bintang empat itu mengungkapkan, dari penyidikan yang dilakukan Tim Khusus
Kepolisian Indonesia ditemukan fakta bahwa peristiwa yang terjadi sebenarnya adalah
penembakan terhadap Brigadir J hingga mengakibatkan bintara remaja polisi itu kehilangan
nyawanya.
“Peristiwa yang terjadi adalah peristiwa penembakan terhadap saudara J yang mengakibatkan
saudara J meninggal dunia, yang dilakukan saudara RE, atas perintah saudara FS,” jelas sang
jenderal bintang empat polisi itu.
Tim Khusus Kepolisian Indonesia telah menetapkan empat orang tersangka dalam kasus
Brigadir J, yakni Bharada E, Brigadir Polisi Kepala Ricky Rizal, Kuat alias Kuwat, kemudian
Sambo. Keempat tersangka dijerat pasal 340 tentang pembunuhan berencana subsider pasal
338 tentang pembunuhan juncto pasal 55 dan pasal 56 KUHP.