Anda di halaman 1dari 14

A.

Anotasi Bibliografi Buku


1. Anotasi 1
a. Identitas Buku
Judul Buku : Pendidikan Bahasa Indonesia di SD
Penulis : Soclhan TW,dkk
Penerbit : Universitas Terbuka
Tahun Terbit : 2009
Cetakan : Ed.1, Cet. Kelima
Tebal : 590 hal; 12 modul;ill;21 cm
ISBN : 979-689-961-2
b. Isi Buku
Dalam buku ini menjelaskan bahwa pengertian apresiasi sastra
secara umum dapat diartikan sebagai penilaian yang baik atau
penghargaan terhadap karya sastra. Dalam pengertian yang lebih
luas, istilah apresiasi mengandung makna pengenalan melalui
perasaan atau kepekaan batin, dan pemahaman serta pengakuan
terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang. Karya
sastra anak adalah karya seni yang imajinatif dengan unsure
estetisnya dominan yang bermediumkan bahasa, baik lisan ataupun
tertulis yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan
berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak. Tiga cirri yang
membedakan antara sastra anak dengan sastra dewasa, yaitu unsure
pentangan, penyajian dengan gaya secara langsung, dan fungsi
terapan.
2. Anotasi 2
a. Identitas Buku
Judul Buku : Bahasa dan Sastra Indonesia di SD
Penulis : Yusi Rosdiana
Penerbit : Universitas Terbuka
Tahun Terbit : 2009
Cetakan : Ed.1, Cet. Kelima
Tebal : 388 hal; ill;21 cm
ISBN : 979-011-166-5
b. Isi Buku
Dalam buku ini menjelaskan pengertian satra menurut KBBI,
bahwa sastra sebagai bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai
dalam kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari). oleh karena itu
merujuk dalam penggunaan bahsa dalam kitab-kitab yang tidak
merujuk pada bahasa sehari-hari, pengertian sastra ini identik
dengan penggunaan bahasa yang indah, yang tidak sembarangan.
Dalam pengertian lain, Jakob Sumardja dan Saini, K.M.
menjabarkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang
berupa pengelaman, pemikiran,perasaan, ide, semangat, dan
keyakinan dalam bentuk gambaran konkret yang membangkitkan
pesona dengan alat bahasa. Sastra anak adalah karya seni yang
imajinatif dengan unsure estetisnya dominan yang bermediumkan
bahasa, baik lisan maupun tertulis, yang secra khusus dapat
dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab
dengan anak-anak.
3. Anotasi 3
a. Indentitas Buku
Judul Buku : Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Penulis : Puji Santosa,dkk
Penerbit : Universitas Terbuka
Tahun Terbit : 2012
Cetakan : Ed.1, Cet. Kesembilan belas
Tebal : 385 hal; 9 Modul; ill;21 cm
ISBN : 979-689-512-9
b. Isi Buku
Dalam buku ini menjelaskan bahwa sastra anak adalah karya sastra
yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi
tentang dunia yang akrab dengan anak-anak, yaitu anak yang
berusia antara 6-13 tahun. Sifat sastra anak adalah imaninasi
semata, bukan berdasarkan pada fakta. Unsur imajinasi ini sangat
menonjol pada sastra anak. Hakikat sastra anak harus sesuai dengan
dunia dan alam kehidupan anak-anak yang khas milik mereka dan
bukan milik orang dewasa. Sastra anak bertumpu dan bermula pada
penyajian nilai dan imbauan tertentu yang dianggap sebagai
pedoman tingkah laku dalam kehidupan. Jenis sastra meliputi prosa,
puisi, dan drama. Jenis prosa dan puisi dalam sastra anak sangat
menonjol. Berdasarkan kehadiran tokoh utamanya, sastra anak
dapat dibedakan atas tiga hal, yaitu: (1) sastra anak yang
mengetengahkan tokoh utama benda mati, (2) sastra anak yang
mengetengahkan tokoh utamanya makhluk hidup selain manusia,
dan (3) sastra anak yang menghadirkan tokoh utama yang berasal
dari manusia itu sendiri. Seperti pada jenis karya sastra umumnya,
sastra anak juga berfungsi sebagai media pendidikan dan hiburan,
membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan emosi
anak.

4. Anotasi 4
a. Identitas Buku
Judul Buku : Buku Praktis Bahasa Indonesia
Penulis : Dendy Sugono
Penerbit : Departemen Pendidikan NAsional
Tahun Terbit : 2009
Tebal : -xv, 193 hal, 21 cm
ISBN : 979-685-305-1
b. Isi Buku
Dalam buku ini menjelaskan bahwa Sastra ialah karya tulis
yang, jika dibandingkan dengan karya tulis yang lain, memiliki
berbagai cirri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, serta
keindahan dalam isi dan ungkapannya. Ada tiga aspek yang harus
ada dalam sastra, yaitu keindahan, kejujuran, dan kebenaran. Kalau
sastra yang mengorbankan slah satu aspek ini, misalnya karena
alasan komersial, maka satra itu kurang baik. Sastra terbagi menjadi
tiga jenis, yaitu prosa, puisi, dan drama. Penyair Romawi Kuno,
Horatius merumuskan manfaat sastra dengan ungkapan yang padat,
yaitu duice et utile ‘menyenang dan bermanfaat. Menyenangkan
dapat dikaitkan dengan aspek hiburan yang diberikann sastra,
sedangkan bermanfaat dapat dihubungkan dengan pengalaman
hidup yang ditawarkan sastra.
Apresiasi sastra dapat diartikan sebagai pengenalan dan
pemahaman yang tepat terhadap nilai sastra yang dapat
menimbulkan kegairahan terhadap sastra itu, serta menciptakan
kenikmatan yang timbul sebagai akibat semua itu. Dalam dunia
susastra,kosakata yang digunakan acapkali tidak dapat dibedakan
dari kosakata bahasa sehari-hari. Bahkan, banyak sastrawan yang
memanfaatkan kosakata sehari- hari dalam karya ciptanya, tetapi
dengan memberinya makna yang lebih luas.

5. Anotasi 5
a. Identitas Buku
Judul Buku : Sejarah Kebudayaan Indonesia Bahasa, Sastra,
dan Aksara
Penulis : Achadiati Ikram,dkk
Penerbit : Rajawali PERS
Tahun Terbit : 2009 :
ISBN : 978-979-769-272-8
b. Isi Buku
Buku ini menjelaskan bahwa sastra merupakan terdiri dar sastra
tradisional dan sastra modern Indonesia. Sastra tradisional terdiri
dari tradisi lisan dan sastra tulis. Tradisi lisan dapat diartikan
sebagai segala hal yang ditransmisikan melalui tuturan meliputi
yang beraksara dan tak beraksara. Tradisi lisan tidak hanya terdiri
atas folklore, cerita-cerita, dan sejenisnya, tetapi juga berbagai hal
yang menyangkut sistem pengetahuan local, sistem genealogi,
sejarah, hukum, lingkungan, alam semesta, adat istiadat, tekstil,
obat-obatan, religi dan kepercayaan, nilai-nilai moral, bahasa, seni,
dan lain sebagainya. Sedangkan penciptaan sastra tulis yang terjadi
dipusat kekuasaan tidak lepas dari penggubahan yang tercipta di
lingkungan pedesaan, karena keduanya saling mengambil alih.
“tradisi besar” dari kraton memanfaatkan ‘tradisi kecil’ rakyat
kebanyakan, dan sebaliknya apa yang terjadi di pusat negeri selalu
menjadi teladan yang diikuti.
Sastra modern indonesia, menurut para pemerhati sejarah sastra
Indonesia, di mulai dari masa Balai Pustaka (awal abad ke-20).
Karya sastra yang dijadikan tonggak kemunculan sastra modern
Indonesia adalah novel karya Merari Siregar, yaitu Azab dan
Sengsara (1919), di susul Sitti Nurbaya (1925) karya Marah Rusli.
Dalam bidang drama, lahir sebuah karya Roestam Effendi yang
berjudul Bebasari (1926) yang dialog-dialognya memanfaatkan pola
persajakan. Dalam puisi, karya-karya Muhammad Yamin menjadi
tonggak hadirnya puisi modern, yaitu dengan menggabungkan
bentuk sonata dengan pantun tradisional.
Hal-yang menonjol dari karya-karya masa itu adalah dari
perubahann dari bentuk tradisional hikayat ke bentuk roman, pola-
pola syair dan pantun yang mulai digabungkan atau dimanfaatkan
dalam bentuk puisi modern atau dalam bentuk drama.
B. Anotasi Bibliografi Artikel Jurnal
1. Anotasi 1
a. Identitas Jurnal
Judul : Paradigma Teori Arena Produksi Kultural Sastra: Kajian
Terhadap Pemikiran Pierre Bourdieu
Penulis : Kukuh Yudha Karnanta
Tahun terbit, Hal : Juli 2013, 15
Nama Jurnal : Jurnal Poetika
Volume, No : Vol. 1 No. 1,
b. Isi Jurnal
Artikel Paradigma Teori Arena Produksi Kultural Sastra:
Kajian terhadap pemikiran Pierre Bourdieu membahas konsep-
konsep pemikiran Pierre Bourdieu yang mengintegrasikan ilmu
sastra, sosiologi, ekonomi dan politik dalam kajian sastra
mutakhir. Meski pemikiran Bourdieu mulai banyak
diperkenalkan ke dalam studi sosial-humaniora di Indonesia,
namun kajian berikut penerapan pemikiran tersebut dalam studi
sastra di Indonesia relatif belum banyak dilakukan. Dengan
kerangka berpikir paradigma Thomas Kuhn, artikel ini hendak
menguraikan konsep-konsep kunci sekaligus paradigma yang
menjadi basis teori arena produksi kultural yang diasumsikan
relevan untuk menjelaskan dinamika kesastraan Indonesia
kekinian.
2. Anotasi 2
a. Identitas Jurnal
Judul : Budaya Jawa Dalam Novel Tirai Menurun Karya Nh. Dini
(Kajian Antropologi Sastra)
Penulis : IKA DWI ASTUTIK
Tahun terbit, Hal : 2012, 0 - 216
Nama Jurnal : Header halaman genap
Volume, N0 : 01, 01
b. Isi Jurnal
Peminggiran terhadap seni budaya lokal seperti yang
dilakukan masyarakat yang telah kecanduan oleh kesenian
populer dan barat perlu dipertanyakan kembali. Dalam hal ini,
kesenian tradisi harus diberi ruang hidup tempat berekspresi,
yang tentu saja memang harus diciptakan dengan landasan
semangat pelestarian jati diri bangsa. Dalam novel Tirai
Menurun mengadung data antropologis tentang kebudayaan
masyarakat Jawa diwujudkan dalam kesenian Wayang Wong
yang melibatkan sikap hidup orang Jawa, dan makna simbol.
Dari latar belakang di atas, maka dapat diambil dua rumusan
masalah dalam penelitian ini, yaitu, bagaimana sikap hidup
orang Jawa?, dan bagaimana makna simbolik budaya Jawa pada
novel Tirai Menurun karya Nh. Dini?. Tujuan dari penelitian ini
adalah mendeskripsikan sikap hidup orang Jawa, dan
mendeskripsikan makna simbolik budaya Jawa pada novel Tirai
Menurun karya Nh. Dini. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kulaitatif, metode deskriptif kualitatif menghasilkan
penafsiran tentang gambaran budaya Jawa. Data diperoleh
melalui membaca novel dan mencatat data-data, mengadakan
pemilihan serta pemilahan data untuk dianalisis. Data tersebut
dianalisis menurut toeri Jong yang mengemukakan sikap hidup
orang Jawa ada lima, yaitu, eling, rila, nrima, dan sabar. Serta
makna simbolik yang dikemukakan oleh Geerts melalui
interpretatif simbolik. Dengan demikian penelitian ini akan
menghasilkan penafsiran tentang sikap hidup orang Jawa yang
masih melekat pada diri orang Jawa, yaitu adanya sikap hidup
orang Jawa yang masih menjadi budaya yang kemudian
diterapkan secara turun-temurun oleh pendukungnya, serta
menghasilkan penafsiran makna simbol budaya Jawa yang ada
dalam novel Tirai Menurun.
3. Anotasi 3
a. Identitas Jurnal
Judul : Pembelajaran Sastra Di Kelas X Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional Sma Negeri 8 Yogyakarta
Penulis : Rahmah Purwahida, Suminto A. Sayuti, dan Esti
Swastika Sari
Tahun terbit, Hal : Pebruari 2010: 18-30
Nama Jurnal : Jurnal Penelitian Humaniora,
Volume, No : Jurnal Vol. 11, No. 1
b. Isi Jurnal
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
proses pembelajaran sastra di kelas X-RSBI Tahun Ajaran
2007/2008 SMA Negeri 8 Yogyakarta. Jenis penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian, yaitu
seorang guru pengampu sastra dan para siswa di kelas X-
RSBI Tahun Ajaran 2007/2008 SMA Negeri 8 Yogyakarta
yang berjumlah 19 orang. Teknik pengumpulan data yang
digunakan, yaitu observasi partisipatif, wawancara
mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pembelajaran sastra telah berjalan
optimal, dengan indikator siswa telah menguasai
kemampuan bersastra, yaitu mengapresiasi sastra dan
mengekspresikan dalam bentuk penulisan puisi dan cerpen.
Keberhasilan pembelajaran sastra ditandai dengan
meningkatnya minat membaca siswa kelas X-RSBI,
gemarnya siswa browsing artikel-artikel sastra maupun
bahan bacaan non-sastra dari website, dan siswa pun
membukukan puisi karyanya dalam bentuk antologi puisi.
Keberhasilan pembelajaran sastra juga disebabkan guru
kelas X-RSBI memiliki keunikan, yaitu mendukung siswa
dalam menyalurkan kreativitas dan ekspresi siswa dalam
kegiatan-kegiatan sastra baik di dalam maupun di luar jam
pembelajaran sekolah misalnya, pentas teater, lomba-lomba
membaca puisi, dan penulisan cerpen.
4. Anotasi 4
a. Identitas Jurnal
Judul : Penerapan Model Visual Auditory Kinesthetic (Vak)
Dengan Teknik Hypnoteaching Untuk Meningkatkan
Keterampilan Siswa Memerankan Tokoh Drama Di Kelas V
Sdn Tegalendah Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang
Penulis : Nurul Awalina, Dadan Djuanda2, Nurdinah Hanifah3
Tahun terbit, Hal : 2016
Nama Jurnal : Jurnal Pena Ilmiah
Volume, No : Vol. 1, No. 1
b. Isi Jurnal
Pembelajaran keterampilan berbicara memerankan tokoh drama
di kelas V SDN Tegalendah menunjukkan hasil yang rendah.
Maka dipilih tindakan melalui penerapan Model Visual
Auditory Kinesthetic (VAK) dengan Teknik Hypnoteaching.
Tujuan penelitian untuk mengetahui peningkatan perencanaan,
kinerja guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam
keterampilan memerankan tokoh drama. Penelitian
menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas desain
Kemmis dan Mc. Taggart dengan Instrumen pedoman observasi
kinerja guru (perencanaan dan pelaksanaan) serta aktivitas
siswa, catatan lapangan, pedoman wawancara, dan tes hasil
belajar. Diperoleh data kinerja guru perencanaan siklus I 84%,
siklus II 96,8% dan siklus III 100%. Kinerja guru
pelaksanaan siklus I 78,78%, siklus II 88,8% dan siklus III
100%. Aktivitas siswa siklus I 38%, siklus II 54,1% dan siklus
III 86,3%. Hasil belajar Siklus I 28,57%, siklus II 66,67% dan
siklus III 90,9%. Simpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan Model VAK dengan Teknik Hypnoteaching dapat
meningkatkan pembelajaran keterampilan berbicara dalam
memerankan tokoh drama.
5. Anotasi 5
a. Identitas Jurnal
Judul : Pemetaan Kemampuan Apresiasi Sastra Siswa Kelas Xi
Sma Se-Kota Mataram
Penulis : Rusdiawan1, Siti Rohana Hariana I. 2, Syaiful
Musaddat3
Tahun terbit, Hal : November 2018
Nama Jurnal : Jurnal Mabasindo
Volume, No : 1, 1
b. Isi Jurnal
Kajian ini secara umum bertujuan untuk memetakan
profilkemampuan apresiasi sastra siswa kelas XI SMA se-Kota
Mataram. Aspek yang dikaji meliputi (1) profil kemampuan
apresiasi sastra siswa kelas XI dari SMA Kota Mataram yang
tergolong maju; (2) profil kemampuan apresiasi sastra siswa
kelas XI dari SMA Kota Mataram yang tergolong kurang maju;
(3) profil kemampuan apresiasi sastra siswa kelas XI dari SMA
Kota Mataram yang tergolong tidak maju; dan (4) program
peningkatan kemampuan apresiasi sastra siswa kelas XI dari
SMA Kota Mataram. Secara metodologis, penelitian ini
dilakukan melalui tiga tahapan, yaitutahap prapenelitian, tahap
penelitian tahap pascapenelitian. Pengumpulan data dilakukan
melalui metode tes dan Focus Group Discussion (FGD).
Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI SMA se-
Kota Mataram, sedangkan sampelnya siswa SMAN 5, SMAN 3,
dan SMAN 7 Mataram. Sampel dipilih dengan metode
purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan mengikuti
prinsip-prinsip dalam penelitian kualitatif, yaitu tahap reduksi
data, penyajian atau organisasi data, dan verifikasi atau
interpretasi data. Sementara itu, penyajian data akan dilakukan
dengan metode formal dan nonformal.
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
(1) Profil kompetensi kesastraan siswa kelas XI IPA, dari
sekolah maju adalah bahwa rerata kompetensi apresiasi
prosanya 73.6, puisinya 74.7, dramanya 72.5 sehingga secara
keseluruhan (reseptif dan produktif) kompetensinya menjadi 74.
Sementara itu, untuk siswa XI IPS: rerata kompetensi apresiasi
prosanya 75.1, puisinya 69.7, dramanya 75.5 sehingga secara
keseluruhan (reseptif dan produktif) kompetensinya menjadi 73.
(2) Profil kompetensi kesastraan siswa kelas XI IPA, dari
sekolah kurang maju adalah bahwa rerata kompetensi apresiasi
prosanya 73.6, puisinya 72.3, dramanya 77 sehingga secara
keseluruhan (reseptif dan produktif) kompetensinya menjadi 74.
Sementara itu, untuk siswa XI IPS: rerata kompetensi apresiasi
prosanya 74, puisinya 70.8, dramanya adalah 73.5 sehingga
secara keseluruhan (reseptif dan produktif) kompetensinya
menjadi 73. (3) Profil kompetensi kesastraan siswa kelas XI
IPA, dari sekolah tidak maju adalah bahwa rerata kompetensi
apresiasi prosanya 71.9, puisinya 71.3, dramanya 76.5 sehingga
secara keseluruhan (reseptif dan produktif) kompetensinya
menjadi73. Sementara itu, untuk siswa XI IPS: rerata
kompetensi apresiasi prosanya 71.6, puisinya 72.1, dramanya 80
sehingga secara keseluruhan (reseptif dan produktif)
kompetensinya menjadi 75. (4) Beberapa usulan program untuk
membantu meningkatkan kemampuan apresiasi sastra siswa
SMA kelas XI, yaitu (a) penguatan program literasi sekolah, (b)
penyelenggaraan workshop sastra, dan (c) penyelenggaraan
sayembara atau olimpiade sastra.Beberapa hal yang disarankan
melalui penelitian ini adalah (a) Perlu dilakukan kajian yang
lebih komprehensif dengan jumlah sampel, dan (b) perlu
penguatan program literasi sekolah dan program penguatan
kegiatan kesastraan di sekolah.
6. Anotasi 6
a. Identitas Jurnal
Judul : Desain Media Pembelajaran Keterampilan Bersastra
Berbasis Panggung
Penulis : Hari Sunaryo1), Nurul Zuriah2) , Novin Farid SW3
Tahun terbit, Hal :17-18 oktober 2016
Nama Jurnal : SENASPRO
b. Isi Jurnal
Dalam kerangka inovasi, efisiensi dan efektivitas harus
dilakukan dalam pembelajaran sastra di sekolah guna
dihasilkannya capaian pembelajaran secara optimal. Jika
capaian pembelajaran minimal sudah dirumuskan dalam
kurikulum, maka perhatian terletak pada bagaimana proses
berlangsung dengan capaian pembelajaran semaksimal
mungkin. Salah satu aspek dalam proses itu adalah soal media
pembelajaran. Tujuan penelitian pengembangan media
pembelajaran keterampilan bersastra berbasis panggung pada
tahun pertama ini adalah dihasilkannya draft desain media
pembelajaran keterampilan bersastra berbasis panggung yang
dikembangkan di sekolah. Secara metodologis, keseluruhan
penelitian menggunakan desain penelitian pengembangan.
Penelitian tahun pertama dilaksanakan dengan pendekatan
kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
teknik observasi, dokumentasi, wawancara, focus group
discussion. Hasil yang diperoleh berupa deskripsi bahwa desain
media pembelajaran keterampilan bersastra berbasis panggung
dilandaskan pada prinsip-prinsip: pemanfaatan potensi lokal,
bentuk audio-visual-material, berorientasi pada aktivitas
pembelajaran proses kreatif seni, sasaran aktivitas individual
atau kelompok, berpotensi mengembangkan capaian kompetensi
akademik dan non-akademik maksimal, mudah dioperasikan.
7. Anotasi 7
a. Identitas Jurnal
Judul : Judul : Desain Media Pembelajaran Keterampilan
Bersastra Berbasis Panggung
Penulis : Warsiman
Tahun terbit, Hal : 2013
Nama Jurnal : thagafiyyat
Volume, No : 14, 01
b. Isi Jurnal
sebenarnya dari setiap istilah yang sering
muncul dalam karya sastra terutama dalam fiksi
naratif, seperti plot, cerita, karakter, karakterisasi, dan
konflik. Faktanya adalah ada beberapa orang yang
menghargai sastra tetapi tidak dapat membedakan
istilah-istilah tersebut. Itulah sebabnya tujuan dari
artikel ini adalah untuk menjelaskan posisi fiksi,
terutama fiksi naratif, dalam karya sastra. Karena
karakteristik fiksi mencakup semua aspek cerita, artikel
ini menjelaskan cerita, plot, dan konflik. Story adalah
sebuah acara dilanjutkan dengan acara lain, kemudian
diikuti oleh acara lain, dan sebagainya, sedangkan plot
rangkaian acara yang bergabung dengan sebab dan
akibat. Sementara itu, konflik yang dibuat oleh interaksi
dari masing-masing karakter. Tanpa interaksi, konflik
tidak bisa dibuat. Oleh karena itu, konflik merupakan
bagian integral yang harus dinyatakan masuk Apakah
baik atau buruk konflik adalah tergantung pada kriteria
konflik itu sendiri.
8. Anotasi 8
a. Identitas Jurnal
Judul Jurnal : Dunia Perempuan Dalam Karya Sastra
Perempuan Indonesia (Kajian Feminisme)
Penulis : Yenni Hayati
Tahun Terbit: 2012
Nama Jurnal : Humanus
Volume, No : XI No.1
b. Isi Jurnal
Artikel ini menggambarkan dunia dan gambar wanita yang
digambarkan dalam penulis fiksi wanita, khususnya dalam
literatur cerita pendek. Dalam menggambarkan dunia wanita,
seorang penulis Indonesia cenderung berfokus pada kehidupan
domestik mereka daripada kehidupan publik. Ini karena
kehidupan rumah tangga dianggap lebih aman bagi wanita, dan
wanita dianggap paling baik dalam kehidupan rumah tangga.
Ada enam gambar yang terkait erat dengan wanita; seorang ibu,
wanita yang setia, wanita yang sukses, wanita kedua, wanita
yang ideal, dan wanita yang buruk. Citra ibu adalah yang paling
banyak ditemukan, 14 dari 15 fiksi yang diteliti dalam
penelitian ini. Gambaran tentang kehidupan rumah tangga
berhubungan dengan citra ibu, karena keduanya erat kaitannya
dengan kehidupan wanita Indonesia.
9. Anotasi 9

Anda mungkin juga menyukai