Anda di halaman 1dari 6

TUGAS I

SEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI

Oleh:
KELOMPOK 1
Rieska Cendra Ayu W 1971040010
Rizqi Amaliah 1971041032
Rizka Ayu Ananda 1971042035
Siti Hajar Auliannisa 1971040053
Siti Naga Uleng Purnama Sari Djoeddawi 1971041022
Sintya Dwi Damayanti 1971042037

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


FAKULTAS PSIKOLOGI
2019/2020
BAB I
Pengantar Sejarah Aliran Psikologi

A. Sejarah dan Bagaimana Psikologi Didefinisikan


Psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu Psyche (jiwa) dan Logos (ilmu) yang jika
digabungkan berarti ilmu kejiwaan. Tapi, konsep jiwa itu sendiri dinilai masih terlalu luas bagi
beberapa ahli. Beberapa ahli psikologi modern tidak lagi mengartikan psikologi sebagai ilmu
jiwa, tetapi membatasi artinya pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni
berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan
sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.
Pada masa sebelum masehi, topik tentang “jiwa” hangat dibincangkan di kalangan para
filsuf. Mereka mulai berdiskusi aspek dari kejiwaan itu sendiri, mulai dari dalil, pengertian,
serta berbagai pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran. Psikologi kemudian
mendapatkan pengaruh besar dari filsafat, tidak mengherankan kalau filsafat disebut sebagai
ibu dari psikologi.
Plato dan Aristoteles yang merupakan filsuf terkenal pada zaman yunani kuno mulai
memikirkan tentang hakikat jiwa dan gejala-gejalanya. Kemudian pada abad pertengahan,
tokoh – tokoh terkenal seperti Rene Descrates muncul dengan teorinya tentang kebutuhan dan
kejiwaan (fisik dan psikis) yang dikenali dengan teori dualism. Dan ada pula John Locke
dengan konsepnya tentang tabula rasa yang menyatakan bahwa semua pengetahuan,
tanggapan, dan perasaan jiwa manusia diperoleh dari pengalaman melalui alat inderanya.
Ada pula sumber yang mengatakan bahwa sebenarnya psikologi telah mengalami
perkembangan yang pesat pada abad pertengahan, khususnya para ilmuwan islam telah
mengidentifikasi beberapa gangguan jiwa beserta pengobatannya, seperti terapi musik,
asosiasi kata, modifikasi perilaku, ataupun terapi kognitif (Fakhri, 2002; Haque, 2004)
Psikologi kemudian lahir sebagai ilmu yang independen pada akhir abad ke 19, tepatnya
pada tahun 1879 di Universitas Leipzig, Jerman didirikan laboratorium Psikologi pertama oleh
Wilhelm Wundt. Laboratorium ini mengamati gejala pengamatan dan tanggapan manusia.
Sehingga Wundt dikenal sebagai bapak psikologi modern, dimana ia mengutamakan gejala –
gejala psikis yang berlangsung di dalam jiwa yang sadar bagi manusia itu sendiri.
Psikologi yang kuno mengembangkan ilmu kejiwaannya dengan berspekulasi,
menggenaralisasi, dan mengintuisi. Hingga berkembanglah psikologi modern dengan
pendekatan observasi dan eksperimentasi. Lahirlah pula berbagai tokoh psikologi dengan
aliran dan teorinya masing – masing.

B. Manfaat Mempelajari Sejarah Psikologi


Dengan mempelajari sejarah psikologi dapat memperdalam pemahaman kita mengenai
psikologi secara dasar serta memahami latar belakang bagaimana ilmu psikologi itu berdiri
dan berkembang, hingga aliran – aliran psikologi lainnya muncul.

C. Isu-isu dalam Sejarah Psikologi


1. Nature (Hereditasi) VS Nurture (Linkungan)
Seberapa jauh tingkah laku seorang manusia dipengaruhi faktor keturunan dan
seberapa banyak juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan? Bagaimana Interaksi antar
kedua faktor tersebut ?
2. Conscious VS Unconscious Determinants of Behavior
Seberapa banyak perilaku dipengaruhi oleh dorongan yang disadari dan yang tidak
disadari?
3. Observable Behavior VS Internal Mental Processes
Haruskah seorang psikologi hanya berfokus pada perilaku yang dapat diamati dari luar?
Atau hanya berfokus pada proses berpikir yang tidak terlihat?
4. Freedom VS Determinism
Seberapa jauh perilaku yang merupakan hasil yang dibuat secara bebas oleh individu
dan seberapa jauh perilaku yang dikendalikan faktor lain diluar keinginan individu?
5. Individual Differences VS Universal Principles
Seberapa jauh perilaku merupakan konsekuensi dari kualitas khusus dan unik yang
dimiliki setiap individu? Seberapa jauh, karena kita adalah manusia, berperilaku sesuai
susunan biologis dan sejauh mana kita memiliki pengalam yang mirip?

D. Pendekatan dalam penulisan Sejarah


1. Pendekatan Sigmund Freud
Menurut 3 bagian, yaitu ego, ide, dan super ego. Jika pada 3 hal ini bekerja dengan
wajar atau seimbang maka akan membentuk watak yang wajar. Jika ketiga hal tersebut
tidak bekerja dengan seimbang maka ada masalah jiwa seperti depresi, resah, dan lain
sebagainya
2. Pendekatan Intuitif
Terbagi menjadi dilakukan dengan sengaja dan dilakukan dengan tidak sengaja.
Dengan cara memerhatikan orang dalam sehari – hari untuk mengetahui situasi yang
terjadi
3. Pendekatan Komtemplatif
Pendekatan dengan cara merenung pada objek yang terlihat atau terselidiki lalu
dipikirkan.
4. Pendekatan Filosofis Religius
Untuk mengetahui pribadi manusia dengan melihat norma yang terkandung dalam
perbedaan agama
5. Pendekatan Observasi
Kegiatan mengamati pada apa yang terjadi secara spontan. Hasil pengamatan dicatat
untuk mengenal kesimpulan.
6. Pendekatan Ekspresif
Pendekatan yang mengutarakan keadaan jiwanya di dalam karya sastra
7. Pendekatan Intertekstualitas
Resepsi sastra pada karya sebelumnya untuk mengetahui hubungan 2 karya sastra
atau lebih.
8. Pendekatan fisiologis
Pendekatan biologi yang ditemukan untuk mencari hubungan antara biologi dengan
perilaku manusia dalam karya sastra.
9. Pendekatan psikofisis
Pendekatan antara aspek luar fisik (tubuh) saling berhubungan dengan aspek dalam /
jiwa (psikis)

10. Pendekatan fungsionalis


Pendekatan dengan cara beradaptasi di linkungannya.
11. Pendekatan saintifik
Pendekatan dengan memahami perilaku tertentu dengan dasar pengetahuan sistematis
/ objektif.

E. Perkembangan Psikologi Modern


Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan psikologi semakin pesat hingga kini
istilah tersebut lebih lanjut didefinisikan sebagai ilmu jiwa yang mencakup segala
pemikiran, pengatahuan, tanggapan dan spekulasi mengenai jiwa, yang tersusun secara
sistematis dengan metode ilmiah. Begitulah istilah psikologi setelah berkembang dan
terlepas dari ilmu filsafa dan berdiri secara mandiri. Kedudukan psikologi sebagai ilmu
filsafat lebih menuju kea rah hakikat jiwa sebagai suatu hal yang konstan dan tidak
berubah. Bahwa jiwa dan raga merupakan unsur yang terpisah satu sama lainnya.
Saat ilmu pemikiran para filsuf mengenai psikologi kurang konkret atau masih bersifat
abstrak, sehingga kebenarannya saat itu kurang dapat dipertanggung jawabkan dan lebih
ke arah spekulasi.
Kemandirian ilmu psikologi baru diakui hingga pada abad ke 20 yang dipengaruhi
oleh Wilhelm Wundt dengan menentukan riset mengenai tujuan, pokok kajian dengan
metode – metode dan topik yang akan digali. Walaupun dalam perkembangannya terdapat
beberapa pro dan kontra oleh pemikiran para tokoh psikolog yang berbeda – beda,
psikologi mampu berdiri dan berkembang dengan pengertian dan definisi yang berbeda
oleh tokoh – tokohnya.
Psikologi modern berkembang hingga saat ini sebagai disiplin ilmu yang memiliki
metode ilmiah dengan kebenaran yang dapat dipertanggung jawabkan dengan gagasan-
gagasan baru hingga saat ini.
DAFTAR PUSTAKA

Schultz, P. Duane, Schultz, E. Sydney. Sydney 2014. Sejarah Psikologi Modern. A


History of Modern Psychology. Edisi Kesepuluh. Bandung : Nusa Media,

Prawira. 2016. Psikologi Umum dengan Perspektif baru. Cetakan 3. Yogyakarta : Ar


Ruzz Media

Dosen Psikologi. 2018. Pendekatan dalam Penelitian Sastra Psikologi di


https://www.google.com/amp/s/dosenpsikologi.com/pendekatan-psikologi-dalam-
penelitian-sastra/amp (di akses pada 20 Agustus 2018)

Anda mungkin juga menyukai