Anda di halaman 1dari 5

EMOSI

Pengertian
Emosi berasal dari kata emotion dalam bahasa Prancis atau dalam bahasa
Latin emovere yang artinya keluar. Secara etimologisnya emosi diartikan
“bergerak keluar”. Emosi merupakan suatu konsep yang luas dan tidak dapat
dispesifikkan. Emosi merupakan suatu reaksi bisa positif maupun negatif sebagai
dampak dari rangsangan dari dalam diri sendiri maupun dari luar.
Adapun beberapa pengertian emosi menurut para ahli, sebagai berikut:

1. Prez (1999) merupakan seorang EQ organizasional consultant dan juga


pengajar. Prezz mengungkapkan arti emosi adalah suatu reaksi tubuh
dalam menghadapi sesuatu. Sifat dan intensitas emosi terkait erat dengan
aktivitas kognitif sebagai hasil dari persepsi terhadap situasi.
2. Hathersall (1985) emosi adalah kondisi psikologis yang merupakan
pengalaman subjektif yang dapat diungkapkan atau dilihat darir eaksi
wajah atau tubuh.
3. Keleinginan dan Keleinginan (1981) emosi adalah kondisi yang
berhubungan dengan tujuan tingkah laku. Emosi diatikan sebagai
perasaan, misalnya pengalaman afektif, kenikmatan, marah, bahagia, takut,
sedih.
4. William james, emosi yaitu kondisi budi rohani yang menampakkan diri
dengan suatu perubahan yang jelas.

Macam-Macam Emosi
Emosi pada individu dikelompokkan menjadi beberapa bagian, sebagai berikut:

1. Emosi sensoris yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar
tubuh seperti dingin, panas, lapar, sakit.
2. Emosi psikis merupakan emosi yang memiliki alasan kejiwaan seperti
perasaan intelektual yang berhubungan dengan perasaan benar atau
perasaan terkait hubungan dengan orang lain baik secara perorangan
maupun kelompok.

Teori – Teori Emosi


Teori Emosi disampaikan oleh para ahli melalui penelitian dan pengamatan
mereka dari masa ke masa dan saling menyempurnakan. Berikut ini adalah teori
emosi dalam psikologi:

1. Teori James Lange


Emosi adalah persepsi tentang perubahan tubuh. James menyatakan bahwa emosi
adalah ketika kita merasa sedih, ketika menangis, marah, ketakutan. James dan
carl mengusulkan gagasan mengenai rangkaian kejadian pada emosi. Individu
menerima situasi dan menghasilkan emosi. Individu bereaksi pada situasi dan
memperhatikannya. Persepsi terhadap reaksi menjadi dasar untuk emosi yang
dirasakan. Pengalaman emosi dirasa terjadi setelah perubahan tubuh yang
dilakukan oleh sistem saraf otonom.

2. Teori Cannon Bard


Emosi yang dirasakan dan respon dari tubu merupakan keadaan yang berdiri
sendiri. Cannon mengajukan pendekatan untuk melihat adanya hubungan antara
keadaan tubuh dan emosi yang dirasakan melalui riset. Cannon kemudian
menyatakan bahwa emosi merupakan apa yang dirasakan dan reaksi tubuh dalam
emosi saling bergantung.

Menurut teori ini, emosi dihasilkan dari stimulus luar kemudian mengaktifkan
hipotalamus. Hipotalamus mengirim output ke dua arah, yaitu (1) organ dalam
tubuh dan otot otot eksternal untuk tubuh berekspresi. (2) ke korteks serebral
dimana pola diterima sebagai emosi yang dirasakan. Berbeda dengan teori
sebelumnya, teori ini menyatakan bahwa perasaan dan reaksi tubuh berdiri sendiri
sendiri.

3. Teori Kognitif tentang Emosi


Teori ini memandang emosi sebagai hasil interpretasi kognitif dari rangsangan
luar atau dalam tubuh. Proses interpretasi kognitif dalam teori ini dibagi menjadi
dua, yaitu :

 Interpretasi stimuli dari lingkungan. Informasi dari stumulus pertama kali


menuju ke korteks untuk diinterpretasikan berdasarkan pengalaman masa
lampau dan masa kini. Kemudian pesan tersebut disampaikan pada sistem
limbik dan sistem saraf otonom yang menghasilkan respon fisiologis.
Contohnya apabila seseorang yang kamu anggap buruk datang padamu,
maka perasaan cemas atau takut sudah dirasakan. Namun apabila sahabat
baik Anda datang maka perasaan bahagia muncul.

 Teori ini menekankan pada strimuli internal dalam tubuh. Namun hal ini
berlanjut pada interpretasi kognitif dari stimuli, dimana lebih penting
daripada stimuli internal itu sendiri.

4. Teori Emosi dan Motivasi


Emosi dan motivasi berjalan beriringan atau bersamaan. Emosi ditempatkan
sebagai suatu rangkaian dari emosi. Emosi merupakan bagian dari motif motif atu
dorongan. Tomkins mengungkapkan bahwa emosi merupakan energi bagi
dorongan dorongan yang selalu muncul bersama. Menurut Leeper garis
pemisahnya sangat tipis yaitu seperti ketakutan. Ketakutan merupakan emosi
tetapi juga motif pendorong perilaku. Orang merasa takut dan terdorong
melakukan perilaku yang memiliki tujuan tertentu.
Ekspresi dan Persepsi Emosi

Emosi merupakan keadaan internal berasal dari dalam ataupun luar yang
ditunjuukkan secara eksternal atau adanya perilaku. Ekspresi pada emosi bisa
dilihat oleh orang lain meskipun diekspresikan secara verbal maupun non verbal.
Ekspresi verbal misalnya berupa kata kata dengan berbicara tentang emosi yang
sedang dirasakan. Ekspresi non verbal merupakan ekspresi wajah, gerakan fisik,
pengucapan, isyarat tubuh, dan tindakan tindakan emosional.

1. Ekspresi wajah
Ekspresi wajah menyesuaikan suasana hati sehingga hanya dengan melihat wajah
seseorang, orang lain bisa menilai bagaimana perasaannya saat ini apakah
bahagia, sedih, atau marah, takut, terkejut. Pada setiap jenis emosi, maka berbeda
juga ekspresi yang ditunjukkan. Ekspresi wajah berkaitan erat dengan ekspresi
bibir apakah tersenyum atau tidak, ekspresi mata apakah menyatakan kesedihan,
kemarahan, bahagia, dan lainnya.

2. Ekspresi vokal
Nada suara akan berubah mengikuti suasana hati. Apabila bahagia, maka suara
akan berubah girang dan lebih ceria. Ketika seseorang sedang sedih, maka suara
akan berubah lebih pelan, lebih rendah dan dalam dan juga tidak banyak bicara.
Pada situasi marah, nada suara akan meninggi. Tidak jarang nada suara tertentu
terkadang diartikan sebagai sebuah ekspresi hati/ emosi. Tidak jarang juga
penggunaan nada yang tidak tepat dalam situasi tertentu membuat orang salah
sangka tentang emosi atau perasaan saat itu.

3. Ekspresi fisiologis
Ketika emosi berubah maka kondisi fisiologis juga akan berubah meskipun tidak
dirasakan secara langsung. Pada saat ketakutan, maka detak jantung akan
meningkat, badan gemetar, bulu kuduk merinding, otot otot menegang. Ketika
marah, jantung juga berdebar, wajah memerah, dan sebagainya. ketika emosi
sedih, secara fisiologis akan mempengaruhi kelenjar air mata untuk memproduksi
air mata lebih banyak.

4. Gerak dan isyarat tubuh


Emosi akan diekspresikan melalui gerak tubuh. Misalnya ketika seseorang sedang
jatuh cinta, maka akan gugup dan bertindak lebih ceroboh, berkeringan dingin,
tersenyum sendiri tanpa disadari, dan lain sebagainya. emosi kebingungan, maka
tangan akan diletakkan di kepala, disertai dengan perubahan ekspresi wajah.

5. Tindakan tindakan emosional


Pada saat seseorang sedang emosi sedih, maka akan cenderung lebih diam.
Apabila dalam keadaan emosional marah, seseorang bisa jadi melemparkan
benda, mendobrak meja, memaki maki, atau lainnya. Bentuk perilaku tersebut
merupakan pelampiasan dalam mengeluarkan emosi. Biasanya setelah emosi
tersalurkan melalui suatu tindakan emosional, emosi akan sedikit lebih berkurang.

Emosi dalam psikologi meliputi semua jenis perasaan yang dialami


seseorang, mulai dari perasaan marah, sedih, bahagia, takut, dan lainnya. Semua
perasaan itu disebut juga dengan emosi yang bisa digambarkan melalui bentuk
emoticon. Emosi dalam diri setiap manusia memiliki karakter nya masing masing
dan juga pemicu tertentu yang berbeda. Emosi memiliki peranan yang penting
dalam kehidupan, karena emosi menunjukkan ekspresi diri dari seorang manusia
dalam berinteraksid engan kelompok sosialnya. Emosi berperan juga sebagai
proses pembelajaran yang bisa jadi negatif atau positif yang terus berkembang.
Manajemen yang baik terhadap penerimaan stimulus, memungkinkan seseorang
untuk mampu membatasi ekspresi emosi yang negatif atau merugikan. Pada
manajemen emosi yangbaik akan membentuk tindakan yang baik pula dalam
menyikapi permasalahan.

Anda mungkin juga menyukai