BAB I PENDAHULUAN
A.
BAB 1
Pendahuluan
Orang tua perlu cermat mengawasi perilaku anak. Terkadang, orang tua
perlu menetapkan batasan perilaku anak. Hal ini dilakukan karena anak belum
tentu paham apa konsekuensi dari tindakannya, oleh karena itu orang-tualah
yang akan menetapkan aturan dan segera menghentikan jika terjadi perilaku
seksual yang membahayakan diri anak dan orang lain. Orang tua perlu
mengembangkan komunikasi terbuka, agar anak tahu bahwa orangtuanya
bersedia menjadi teman diskusi mengenai seks. Orang tua juga perlu
menjelaskan pada anak untuk nyaman dengan perkembangan seksualnya. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara orang tua yang bertindak sebagai role
model perilaku seksual yang sehat dan proposional.
Vegetatif Alami
Vegetatif Alami adalah reproduksi aseksual yang terjadi tanpa campur tangan
pihak lain seperti manusia.
BAB 2
ISI
16. Transeksualisme
Transeksualisme adalah gangguan identitas seksual yang menyebabkan
seorang individu yakin bahwa dirinya terperangkap di tubuh jenis kelamin lain.
Lebih halusnya, transeksual menghadapi konflik yang aneh. “Saya adalah
perempuan (atau laki-laki) yang terperangkap dalam tubuh laki-laki (atau
perempuan). Tolong!” Penting untuk memahami keputusasaan mereka, mereka
tidak sekedar berpikir bahwa hidup mungkin akan lebih baik bila gender mereka
berbeda.
2. PERKEMBANGAN SEKSUAL/PSIKOSEKSUAL
perkembangan psikoseksual adalah teori yang dibawa oleh Sigmund freud disamping teori
sadar dan tak sadar, teori yang akhirnya menjadi bukti bahwa lipido (dorongan hasrat seksual)
adalah insting terpenting untuk melestarikan spesies (dalam hidup diri sendiri).
Tahap pertama perkembangan psikoseksual adalah FASE ORAL (usia 0;0 – 1;0)
Fase oral adalah tahap dimana bayi mulai mencari kepuasan yang dia inginkan. Pada
fase ini mulut merupakan daerah pokok aktivitas dinamik atau daerah kepuasan seksual yang
dipilih oleh insting seksual, mulut adalah era erotis yang berperan dalam pemenuhan
kepuasan pada diri bayi tersebut. Kepuasan ini biasanya bayi dapat dengan menghisap
payudara ibunya, tidak hanya dengan menghisap payudara ibunya terkadang bayi juga
menghisap ibu jarinya sendiri. Kenikmatan atau kepuasan tidak hanya menghisap namun juga
dapat diperoleh dari rangsangan terhadap bibir, rongga mulut, kerongkongan, tingkah laku
menggigit dan mengunya (ketika bibir sudah tumbuh) serta menelan dan memuntahkan
(kalau makanan tidak memuaskan) didalam fase ini terlihat bahwa hanya ID yang terbentuk
dalam kepribadian bayi, peran ibu sangat penting dalam fase ini, kepuasan yang berlebihan
yang diberikan ibu sang bayi sangat berpengaruh terhadap masa dewasanya. Kepuasan yang
berlebihan pada fase oral akan membentuk pada masa dewasanya yakni mengumpulkan
pengetahuan atau mengumpulkan harta benda, atau gampang ditipu. Sebaliknya
ketidakpuasan ketika dewasa bayi itu akan menjadi orang yang tidak pernah puas, tamak ,
memakan apa saja. Merokok mengunyah permen karet menggigit pensil, menggunjing orang
lain, sampai berkata kotor itu juga termasuk ketidak puasan.
Tahap kedua perkembangan psikoseksual adalah fase anal (usia 1;0 – 2/3;0)
Fase anal adalah fase dimana balita mulai tahu bagaimana cara menghilangkan
kotoran yang tidak menyenangkan dari akumulasi sisa makanan. Pada fase ini dubur
merupakan daerah pokok aktifitas dinamik, kateksis dan anti kateksis berpusat pada fungsi
eliminer (pembuangan kotoran). Dalam tahap ini peran ibu sangat dibutuhkan oleh seorang
balita, terutama dalam hal latihan defaksi (toilet training) freud meyakini bahwa toilet
training adalah bentuk mula dari belajar memuaskan ID dan SUPEREGO sekaligus dampak
toilet training terhadap kepribadian dimasa depan, tergantung kepada sikap dan metode
orang tua dalam melatih, misalnyajika ibu terlalu keras, anak akan menahan facesnya dan
mengalami sembelit, maka anak akan memiliki tingkah laku keras kepala dan kikir dimasa
mendatang, sebaliknya ibu membiarkan tanpa toilet training akan membuat anak memiliki
sifat ketidak teraturan atau jorok, distruktif, semaunya sendiri atau kekerasan kekejaman,
sebaliknya apabila ibu bersifat membimbing dengan kasih sayang (kalau anak defaksi secara
teratur) anak mendapat pengertian bahwa mengeluarkan faces adalah aktifitas yang
penting, prototip dari sifat kreatif dan produktif.
3. PENGERTIAN NEURON
Neuron adalah unit kerja dasar dari otak, sel khusus yang dirancang untuk
mengirimkan informasi ke sel saraf, otot, atau sel kelenjar. Kebanyakan neuron
memiliki badan sel, akson, dan dendrit.
Badan sel berisi inti dan sitoplasma. Akson meluas dari sel tubuh dan
sering menimbulkan banyak cabang yang lebih kecil sebelum berakhir di
terminal saraf.
Ada alas an kuat kenapa kita menginginkan dan menyukai hubungan
seksual. Aktifitas bercinta mempengaruhi otak dan tentunya menyehatkan fisik.
Menurut barry r.komisaruk,phd,professor psikologi terkemuka dari
Rutgers university di Newark, new jersey pengaruh sex terhadap otak bukanlah
subjek study yang mudah,sehingga penelitian perlu dikembangkan. Tapi para
ilmuan mulai mengungkap misteri tersebut.
4. PERILAKU PARENTAL.
Monitoring parental mengurangi frekuensi intercourse remaja melalui
pembatasan kesempatan melakukan aktivitas seksual. Akan tetapi, beberapa
studi mengindikasikan bahwa aktivitas seksual cenderung meningkat jika kontrol
parental berlebihan atau intrusif," papar Linda.
Karena itu, ia pun menyarankan agar kedua orang tua dapat bekerja sama
dalam melakukan pengawasan kepada anak remajanya.