Anda di halaman 1dari 13

TEORI ANTROPOLOGI:

TEORI STRUKTURAL LEVI STRAUSS

DOSEN:
Dr. Rosmawaty, M. Si

DISUSUN OLEH:
Divia Az-Zahrah
B30122083
MK Sejarah Teori Antropologi

PRODI ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR

Pertama puji dan syukur ke hadirat Tuhan YME ingin saya sampaikan,
karena dengan berkat karunia-Nya saya bisa menyelesaikan makalah ini. Begitu
pun ucapan terima kasih saya sampaikan yang sebesar – besarnya kami sampaikan
kepada seluruh orang yang terlibat dalam proses pembuatan. Terkhususnya
kepada orang – orang yang menjadi penulis terhadap karya tulis akademik dan
jurnal – jurnal ilmiah yang karya tulisnya saya jadikan sebagai sumber referensi
dan pengetahuan dalam penyusunan makalah ini.

Saya menyadari bahwa masih banyak kesalahan yang terdapat di dalam


makalah ini, baik yang saya sudah sadari dan telah saya koreksi, ataupun yang
terlewatkan oleh saya untuk di koreksi dan dibenarkan. Karena kesalahan –
kesalahan yang mungkin masih ada, saya mengucapkan permohonan maaf
sebelumnya kepada pembaca jika memang terdapat kesalahan. Saya tetap
mengusahakan yang terbaik dalam penulisan makalah ini.

Dan saya berharap, para pembaca dan juga saya sebagai penulis, dengan
membaca makalah ini harapannya dapat sama – sama menambah ilmu dan
wawasan kita bersama. Khususnya dalam topik yang kita bahas di dalam, sesuai
dengan judulnya yaitu “TEORI ANTROPOLOGI: TEORI STRUKTURAL
LEVI STRAUSS”.

TEORI STRUKTURAL LEVI STRAUSS


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1. Latar Belakang.............................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah........................................................................................2

1.3. Rumusan Masalah........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1. Hakikat Teori Strukturalisme.......................................................................3

2.2. Teori Struktural Levi Strauss.......................................................................4

BAB III PENUTUP................................................................................................9

DAFTAR REFERENSI.......................................................................................10

TEORI STRUKTURAL LEVI STRAUSS


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Strukturalisme adalah metode yang digunakan oleh sosiolog,


antropolog, ahli teori sastra, dan ahli bahasa. Mereka menggunakan metode
ini untuk menunjukkan bagaimana semua aspek budaya didasarkan pada
beberapa struktur yang mendasarinya. Struktur atau struktur yang mendasari
ini dibentuk oleh keterkaitan.1

Asal usul strukturalisme terkait dengan karya ahli bahasa Ferdinand de


Saussure. Dia memisahkan bahasa menjadi "parole" (penggunaan aktual kata
dan bahasa dalam ucapan dan tulisan) dan "langue" (struktur abstrak bahasa).
Kata-kata tidak mendapatkan maknanya dari kata-kata itu sendiri. Kata
"beruang" menandakan gagasan beruang dan/atau beruang sebenarnya di
dunia. Tapi kata latin "ursa" juga berarti beruang. Tidak ada hubungan
penting antara kata "beruang" dan gagasan beruang. Sebaliknya, makna
berasal dari struktur abstrak di mana konsep beruang saling terkait dengan
konsep lain. Kami tahu apa itu beruang dengan menunjukkan hubungannya
dalam struktur abstrak. Ini hanyalah cara teknis untuk mengatakan bagaimana
kita mendefinisikan apa itu beruang. Seekor beruang adalah mamalia yang
memakan ikan dan buah beri, hidup di luar ruangan, dll. Arti beruang berasal
dari persamaan, perbedaan, dan hubungannya dengan semua hal lain ini: ikan,
buah beri, di luar ruangan, dll.2

Antropolog dan sosiolog juga mencari struktur yang mendasari


kehidupan manusia. Claude Levi-Strauss adalah salah satu antropolog
struktural paling terkenal. Dia tidak diragukan lagi adalah pendiri dan tokoh
terpenting dalam strukturalisme antropologi. Ia lahir di Brussel pada tahun
1908. dan memperoleh gelar sarjana hukum dari Universitas Paris. Ia menjadi
1
Suwardi Endraswara, Antropologi sastra lisan: perspektif, teori, dan praktik pengkajian
(Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2018).
2
Bachtiar Alam, “Antropologi dan civil society: Pendekatan teori kebudayaan,” Antropologi
Indonesia, 2014.

TEORI STRUKTURAL LEVI STRAUSS


profesor sosiologi di Universitas Sao Paulo di Brasil pada tahun 1934. Pada
saat itulah ia mulai memikirkan pemikiran manusia secara lintas budaya
ketika ia dihadapkan pada berbagai budaya di Brasil. Publikasi pertamanya di
bidang antropologi muncul pada tahun 1936 dan meliput organisasi sosial
Bororo. Setelah Perang Dunia II, dia mengajar di New School for Social
Research di New York. Di sana dia bertemu dengan Roman Jakobson, dari
siapa dia mengambil model linguistik struktural dan menerapkan kerangka
kerjanya pada budaya. Lévi-Strauss telah dicatat sebagai satu-satunya yang
terkait dengan pengembangan paradigma strukturalis dalam antropologi.
berpendapat bahwa ritual, kebiasaan, dan perilaku tertentu didasarkan pada
peran keluarga dan interaksi budaya. Struktur keluarga dan kekerabatan yang
mendasari ini menginformasikan bagaimana orang berinteraksi secara lokal
dan bagaimana mereka berinteraksi dengan suku lain, bangsa, dll.
Pertimbangkan bagaimana aturan pernikahan, tabu inses, dan struktur
perubahan nama cara pria dan wanita berinteraksi.3

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah hakikat teori struktualisme?


2. Bagaimanakah teori struktural Levi Strauss?

1.3. Rumusan Masalah

Tujuan penulisan makalah ini ialah untuk menjawab pertanyaan-


pertanyaan yang terdapat di dalam rumusan masalah, yaitu: (1) bagaimana
hakikat teori struktualisme, dan (2) bagaimanah teori struktural Levi Strauss.

3
Yoseph Yapi Taum, “Teori-teori analisis sastra lisan: strukturalisme Levi-Strauss,” Studi Sastra
Lisan: Sejarah, Teori, Metode, Dan Pendekatan, Disertai Dengan Contoh Penerapannya.(2006),
2011, 159–93.

TEORI STRUKTURAL LEVI STRAUSS


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Hakikat Teori Strukturalisme

Strukturalisme lebih menekankan kepada Governing Models, yakni


model-model yang paling menentukan dalam suatu kebudayaan. Setelah itu
dalam proses analisis lebih memfokuskan pada pemahaman (interpretasi),
atau berusaha menemukan koherensi (hubungan-hubungan) yang bermakna
dalam kebudayaan. Hal ini disebabkan landasan pokok strukturalisme adalah
linguistik. Dalam strukturalisme ada asumsi bahwa struktur terdiri dari
bermacam-macam dikotomi. Dikotomi itu tidak selalu bersifat pertentangan,
namun juga berbentuk hubungan yang hierarki, misalnya dalam abjad ada
huruf a,b, c, dan seterusnya. a tidaklah bertentangan dengan b, tetapi
hubungan a dengan b lebih bersifat hierarki. Contoh lain adalah dalam not
balok: do, re, mi, dan seterusny4 yang lebih menunjukkan sifat hubungan
yang hierarki.4

Dari berbagai bentuk struktur, yang dikotomi itu, seorang peneliti harus
bisa menemukan koherensi atau hal-hal yang saling berhubungan yang
bersifat konstektual, sehingga dapat ditemukan makna di dalam struktur
tersebut. Misalnya dalam not balok, do-re-mi, dan seterusnya baru punya
makna kalau dia merupakan satu kesatuan yang koherensi. Kesatuan not
balok itu dapat membentuk sebuah lagu seperti Indonesia raya. Demikian
juga struktur dalam kebudayaan baru punya arti kalau bisa ditemukan
hubungan-hubungan koherensinya.5

Analisis strukturalisme biasanya menyangkut tiga hal pokok. Pertama,


Laws of Relation, yakni hukum-hukum yang berhubungan. Iaw of Relation
terdiri dari dua bentuk, yakni relational dan opositional. Relational mencoba
mencari makna-makna yang saling berhubungan yang bersifat konstektual

4
Amri Marzali, “Struktural-fungsionalisme,” Antropologi Indonesia, 2014.
5
Marzali.

TEORI STRUKTURAL LEVI STRAUSS


dan hirarkhial (makna yang sejajar), misalnya dalam not balok. Sementara
oposisional berusaha mencari makna yang "berbeda dari" (kontradiksi) dari
sesuatu, misalnya hitam dengan putih, siang dengan malam, dan kurus dengan
gemuk. Kedua, Law of Transformation, yakni berusaha menemukan
perubahan-perubahan dalam masyarakat dan kebudayaan, baik yang
berbentuk dialaonik (jangka panjang), maupun sinkronik (seketika). Ketiga,
koherence, yakni interpretasi terhadap suatu obyek Koheren atau tidaknya
suatu struktur dapat diketahui dengan cara identifikasi, dan klasifikasi
elemen-elemen dari suatu sistem, atau dengan cara melakukan analisis
tentang hubungan-hubungan serta aturan-aturan dari sebuah struktur.6

2.2. Teori Struktural Levi Strauss

Levi Strauss adalah seorang antropolog Prancis kelahiran Brussels,


Belgia. Ia pada awalnya lebih menekuni bidang ilmu hukum dan filsafat,
sehingga berhasil mendapat gelar sarjana hukum dari universitas Prancis pada
tahun 1932. Setelah itu ia bekerja sebagai seorang guru di sebuah sekolah
menengah di kota Paris. Perjalanan hidupnya jadi berubah ketika ia diminta
menjadi guru besar sosiologi di Universitas Sao Polo, Brazil, pada tahun
1934. Pada masa itulah ia berhasil mengadakan perjalanan ke daerah-daerah
pedalaman sepanjang sungai Amazone guna mengunjungi suku-suku Indian
yang masih hidup bercocok tanam di ladang , di antaranya adalah suku
bangsa Bororo. Kunjungan-kunjungan lapangan yang dilakukannya terhadap
suku-suku Indian Amazone, ditambah lagi dengan bacaan-bacaannya yang
cukup banyak tentang buku-buku antropologi, menyebabkan ia berhasil
menulis karangan etnografinya yang pertama pada tahun 1936, dengan judul
Sociale des Indiens Bororo.7

Selama Perang Dunia II Levi Strauss memutuskan untuk tinggal di


Amerika Serikat. Di negeri Paman Sam itu ia banyak bergaul dengan

6
CLAUDE LÉVI-STRAUSS, “STRUKTURALISME ANTROPOLOGI,” PEMAHAMAN
PERKEMBANGAN TEORI SASTRA, 2020, 139.
7
Gusti AB Menoh, “MEMAHAMI ANTROPOLOGI STRUKTURAL CLAUDE LEVI-
STRAUSS,” Cakrawala Jurnal Penelitian Sosial 2, no. 1 (2013).

TEORI STRUKTURAL LEVI STRAUSS


cendekiawan-cendekiawan Amerika dan Eropa, seperti ahli antropologi R.H.
Lowie dan E. Metraux; ahli Linguistik R. Jakobson, dan ahli filsafat Prancis
J.P. Sartre. R. Jakobson amat banyak mempengaruhi pemikirannya sehingga
Levi Strauss berhasil mengembangkan suatu model analisis antropologi
menurut ilmu Linguistik. Gagasan-gagasan baru Levi Strauss tentang analisis
kebudayaan itu termuat dalam karyanya A'Analyse Structurale en
Linguistique et en Antropologie (Analisa Struktural Dalam Linguistik dan
Dalam Antropologi) pada tahun 1945.

Model analisis kebudayaan baru tersebut kemudian banyak digunakan


Levi Strauss dalam karya-karya berikutnya. Ketika ia diangkat oleh
pemerintah Prancis sebagai atase kebudayaan di Washington usai Perang
Dunia II, Levi Strauss berhasil menulis sebuah buku yang membuatnya
menjadi amat populer, yakni Les Structures Elementaires de la Parente
(Struktur Elementer Dari kekerabatan). Demikian juga ketika ia ditunjuk
sebagai Sekretaris Jenderal International Council of the Sosial Science di
UNESCO, Levi Strauss berhasil menulis beberapa karangan penting, di
antaranya The Structural Study of Myth (1955) dan Antropologie structurale
(1958).

Karya Levi Strauss yang berjudul Antropologie Structurale


(Antropologi Struktural) secara khusus memuat tentang "segitiga kuliner"
sebagai model analisis kebudayaan. Dalam strukturalisme berangkat dari
asumsi bahwa struktur terdiri dari bermacam-macam dikotomi, baik yang
bersifat bertentangan, maupun hierarkhial. Inilah yang dinamakan Tesa dan
Antitesa. Dari dikotomi struktur itu seorang peneliti harus menemukan
koherensinya, yang disebut Sintesa. Paradigmatis adalah yang
menghubungkan Tesa dengan Antitesa, sehingga membentuk Sintesa.
Sementara Sintagmatik adalah koherensi (hubungan) semua struktur sehingga
ia menjadi bermakna (rantai struktur).8

8
Taum, “Teori-teori analisis sastra lisan: strukturalisme Levi-Strauss.”

TEORI STRUKTURAL LEVI STRAUSS


Dalam karyanya Le Cru et le Cuit (1964),yang berarti "Hal-Hal Yang
mentah dan Hal-Hal Yang Masak", Levi Strauss menjelaskan secara lebih
jauh tentang model segitiga kulinernya. Menurut Levi Strauss makanan
manusia terdiri dari tiga jenis, yakni: makanan melalui proses pemasakan,
makanan melalui proses fermentasi, dan makanan mentah (bebas dari
proses/non-elabore). Melalui akalnya manusia dapat memilih di antara jenis
makanan yang ada. Di antara jenis makanan itu ada yang bebas dari
penggarapan tangan manusia (bebas dari proses), dan sebagian lagi ada yang
kena proses (elabore). Jenis makanan terakhir ada yang digolongkan ke dalam
dua extrem (dikotomi), yaitu makanan yang dimasak dan makanan yang
terkena proses fermentasi. Golongan yang disebutkan pertama adalah
golongan kebudayaan, sedangkan yang kedua adalah golongan alam. Namun
menurut Levi Strauss akal manusia selalu mencoba untuk mencari antara dua
extrem dalam suatu kontinum, yakni suatu keadaan antara yang dapat
menghubungkan kedua extrem tadi. Akhirnya golongan makanan mentah
itulah yang menjadi keadaan antara yang ditemukan oleh manusia. Sekalipun
makanan mentah termasuk golongan alam karena tidak kena campur tangan
manusia, namun jenis makanan ini juga termasuk kebudayaan, sebab sumber
makanan yang berupa tumbuh-tumbuhan yang ditanam atau binatang yang
dipelihara atau diburu juga kena proses tangan manusia.9

Konsepsi Levi Strauss tentang kategori-kategori apa yang secara


elementer dipergunakan oleh akal manusia untuk mengklasifikasikan seluruh
alam semesta beserta segala isinya, dapat dilihat dari bukunya yang memuat
tentang totemisme, yakni Le Totemisme Aulourd'hui (1962), serta karya
lanjutannya La Pensee Sawage.

Pranata totemisme lebih satu abad lamanya menjadi bahan pembicaraan


dan perdebatan para antropolog. Gejala itu pertama-tama dilaporkan oleh
seorang pedagang keliling bernama J. Long. Sebagai pedagang keliling J.
Long banyak berhubungan dengan suku-suku Indian Algonguin dan Chip
9
Liza Mawarni, “Strukturalisme Levi-Strauss dalam Novel Sirkus Pohon,” Jurnal Empirika 6, no.
2 (2022): 85–104.

TEORI STRUKTURAL LEVI STRAUSS


pewai di kawasan danau-danau basar di Kanada Selatan. Hasil laporan
perjalanannya itu dimuat dalam karya Trwels of an Indian Interpreter and
Trader (1701). Untuk pertama kalinya J. Long mendeskripsikan suatu
keyakinan di antara warga suku bangsa Ojibwa tentang adanya suatu roh
pelindung totem yang bermukim di dalam tubuh sejenis binatang tertentu,
karena itu binatang itu dilarang memburu atau membunuhnya.

Lewat tulisan-tulisan antropologi terkemuka, seperti Tylor dan J.


Frazer, konsep totem dan pranata totemisme menjadi konsep penting yang
banyak dipergunakan oleh berbagai pengumpul data etnologi, maupun ahli-
ahli etnologi, sehingga A. van Gennep mencatat tidak kurang 41 hipotesa dan
teori yang lahir tentang totemisme. Akan tetapi teori Levi Strauss tidak dapat
menyetujui satu pun dari hipotesa dan teori tersebut. Kesalahan mendasar
mereka menurut Strauss adalah menganggap gejala-gejala sosial, politik, dan
keagamaan sebagai satu pranata saja, padahal gejala-gejala itu amat
kompleks.

Menurut Levi Strauss arti kata totem yang sebenarnya adalah oteteman,
yang dalam bahasa Ojibwa berarti: "dia adalah kerabat pria saya". Secara
universal manusia cenderung untuk berpikir dan merasa bahwa dirinya
kerabat atau berhubungan dengan hal-hal tertentu dalam alam semesta di
sekelilingnya, atau dengan manusia-manusia tertentu dalam lingkungan sosial
budayanya, atau menurut bahasa Levi Strauss: "ia merasakan dirinya ber-
oteteman dengan hal-hal itu". Dalam hubungan seperti itu manusia
mengklasifikasikan lingkungan alam semesta serta sosial budayanya ke dalam
kejadian-kejadian yang elementer.10

Pada tahap awal manusia membagi lingkungannya ke dalam:


lingkungan alam dan lingkungan kebudayaan (sosial budaya). Secara khusus
alam semesta terdiri dari hal-hal yang kolektif dan khas. Demikian juga
kebudayaan yang terdiri dari kelompok-kelompok dan person-person. Oleh

10
Robin Fox, “Totem and Taboo reconsidered,” The structural study of myth and totemism, 1967,
161–78.

TEORI STRUKTURAL LEVI STRAUSS


sebab itu ada cara logika elementer akal manusia untuk mengklasifikasikan
alam semesta dan masyarakat ke dalam beberapa kategori dasar.

Salah satu cara yang paling elementer adalah membagi alam ke dalam
dua golongan berdasarkan ciri-ciri yang saling bertentangan, atau
kebalikannya. Cara ini disebut binary opposition atau oposisi berpasangan.
Dua golongan itu dapat bersifat mutlak, contohnya bumi-langit, hidup/mati,
manusia./binatang, pria/wanita, dan manusia/dewa. Akan tetapi dapat juga
bersifat relatif, seperti kiri/kanan, depan/belakang, kerabat-orang luar, dan
kerabat pemberi gadis/kerabat penerima gadis. Oposisi tipe pertama tidak
sukar untuk dipahami, tetapi pada oposisi tipe kedua satu pihak menempati
kedudukan tertentu terhadap pihak lainnya. Misalnya kiri menempati kiri
terhadap kanan, namun kiri menempati kedudukan kanan terhadap hal-hal
lain yang ada di sebelah kirinya. Dalam kebudayaan orang-orang Batak,
marga yang memberi gadis menempati kedudukan hula-hula yang lebih tinggi
dari pihak marga boru yang menerima gadis. Namun sebaliknya, marga
penerima gadis itu menempati kedudukan hula-hula yang lebih tinggi dari
marga ketiga kepada siapa mereka memberi gadis-gadis mereka.11

Konsep elementer pembagian ke dalam dua golongan yang relatif telah


menimbulkan konsep akan adanya golongan ketiga yang bisa menempati
kedua kedudukan dalam kedua pihak dari suatu pasangan binary. Pihak ketiga
dalam cara berpikir bersahaja dianggap merupakan suatu golongan antara
yang memiliki ciri-ciri dari kedua belah pihak, namun tidak tercampur,
melainkan saling terpisah dalam keadaan saling berlainan.12

11
CHANDRA TR SIAGIAN, “Konsep Ruang Dalam Rumah Adat Batak-Toba Dalam Perspektif
Strukturalisme Claude Levi-Strauss” (Universitas Gadjah Mada, 2017).
12
SIAGIAN.

TEORI STRUKTURAL LEVI STRAUSS


BAB III
PENUTUP

Strukturalisme, dalam antropologi budaya, aliran pemikiran yang


dikembangkan oleh antropolog Prancis Claude Lévi-Strauss, di mana budaya,
dipandang sebagai sistem, dianalisis dalam kerangka hubungan struktural di
antara unsur-unsurnya.

Menurut teori Lévi-Strauss, pola universal dalam sistem budaya adalah


produk dari struktur invarian pikiran manusia. Struktur, untuk Lévi-Strauss,
merujuk secara eksklusif pada struktur mental, meskipun ia menemukan bukti
struktur semacam itu dalam analisisnya yang luas tentang kekerabatan, pola dalam
mitologi, seni, agama, ritual, dan tradisi kuliner.

Kerangka dasar teori Lévi-Strauss diturunkan dari karya linguistik


struktural. Dari N.S. Trubetzkoy, pendiri linguistik struktural, Lévi-Strauss
mengembangkan fokusnya pada infrastruktur tak sadar serta penekanan pada
hubungan antar istilah, bukan pada istilah sebagai entitas dalam diri mereka
sendiri. Dari karya Roman Jakobson, dari aliran pemikiran linguistik yang sama,
Lévi-Strauss mengadopsi apa yang disebut metode analisis ciri khas, yang
mendalilkan bahwa "metastruktur" yang tidak disadari muncul melalui proses
mental manusia untuk memasangkan lawan. Dalam sistem Lévi-Strauss, pikiran
manusia dipandang sebagai tempat penyimpanan berbagai macam bahan alami,
dari mana ia memilih pasangan elemen yang dapat digabungkan untuk
membentuk struktur yang beragam. Pasangan oposisi dapat dipisahkan menjadi
elemen tunggal untuk digunakan dalam membentuk oposisi baru.

TEORI STRUKTURAL LEVI STRAUSS


DAFTAR REFERENSI

Alam, Bachtiar. “Antropologi dan civil society: Pendekatan teori kebudayaan.”


Antropologi Indonesia, 2014.

Endraswara, Suwardi. Antropologi sastra lisan: perspektif, teori, dan praktik


pengkajian. Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2018.

Fox, Robin. “Totem and Taboo reconsidered.” The structural study of myth and
totemism, 1967, 161–78.

LÉVI-STRAUSS, CLAUDE. “STRUKTURALISME ANTROPOLOGI.”


PEMAHAMAN PERKEMBANGAN TEORI SASTRA, 2020, 139.

Marzali, Amri. “Struktural-fungsionalisme.” Antropologi Indonesia, 2014.

Mawarni, Liza. “Strukturalisme Levi-Strauss dalam Novel Sirkus Pohon.” Jurnal


Empirika 6, no. 2 (2022): 85–104.

Menoh, Gusti AB. “MEMAHAMI ANTROPOLOGI STRUKTURAL CLAUDE


LEVI-STRAUSS.” Cakrawala Jurnal Penelitian Sosial 2, no. 1 (2013).

SIAGIAN, CHANDRA TR. “Konsep Ruang Dalam Rumah Adat Batak-Toba


Dalam Perspektif Strukturalisme Claude Levi-Strauss.” Universitas
Gadjah Mada, 2017.

Taum, Yoseph Yapi. “Teori-teori analisis sastra lisan: strukturalisme Levi-


Strauss.” Studi Sastra Lisan: Sejarah, Teori, Metode, Dan Pendekatan,
Disertai Dengan Contoh Penerapannya.(2006), 2011, 159–93.

TEORI STRUKTURAL LEVI STRAUSS

Anda mungkin juga menyukai