Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS FUNGSI PERATURAN DAERAH DALAM

MENGATUR KONDISI KHUSUS WILAYAH SULAWESI


TENGAH: STUDI KASUS TENTANG PENGELOLAAN
SUMBER DAYA ALAM

PENELITIAN

HUKUM PEMERINTAHAN DAERAH


RAIHANAH RAMADHANI
D10121549

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2023
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................3

C. Tujuan Penelitian.......................................................................................3

D. Kegunaan Penelitian..................................................................................4

BAB II KERANGKA TEORITIS........................................................................6

A. Peraturan Daerah (Perda)...........................................................................6

B. Pengelolaan Sumber Daya Alam...............................................................8

C. Implementasi Perda Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam.................11

A. Fungsi Perda Dalam Mengatur Kondisi Sumber Daya Alam Di Sulawesi


Tengah.....................................................................................................13

B. Implementasi Perda Dalam Mengatur Pengelolaan Sumber Daya Alam


Di Sulawesi Tengah.................................................................................15

C. Hubungan Perda dan Peraturan Nasional Dalam Pengelolaan SDA Di


Sulawesi Tengah......................................................................................17

BAB IV PENUTUP..............................................................................................20

A. Kesimpulan..............................................................................................20

B. Saran........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23

Analisis Fungsi Perda Dalam Mengatur Kondisi Khusus Hal. i


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Wilayah Sulawesi Tengah memiliki potensi sumber daya alam yang


melimpah, termasuk tambang, hutan, dan perikanan. Kekayaan alam ini
memberikan peluang dan tantangan bagi pemerintah daerah dalam mengatur
dan mengelola sumber daya tersebut untuk kepentingan pembangunan yang
berkelanjutan.1 Dalam konteks ini, Peraturan Daerah (Perda) memiliki peran
penting sebagai instrumen hukum yang dapat digunakan oleh pemerintah
daerah untuk mengatur kondisi khusus di wilayahnya.

Pengelolaan sumber daya alam di Sulawesi Tengah tidak terlepas dari


kompleksitas masalah yang ada. Pertama, terdapat konflik kepentingan antara
pemerintah daerah, masyarakat, dan perusahaan dalam penggunaan dan
pemanfaatan sumber daya alam. Sumber daya alam yang melimpah menjadi
daya tarik bagi perusahaan untuk melakukan eksploitasi, sementara
masyarakat lokal memiliki kepentingan dalam menjaga keberlanjutan sumber
daya alam sebagai sumber penghidupan dan keberlanjutan budaya mereka.

Kedua, pengelolaan sumber daya alam di wilayah Sulawesi Tengah


juga harus mempertimbangkan aspek lingkungan dan keberlanjutan.
Pemanfaatan yang tidak bijaksana dapat menyebabkan kerusakan lingkungan
yang merugikan baik secara ekologis maupun sosial. 2 Oleh karena itu, Perda
yang ada harus mampu memastikan perlindungan lingkungan yang memadai
sambil tetap memfasilitasi pembangunan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat.

Ketiga, Sulawesi Tengah juga memiliki kondisi geografis dan


demografis yang unik. Wilayah ini terdiri dari pulau-pulau yang tersebar dan
memiliki keragaman suku dan budaya. Faktor-faktor ini mempengaruhi
1
An Nisaa Afifah dkk., “Potensi Sumber Daya Mineral di Provinsi Sulawesi Tengah,” Jurnal
Siliwangi Seri Sains dan Teknologi 6, no. 1 (31 Mei 2020): 25.
2
Maria Maria, Golar Golar, dan Sudirman Dg Massiri, “Kolaborasi Stakeholder Dalam
Penyelesaian Konflik Di Tahura Sulawesi Tengah,” Mitra Sains 8, no. 2 (30 September 2020):
199–214.

Analisis Fungsi Perda Dalam Mengatur Kondisi Khusus Hal. ii


implementasi Perda dalam konteks Sulawesi Tengah. Perda harus mampu
mengakomodasi kebutuhan khusus wilayah ini dan memastikan partisipasi
aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan terkait pengelolaan
sumber daya alam.

Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang fungsi Perda dalam


mengatur kondisi khusus di wilayah Sulawesi Tengah, diharapkan dapat
memberikan kontribusi pada pengembangan kebijakan yang lebih efektif dan
berkelanjutan terkait pengelolaan sumber daya alam di daerah tersebut.
Penelitian ini juga penting untuk memberikan pemahaman tentang hubungan
antara Perda dan peraturan nasional yang terkait dengan pengelolaan sumber
daya alam. Koordinasi dan harmonisasi antara peraturan daerah dan nasional
sangat penting untuk mencegah tumpang tindih, konflik, dan ambiguitas
dalam implementasi kebijakan.

Dalam konteks tersebut, penelitian ini akan menganalisis fungsi Perda


dalam mengatur kondisi khusus di wilayah Sulawesi Tengah, dengan fokus
pada pengelolaan sumber daya alam. Penelitian ini akan mengidentifikasi
Perda yang ada terkait pengelolaan sumber daya alam dan menganalisis
implementasinya. Selain itu, penelitian ini juga akan melibatkan pemangku
kepentingan terkait, seperti pemerintah daerah, masyarakat lokal, dan
perusahaan, untuk memahami persepsi dan partisipasi mereka dalam proses
perumusan dan implementasi Perda.

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini mencakup


analisis dokumen hukum, seperti studi Perda terkait pengelolaan sumber daya
alam di Sulawesi Tengah, serta peraturan nasional yang relevan. Selain itu,
penelitian ini juga akan melibatkan wawancara dengan pemangku
kepentingan terkait, seperti pemerintah daerah, masyarakat lokal, dan
perusahaan. Wawancara ini akan membantu dalam memperoleh pandangan
langsung dan pemahaman yang lebih dalam tentang implementasi Perda dan
tantangan yang dihadapi.

B. Rumusan Masalah

Analisis Fungsi Perda Dalam Mengatur Kondisi Khusus Hal. iii


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, penelitian ini
memiliki beberapa rumusan masalah yaitu:

1. Apa saja fungsi Peraturan Daerah (Perda) yang terkait dengan


pengelolaan sumber daya alam di wilayah Sulawesi Tengah?
2. Bagaimana implementasi Perda dalam mengatur kondisi khusus terkait
pengelolaan sumber daya alam di wilayah Sulawesi Tengah?
3. Bagaimana hubungan antara Perda dan peraturan nasional yang terkait
dengan pengelolaan sumber daya alam di wilayah Sulawesi Tengah?

Dengan merumuskan pertanyaan-pertanyaan tersebut, penelitian ini


akan menggali lebih dalam tentang fungsi, implementasi, dan tantangan yang
terkait dengan Perda dalam mengatur kondisi khusus di wilayah Sulawesi
Tengah, khususnya terkait pengelolaan sumber daya alam. Penelitian ini juga
akan mengeksplorasi hubungan antara Perda dan peraturan nasional serta
melibatkan perspektif masyarakat lokal untuk memperoleh pemahaman yang
lebih komprehensif tentang isu-isu yang ada dan potensi perbaikan yang
dapat dilakukan.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan, penelitian ini


memiliki beberapa tujuan yaitu:
1. Menganalisis fungsi Peraturan Daerah (Perda) yang terkait dengan
pengelolaan sumber daya alam di wilayah Sulawesi Tengah.
2. Mengevaluasi implementasi Perda dalam mengatur kondisi khusus
terkait pengelolaan sumber daya alam di wilayah Sulawesi Tengah.
3. Menyelidiki hubungan antara Perda dan peraturan nasional yang terkait
dengan pengelolaan sumber daya alam di wilayah Sulawesi Tengah.

Dengan tujuan-tujuan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk


memberikan pemahaman yang komprehensif tentang peran dan fungsi Perda

Analisis Fungsi Perda Dalam Mengatur Kondisi Khusus Hal. iv


dalam mengatur kondisi khusus di wilayah Sulawesi Tengah, khususnya
terkait pengelolaan sumber daya alam. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan
untuk mengidentifikasi tantangan yang dihadapi dalam implementasi Perda
dan memberikan rekomendasi kebijakan yang dapat meningkatkan efektivitas
pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Penelitian ini juga
berupaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat lokal dalam proses
pengambilan keputusan terkait pengelolaan sumber daya alam, sehingga
kebijakan yang dihasilkan dapat memperhitungkan kepentingan dan aspirasi
mereka.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapakan memberikan beberapa manfaat dan kegunaan


yaitu:
1. Kontribusi pada pemahaman akademik: Penelitian ini akan memberikan
kontribusi pada pemahaman akademik tentang fungsi Perda dalam
mengatur kondisi khusus di wilayah Sulawesi Tengah, khususnya
terkait pengelolaan sumber daya alam. Temuan penelitian ini dapat
digunakan sebagai referensi dan landasan teoritis bagi peneliti,
akademisi, dan mahasiswa yang tertarik dalam bidang hukum
lingkungan, pengelolaan sumber daya alam, dan tata kelola daerah.
2. Informasi bagi pemerintah daerah dan pemangku kepentingan: Hasil
penelitian ini akan memberikan informasi yang berharga bagi
pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait, seperti
pemerintah daerah Sulawesi Tengah, masyarakat lokal, perusahaan, dan
organisasi non-pemerintah. Informasi ini dapat digunakan dalam
merumuskan kebijakan yang lebih baik, memperbaiki implementasi
Perda, dan meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pengambilan
keputusan terkait pengelolaan sumber daya alam.
3. Panduan dalam pengembangan kebijakan: Temuan dan rekomendasi
penelitian ini dapat menjadi panduan bagi pemerintah daerah dalam

Analisis Fungsi Perda Dalam Mengatur Kondisi Khusus Hal. v


mengembangkan kebijakan yang lebih efektif dan berkelanjutan terkait
pengelolaan sumber daya alam di Sulawesi Tengah. Hal ini dapat
membantu dalam menjaga keberlanjutan sumber daya alam, mencegah
konflik kepentingan, dan mempromosikan pembangunan yang
berkelanjutan.
4.

Analisis Fungsi Perda Dalam Mengatur Kondisi Khusus Hal. vi


BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Peraturan Daerah (Perda)

Perda, singkatan dari Peraturan Daerah, adalah instrumen hukum


tingkat daerah yang dibuat oleh pemerintah daerah (provinsi, kabupaten, atau
kota) di Indonesia. Perda berfungsi sebagai landasan hukum dalam mengatur
kehidupan masyarakat setempat dan menjalankan pemerintahan daerah.

Perda sebagai instrumen hukum tingkat daerah memiliki peran penting


dalam membentuk tatanan kehidupan masyarakat setempat dan menjaga
kepentingan daerah sesuai dengan prinsip otonomi daerah. Beberapa
karakteristik umum dari Perda sebagai instrumen hukum tingkat daerah:3

1. Otonomi Daerah: Perda merupakan salah satu manifestasi dari prinsip


otonomi daerah di Indonesia. Pemerintah daerah memiliki wewenang
dan kewenangan untuk membuat Perda sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik daerahnya.
2. Lingkup dan Ruang Lingkup: Perda berlaku di wilayah pemerintahan
daerah yang menerbitkannya. Lingkup Perda dapat mencakup berbagai
aspek kehidupan masyarakat, seperti tata ruang, ketertiban umum,
kesehatan, pendidikan, ekonomi, lingkungan hidup, dan lain
sebagainya.
3. Kedudukan Hukum: Perda memiliki kedudukan hukum yang sama
dengan peraturan perundang-undangan lainnya di tingkat daerah, seperti
peraturan gubernur, peraturan bupati/wali kota, atau keputusan kepala
daerah. Perda harus sesuai dengan undang-undang yang berlaku dan
tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan di
tingkat nasional.
4. Prosedur Pembuatan: Perda dibuat melalui proses pembentukan yang
telah diatur dalam undang-undang. Pemerintah daerah harus melibatkan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam proses penyusunan
3
Kemenkumham RI, Panduan Praktis Memahami Perancangan Peraturan Daerah, Ed. 5
(Jakarta: Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan, 2011).

Analisis Fungsi Perda Dalam Mengatur Kondisi Khusus Hal. vii


dan pembahasan Perda. Selain itu, Perda juga harus melewati tahap
verifikasi dari instansi pemerintah pusat sebelum diundangkan.
5. Penyusunan Isi: Perda harus mengatur secara rinci dan jelas mengenai
ketentuan-ketentuan yang diatur dalamnya. Isi Perda harus memberikan
petunjuk yang jelas tentang hak dan kewajiban masyarakat serta sanksi
yang diberlakukan dalam rangka penegakan hukum di tingkat daerah.
6. Keberlakuan dan Sanksi: Setelah diundangkan, Perda memiliki
kekuatan hukum mengikat bagi seluruh warga di wilayah pemerintahan
daerah yang menerbitkannya. Pelanggaran terhadap ketentuan Perda
dapat dikenai sanksi yang telah ditetapkan, seperti denda, teguran, atau
sanksi administratif lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Melalui Perda, pemerintah daerah dapat menyesuaikan regulasi dan


kebijakan dengan kondisi khusus di daerahnya. Perda menjadi instrumen
yang fleksibel dan dapat memberikan solusi yang lebih sesuai dengan
kebutuhan lokal, sehingga membantu mencapai pembangunan yang
berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat di tingkat daerah. Perda memiliki
fungsi dan peran penting dalam mengatur kondisi khusus atau situasi yang
memerlukan pengaturan khusus di tingkat daerah. Beberapa fungsi dan peran
Perda dalam mengatur kondisi khusus suatu wilayah ialah:4

1. Mengatasi Permasalahan Lokal: Perda dapat digunakan untuk


mengatasi permasalahan khusus yang spesifik di wilayah pemerintahan
daerah. Misalnya, jika daerah tersebut menghadapi masalah banjir yang
sering terjadi, pemerintah daerah dapat membuat Perda yang mengatur
tata kelola air, pengelolaan drainase, atau pembangunan infrastruktur
penanggulangan banjir.
2. Mengakomodasi Kebutuhan Daerah: Perda memungkinkan pemerintah
daerah untuk mengakomodasi kebutuhan khusus daerah yang mungkin
berbeda dengan kebutuhan nasional secara umum. Misalnya, dalam
bidang pariwisata, pemerintah daerah dapat membuat Perda yang
4
Abd Salam, “Kedudukan Fungsi Peraturan Daerah (PERDA) sebagai Bagian dari Hukum
Nasional,” Pleno Jure 4, no. 5 (Desember 2015): 1–12.

Analisis Fungsi Perda Dalam Mengatur Kondisi Khusus Hal. viii


mengatur tentang promosi pariwisata lokal, pemberian insentif kepada
pelaku pariwisata setempat, atau perlindungan terhadap warisan budaya
daerah.
3. Menyesuaikan dengan Kondisi Sosial dan Budaya: Setiap daerah
memiliki karakteristik sosial dan budaya yang berbeda. Perda
memungkinkan pemerintah daerah untuk mengatur sesuai dengan nilai-
nilai dan norma lokal yang ada. Contohnya, dalam mengatur kehidupan
masyarakat adat, pemerintah daerah dapat membuat Perda yang
melindungi dan mempromosikan kehidupan adat serta mengatur
pengelolaan sumber daya alam secara partisipatif dengan masyarakat
adat setempat.
4. Mendorong Pembangunan Ekonomi: Perda dapat menjadi instrumen
untuk mendorong pembangunan ekonomi di daerah. Pemerintah daerah
dapat membuat Perda yang memberikan insentif atau kemudahan
investasi, mengatur tata ruang untuk pengembangan kawasan industri,
atau mengatur perizinan usaha untuk mendorong sektor-sektor ekonomi
yang potensial di daerah.
5. Penegakan Hukum dan Ketertiban: Perda memiliki peran penting dalam
menegakkan hukum dan menjaga ketertiban di tingkat daerah. Dalam
menghadapi situasi khusus seperti kerusuhan atau keamanan,
pemerintah daerah dapat membuat Perda yang memberikan
kewenangan tambahan kepada aparat keamanan untuk mengendalikan
situasi tersebut.

B. Pengelolaan Sumber Daya Alam

Pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan adalah pendekatan


yang bertujuan untuk memastikan bahwa penggunaan sumber daya alam

Analisis Fungsi Perda Dalam Mengatur Kondisi Khusus Hal. ix


dilakukan dengan bertanggung jawab, sehingga sumber daya tersebut dapat
dipertahankan dan dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh generasi saat ini
dan masa depan. Konsep ini mengakui pentingnya menjaga keseimbangan
antara kebutuhan manusia dengan kelestarian lingkungan. 5 Salah satu prinsip
utama dalam pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan adalah
keberlanjutan. Hal ini berarti bahwa penggunaan sumber daya alam harus
mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan, ekonomi,
dan masyarakat. Keberlanjutan ini melibatkan pertimbangan terhadap aspek
sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam pengambilan keputusan terkait
pengelolaan sumber daya alam.6

Prinsip pelestarian dan konservasi juga sangat penting dalam


pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Prinsip ini mengarahkan
untuk melindungi dan memelihara sumber daya alam yang ada agar tidak
mengalami kerusakan atau kepunahan. Upaya-upaya pelestarian seperti
perlindungan terhadap habitat alami, pengendalian eksploitasi berlebihan, dan
restorasi sumber daya yang terdegradasi menjadi bagian integral dari
pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.

Penggunaan sumber daya alam secara efisien juga menjadi prinsip yang
penting. Dalam konteks ini, penggunaan efisien berarti memaksimalkan
manfaat yang diperoleh dari setiap unit sumber daya yang digunakan. Upaya
ini melibatkan penerapan teknologi yang efisien, praktik pengelolaan yang
baik, serta pengurangan limbah atau kebocoran dalam rantai nilai sumber
daya alam.

Partisipasi masyarakat juga menjadi prinsip yang kuat dalam


pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Melibatkan masyarakat
dalam pengambilan keputusan terkait sumber daya alam memungkinkan
pengumpulan berbagai pandangan, pengetahuan, dan pengalaman dari
berbagai pemangku kepentingan. Partisipasi ini menciptakan pemahaman,

5
A. H. Rahadian, “Strategi Pembangunan Berkelanjutan,” Prosiding Seminar STIAMI 3, no. 1
(2016): 47.
6
Rahadian, 48.

Analisis Fungsi Perda Dalam Mengatur Kondisi Khusus Hal. x


penerimaan, dan dukungan yang lebih luas terhadap keputusan dan kebijakan
yang diambil dalam pengelolaan sumber daya alam.7

Prinsip pendekatan ekosistem juga menjadi dasar dalam pengelolaan


sumber daya alam secara berkelanjutan. Pendekatan ini mengakui bahwa
sumber daya alam harus dipandang dalam konteks sistem ekologis yang lebih
luas. Lingkungan hidup merupakan jaringan yang kompleks dari hubungan
timbal balik antara berbagai spesies dan komponen ekosistem. Oleh karena
itu, pengelolaan sumber daya alam harus memperhatikan ketergantungan
antara berbagai komponen ekosistem dan memahami dampak potensial dari
tindakan manusia terhadap keseluruhan ekosistem.8

Terakhir, pengembangan berkelanjutan juga menjadi prinsip penting


dalam pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Prinsip ini
menggabungkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam pengambilan
keputusan terkait pengelolaan sumber daya alam. Pengembangan
berkelanjutan menekankan perlunya pemikiran jangka panjang, identifikasi
alternatif yang berkelanjutan, dan upaya untuk mencapai keseimbangan yang
tepat antara ketiga aspek tersebut.

Dengan menerapkan konsep dan prinsip pengelolaan sumber daya alam


secara berkelanjutan, maka hal itu dapat menjaga keseimbangan ekologis,
melindungi keanekaragaman hayati, mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan, dan mendorong pembangunan yang berkelanjutan secara
ekonomi dan sosial. Tujuannya adalah untuk menciptakan harmoni antara
kebutuhan manusia dengan kelestarian lingkungan, sehingga sumber daya
alam dapat terus dimanfaatkan oleh generasi masa depan..

C. Implementasi Perda Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam


7
Slamet Suhartono, “Desentralisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam untuk Mewujudkan
Kesejahteraan Masyarakat,” Dih: Jurnal Ilmu Hukum 9, no. 18 (2013): 110–21,
https://doi.org/10.30996/dih.v9i18.278.
8
Jumarddin La Fua, “Manajemen Pemanfaatan Sumber Daya Alam di Indonesia untuk
Mendukung Pembangunan Berkelanjutan Melalui Pendekatan Ekonomi Hijau,” Shautut Tarbiyah
21, no. 1 (1 Mei 2015): 60, https://doi.org/10.31332/str.v21i1.14.

Analisis Fungsi Perda Dalam Mengatur Kondisi Khusus Hal. xi


Proses implementasi Perda (Peraturan Daerah) terkait pengelolaan
sumber daya alam di tingkat daerah biasanya melibatkan beberapa tahapan
penting. Beberapa tahapan umum yang biasa dilakukan dalam proses
implementasi Perda terkait pengelolaan sumber daya alam di tingkat daerah:9

1. Perumusan Perda: Tahap awal dalam implementasi Perda adalah


perumusan Perda itu sendiri. Pemerintah daerah, yang biasanya
melibatkan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan
dinas terkait, mengumpulkan data dan informasi tentang pengelolaan
sumber daya alam di wilayah mereka. Mereka juga melibatkan berbagai
pihak, termasuk ahli dan masyarakat setempat, dalam diskusi dan
konsultasi untuk memperoleh masukan yang relevan. Berdasarkan
proses ini, rancangan Perda disusun.
2. Konsultasi Publik: Setelah rancangan Perda disusun, pemerintah daerah
melakukan konsultasi publik. Ini melibatkan berbagai pihak yang
berkepentingan, seperti masyarakat umum, organisasi non-pemerintah,
lembaga swadaya masyarakat, dan pemangku kepentingan terkait
lainnya. Tujuannya adalah untuk memperoleh masukan, saran, dan
tanggapan terhadap rancangan Perda. Konsultasi publik ini dapat
dilakukan melalui pertemuan terbuka, lokakarya, atau mekanisme
partisipasi publik lainnya.
3. Pembahasan dan Penyempurnaan: Setelah konsultasi publik,
pemerintah daerah mempertimbangkan masukan yang diterima dan
melakukan pembahasan lebih lanjut terkait rancangan Perda. Mereka
juga dapat bekerja sama dengan pemerintah provinsi atau lembaga
terkait lainnya untuk memperoleh masukan teknis yang lebih
mendalam. Berdasarkan proses ini, rancangan Perda dapat
disempurnakan dan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lokal.
4. Pengesahan: Setelah tahap pembahasan dan penyempurnaan selesai,
Perda disampaikan kepada lembaga legislatif daerah, seperti Dewan

9
Efendi dan Yanis Rinaldi, Hukum Pengelolaan Sumber Daya Alam, Cet. 1 (Banda Aceh: FH
Unsyiah Press, 2016), 6–9.

Analisis Fungsi Perda Dalam Mengatur Kondisi Khusus Hal. xii


Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), untuk pengesahan. DPRD akan
melakukan pembahasan lebih lanjut terkait Perda dan dapat
mengusulkan perubahan atau penambahan. Jika disetujui, Perda akan
diundangkan oleh pemerintah daerah, biasanya dalam bentuk keputusan
atau peraturan daerah.
5. Implementasi: Setelah diundangkan, Perda mulai diterapkan dan
diimplementasikan oleh pemerintah daerah. Hal ini melibatkan
penerbitan kebijakan, pedoman teknis, atau peraturan pelaksanaan yang
lebih rinci untuk mendukung implementasi Perda. Pemerintah daerah
juga dapat melibatkan lembaga terkait, membangun kapasitas internal,
dan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan untuk mengelola
sumber daya alam sesuai dengan ketentuan dalam Perda.
6. Monitoring dan Evaluasi: Pemerintah daerah bertanggung jawab untuk
memantau dan mengevaluasi implementasi Perda terkait pengelolaan
sumber daya alam. Mereka dapat membentuk tim khusus atau
menggunakan unit yang ada dalam pemerintah daerah untuk
melaksanakan tugas ini. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa
Perda dijalankan dengan baik, mengidentifikasi tantangan atau masalah
yang muncul selama implementasi, dan membuat perbaikan atau
penyesuaian yang diperlukan.

Analisis Fungsi Perda Dalam Mengatur Kondisi Khusus Hal. xiii


BAB III
PEMBAHASAN
A. Fungsi Perda Dalam Mengatur Kondisi Sumber Daya Alam Di Sulawesi
Tengah

Fungsi Peraturan Daerah (Perda) dalam mengatur kondisi khusus


sumber daya alam di wilayah Sulawesi Tengah sangat penting. Beberapa
fungsi Perda dalam mengatur kondisi khusus sumber daya alam10 di Sulawesi
Tengah ialah:

1. Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam: Sulawesi Tengah


memiliki kekayaan sumber daya alam yang perlu dilindungi dan
dikonservasi dengan baik. Perda dapat mengatur kegiatan eksploitasi
sumber daya alam seperti pertambangan, perikanan, pertanian, atau
pemanfaatan hutan secara berkelanjutan. Perda juga dapat menetapkan
aturan perlindungan terhadap ekosistem dan spesies langka serta
memastikan pengelolaan yang bertanggung jawab terhadap sumber
daya alam di wilayah tersebut.

2. Penentuan Kawasan Strategis: Perda dapat digunakan untuk


menetapkan kawasan strategis dalam pengelolaan sumber daya alam di
Sulawesi Tengah. Misalnya, Perda dapat menetapkan kawasan hutan
lindung, kawasan konservasi, atau kawasan perlindungan alam. Hal ini
bertujuan untuk menjaga keberlanjutan ekosistem, mempertahankan
keanekaragaman hayati, serta melindungi sumber daya alam yang
memiliki nilai strategis bagi masyarakat Sulawesi Tengah.

3. Pemberdayaan Masyarakat Lokal: Perda dapat berfungsi sebagai


instrumen untuk memberdayakan masyarakat lokal dalam pengelolaan
sumber daya alam di Sulawesi Tengah. Dalam konteks ini, Perda dapat
mengatur tentang hak-hak masyarakat adat dalam mengakses dan
memanfaatkan sumber daya alam di wilayah mereka. Hal ini juga dapat
10
Yance Arizona, KARAKTER PERATURAN DAERAH SUMBER DAYA ALAM Kajian Kritis
terhadap Struktur Formal Peraturan Daerah dan Konstruksi Hak Masyarakat terkait Pengelolaan
Hutan, ed. oleh Myrna A. Safitri, Cet. 1 (Jakarta: HuMa, 2008), 24–27.

Analisis Fungsi Perda Dalam Mengatur Kondisi Khusus Hal. xiv


melibatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan
terkait pengelolaan sumber daya alam, serta memberikan akses dan
manfaat ekonomi yang adil kepada masyarakat lokal.

4. Pengaturan Tata Ruang dan Pemanfaatan Lahan: Perda juga berperan


dalam mengatur tata ruang dan pemanfaatan lahan yang berhubungan
dengan sumber daya alam di Sulawesi Tengah. Perda dapat menetapkan
zonasi tata ruang yang sesuai dengan karakteristik dan potensi wilayah,
seperti pengelolaan kawasan hutan, perlindungan sungai, atau
pemanfaatan lahan pertanian. Tujuan dari pengaturan ini adalah untuk
menjaga keseimbangan antara pengembangan ekonomi dan
perlindungan lingkungan, serta mengoptimalkan pemanfaatan sumber
daya alam secara berkelanjutan.

5. Pengendalian Konflik: Perda dapat berfungsi sebagai alat pengendalian


konflik terkait pengelolaan sumber daya alam di Sulawesi Tengah.
Dalam situasi di mana terjadi persaingan atau konflik antara berbagai
pihak yang memiliki kepentingan terhadap sumber daya alam, Perda
dapat menetapkan ketentuan hukum yang jelas dan adil untuk
mengatasi perbedaan dan menyelesaikan konflik yang mungkin timbul.

Dalam keseluruhan, Perda memiliki peran penting dalam mengatur


kondisi khusus sumber daya alam di wilayah Sulawesi Tengah. Dengan
mengatur dan melindungi sumber daya alam secara berkelanjutan, Perda
diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan yang
seimbang bagi masyarakat Sulawesi Tengah serta generasi mendatang.

B. Implementasi Perda Dalam Mengatur Pengelolaan Sumber Daya Alam Di


Sulawesi Tengah

Analisis Fungsi Perda Dalam Mengatur Kondisi Khusus Hal. xv


Implementasi Perda dalam mengatur kondisi khusus terkait pengelolaan
sumber daya alam di wilayah Sulawesi Tengah melibatkan beberapa langkah
yang penting dalam penyusunannya,11 yaitu:

1. Penyusunan Kebijakan Pelaksanaan: Setelah Perda disahkan,


pemerintah daerah Sulawesi Tengah akan menyusun kebijakan
pelaksanaan yang lebih rinci. Kebijakan ini akan menguraikan langkah-
langkah konkret yang harus diambil untuk menerapkan ketentuan-
ketentuan dalam Perda. Hal ini meliputi pengaturan teknis, prosedur,
dan mekanisme pengelolaan sumber daya alam yang akan dijalankan di
wilayah tersebut.
2. Pembentukan Tim Pelaksana: Pemerintah daerah dapat membentuk tim
pelaksana yang bertugas melaksanakan kebijakan yang terkait dengan
pengelolaan sumber daya alam sesuai dengan Perda. Tim ini terdiri dari
berbagai instansi terkait, seperti dinas lingkungan hidup, dinas
kehutanan, dinas perikanan, dan dinas pertanian. Tim pelaksana akan
memiliki tanggung jawab dalam mengoordinasikan dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk menerapkan Perda.
3. Pengembangan Instrumen Pelaksanaan: Pemerintah daerah akan
mengembangkan instrumen pelaksanaan yang spesifik untuk
mendukung implementasi Perda. Instrumen ini mencakup peraturan
pelaksanaan, pedoman teknis, atau peraturan kepala daerah yang
memberikan panduan lebih rinci tentang pelaksanaan Perda. Instrumen
ini akan mengatur tentang izin usaha, mekanisme pengawasan,
pengendalian, serta sistem penghargaan dan sanksi terkait pengelolaan
sumber daya alam.
4. Pemberdayaan dan Sosialisasi: Implementasi Perda juga melibatkan
pemberdayaan masyarakat dan sosialisasi kepada mereka mengenai
ketentuan-ketentuan dalam Perda. Pemerintah daerah akan melakukan
kegiatan sosialisasi untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat

11
Dalinama Telaumbanua, “PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA,”
JURNAL EDUCATION AND DEVELOPMENT 4, no. 1 (22 Mei 2018): 96–96.

Analisis Fungsi Perda Dalam Mengatur Kondisi Khusus Hal. xvi


mengenai tujuan, manfaat, dan konsekuensi dari Perda tersebut.
Pemberdayaan masyarakat juga dilakukan dengan melibatkan mereka
dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan sumber daya alam,
serta memberikan akses, pelatihan, dan dukungan yang diperlukan.
5. Pengawasan dan Evaluasi: Pemerintah daerah akan melakukan
pengawasan dan evaluasi terhadap implementasi Perda. Hal ini
melibatkan pemantauan terhadap kegiatan pengelolaan sumber daya
alam yang dilakukan oleh pihak terkait, termasuk perusahaan, petani,
nelayan, atau komunitas masyarakat setempat. Evaluasi dilakukan
untuk mengevaluasi efektivitas Perda dalam mencapai tujuan
pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan memberikan
manfaat bagi masyarakat Sulawesi Tengah.
6. Penegakan Hukum: Jika terjadi pelanggaran terhadap ketentuan dalam
Perda, pemerintah daerah akan melakukan tindakan penegakan hukum
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal ini mencakup tindakan
administratif, penalti keuangan, atau bahkan proses hukum terhadap
pelanggar. Penegakan hukum ini bertujuan untuk menjaga kepatuhan
terhadap Perda dan mendorong pengelolaan sumber daya alam yang
bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Dalam mengatur kondisi khusus terkait pengelolaan sumber daya alam


di wilayah Sulawesi Tengah, implementasi Perda membutuhkan kerja sama
antara pemerintah daerah, masyarakat, dan pihak terkait lainnya. Dengan
langkah-langkah yang terorganisir dan terpadu, diharapkan Perda dapat
berhasil diimplementasikan dan memberikan manfaat yang signifikan dalam
pengelolaan sumber daya alam di wilayah tersebut.

C. Hubungan Perda dan Peraturan Nasional Dalam Pengelolaan SDA Di


Sulawesi Tengah

Analisis Fungsi Perda Dalam Mengatur Kondisi Khusus Hal. xvii


Peraturan Daerah (Perda) terkait pengelolaan sumber daya alam di
wilayah Sulawesi Tengah memiliki hubungan yang erat dengan peraturan
nasional terkait hal tersebut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait
hubungan antara Perda dan peraturan nasional dalam konteks pengelolaan
sumber daya alam:

1. Hierarki Peraturan Hukum: Di Indonesia, terdapat sistem hukum


dengan prinsip hierarki peraturan hukum. Prinsip ini menyatakan bahwa
peraturan hukum yang lebih tinggi dalam hierarki memiliki kekuatan
hukum yang lebih kuat daripada peraturan hukum yang berada di
bawahnya. Dalam konteks pengelolaan sumber daya alam, peraturan
nasional memiliki kekuatan hukum yang lebih tinggi dibandingkan
Perda. Oleh karena itu, jika terdapat ketidaksesuaian atau konflik antara
ketentuan dalam Perda dengan peraturan nasional yang lebih tinggi,
maka peraturan nasional yang akan berlaku.
2. Kewenangan Pemerintah Daerah: Pemerintah daerah memiliki
kewenangan dalam mengatur dan mengelola sumber daya alam di
wilayahnya sesuai dengan prinsip otonomi daerah yang diatur dalam
Undang-Undang Dasar 1945. Namun, kewenangan tersebut tetap harus
berada dalam batas-batas yang ditetapkan oleh peraturan nasional.
Artinya, pemerintah daerah tidak dapat membuat Perda yang
bertentangan dengan peraturan nasional terkait pengelolaan sumber
daya alam. Kewenangan pemerintah daerah dalam hal ini adalah
melaksanakan, mengawasi, dan mengendalikan pengelolaan sumber
daya alam di wilayahnya dengan memperhatikan ketentuan peraturan
nasional yang ada.
3. Implementasi Peraturan Nasional: Dalam proses implementasi Perda
terkait pengelolaan sumber daya alam di wilayah Sulawesi Tengah,
pemerintah daerah harus memastikan bahwa Perda tersebut sejalan
dengan peraturan nasional yang ada. Perda harus mencerminkan dan
mengimplementasikan tujuan dan prinsip pengelolaan sumber daya
alam yang telah ditetapkan dalam peraturan nasional. Dalam hal ini,

Analisis Fungsi Perda Dalam Mengatur Kondisi Khusus Hal. xviii


peran pemerintah daerah adalah mengatur mekanisme dan ketentuan
pelaksanaan Perda yang mempertimbangkan dan mengacu pada
peraturan nasional yang relevan.
4. Pelaksanaan Bersama: Dalam beberapa kasus, peraturan nasional dapat
memberikan kerangka kerja yang umum untuk pengelolaan sumber
daya alam, sementara Perda dapat memberikan detail dan ketentuan
yang lebih spesifik sesuai dengan kondisi dan kebutuhan wilayah
Sulawesi Tengah. Dalam hal ini, Perda dan peraturan nasional dapat
saling melengkapi dan dilaksanakan secara bersama-sama untuk
mencapai pengelolaan sumber daya alam yang efektif dan
berkelanjutan. Pemerintah daerah dapat menggunakan Perda sebagai
alat pelaksanaan yang lebih detail dan spesifik untuk menerapkan
kebijakan nasional terkait pengelolaan sumber daya alam di tingkat
lokal.
5. Koordinasi antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat: Untuk
memastikan konsistensi dan kesesuaian antara Perda dan peraturan
nasional, koordinasi yang baik antara pemerintah daerah dan
pemerintah pusat diperlukan. Pemerintah daerah harus berkomunikasi
dan berkoordinasi dengan kementerian atau lembaga terkait yang
memiliki yurisdiksi nasional dalam pengelolaan sumber daya alam,
seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau
Kementerian Kelautan dan Perikanan. Hal ini dilakukan untuk
memastikan bahwa implementasi Perda tetap sesuai dengan peraturan
nasional yang berlaku dan tujuan pengelolaan sumber daya alam secara
nasional.

Dengan memperhatikan hubungan dan koordinasi antara Perda dan


peraturan nasional, pengelolaan sumber daya alam di wilayah Sulawesi
Tengah dapat dilakukan secara efektif dan sesuai dengan kerangka hukum
yang berlaku di tingkat nasional. Penting bagi pemerintah daerah untuk

Analisis Fungsi Perda Dalam Mengatur Kondisi Khusus Hal. xix


memahami peraturan nasional yang ada dan mengintegrasikannya dalam
penyusunan, implementasi, dan evaluasi Perda terkait pengelolaan sumber
daya alam.

Analisis Fungsi Perda Dalam Mengatur Kondisi Khusus Hal. xx


BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Hierarki Peraturan Hukum: Di Indonesia, terdapat sistem hukum


dengan prinsip hierarki peraturan hukum. Prinsip ini menyatakan bahwa
peraturan hukum yang lebih tinggi dalam hierarki memiliki kekuatan
hukum yang lebih kuat daripada peraturan hukum yang berada di
bawahnya. Dalam konteks pengelolaan sumber daya alam, peraturan
nasional memiliki kekuatan hukum yang lebih tinggi dibandingkan
Perda. Oleh karena itu, jika terdapat ketidaksesuaian atau konflik antara
ketentuan dalam Perda dengan peraturan nasional yang lebih tinggi,
maka peraturan nasional yang akan berlaku.
2. Kewenangan Pemerintah Daerah: Pemerintah daerah memiliki
kewenangan dalam mengatur dan mengelola sumber daya alam di
wilayahnya sesuai dengan prinsip otonomi daerah yang diatur dalam
Undang-Undang Dasar 1945. Namun, kewenangan tersebut tetap harus
berada dalam batas-batas yang ditetapkan oleh peraturan nasional.
Artinya, pemerintah daerah tidak dapat membuat Perda yang
bertentangan dengan peraturan nasional terkait pengelolaan sumber
daya alam. Kewenangan pemerintah daerah dalam hal ini adalah
melaksanakan, mengawasi, dan mengendalikan pengelolaan sumber
daya alam di wilayahnya dengan memperhatikan ketentuan peraturan
nasional yang ada.
3. Implementasi Peraturan Nasional: Dalam proses implementasi Perda
terkait pengelolaan sumber daya alam di wilayah Sulawesi Tengah,
pemerintah daerah harus memastikan bahwa Perda tersebut sejalan
dengan peraturan nasional yang ada. Perda harus mencerminkan dan
mengimplementasikan tujuan dan prinsip pengelolaan sumber daya
alam yang telah ditetapkan dalam peraturan nasional. Dalam hal ini,
peran pemerintah daerah adalah mengatur mekanisme dan ketentuan

Analisis Fungsi Perda Dalam Mengatur Kondisi Khusus Hal. xxi


pelaksanaan Perda yang mempertimbangkan dan mengacu pada
peraturan nasional yang relevan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat


diajukan ke pihak pemerintah daerah Sulawesi Tengah:

1. Memperkuat Koordinasi dengan Pemerintah Pusat: Pemerintah daerah


Sulawesi Tengah perlu meningkatkan koordinasi dengan pemerintah
pusat, terutama dengan kementerian atau lembaga terkait yang memiliki
yurisdiksi nasional dalam pengelolaan sumber daya alam. Dalam
rangka memastikan kesesuaian Perda dengan peraturan nasional,
pertemuan rutin, dialog, dan koordinasi intensif harus dilakukan. Hal ini
akan memastikan bahwa implementasi Perda mengikuti arahan dan
ketentuan peraturan nasional yang berlaku.
2. Penguatan Kapasitas Institusi Daerah: Pemerintah daerah perlu
melakukan penguatan kapasitas institusi terkait dengan pengelolaan
sumber daya alam, seperti dinas lingkungan hidup, dinas kehutanan,
dinas perikanan, dan dinas pertanian. Peningkatan kapasitas ini meliputi
peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan teknis para
pegawai terkait. Hal ini akan membantu mereka dalam
mengimplementasikan Perda dengan tepat sesuai dengan peraturan
nasional, serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan
sumber daya alam di wilayah Sulawesi Tengah.
3. Sosialisasi dan Pemberdayaan Masyarakat: Pemerintah daerah harus
melakukan sosialisasi yang luas kepada masyarakat mengenai tujuan,
manfaat, dan ketentuan dalam Perda terkait pengelolaan sumber daya
alam. Sosialisasi ini harus memberikan pemahaman yang baik tentang
peraturan nasional yang relevan dan pentingnya kepatuhan terhadapnya.
Selain itu, pemerintah daerah juga perlu memberdayakan masyarakat
dengan melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan terkait

Analisis Fungsi Perda Dalam Mengatur Kondisi Khusus Hal. xxii


pengelolaan sumber daya alam, serta memberikan akses, pelatihan, dan
dukungan yang diperlukan.

Analisis Fungsi Perda Dalam Mengatur Kondisi Khusus Hal. xxiii


DAFTAR PUSTAKA
Afifah, An Nisaa, Fatiya Sabila, Fini Seftiani, Pratiwi Digda Wijaya, Muhamad
Nurjayadi, dan Muzani Muzani. “Potensi Sumber Daya Mineral di
Provinsi Sulawesi Tengah.” Jurnal Siliwangi Seri Sains dan Teknologi 6,
no. 1 (31 Mei 2020): 23–29.

Arizona, Yance. KARAKTER PERATURAN DAERAH SUMBER DAYA ALAM


Kajian Kritis terhadap Struktur Formal Peraturan Daerah dan Konstruksi
Hak Masyarakat terkait Pengelolaan Hutan. Disunting oleh Myrna A.
Safitri. Cet. 1. Jakarta: HuMa, 2008.

Efendi, dan Yanis Rinaldi. Hukum Pengelolaan Sumber Daya Alam. Cet. 1.
Banda Aceh: FH Unsyiah Press, 2016.

Fua, Jumarddin La. “Manajemen Pemanfaatan Sumber Daya Alam di Indonesia


untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan Melalui Pendekatan
Ekonomi Hijau.” Shautut Tarbiyah 21, no. 1 (1 Mei 2015): 57–76.
https://doi.org/10.31332/str.v21i1.14.

Kemenkumham RI. Panduan Praktis Memahami Perancangan Peraturan


Daerah. Ed. 5. Jakarta: Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-
undangan, 2011.

Maria, Maria, Golar Golar, dan Sudirman Dg Massiri. “Kolaborasi Stakeholder


Dalam Penyelesaian Konflik Di Tahura Sulawesi Tengah.” Mitra Sains 8,
no. 2 (30 September 2020): 199–214.

Rahadian, A. H. “Strategi Pembangunan Berkelanjutan.” Prosiding Seminar


STIAMI 3, no. 1 (2016): 46–56.

Salam, Abd. “Kedudukan Fungsi Peraturan Daerah (PERDA) sebagai Bagian dari
Hukum Nasional.” Pleno Jure 4, no. 5 (Desember 2015): 1–12.

Suhartono, Slamet. “Desentralisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam untuk


Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat.” Dih: Jurnal Ilmu Hukum 9, no.
18 (2013): 110–21. https://doi.org/10.30996/dih.v9i18.278.

Analisis Fungsi Perda Dalam Mengatur Kondisi Khusus Hal. xxiv


Telaumbanua, Dalinama. “PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH
KABUPATEN/KOTA.” JURNAL EDUCATION AND DEVELOPMENT
4, no. 1 (22 Mei 2018): 96–96.

Analisis Fungsi Perda Dalam Mengatur Kondisi Khusus Hal. xxv

Anda mungkin juga menyukai