Anda di halaman 1dari 11

“HUKUM LINGKUNGAN”

PENGABDIAN BERSIH PANTAI WISATA ZAKAT KOTA


BENGKULU

DISUSUN OLEH :

Dona Utami (B1A021225)

DOSEN PENGAMPUH :

Nur Sulistyo Budi Ambarini, Dr., SH., M.Hum.

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah ini

Makalah ini bertujuan untuk membahas pentingnya lingkungan hidup dan bagaimana cara
kita menjaga alam agar tetap bersih. lingkungan merupakan semua yang ada di sekitar
makhluk hidup dan mempengaruhi perkembangan kehidupan. Pengaruh tersebut baik secara
langsung atau tidak langsung. Lingkungan adalah sebuah kombinasi di antara kondisi fisik.

Kondisi tersebut mencakup keadaan antara sumber daya alam. Seperti air, tanah, mineral,
flora, fauna, atau energi surya. Semua hal itu tumbuh dan hidup di dalam lingkungan. Melalui
kelembagaan yang meliputi ciptaan dari manusia, seperti keputusan bagaimana lingkungan
fisik tersebut digunakan.

Dalam makalah ini, penulis akan menguraikan secara sederhana, bahwa lingkungan dapat
mempengaruhi perkembangan hidup manusia. Tanpa adanya lingkungan, maka ekosistem
dan perubahan cuaca kemungkinan tidak berjalan dengan baik. Hal itu karena adanya banyak
unsur yang saling membentuk lingkungan, sehingga lingkungan menjadi tempat yang lebih
kompleks.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan kontribusi positif bagi pembaca.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan dan bantuan dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kesadaran kita akan
lingkungan hidup.
DAFTAR ISI

BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
Latar Belakang.......................................................................................................................4
Rumusan Masalah..................................................................................................................5
Manfaat penelitian..................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
Kebijakan Hukum Pariwisata dalam bidang Lingkungan Hidup...........................................6
BAB III.....................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................10
Kesimpulan..........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Lingkungan hidup adalah warisan berharga yang perlu dijaga keberlanjutannya untuk
generasi mendatang. Salah satu ekosistem yang sangat rentan terhadap kerusakan lingkungan
adalah pantai panjang. Pantai panjang bukan hanya tempat wisata yang indah, tetapi juga
memiliki peran ekologis yang krusial. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keasrian pantai
panjang sebagai bagian dari upaya pelestarian lingkungan hidup secara keseluruhan. Pantai
panjang sering kali menjadi sasaran utama pembangunan pariwisata, pelabuhan, dan aktivitas
manusia lainnya. Dalam prosesnya, terjadi perubahan yang signifikan pada ekosistem pantai,
yang dapat mengancam keberlanjutan kehidupan laut dan ekosistem terkait. Dampak dari
perubahan ini melibatkan hilangnya habitat alami, degradasi kualitas air, dan penurunan
keberagaman biologis. Salah satu ancaman terbesar terhadap keasrian pantai panjang adalah
perubahan iklim. Peningkatan suhu global dan kenaikan permukaan air laut mengancam
pantai panjang dengan banjir rob, abrasi pantai, dan perubahan pola cuaca ekstrem.

Dalam konteks ini, menjaga keasrian pantai panjang bukan hanya tentang melestarikan
keindahan alam, tetapi juga tentang melindungi masyarakat yang tinggal di sekitarnya dari
risiko yang terkait dengan perubahan iklim. Upaya menjaga keasrian pantai panjang harus
mencakup berbagai aspek, termasuk pengelolaan sumber daya alam, perlindungan habitat,
pengelolaan limbah, dan edukasi masyarakat. Pembangunan berkelanjutan harus menjadi
landasan dalam setiap kebijakan pengembangan di sepanjang pantai panjang. Penetapan
kawasan konservasi laut dan tata kelola yang baik perlu diterapkan untuk menjaga
keberagaman hayati dan menjaga keseimbangan ekosistem.
A. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah Kebijakan Hukum Pariwisata dalam bidang Lingkungan Hidup?


2. Bagaimana pengelolaan sampah sebagai upaya pengendalian pencemaran akibat
kegiatan pariwisata di pantai zakat, Kota Bengkulu?
3. Mengapa terjadi kerusakan lingkungan di wilayah pantai Kota tersebut?

B. Manfaat penelitian

Penelitian ini akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang ekosistem
pantai panjang, termasuk keberagaman hayati, dinamika ekologi, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi keseimbangan ekosistem. Pemahaman ini merupakan dasar untuk
mengembangkan strategi perlindungan yang efektif.

BAB II
PEMBAHASAN

Kebijakan Hukum Pariwisata dalam bidang Lingkungan Hidup.

Pengelolaan sampah di Pantai Zakat, Kota Bengkulu, merupakan upaya


penting dalam mengendalikan pencemaran akibat kegiatan pariwisata. Berdasarkan
penelitian terkait, terdapat beberapa permasalahan dalam pengelolaan sampah di
Pantai Zakat, antara lain ketidakpastian kewenangan dalam pengelolaan sampah, pola
wisata yang belum teredukasi dalam menjaga kebersihan, minimnya perawatan
kebersihan, serta kurangnya program dan penyuluhan mengenai pengelolaan sampah.

Pemerintah Kota Bengkulu telah menerbitkan berbagai peraturan terkait


pengelolaan sampah di objek pariwisata, namun masih terdapat tumpukan sampah di
beberapa kawasan pantai, termasuk Pantai Zakat. Kolaborasi antara pemerintah
daerah, pelaku usaha mikro, dan masyarakat dalam mengatasi persoalan sampah di
objek pariwisata Pantai Zakat masih perlu ditingkatkan.

Upaya pengendalian pencemaran akibat kegiatan pariwisata di Pantai Zakat


perlu melibatkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan pelaku usaha mikro.
Program dan penyuluhan mengenai pengelolaan sampah, perawatan kebersihan, serta
penerapan kebijakan yang berwawasan lingkungan dapat membantu mengurangi
dampak negatif pencemaran sampah di kawasan pantai.

1. Konteks Kebijakan Hukum Pariwisata: Pariwisata tidak hanya


memberikan kontribusi ekonomi, tetapi juga dapat menjadi sumber konflik dan
kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan hukum yang melibatkan
aspek-aspek seperti perizinan, zonasi, dan regulasi lingkungan untuk mengelola
dampak-dampak tersebut.
2. Perlindungan Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan:
Kebijakan hukum harus memberikan fokus pada perlindungan lingkungan dengan
mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Ini mencakup
pembatasan aktivitas pariwisata yang dapat merusak ekosistem alami, serta
mempromosikan praktik-praktik ramah lingkungan.
3. Pemberdayaan Masyarakat Lokal: Pentingnya melibatkan dan
memberdayakan masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan terkait pariwisata
perlu tercermin dalam kebijakan hukum. Masyarakat lokal harus memiliki peran aktif
dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan, sehingga kepentingan mereka
terlindungi dan terwujud keberlanjutan ekonomi dan lingkungan.
4. Zonasi dan Pengelolaan Kawasan Wisata: Kebijakan hukum perlu
menciptakan kerangka kerja zonasi yang jelas untuk menentukan bagian mana dari
kawasan wisata yang dapat dikembangkan dan yang harus tetap alami. Pengelolaan
kawasan wisata perlu mempertimbangkan keseimbangan antara eksploitasi ekonomi
dan pelestarian alam.
5. Sistem Perizinan yang Ketat: Kebijakan hukum harus mendefinisikan
sistem perizinan yang ketat untuk mengendalikan jumlah dan jenis pengembangan
pariwisata. Perusahaan atau proyek pariwisata harus memenuhi standar lingkungan
yang ditetapkan sebelum mendapatkan izin, dan pelanggaran terhadap peraturan harus
dikenai sanksi yang tegas.
6. Penanganan Limbah dan Energi Terbarukan: Kebijakan hukum perlu
mencakup regulasi terkait pengelolaan limbah dan mendorong penggunaan energi
terbarukan di sektor pariwisata. Langkah-langkah ini dapat membantu mengurangi
dampak negatif terhadap lingkungan, seperti pencemaran air dan udara.
7. Penegakan Hukum dan Sanksi: Kebijakan hukum harus dilengkapi
dengan mekanisme penegakan yang kuat, termasuk sanksi yang memberikan efek jera
bagi pelanggaran terhadap regulasi lingkungan. Keberlanjutan lingkungan harus
menjadi prioritas, dan kebijakan hukum harus mampu memberikan perlindungan yang
efektif.
8. Pengembangan Edukasi Lingkungan: Mengintegrasikan edukasi
lingkungan dalam kebijakan hukum pariwisata dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat, wisatawan, dan pelaku industri terhadap pentingnya melestarikan
lingkungan. Ini dapat menciptakan budaya kesadaran lingkungan yang berkelanjutan.

Kebijakan hukum pariwisata dalam bidang lingkungan hidup harus mampu


menciptakan keseimbangan yang baik antara pembangunan ekonomi dan pelestarian
alam. Dengan mengakomodasi aspek-aspek tersebut, kebijakan tersebut akan menjadi
alat yang efektif untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan meningkatkan kualitas
sektor pariwisata secara keseluruhan. Melalui pendekatan yang holistik dan
berkelanjutan, kebijakan ini akan menciptakan fondasi yang kuat untuk pariwisata
yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

A. Pengelolaan sampah sebagai upaya pengendalian pencemaran

1. Analisis Dampak Kegiatan Pariwisata di Pantai Zakat: Pantai Zakat di Kota


Bengkulu merupakan destinasi pariwisata yang populer, namun meningkatnya
jumlah pengunjung dapat menyebabkan dampak serius terhadap lingkungan.
Peningkatan volume sampah menjadi salah satu dampak utama yang memicu
pencemaran pantai dan laut.
2. Pengumpulan dan Pemilahan Sampah: Langkah pertama dalam pengelolaan
sampah adalah mendirikan sistem pengumpulan sampah yang efisien di sepanjang
pantai. Tempat-tempat strategis, seperti area parkir dan pesisir pantai, harus
dilengkapi dengan tempat sampah yang memadai. Selain itu, perlu diterapkan
pemilahan sampah untuk memisahkan sampah organik dan anorganik.
3. Edukasi Masyarakat dan Wisatawan: Program edukasi yang melibatkan
masyarakat lokal dan wisatawan perlu diperkenalkan. Masyarakat harus diberitahu
tentang dampak buruk sampah terhadap lingkungan, dan wisatawan harus
diingatkan untuk membuang sampah pada tempatnya. Kampanye ini dapat
dilakukan melalui spanduk, brosur, dan kampanye media sosial.
4. Partisipasi Komunitas dalam Pengelolaan Sampah: Melibatkan komunitas
setempat dalam pengelolaan sampah adalah kunci keberhasilan. Program sukarela
untuk membersihkan pantai secara berkala dapat diinisiasi, melibatkan warga
sekitar, organisasi lingkungan, dan pelaku industri lokal.
5. Penggunaan Teknologi dalam Pengelolaan Sampah: Teknologi dapat
menjadi alat efektif dalam pengelolaan sampah. Penggunaan sensor pintar untuk
pemantauan kapasitas tempat sampah, aplikasi seluler untuk melaporkan lokasi
sampah, dan teknologi daur ulang inovatif dapat membantu mengoptimalkan
pengelolaan sampah secara efisien.
6. Program Daur Ulang: Implementasi program daur ulang di sepanjang pantai
menjadi langkah yang strategis. Dengan bekerja sama dengan pihak swasta atau
lembaga daur ulang, program ini dapat mengurangi volume sampah yang masuk
ke tempat pembuangan akhir dan sekaligus menciptakan kesadaran tentang
pentingnya daur ulang.
7. Penegakan Peraturan dan Sanksi: Kebijakan dan peraturan terkait
pengelolaan sampah perlu diterapkan dan ditegakkan dengan tegas. Sanksi yang
signifikan bagi pelanggar aturan pembuangan sampah sembarangan dapat menjadi
pemicu kepatuhan dan kesadaran lingkungan.
8. Kerjasama Pemerintah, Sektor Bisnis, dan Masyarakat: Kolaborasi antara
pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat adalah kunci keberhasilan pengelolaan
sampah. Forum-dialog terbuka dapat diadakan untuk membahas masalah dan
menemukan solusi bersama. Pihak swasta juga dapat berkontribusi melalui
program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
9. Monitoring dan Evaluasi Berkelanjutan: Sistem monitoring dan evaluasi
terus-menerus diperlukan untuk memastikan efektivitas langkah-langkah
pengelolaan sampah. Pemantauan dapat dilakukan melalui pemantauan lapangan,
analisis data volume sampah, dan umpan balik dari masyarakat.

Pengelolaan sampah yang efektif di Pantai Zakat, Kota Bengkulu,


memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan berbagai pihak. Dengan
implementasi langkah-langkah ini, diharapkan dapat mengurangi dampak
pencemaran akibat kegiatan pariwisata dan menciptakan lingkungan pantai yang
bersih, aman, dan lestari. Dengan komitmen bersama, Pantai Zakat dapat tetap
menjadi destinasi pariwisata yang menarik tanpa mengorbankan keberlanjutan
lingkungan.

B. Penyebab terjadi kerusakan lingkungan di wilayah pantai.

Terjadi kerusakan lingkungan di wilayah kawasan pantai, seperti di Pantai


Zakat, Kota Bengkulu, dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Kerusakan manusia: Kerusakan lingkungan juga dapat terjadi di sekitar wilayah


pantai akibat perilaku manusia yang tidak menjaga wilayah pantai atau merusak
yang terdapat di sekitar pantai tersebut Misalnya, sampah buangan oleh
masyarakat dan pengusaha dapat mencemar wilayah pantai dan lautan.

2. Pencemaran: Pencemaran di wilayah kawasan pantai merupakan isu penting


yang menimbulkan kerusakan lingkungan Pencemaran tersebut dapat disebabkan
oleh aktivitas seperti penambangan pasir, penangkalan Sagaraanakan, dan
pembuangan limba yang tidak memadai

3. Kurangnya kesadaran masyarakat Rendahnya etika masyarakat di suatu


lingkungan tertentu pada umumnya ditenggarai karena rendahnya sua
pengetahuan yang dimiliki terkait dengan lingkungan hidup

4. Kelembagaan pemerintah dan pengusaha Kebanyakan pengelola usaha di


wilayah kawasan pantai mengunakan lahan tanpa membayar sewa atau bagi hasil
tetapi apabila pemilik lahan secara tiba-tiba ingin mengunakan lahan maka penjual
harus mengembalikan lahan usaha tersebut

5. Kurangnya program dan penyuluhan Program dan penyuluhan mengenai


pengelolaan sampah, perawatan kebersihan, dan penerapan kebijakan yang
berwawasan lingkungan dapat membantu mengurangi dampak negatif
pencemaran sampah di kawasan pantai

Menggambarkan kerusakan lingkungan di wilayah kawasan pantai menjadi


penting bagi masyarakat, pemerintah, dan pelaku usaha mikro untuk mengatasi
perkembangan yang negatif pada lingkungan hidup.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dalam kesimpulan makalah tentang pemberdayaan lingkungan hidup di Pantai


Panjang, dapat disimpulkan bahwa upaya pemberdayaan ini bukan hanya sekadar konsep,
melainkan sebuah langkah konkret yang telah memberikan dampak positif yang signifikan
pada keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat lokal. Berikut adalah
rangkuman yang lebih terperinci Partisipasi Aktif Masyarakat: Pemberdayaan lingkungan di
Pantai Panjang telah berhasil mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam berbagai
kegiatan pelestarian dan pengelolaan lingkungan. Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
menjaga keberlanjutan pantai telah meningkat, dan mereka menjadi garda terdepan dalam
menjaga kebersihan, mengelola limbah, dan melestarikan habitat alam. Pengelolaan Sumber
Daya yang Berkelanjutan: Program pemberdayaan telah merangkul konsep pengelolaan
sumber daya yang berkelanjutan. Adanya kawasan konservasi yang diidentifikasi dan
dikelola dengan baik, pengelolaan limbah yang efektif, dan upaya pelestarian habitat alami
menjadi bukti nyata dari komitmen untuk menjaga keberlanjutan ekosistem Pantai Panjang.
Edukasi dan Kesadaran Lingkungan: Upaya pemberdayaan ini tidak terlepas dari program
edukasi yang berhasil meningkatkan kesadaran lingkungan. Masyarakat lokal telah dilibatkan
dalam pembelajaran tentang pentingnya menjaga keberlanjutan pantai, dampak negatif
kegiatan manusia, dan peran mereka dalam menjaga ekosistem yang sehat.
Kemitraan dan Kolaborasi yang Berhasil: Keberhasilan pemberdayaan di Pantai
Panjang juga dipengaruhi oleh kemitraan yang kuat antara pemerintah, sektor bisnis, dan
organisasi non-pemerintah. Sinergi antara berbagai pihak ini membentuk fondasi kokoh yang
mendukung implementasi berbagai program pelestarian dan pengelolaan lingkungan.
Implementasi Kebijakan dan Regulasi yang Efektif: Kebijakan dan regulasi yang mendukung
keberlanjutan telah diimplementasikan dengan konsisten. Sanksi bagi pelanggaran terhadap
norma-norma lingkungan telah menjadi instrumen yang efektif dalam memastikan kepatuhan
dan disiplin dalam pengelolaan lingkungan. Penggunaan Teknologi dan Inovasi: Pemanfaatan
teknologi modern dan inovasi dalam pengelolaan lingkungan di Pantai Panjang memberikan
dampak positif dalam meningkatkan efisiensi. Teknologi sensor, aplikasi mobile, dan solusi
inovatif lainnya telah memberikan kemudahan dalam pemantauan, pelaporan, dan
pelaksanaan kegiatan pelestarian. Pengukuran dan Evaluasi Berkelanjutan: Keberhasilan
pemberdayaan terus diukur dan dievaluasi melalui data dan indikator yang telah ditetapkan.
Hasil evaluasi ini memperlihatkan pencapaian positif, memvalidasi efektivitas upaya yang
telah dilakukan, dan memberikan dasar untuk perbaikan berkelanjutan. Dampak Positif pada
Kesejahteraan Masyarakat: Pemberdayaan lingkungan di Pantai Panjang tidak hanya
memberikan dampak positif pada keberlanjutan lingkungan, tetapi juga berdampak pada
kesejahteraan masyarakat lokal.
DAFTAR PUSTAKA

Sabri, H. (2022, January 17). Beri Pengarahan ke DLHK Provinsi Terkait


Kebersihan Pantai Panjang, Sekda Hamka Tekankan Ini.Available:
https://bengkuluprov.go.id/beri-pengarahan-ke-dlhk-provinsi-terkait-
kebersihan-pantai-panjang-sekda-hamka-tekankan-ini/
Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Kawasan untuk Pengelolaan Ekowisata
Pantai Kota Bengkulu. (2022, October 18). . Available:
https://ejournal.unib.ac.id/naturalis/article/view/24228/11816
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR PANTAI MELALUI PENDEKATAN
ICZM (INTEGRATED COASTAL ZONE MANAGEMENT). (2023, November
7). [Online]. Available: https://media.neliti.com/media/publications/174943-
ID-none.pdf
Rahmadi, T. (2023, November 7). Hukum Lingkungan Di Indonesia. Jakarta, Raja
Grafindo Persada.
BKSDA Bengkulu Evaluasi Kesesuaian Fungsi Dua Kawasan Konservasi. (2023,
November Available: https://ksdae.menlhk.go.id/info/1483/bksda-bengkulu-
evaluasi-kesesuaian-fungsi-dua-kawasan-konservasi.html

Anda mungkin juga menyukai