Anda di halaman 1dari 20

HUKUM LINGKUNGAN DAN EKONOMI HIJAU

MENYEIMBANGKAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN


KONSERVASI SUMBER DAYA

Di ajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Hukum Lingkungan

Dosen Pengampu

Happy Yulia Anggraeni, S.T.,S.H., M.Kn., M.H.

NIDN.0427077808

Oleh :

Muhamad Dafin Fadilah

41033300191230

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

BANDUNG

2024
KATA PENGANTAR

Dalam kerangka zaman yang terus berkembang, pertumbuhan ekonomi


dan pelestarian lingkungan menjadi dua tujuan utama yang seringkali dianggap
saling bertentangan. Makalah ini, berjudul "Hukum Lingkungan dan Ekonomi
Hijau: Menyeimbangkan Pertumbuhan Ekonomi dan Konservasi Sumber Daya",
bertujuan untuk menjelajahi dinamika hubungan kompleks antara hukum
lingkungan dan konsep ekonomi hijau.
Makalah ini dimulai dengan membahas landasan konseptual ekonomi hijau
dan bagaimana hukum lingkungan dapat mendukung transformasi tersebut.
Melalui pemahaman yang mendalam terhadap kerangka regulasi, kita akan
mengidentifikasi peran kunci hukum dalam mencapai keseimbangan antara
pertumbuhan ekonomi yang diperlukan dan perlindungan lingkungan yang
mendesak,penulis juga akan membahas tantangan yang dihadapi dalam
mengimplementasikan hukum lingkungan yang mendukung ekonomi hijau. Dari
pertarungan kebijakan hingga hambatan pelaksanaan, makalah ini bertujuan untuk
memberikan gambaran komprehensif tentang dinamika yang melibatkan hukum
lingkungan dan upaya untuk merangkul ekonomi hijau.
Harapannya, makalah ini dapat menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan
bagi pembaca yang ingin mendalami isu-isu kompleks seputar pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan dan konservasi sumber daya. Terima kasih atas
waktu dan perhatian Anda, semoga perjalanan ini bersama makalah ini akan
memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang peran hukum lingkungan
dalam membentuk masa depan yang berkelanjutan
Bandung 11 januari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Identifikasi Masalah...................................................................................2

C. Tujuan Penulisan........................................................................................2

D. Manfaat Penulisan......................................................................................2

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................3

A. Hukum Lingkungan dan Ekonomi Hijau...................................................3

a. Hukum Lingkungan.................................................................................3

b. Ekonomi Hijau.........................................................................................6

c. Ekonomi Lingkungan Hijau....................................................................7

B. Ruang Lingkup Peraturan dan Kebijakan yang mencakup Hukum


Lingkungan dan Ekonomi Hijau................................................................9

a. Regulasi Hukum Lingkungan..................................................................9

b. Regulasi Ekonomi Hijau........................................................................11

C. Konservasi Sumber Daya dan Pembangunan Berkelanjutan...................12

BAB III PENUTUP.............................................................................................15

A. Kesimpulan..............................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hukum Lingkungan dan Ekonomi Hijau menjadi topik yang semakin


penting dalam konteks pembangunan berkelanjutan di era modern. Globalisasi
dan pertumbuhan ekonomi yang pesat telah membawa dampak signifikan
terhadap lingkungan hidup, seperti degradasi tanah, polusi udara dan air, serta
kehilangan keanekaragaman hayati. Dalam situasi ini, perlindungan lingkungan
dan keberlanjutan sumber daya menjadi perhatian utama untuk mencegah dampak
negatif jangka panjang terhadap bumi.
Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan memerlukan suatu pendekatan
yang memadukan kepentingan ekonomi dan ekologis. Hukum Lingkungan dan
Ekonomi Hijau muncul sebagai instrumen yang sangat relevan dan strategis dalam
mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan konservasi sumber
daya alam. Maka dari itu, makalah ini bertujuan untuk menyelidiki peran hukum
dalam merumuskan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan dan konservasi sumber daya alam1.

Makalah ini bertujuan untuk menyelidiki dan menganalisis peran penting


hukum lingkungan dan ekonomi hijau sebagai instrumen yang dapat membantu
menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan konservasi sumber daya alam.
Dengan memahami intrikasi hukum dan ekonomi hijau, diharapkan dapat
ditemukan solusi yang efektif untuk menjawab tantangan kompleks ini,
menciptakan landasan hukum yang kuat untuk pembangunan yang berkelanjutan
di masa depan.

1
Brown Lester R, World on the Edge: How to Prevent Environmental and Economic
Collapse. W.W. Norton & Company,Earth Policy,2001 Institute,Newyork & London,hal.16.

1
B. Identifikasi Masalah

1. Bagaimana konsep Hukum Lingkungan dapat menjadi landasan untuk


merumuskan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan?
2. Apa peran hukum dalam mendorong praktik ekonomi hijau sebagai
langkah menuju keberlanjutan sumber daya alam?
3. Bagaimana keseimbangan optimal antara pertumbuhan ekonomi dan
konservasi sumber daya alam dapat dicapai melalui regulasi hukum yang
efektif ?
4. Apa hambatan dan tantangan utama dalam mengimplementasikan hukum
lingkungan dan kebijakan ekonomi hijau untuk mencapai keseimbangan
antara pertumbuhan ekonomi dan konservasi sumber daya?
C. Tujuan Penulisan

1. Menganalisis Konsep Hukum Lingkungan


2. Menyelidiki Peran Hukum dalam Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
3. Menganalisis Implementasi Kebijakan Ekonomi Hijau
4. Memberikan Rekomendasi untuk Perbaikan
D. Manfaat Penulisan

1. Memahami Konsep Hukum Lingkungan


2. Memamahami Peran Hukum dalam Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
3. Memahami Implementasi Kebijakan Ekonomi Hijau

2
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hukum Lingkungan dan Ekonomi Hijau

a. Hukum Lingkungan

Hukum Lingkungan adalah cabang hukum yang mengatur interaksi antara


manusia dan lingkungan alam untuk mencapai tujuan pelestarian dan
keberlanjutan. Fokus utama hukum lingkungan meliputi regulasi polusi,
pengelolaan limbah, perlindungan keanekaragaman hayati, dan penanganan
konflik antara kepentingan ekonomi dan lingkungan.2

Hukum Lingkungan memiliki dua dimensi, pertama tentang ketetntuan


tingkah laku manusia semuanya bertujuan supaya anggota masyarakat di himbau
bahkan dapat di paksakan memenuhi hukum lingkungan yang tujuanya
memecahkan hukum lingkungan.Kedua adalah dimensi yang memberi hak,
keawajiban dan wewenang badan-badan pemerintah dalam mengelolal
Lingkungan.

Moenadjat membedakan antara hukum lingkungan modern yang


berorientasi kepada lingkungan atau envirenment-oriental law dan hukum
lingkungan klasik yang berorientasi kepada penggunaan lingkungan atau use-
oriented law 3Hukum lingkungan modern menetapkan ketentuan dan norma
norma guna mengatur tindakan perbuatan manusia dengan tujuan untuk
melindungi lingkungan dari kerusakan dan kemerostoan mutunya demi untuk
menjamin kelestarianya agar dapat secara langsung terus menerus di gunakan oleh
generasi sekarang maupun generasi generasi mendatang. Sebaliknya hukum
lingkungan klasik menetapkan ketentuan dan norma norma dengan tujuan untuk
menjamin pengguna dan eksploitasi sumber daya lingkungan dengan berbagai

2
Farber, D. A., & Carlson, D. A. Environmental Law in a Nutshell (9th ed.). West
Academic Publishing 1996 United States,1996,hal.9.
3
Koesnadi Hadja Soemantri, Hukum Tata Lingkungan, Gajah Mada University
Press,Yogyakarta,2009.hal.40-41.

3
akal dan kepandaian manusia guna mencapai hasil semaksimal mungkin dan
dalam jangka waktu yang sesingkat singkatnya.4

Adapun pengertian tentang hukum lingkungan,meskipun usianya masih


tergolong muda sebagai suatu kajian tersendiri namun telah banyak di kemukan
para ahli hukum yang mengkaji hukum lingkungan.Beberapa di antaranya di
uraikan dalam berikut ini :

a. St. Munadjat Danusaputro


Menurut Munadjat Danusaputro, hukum lingkungan adalah hukum
yang mengatur tatanan lingkungan. Dikemukakan pula, bahwa hu- kum
lingkungan merupakan salah satu sarana penunjang (supporting measures)
dalam kegiatan pengelolaan lingkungan hidup, di samping institusi dan
keuangan.5Untuk kata pengelolaan lingkung- an hidup (baca: perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup) sesuai dengan istilah UU No. 32
Tahun 2009 (UUPPLH).
Selanjutnya Munadjat membagi atau membuat klasifikasi hukum
lingkungan ke dalam hukum lingkungan modern dan hukum ling- kungan
klasik.
1) Hukum lingkungan klasik (kuno). Secara mendasar lebih bero- rientasi
pada penggunaan lingkungan hidup, yakni use oriented law. Secara
singkat dapat dikatakan, bahwa hukum lingkungan klasik menetapkan
ketentuan dan norma-norma dengan tujuan terutama sekali untuk
menjamin penggunaan dan eksploitasi sumber-sumber daya
lingkungan dengan berbagai akal dan ke- pandaian manusia mencapai
hasil semaksimal mungkin, dan dalam jangka waktu yang sesingkat-
singkatnya.6
2) Hukum lingkungan modern, menetapkan ketentuan dan norma-norma
guna mengatur tindak perbuatan manusia dengan tujuan untuk
melindungi lingkungan dari kerusakan dan kemerosotan mutunya demi
4
Ibid,hal.41.
5
Danusaputro, St. Munadjat, 1985, Ibid hal. 67.
6
Danusaputro, St. Munadjat, 1984, Bunga Rampai Binamulia Hukum & lingkungan 1,
Binacipta, Bandung, hal. 89-90.

4
untuk menjamin kelestariannya agar dapat secara langsung terus
menerus digunakan oleh generasi sekarang maupun generasi-generasi
mendatang.7” Hukum lingkungan ini menjaga dan memelihara
lingkungan hi- dup. Oleh karena itu, hukum lingkungan modern
merupakan hukum yang berorientasi kepada lingkungan
(environmental oriented law). Hukum lingkungan modern harus juga
memiliki sifat sifat yang utuh menyeluruh atau komprehensif-integral.8
b. Mochtar Kusmaatmadja
Pada seminar pembinaan badan Hukum Nasional (BPHN-1977)
seperti di ulas Hadja Soemantri, Mochat Kusmaatmadja mengemukakan,
bahwa pendekatan sistem terpadu atau menyeluruh harus di terapkan oleh
hukum untuk mampu mengatur lingkungan hidup manusia secara tepat
dan baik.Sistem pendekatan ini telah melandasi perkembangan hukum
lingkungan di Indonesia9 Pernyataan ini berkaitan atau tindak lanjut dari
gagasan Mochtar Kuusmadja Pada seminar pengelolan lingkup hidup
manusia dan pembanguan Nasional yang di selenggarakan oleh lembaga
Ekologi Unpad,tanggal 15-18 Maret 1972 yang di antarnya menekankan
bahwa,
” Menurut pendapat kami peraturan masalah ini dapat di mulai
secara sektoral,tanpa menunggu adanya suatu undang undang pokok
tentang lingkungan hidup manusia.Ini tidak berarti bahwa penanggulangan
sektoral ini cara pendekatan yang menyeluruh harus di
tinggalkan,sebaliknyalah yang benar.”10
c. Koesnadi Hardjasoemantri
Mengemukakan bahwa Lingkungan di Indonesia banyak meliputi
banyak aspek,seperti hukum tata lingkungan,hukum perlindungan
Lingkungan,hukum kesehatan lingkungan, dan hukum pencemaran

7
Ibid, 1985, hal. 35-36.
8
Ibid, 1985, hal. 35-36.
9
Hadjasoemantri, Hukum Tata Lingkungan, Ed. VIII, Cet.Ke 20 Gadjah Mada University
Press,Yogyakarta, 2009, hal.41.
10
Kuusmadja,Mochtar ,Pengaturan Hukum Masalah Lingkungan Hidup Manusia :
Beberapa Pikiran dan saran,Binacipta, Bandung , 1975 hal.14.

5
lingkungan Koesnadi Hardajasoemantri membahas secara luas tentang
hukum tata lingkungan yaitu ”Hukum yang mengatur penataan lingkungan
guna mencapai keselarasan hubungan antara manusia dan lingkungan
hidup,baik lingkungan hidup fisik maupun Sosial dan budaya.11
d. Siti Sundari Rangkuti
Hukum Lingkungan adalah hukum yang mengatur hubungan
timbal balik antara manusia dengan makhluk hidup lainya yang apabila di
langgar di kenakan sanksi.12

b. Ekonomi Hijau

Ekonomi Hijau adalah istilah yang luas dan terkooptasi dengan pemikiran
dari berbagai kelompok,mulai dari kalangan fanatik,hingga kalang feminis,seca
umum,mencakup teori yang memandang ekonomi sebagai komponen
lingkungan.13

United Nations Environment Programme (UNEP) 2019 mendefinisikan


ekonomi hijau sebagai ekonomi yang rendah karbon,hemat sumber daya,dan
Inklusif secara sosial.Dengan demikian ekonomi hijau mengambil pendekatan
yang luas dan holistik untuk memahami memodelkan ekonomi memberikan
banyak perhatian pada sumber daya alam yang mendorong perekonomian
berfungsi para pendukung cabang ekonomi ini peduli terhadap kesehatan
lingkungan alam dan percaya terhadap tindakan yang akan di ambil untuk
melindungi alam dan mendorong koeksistensi positif manusia dan alam.14

Definisi ekonomi hijau menurut indonesia : ”a development paradigm that


based resource efficiency approach with strong emphasizes on internalizing cost
of natural resource depletion on evirontmental degradation,efforts on alleviate
the overty,creating decents jobs,and endsuring sustainable economic
growth.’’dengan kata lain, ekonomi hijau merupakan paradigma Pembangunan
11
Hardja Soemantri, 2009,ibid hal.45.
12
Rangkuti, Siti Sundari,Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Hukum Nasional,edisi
kedua,Airlangga University Press, Surabaya hal.2.
13
Suparman,Ekonomi Hijau : Diskursus dan Transisi Menuju Ekoomi Hijau 5.0, Cet.Ke
1,Edu Publisher, Tasikmalaya 2023,hal.32.
14
Suparman,2023,Ibid.hal 32

6
yang di dasarkan pada pendekatan efisiensi sumber daya dengan penekanan kuat
pada internalisasi biaya penipisan sumber daya alam ( Cost Of Natural Resource
Depletion ), terhadap degradasi lingkungan,Upaya untuk meringankan
kemisikinan,menciptakan lapangan kerja yang layak,dan memastikan ekonomi
berkelanjutan.15

c. Ekonomi Lingkungan Hijau

Ekonomi Lingkungan mengkaji pengaruh pada suatu sisitem lingkungan


terhadap perkiraan positif dan rekomendasi normatif dari model ekonomi.Para
ekonomi memberikan definisi pada cabang ekonomi mikro yang mempunyai
dimensi normatif sebagai ilmu ekonomi yanng menganalisis bagaiamana
seseorang,rumah tangga,dan perusahaan membuat suatu keputusan dalam
mengalokasi sumber daya terbatas dengan tujuan memperoleh
kesejahteraan,efisiensi,kepuasan dan memaksimalkan benefit daripada cost.

Ekonomi lingkungan merupakan salah satu cabang dalam ilmu ekonomi


welfare yang mempelajari bagaiamana aset lingkungan hidup yang langka dapat
di alokasikan atau di perdagangkan secara efisien bagaiamana sesuai dengan
tujuan dalam mikroekonomi sehingga konsumsi dan penggunanya dapat
memaksimalkan kesejahteraan yang di ukur dari ketersediaan masyarakat untuk
membayar sumber daya atau barang tersebut.

Pemikiran ekonomi hijau secara resmi di cetuskan pada konferensi Rio+20


yaitu konfernsi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang pembangunan berkelanjutan (
Sustainable Development )yang di adakan di Rio de janiero Brazil.Negara negara
anggota yang mengembangkan serangkaian Sustainable Development Goals yang
bertujuan mengatasi masalah pembangunan ekonomi yang tidak berkelanjutan dan
degradasi Lingkungan.16

15
Ryan Nugraha dkk,Green Economy : Teori Konsep Gagasan penerapan ekonomi hijau
Berbagai bidang di masa depan,PT.Sonpedia Publishing Indonesia, Jambi 2024,hal.6.
16
Ibid,hal.22.

7
Pembangunan berkelanjutan menjadi prioritas Pemerintah sebagai salah satu
upaya menjaga kelestarian lingkungan melalui penerapan ekonomi hijau.
Komitmen Pemerintah dalam menerapkan konsep ekonomi hijau juga melibatkan
para pelaku usaha industri, dimana perusahaan industri diwajibkan
memperhatikan keseimbangan dan kelestarian sumber daya alam dalam proses
industri yang dilakukan.

“Ekonomi hijau dalam dokumen perencanaan telah dimasukkan dalam


RPJMN 2020-2024 dengan tiga program prioritas, yaitu peningkatan kualitas
lingkungan, peningkatan ketahanan bencana dan perubahan iklim, serta
pembangunan rendah karbon,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Airlangga Hartarto.

Usai menghadiri groundbreaking pembangunan pengolahan nikel rendah


karbon di Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah, Menko Airlangga
langsung bertolak ke lokasi persemaian PT Vale Nursery di Sorowako Provinsi
Sulawesi Selatan, Jumat (10/02).

Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga mengapresiasi komitmen


perusahaan untuk melakukan proses industri dengan hasil karbon yang rendah dan
diiringi dengan upaya pelestarian lingkungan. Selain meninjau lokasi persemaian,
Menko Airlangga juga mendapatkan penjelasan mengenai denah lokasi
persemaian serta menanam pohon polonangka yang merupakan tanaman kayu
yang tahan akan rayap.“Ini merupakan wujud nyata dari implementasi green
economy dan sustainable forest management,” ujar Menko Airlangga.17

17
Sorowako,Terapkan Ekonomi Hijau, Pemerintah Dorong Pelaku Industri Melakukan
Pembangunan Berkelanjutan https://ekon.go.id/publikasi/detail/4916/terapkan-ekonomi-hijau-
pemerintah-dorong-pelaku-industri-melakukan-pembangunan-berkelanjutan (di akses pada 6
februari 2024 Pukul 10.06 Wib )

8
B. Ruang Lingkup Peraturan dan Kebijakan yang mencakup Hukum

Lingkungan dan Ekonomi Hijau

a. Regulasi Hukum Lingkungan

Instrumen hukum lingkungan adalah serangkaian peraturan dan ketentuan


yang ditetapkan untuk mengatur perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Instrumen ini mencakup Undang-Undang Lingkungan sebagai landasan hukum
utama yang mengatur berbagai aspek lingkungan. Di dalam Undang-Undang
Lingkungan, biasanya terdapat berbagai regulasi yang mengatur berbagai bidang
terkait lingkungan, seperti perlindungan lingkungan, pengelolaan limbah,
pencegahan polusi, dan evaluasi dampak lingkungan (EIA). Regulasi tersebut
mencakup berbagai aspek, mulai dari batas baku mutu air, pengelolaan limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3), pengendalian.emisi kendaraan bermotor,
hingga penggunaan lahan dan zonasi wilayah (Satmaidi, 2015). Selain itu,
instrumen hukum lingkungan juga dapat mencakup peraturan tentang tanggung
jawab produsen dalam mengelola produk secara bertanggung jawab serta
mengajak partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan terkait
lingkungan dan pembangunan. Regulasi ini diharapkan dapat menjaga
keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan, serta
mengurangi dampak negatif kegiatan manusia terhadap ekosistem dan sumber
daya alam (Sood, 2021). Pentingnya instrumen hukum lingkungan semakin
meningkat seiring dengan kesadaran akan perlunya perlindungan lingkungan dan
menjaga kualitas hidup bagi generasi masa depan. Implementasi dan pemantauan
secara ketat terhadap instrumen hukum lingkungan menjadi kunci untuk mencapai
pembangunan berkelanjutan dan pelestarian Lingkungan hidup.18

Regulasi dalam undang-undang lingkungan mencakup berbagai peraturan,


aturan, dan ketentuan yang mengatur berbagai aspek yang berhubungan dengan

18
Megawati Atiyatunnajah dkk,Hukum Lingkungan:Teori dan Praktek Cv Gita
Lentera,Sumatra Barat 2023,hal.49.

9
lingkungan hidup (Amania, 2020). Beberapa bidang yang diatur dalam regulasi
tersebut meliputi:

a. perlindungan Lingkungan
Regulasi ini mencakup langkah-langkah untuk melindungi ekosistem,
konservasi alam, dan upaya untuk meminimalkan dampak negatif dari
kegiatan manusia terhadap lingkungan.
b. Pengelolaan Limbah
Regulasi ini mengatur tentang pengumpulan, pengolahan, daur ulang, dan
pernbuangan limbah. Hal ini bertujuan untuk mengurangi pencemaran dan
dampak negatif limbah terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
pencegahan Polusi: Regulasi ini mencakup langkah-langkah untuk
mencegah polusi udara, air, dan tanah, serta pengaturan batas emisi bagi
industri dan kendaraan.
c. Evaluasi Dampak Lingkungan (EIA)
Regulasi ini memerintahkan penilaian dampak lingkungan sebelum
memulai proyek besar untuk memahami potensi dampak negatif dan cara
menguranginya. Tanggung Jawab Produsen: Regulasi ini menetapkan
kewajiban bagi produsen dalam mengelola produknya secara bertanggung
jawab, termasuk pengelolaan limbah produknva.
d. Partisipasi Masyarakat
Regulasi ini mengatur tentang partisipasi masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan terkait lingkungan hidup dan pembangunan. 19

19
Ibid.hal.50.

10
b. Regulasi Ekonomi Hijau

Konsep hijau yang mengacu pada prinsip berkelanjutan dan menerapkan


praktik ramah lingkungan merupakan hal yang baru di Indonesia. Akan tetapi,
kenyataannya telah banyak pelaku pasar yang sudah menggunakan label hiiau.
Kondisi tersebut menuniukkan adanya kecenderungan pasar terhadap kesadaran
betapa pentingnya penerapan prinsip sustainable sehingga keinginan menerapkan
praktik ramah lingkungan prinsip kehidupan sehari-hari. peraturan nasional
meliputi undang-undang, dan peraturan mentri serta Standar Nasional Indonesia
(SNI). Kebijakan dan peraturan naslonal terkait bangunan hijau, di antaranya
sebagai berikut:

a. Undang•Undang
1) Undang• 04 Tahun1992 tentang perumahan dan Pemukiman
2) Undang Undang Nomor 23 Tahun 1997 Lingkungan Hidup,
3) Undang• Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
4) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
5) Undang•Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
6) Undang•Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
7) Undang•Undang Tahun tentang pengelolaan
8) Undang•Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Lingkungan Hidup.
9) Undang Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Pemukiman
b. peraturan pemerintah
1) Peraturan Pemerintah No 80 Tahun 1999 Tentang Kawasan Siap
bangun dan Lingkungan siap bangun yang berdiri sendiri.
2) Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap
Bangun Lingkungan Siap yang Berdiri Sendiri.
3) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional

11
4) Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman
Pengelolaan Kawasan Perkotaan
5) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang
6) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2010 Tentang Tata cara
Penetapan Kawasan Khusus
7) Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga.20

C. Konservasi Sumber Daya dan Pembangunan Berkelanjutan

Fokus ekonomi hijau pada pertemuan Rio+20 sebagai upaya pemikiran atau
dorongan baru terhadap konsep pembangunan,khususnya menghubungkan dengan
konsep pertumbuhan hijau (Morrow,2012 )Oleh karena itu, hal ini menimbulkan
pertanyaan, apakah hubungan antara ekonomi hijau dan pembangunan
berkelanjutan? Pembangunan berkelanjutan sering didefinisikan sebagai
pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi sekarang, tanpa mengurangi
kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Definisi ini
berasal dari laporan Our Common Future diterbitkan tahun 1987 (WCED, 1987).
Definisi ini dianggap sebagai standar konsep pembangunan berkelanjutan.
Komponen utama pembangunan berkelanjutan yakni ekonomi, lingkungan, dan
sosial yang diwakili tiga pilar atau tiga lingkaran yang saling terkait pada gambar
1.1(Kates et al., 2005; Dresner, 2008).21

20
Sentagi Sesotya Utami dkk,Menelusur jejak Implementasi Konsep Bangunan Hijau dan Pintar
di kampus biru,Gadjah Mada University Press,Yogyakarta 2018 hal.8.
21
Suparman, Ekonomi Hijau :Diskursus dan Transisi Menuju Ekonomi Hijau 5.0,Edu
Publisher,Tasikmalaya,2023,hal.26

12
Ekonomi

Lingkungan Masyarakat

Gambar Interaksi antara Ekonomi,Masyarakat dan Lingkungan dalam


Konsep Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan telah menjadi subyek dari sejumlah tonggak


sejarah internasional. Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan di
Rio de Janeiro tahun 1992 (Earth Summit), mengeluarkan deklarasi dan
mengembangkan Agenda 21 sebagai rencana aksi global pernbangunan
berkelanjutan di masa depan. Berdasarkan hasil dari K TT Burni tersebut, maka
sebagian besar pemerintahan sudah mengembangkan kebijakan atau strategi
nasional pembangunan berkelanjutan di masing-masing negara. Komitmen
terhadap pembangunan berkelanjutan ditegaskan kembali tahun 2002 pada KTT
Dunia Pembangunan Berkelanjutan di Johannesburg Afrika Selatan. Inisiatif
kebijakan lainnya adalah pengembangan Tujuan Pembangunan Milenium
(MDGs). Sebagai akibat langsung KTT Milenium tahun 2000, dimana hasil
Deklarasi Milenium PBB tersebut sudah diadopsi banyak pemimpin dunia. Tujuan
MDGs adalah mendukung pembangunan dengan meningkatkan kondisi sosial dan
ekonomi di negara-negara termiskin berdasarkan pengakuan, bahwa terdapat
hubungan kuat antara pengentasan kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan.
Fokus utama MDGs adalah meningkatkan standar hidup dasar, yang
terkonsentrasi pada tiga bidang pembangunan yakni: (I) penguatan sumber daya
manusia; (2) peningkatan infrastruktur; dan (3) peningkatan hak sosial, ekonomi,
dan politik. Delapan tujuan MDGs berkisar dari kemiskinan ekstrim,
menyediakan pendidikan dasar universal dengan target yang ditetapkan dan
dipenuhi tahun 2015. KTT ini mengadopsi rencana aksi global dan penjaminan
sumber daya tambahan untuk mendukung implementasinya. Sementara beberapa
kemajuan telah dilakukan untuk mencapai MDGs secara keseluruhan sangat tidak
merata dan (clap adanya tantangan substansial Setelah proses kebijakan ini,

13
pembangunan berkelanjutan telah menyebar dengan cepat sebagai konsep dan
Saat ini dianggap sebagai gerakan global yang penting bagi misi banyak orang.
organiswsi internasional.lembaga nasional. perusahaan perusahaan dan Iolal.
Namun hal ini tidak lepas dari kenyataan, bahwa definisi standar yang ambigu
menghasilkan perdebatan secara terus•menerus tentang pembangunan
berkelanjutan dalam praktiknya Banyak iuga yang mempertanyakan bagaimana
konsep tersebut ditafsirkan seperti Dawe dan Ryan (2003) menyoroti adanya
kelemahan dalam mempertimbangkan 3 (tiga) komponen yakni. ekonomi.
lingkungan. dan so.sial secara setara. Hal ini menyiratkan bahwa jika kompromi
dapat dicapai antara kebutuhan ekonomi, kesejahteraan manusia. dan lingkungan
dapat diteruskan dalam jalur ekonomi Saat ini, Namun, scpcrli yang ditunjukkan
bahwa umat manusia tidak dapat memiliki kesejahteraan ekonomi dan sosial tanpa
kehadiran lingkungan Oleh karena itu, lingkungan harus dilihat sebagai fondasi
dari setiap aktivitas ekonomi dan kesejahteraan Konsep pembangunan
berkelanjutan yang diturunkan dari laporan Brundtland berusaha mendumaikun
sosial. ekonomi. dan lingkungan melalui pencapaian kescimbangan di antara
ketiganya. Dalam praktiknya, terjadi trade-off antara sosial. ekonomi dan
lingkungan yang tidak dapat dihindarkan (Morrow, 2012). Namun. konsep
keberlanjutan ini bcrhasil dan dapat dilerima oleh negara dan pserta dan
neksibilitas dari konsep keberlanjutan telah membantu mendapatkan dukungan
secara luas. Oleh karena itu. konsep pembangunan berkelanjutan terus menjadi
tujuan kebijakan menyeluruh dari masyarakat internasional. dan ekonomi hijau
secara luas diterima sebagai Sarana untuk mendukung pencapaian pembangunan
bcrkelanjutan atau scbagai komponcn pcndukungnya (UNCTAD. 2010). Namun,
mcnumt ILJCN (2010) ekonomi hijau seringkali membawa konsep yang lebih
bermakna dan berfokus secura khusus pada perubahan mendasar yang diperlukan
untuk memastikan sistern ekonomi berkelanjutan. Demikian pula Green Economy
Coalition (201 2), menyatakan bahwa ekonomi hijau memiliki cara yang bcrbeda
dalam melakukan sesuatu. 22

22
Ibid,hal.27.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum Lingkungan adalah cabang hukum yang mengatur interaksi antara
manusia dan lingkungan alam untuk mencapai tujuan pelestarian dan
keberlanjutan. Fokus utama hukum lingkungan meliputi regulasi polusi,
pengelolaan limbah, perlindungan keanekaragaman hayati, dan penanganan
konflik antara kepentingan ekonomi dan lingkungan.

United Nations Environment Programme (UNEP) 2019 mendefinisikan


ekonomi hijau sebagai ekonomi yang rendah karbon,hemat sumber daya,dan
Inklusif secara sosial.Dengan demikian ekonomi hijau mengambil pendekatan
yang luas dan holistik untuk memahami memodelkan ekonomi memberikan
banyak perhatian pada sumber daya alam yang mendorong perekonomian
berfungsi para pendukung cabang ekonomi ini peduli terhadap kesehatan
lingkungan alam dan percaya terhadap tindakan yang akan di ambil untuk
melindungi alam dan mendorong koeksistensi positif manusia dan alam.

Pemikiran ekonomi hijau secara resmi di cetuskan pada konferensi Rio+20


yaitu konfernsi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang pembangunan
berkelanjutan ( Sustainable Development )yang di adakan di Rio de janiero
Brazil.Negara negara anggota yang mengembangkan serangkaian Sustainable
Development Goals yang bertujuan mengatasi masalah pembangunan
ekonomi yang tidak berkelanjutan dan degradasi Lingkungan.

Instrumen hukum lingkungan adalah serangkaian peraturan dan ketentuan


yang ditetapkan untuk mengatur perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup. Instrumen ini mencakup Undang-Undang Lingkungan sebagai landasan
hukum utama yang mengatur berbagai aspek lingkungan. Di dalam Undang-
Undang Lingkungan, biasanya terdapat berbagai regulasi yang mengatur
berbagai bidang terkait lingkungan, seperti perlindungan lingkungan,
pengelolaan limbah, pencegahan polusi, dan evaluasi dampak lingkungan
(EIA).

15
DAFTAR PUSTAKA
a. Buku / Ebook

A.Farber, D. & A,Carlson.D. Environmental Law in a Nutshell (9th ed.).


West Academic Publishing 1996 United States,1996.
Atiyatunnajah,Megawati. dkk,Hukum Lingkungan:Teori dan Praktek Cv
Gita Lentera,Sumatra Barat 2023.

Hadjasoemantri, Hukum Tata Lingkungan, Ed. VIII, Cet.Ke 20 Gadjah


Mada University Press,Yogyakarta, 2009.
Mochtar,Kusmadja. ,Pengaturan Hukum Masalah Lingkungan Hidup
Manusia : Beberapa Pikiran dan saran,Binacipta, Bandung , 1975.
Munadjat,Danusaputro, St Bunga Rampai Binamulia Hukum & lingkungan
1, Binacipta, Bandung,1984.
Nugraha.Ryan dkk,Green Economy : Teori Konsep Gagasan penerapan
ekonomi hijau Berbagai bidang di masa depan,PT.Sonpedia Publishing
Indonesia, Jambi 2024.
R,Brown Lester. World on the Edge: How to Prevent Environmental and
Economic Collapse. W.W. Norton & Company,Earth
PolicyInstitute,Newyork & London, ,2001
Soemantri,Koesnadi Hadja. Hukum Tata Lingkungan, Gajah Mada
University Press,Yogyakarta,2009.
Sundari,Rangkuti Siti. Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Hukum
Nasional,edisi kedua,Airlangga University Press, Surabaya
Suparman, Ekonomi Hijau :Diskursus dan Transisi Menuju Ekonomi Hijau
5.0,Edu Publisher,Tasikmalaya,2023.

Utami,Sentagi Sesotya. dkk,Menelusur jejak Implementasi Konsep


Bangunan Hijau dan Pintar di kampus biru,Gadjah Mada University
Press,Yogyakarta 2018

16
b. Web / Internet

Sorowako,Terapkan Ekonomi Hijau, Pemerintah Dorong Pelaku Industri


MelakukanPembangunanBerkelanjutanhttps://ekon.go.id/publikasi/deta
il/4916/terapkan-ekonomi-hijau-pemerintah-dorong-pelaku-industri-
melakukan pembangunan-berkelanjutan ( di akses pada 6 februari 2024
Pukul 10.06 Wib )

17

Anda mungkin juga menyukai