Oleh:
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk
SOSIAL DAN LINGKUNGAN ” yang dibahas mengenai Pengertian dan fungsi audit serta
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,kami megharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca guna perbaikan dan penyempurnaan penulisan makalah
berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pemerhati
pendidikan pada umumnya, Serta merupakan wujud sebuah pengabdian kami kepada Allah
SWT.
Kelompok
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................i
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................................2
2.1 PENGERTIAN KONSEP....................................................................................................2
2.2 PERBANDINGAN DAN HUBUNGAN ANTAR KONSEP..............................................6
BAB III...............................................................................................................................................11
PENUTUP..........................................................................................................................................11
KESIMPULAN..............................................................................................................................11
2
BAB I
PENDAHULUAN
1
dalam permasalahan lingkungan, sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan yang mudah
dipahami dan dapat diaplikasikan dalam lingkungan kehidupan beraktifitas sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan lingkungan adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan
hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan,
pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup (Arifin, 2011), selaras dengan
UU RI NO 32 TH 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang
dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Pengelolaan lingkungan
hidup diselenggarakan dengan asas tanggung jawab negara, asas keberlanjutan, dan asas
manfaat.
2
lain. Meningkatnya kemampuan dan kepeloporan masyarakat akan meningkatkan
efektifitas peran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Dari paparan diatas merujuk pada 2 penegrtian maka dapat kita simpulkan bahwa
pengelolaan lingkungan adalah sebuah tindakan upaya pelestarian lingkungan hidup yang
dilakukan secara sistematis guna mencegah kerusakan lingkungan, upaya tersebut dimulai
dari perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan
hukum baik sosial maupun nonsosial.
2. Konservasi Lingkungan
Konservasi adalah upaya-upaya pelestarian lingkungan akan tetapi tetap
memperhatikan manfaat yang bisa didapatkan pada saat itu dengan cara tetap
mempertahankan keberadaan setiap komponen-konponen lingkungan untuk pemanfaatan
di masa yang akan datang (Arsyad, 2010). Utomo (1989), mengemukakan bahwa
konservasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh manusia untuk dapat melestarikan
alam, konservasi bisa juga disebut dengan pelestarian ataupun perlindungan, sedangkan
menurut Rocan (2014), Konservasi merupakan pengaturan pemanfaatan biosfer oleh
manusia sehingga diperoleh hasil yang berkelanjutan bagi generasi sekarang dengan
menjaga potensi untuk kebutuhan generasi mendatang. Atau secara lebih luas dapat
diartika bahwa konservasi adalah upaya pelestarian lingkungan, tetapi tetap
memperhatikan manfaat yang dapat diperoleh pada saat itu dengan tetap mempertahankan
keberadaan setiap komponen lingkungan untuk pemanfaatan masa depan
Dari beberapa pendapat diatas tentang pengertian konservasi lingkungan Sehingga
dapat kita simpulkan bahwasannya konservasi lingkungan lebih menitik beratkan pada
kemanfaatan lingkungan sebagai tempat tinggal manusia. Mengingat lingkungan hidup
memiliki sifat terbatas, mengalami perubahan, tak terduga, dapat memicu timbulnya
masalah, dan kompleks, maka yang dapat dikonservasi adalah fungsi lingkungan hidup.
Tugas utama manusia adalah bagaimana tetap menjaga fungsi lingkungan dengan
ketidakpastian, keterbatasan dan berbagai masalah yang ditimbulkanya. Dengan demikian,
konservasi lingkungan adalah upaya untuk mengatur fungsi lingkungan hidup agar
kebermanfaatnya dapat terus terjaga hingga dimasa yang akan datang guna mencapai
kualitas hidup yang terbaik
3. Pembangunan Berkelanjutan
3
Menurut Bruntland dalam Bruce Mitchell, dkk. (2000), pembangunan berkelanjutan
merupakan pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan masa kini tanpa
mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka di
masa yang akan datang. Pembangunan berkelanjutan menghendaki pemanfaatan
lingkungan sumber daya alam tidak hanya di masa sekarang namun tetap juga optimal di
masa mendatang. Dalam teori pembangunan berkelanjutan ada tiga dimensi yang menjadi
acuan yaitu dimensi ekonomi, ekologi dan kesejahteraan sosial.
Pembangunan berkelanjutan menghendaki keselarasan antara bidang ekonomi
dengan aspek ekologi guna mencapai kesejahteraan sosial melalui pendistribusian sumber
daya alam yang tepat dan efisien. Berlangsungnya kegiatan ekonomi disertai dengan
adanya upaya pemeliharaan dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan untuk
pembangunan yang berkesinambungan. Menghadapi permasalahan tersebut maka perlu
memahami rancangan pengelolaan lingkungan dalam mendukung kegiatan ekonomi agar
pembangunan dapat dilakukan dengan optimal dan berkelanjutan tanpa mengalami
produktivitas yang menurun dari waktu-waktu. Bruntland dalam Bruce Mitchell, dkk.
(2000), juga mengemukakan bahwa pembangunan berkelanjutan berpusat pada manusia,
oleh karena itu semua aspek yang akan diatur dalam pembangunan berkelanjutan
hakikatnya adalah mengatur manusia dalam membangun, memanfaatkan dan
mengkonservasi lingkungan hidupnya.
4. Eko-efisiensi
Konsep ekoefisiensi telah berkembang sampai pada tataran dunia bisnis. Tujuan
utama ekoefisiensi adalah meningkatkan produktivitas dengan cara meningkatkan nilai
tambah sisa hasil produksi untuk dapat kembali sebagai bahan baku produksi jenis barang-
barang lain. Dalam prinsip ekoefisiensi, penggunaan sumber daya alam berdasarkan
pemilihan peruntukannya menjadi sangat penting. Pemilihan peruntukan tersebut
dilaksanakan atas dasar Efisiensi dan efektivitas penggunaan yang optimal dalam batas-
batas kelestarian sumber daya alam, Tidak mengurangi kemampuan dan kelestarian
sumber daya alam lain yang berkaitan dalam suatu ekosistem, dan memberikan
kemungkinan untuk mempunyai pilihan penggunaan di masa depan, sehingga perombakan
ekosistem tidak dilakukan secara drastis. Menurut Sudjoko (2011), Konsep dalam ekologi
dan ilmu lingkungan yang sejalan atau menunjang terwujudnya ekoefisiensi yaitu produksi
bersih, produksi dan konsumsi yang berkelanjutan , ekologi untuk industri, kerjasama atas
4
dasar produk. Ekoefisiensi akan berhasil jika diindikatori pengurangan intensitas barang
dan jasa, pengurangan intensitas energi dalam pengadaan barang dan jasa, pengurangan
persebaran bahan beracun, semakin banyak benda-benda untuk kegiatan sehari-hari yang
terbuat dan bahan-bahan yang mudah didaur-ulang, kegunaan berkelanjutan yang
maksimal sumber daya alam yang dapat diperbarui, peningkatan intensitas layanan
terhadap barang dan jasa, menunjang inisiatif untuk keberhasilan produksi bersih terhadap
produksi berkelanjutan dan pola konsumsi.
Peran sikap dan perilaku perorangan (individu) sebagai diri, anggota masyarakat dan
pengambil keputusan sangat menentukan seluruh tindakan manusia terhadap alam atau
lingkungan. Oleh sebab itu dalam rangka pelestarian lingkungan, kewajiban bagi setiap
orang untuk melakukan upaya mewujudkan lingkungan yang memberi dukungan kepada
kehidupan semua manusia, adalah sangat menentiukan. pemanfaatan sumber daya alam
tersebut pada tingkat eksploitasi yang tidak ramah terhadap lingkungan (ekologi). Bahkan
demi kelangsungan proses pembangunan ekonomi, dalam konteks efisiensi diperlukan
adanya perencanaan penggunaan, pengelolaan, dan penyelamatan sumber daya alam yang
dilakukan dengan cermat. Perhitungan hubungan – hubungan ekologis perlu dilakukan
untuk mengurangi akibat-akibat yang merugikan baik bagi kelangsungan pembangunan
maupun kelangsungan ekosistem.
Menurut Choesin, dkk. (2004), Sumber Daya Alam dapat dibedakan menjadi 3,
yaitu:
5
a. Sumber daya terbaharui (tidak habis): misalnya, sumberdaya matahari, angin dan
gelombang laut.
b. Sumber daya tidak terbaharui: misalnya, bahan bakar fosil, mineral, logam dan
nonlogam.
c. Sumber daya yang berpontensi untuk diperbaharui: misalnya, udara segar, air
bersih, tumbuhan dan hewan (keanekaragaman hayati).
Sumberdaya alam merupakan bagian dari lingkungan hidup dan lingkungan
merupakan bagian dari ekosistem. Dengan mengefisiensikan ekologi, maka secara tidak
langsung akan mengefisiensikan lingkungan dan sumberdaya alam.
6
3 POSISI EKO-EFISIENSI
Eko-efisiensi memiliki peran yang sangat penting bagi pegelolaan lingkungan. Dalam
mencapai tujuan dan target pengelolaan lingkungan yang meliputi konservasi dan
pembangunan berkelanjutan, diperlukan prinsip eko-efisiensi dalam pelaksanaanya. Dengan
kata lain, eko-efisiensi memiliki peran utama dalam keterlaksaan tujuan dan target
pengelolaan lingkungan.
Eko-efisiensi berperan dalam berbagai proses konservasi lingkungan maupun
Sumberdaya Alam. Efisien ekonomi dapat diperoleh ketika manusia menggunakan
Sumberdaya Alam untuk sebuah proses produksi maupun konsumsi. Sedangkan efisien
ekologi dapat diperoleh saat manusia dapat menggunakan ketersediaan lingkungan dengan
bijak. Selain itu, efisien ekologi juga dapat diperoleh dari pengolahan limbah hasil produksi
penggunaan Sumberdaya Alam. Semakin sedikit limbah yang dihasilkan melalui proses 4R,
maka akan semakin seimbang pula lingkungan hidup. Oleh karena itu, efisiensi ekonomi dan
efisiensi ekologi menjadi sebuah kesatuan yang tak terpisahkan dalam pengelolaan
lingkungan.
Ekoefisiensi merupakan suatu usaha untuk mengefisiensikan penggunaan sumber daya
alam agar dapat digunakan dalam jangka panjang. Dalam konteks ini, efisiensi mengacu pada
perencanaan penggunaan, pengelolaan, dan penyelamatan sumber daya alam. Dengan
memperhitungkan akibat dari penggunaan sumber daya alam terhadap kelangsungan
pembangunan maupun kelangsungan ekosistem. Sebelum menerapkan ekoefisiensi,
diperlukan pemahaman mengenai jenis, kondisi, dan nilai setiap sumber daya alam. Secara
garis besar sumberdaya alam terbagi menjadi dua, yaitu sumberdaya alam yang dapat
diperbaharui dan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui.
7
Mengacu pada prinsip ekoefisiensi, sumber daya alam yang termasuk golongan tidak
bisa diperbaharui harus digunakan sehemat mungkin. Dan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui pun juga perlu digunakan dengan bijak supaya dapat dimanfaatkan dalam
jangka waktu yang panjang. Prinsip eko-efisiensi menekankan pada minimisasi bahan dan
energi yang tidak termanfaatkan dalam suatu sistem proses produksi (limbah padat,cair, dan
gas) dan menyebabkan meningkatkannya social cost untuk proses pengolahan selanjutnya.
Melaui penerapan ekoefisiensi diharapkan akan semakin banyak bahan dan energi yang
termanfaatkan dalam proses produksi sehingga semakin sedikit yang terbuang.
Ditinjau dari aspek ekonomi, peningkatan efisiensi akan mengurangi bahan baku
sebagai faktor produksi dan energi yang dibutuhkan, sehingga biaya produksi turun dan
berpotensi untuk meningkatkan profit. Sedangkan dari aspek lingkungan hidup berarti makin
sedikit bahan baku dan energi yang terbuang percuma, sehingga semakin sedikit limbah yang
dihasilkan. Sehingga secara lanjut, dampak kerusakan terhadap lingkungan hidup dapat
ditekan. Langkah-langkah yang dapat diambil dalam proses produksi suatu industri dalam
menerapkan prinsip eko-efisiensi adalah sebagai berikut : 1). Meminimalkan penggunaan
bahan baku dan energy, 2). Meminimalkan pelepasan limbah beracun ke lingkungan, 3).
Menghasilkan produk yang dapat didaur ulang, 4). Pemanfaatan sumber daya alam yang
dapat diperbarui, dan 5). Mampu menghasilkan produk yang tahan lama.
4 CONTOH IMPLIKASI
8
Contoh pengelolaan lingkungan tidak hanya bisa kita jumpai pada pabrik, industri
menengah, perusahaan, perhotelan maupun pertambangan. Pengelolaan lingkungan dapat kita
temui pada semua hal dan semua aspek lingkungan, dalam essay ini penulis mengambil
contoh implikasi misalnya industri pabrik kertas dengan memanfaatkan lahan perhutani yang
diproduksi. Yang berlandaskan pada Pasal 4, UU No.41/1999 KEWENANGAN, PP Republik
Indonesia No. 72 tahun 2010 tentang Perusahaan Umum (PERUM) Kehutanan Negara dan
Perarturan Presiden Republik Indonesia No. 28 tahun 2008 tentang Kebijakan Industri
Nasional.
Berbicara tentang lahan perhutani erat hubungannya dengan yang namanya hutan,
dimana hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam berupa
kayu, tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat
melalui budidaya tanaman pertanian pada lahan hutan. Sebagai fungsi ekosistem, hutan
sangat berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat
hidup berjuta tumbuhan dan fauna, dan peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah
timbulnya pemanasan global. Sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan, hutan adalah salah
satu kawasan yang sangat penting, hal ini dikarenakan hutan adalah tempat bertumbuhnya
berjuta tanaman.
Hutan juga sebagai salah satu modal dasar pembangunan. Sebagai modal dasar, hutan
harus dimanfaatkan sepenuhnya dengan cara yang tidak merusak. Oleh sebab itu,
pemanfaatan hutan harus dilakukan secara ekoefisiensi, artinya tidak merusak ekosistem,
pengambilan secara efisiensi dan memikirkan kelangsungan dan kelanjutan sumber daya
hutan itu. Pembangunan berkelanjutan memiliki tujuan untuk mewujudkan kelestarian
sumberdaya hutan sehingga mendukung kesejahteraan manusia. Pengelolaan hutan dalam
pembangunan berkelanjutan atau pengelolaan hutan lestari adalah kegiatan pengelolaan
sumberdaya hutan untuk mencapai satu atau lebih tujuan yang ditetapkan, berkaitan dengan
produksi kayu dan non kayu dengan mengoptimalkan peran dan fungsi hutan secara lestari
ekonomi, lestari lingkungan dan lestari sosial kemasyarakatan tanpa mengurangi manfaat
bagi generasi selanjutnya dan tidak menimbulkan akibat negatif bagi lingkungan fisik atau
sosial kemasyarakatan. Secara langsung, dalam mengelola lahan perhutani oleh
pabrik/industry pembuat kerta harus melakukan pengelolaan lingkungan dengan sistematis
yang dimulai dari perencanaan hingga pengawasan bahkan membuat hutan produktif sendiri.
Akan tetapi tetap industry-industri tersebut berproduksi harus sesuai dan mentaati akan
pengaturan khusus tentang AMDAL, Dokumen Lingkungan Hidup (KLH), dan proses
9
pengelolaan limbahnya. Pada bidang industry kertas juga perlu adanya pengelolaan
lingkungan dalam upaya penegakan hukum.
Bahan baku kertas yang digunakan berasal dari hutan produksi tebang pilih secara
selektif sehingga kayu yang diambil betul-betul akan digunakan. Dalam proses penebangan
kayu tidak merusak tanaman dan satwa lainnya sehingga hutan produksi masih terus
berproduksi secara lestari. Mesin pengolahan yang digunakan adalah mesin yang hemat
bahan baku dan bahan bakar sehingga limbah yang dihasilkan tidak terlalu banyak dan tidak
menimbulkan terjadinya pencemaran lingkungan. Debu dan gas buangan dalam proses
industri disaring melalui filter atau disertai dengan penanaman pepohonan sehingga polutan
dapat diserap oleh beraneka ragam pepohonan. Pepohonan yang ditanam adalah bukan
tanaman buah-buahan melainkan tanaman yang diusahakan kayunya agar tidak mencemari
manusia.
Air yang digunakan dalam proses industri tidak mengurangi kebutuhan air masyarakat
sekitar, misalnya diambil dari sungai. Air buangannya kemudian ditampung dan diolah
kembali sehingga air yang dibuang ke sungai kualitasnya sama dengan air sebelumnya yang
digunakan. Limbah bubur kayu (pulp) dan debu kertas ditampung untuk kemudian digunakan
sebagai bio gas dan pupuk pertanian. Berdasarkan contoh di atas, pemanfaatan sumberdaya
alam berdasarkan prinsip ekoefisiensi berdampak pada penghematan sumber daya dengan
hasil yang setinggi-tingginya, tidak mencemari lingkungan, dan dapat dilakukan secara
berkelanjutan. Hal tersebut dapat memberikan mutu kehidupan yang jauh lebih layak dan
proses energi yang berlangsung di alam mencapai keseimbangan.
10
11
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pengelolaan lingkungan apapun dan dimanapun bertujuan untuk mengkonservasi
lingkungan dan Sumber Daya Alam. Kegiatan pengelolaan lingkungan memiliki sebuah out
put berupa pembangunan berkelanjutan, dimana out put ini memperhatikan kebermanfaatan
lingkungan masa kini dan generasi mendatang. Semua proses tersebut dapat terlaksana
dengan baik jika menggunakan prinsip eko-efisiensi dalam pelaksanaanya. Baik produsen
maupun konsumen yang memanfaatkan sumberdaya harus memiliki kesadaran lingkungan
tentang bagaiman pentingnya pengelolaan yang terpadu dan berkelanjutan, memiliki
kesadaran hukum dan memiliki komitmen untuk melindungi lingkungan guna mengatasi
masalah-masalah pengelolaan lingkungan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Bruce, Mitchell, dkk. (2000). Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Devi, N. Choesin, dkk. (2004). Catatan Kuliah Pengetahuan Lingkungan. Penerbit ITB. Bandung.
Diana Puspita Sari, dkk. (Desember 2012). Pengukuran Tingkat Eko-efisiensi Menggunakan Life
Cycle Assessment Untuk Menciptakan Suistainable Production di Industri Kecil Menengah
Batik. Jurnal Teknik Industri, 14, 137-144.
http://www.artikellingkunganhidup.com/pengelolaan-lingkungan-hidup-itu-wajib.htmL
http://www.pengertianku.net/2015/08/pengertian-konservasi-dan-tujuannya-serta-manfaatnya.html.
Dinduh pada tanggal 05 Desember 2015, pukul 12:09 WIB.
13
http://birocan.dephut.go.id/ikk/webrocan/index.php/informasi/berita/42-pengertian-konservasi.
Dinduh pada tanggal 05 Desember 2015, pukul 12:09 WIB.
https://www.google.co.id/imgres?
imgurl=http://image.slidesharecdn.com/pengantarpengetahuanlingkungan-. Dinduh pada
tanggal 05 Desember 2015, pukul 12:20 WIB.
https://www.google.co.id/imgres?
imgurl=http://image.slidesharecdn.com/kearifanlokaldalampemanfaatansumberdayaalam-.
Dinduh pada tanggal 05 Desember 2015, pukul 12:45 WIB.
http://alamendah.org/peraturan-hukum/undang-undang/uu-no-5-tahun-1990-tentang-konservasi-
sumber-daya-alam-hayati-dan-ekosistem/. Dinduh pada tanggal 05 Desember 2015, pukul
12:55 WIB.
http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2013_19.pdf.
http://www.kecamatanbelik.net/i/index.php/2014-10-04-09-14-25/pertanian/298-lebih-
untung-dengan-sistem-pertanian-tumpang-sari.html. Diunduh pada tanggal 09 Desember
2015, pukul 18:46 WIB
http://mediatani.com/cara-tumpangsari-jagung-dengan-kedelai-dalam-sistem-tanam-legowo/.
Lia, Apriliani. (2012). Makalah Jenis-Jenis Sumber Daya Alam dan Mengelompokkan Sumber Daya
Alam Berdasarkan Ciri Tertentu.Universitas Negeri Semarang: Semarang.
Riyanto, B dan Samedi, (2004). Dinamika Kebijakan Konservasi Hayati Di Indonesia. Lembaga
Pengkajian Hukum Kehutanan dan Lingkungan: Bogor.
Tien, Aminatun. (2015). PPT Konservasi Sumber Daya Alam Topik ke-7. Universitas Negeri
Yogyakarta: Yogyakarta.111
14
Zaenuri, dkk. (Maret 2011). Pengelolaan Lingkungan Industri Berbasis Eko-efisiensi Di Kawasan
Simongan Kota Semarang. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 18, 29-42.
15