Anda di halaman 1dari 13

BIOETIKA

“Isu-Isu dalam Etika Lingkungan dan Berkaitan dengan Kebijakan Pembangunan”

Dosen Pengampu: Dr. Syamsurizal, M.Biomed

KELOMPOK 5

Anggota:

1. Nazzla Roshita Putri (20031087)


2. Riandho Prandifa. Y (20031099)
3. Masyithoah Restu Ibunda (20031152)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Isu-Isu
dalam Etika Lingkungan dan Berkaitan dengan Kebijakan Pembangunan. Materi pembuatan
makalah ini bisa diselesaikan dalam tempo yang telah ditentukan. Selain daripada itu,
pembuatan makalah ini pun menjadi sebagai motivasi untuk kami supaya bisa menyelesaikan
makalah ini sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Bioetika. Informasi makalah ini pun kami
dapat dari berbagai sumber yang telah di rangkum supaya menjadi kesatuan yang kompleks,
sistematis, dan mudah dipahami oleh pembaca. Harapan kami agar pembuatan makalah ini
bermanfaat untuk pembaca dan khususnya kami sebagai penyusun. Walaupun kami sadari
banyak sekali kekurangan yang terdapat dalam makalah ini mohon untuk dimaklumi.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.

Padang, 16 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
A. Pengertian Etika Lingkungan .......................................................................................... 2
B. Jenis-Jenis Etika Lingkungan ......................................................................................... 2
C. Model Teori Etika Lingkungan ....................................................................................... 3
D. Prinsip-Prinsip Etika Lingkungan ................................................................................... 4
E. Isu-Isu Etika Lingkungan dan Berkaitan dengan Kebijakan Pembangunan ................... 5
F. Penerapan Etika Lingkungan .......................................................................................... 7
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 9
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 9
B. Saran ............................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada umumnya manusia bergantung pada keadaan lingkungan disekitarnya yaitu
berupa sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari. Sumber daya alam
yang utama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara. Tanah merupakan tempat manusia
untuk melakukan berbagai kegiatan. Air sangat diperlukan oleh manusia sebagai komponen
terbesar dari tubuh manusia.Untuk menjaga keseimbangan, air sangat dibutuhkan dengan
jumlah yang cukup banyak dan memiliki kualitas yang baik. Selain itu, udara merupakan
sumber oksigen yang alami bagi pernafasan manusia. Lingkungan yang sehat akan
terwujud apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik.
Krisis lingkungan hidup yang dihadapi manusia modern merupakan akibat langsung
dari pengelolaan lingkungan hidup yang “nir-etik”. Artinya, manusia melakukan
pengelolaan sumber-sumber alam tanpa peduli pada peran etika. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa krisis ekologis yang dihadapi umat manusia berakar dalam krisis etika
atau krisis moral. Pada saat ini manusia kurang peduli pada norma-norma kehidupan atau
mengganti yang seharusnya dengan ciptaan dan kepentingan atau pribadi.
Era revolusi industri saat ini banyak manusia yang lebih mementingkan kemajuan
dengan tidak memperhatikan lingkungan sekitar sehingga banyak yang telah membenarkan
eksploitasi sumber daya alam salah satunya dalam proses pembangaunan.
Manusia modern menghadapi alam hampir tanpa menggunakan hati nurani. Alam
begitu saja dieksploitasi dan dicemari tanpa merasa bersalah.Akibatnya terjadi penurunan
secara drastis kualitas sumber daya alam seperti lenyapnya sebagian spesies dari muka
bumi, yang diikuti pula penurunan kualitas alam. Pencemaran dan kerusakan alam pun
akhirnya menjadi masalah yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah isu-isu dalam etika lingkungan dan berkaitan dengan kebijakan
pembangunan?

C. Tujuan
1. Memhami dan mengetahui isu-isu dalam etika lingkungan dan berkaitan dengan
kebijakan pembangunan?

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika Lingkungan
Etika berasal dari bahasa yunani yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan.
Etika atau dikenal juga sebagai filsafat moral merupakan salah satu cabang filsafat yang
mengkaji prinsip-prinsip moral yang mengatur perilaku manusia. Etika terkait dengan
sistem kehidupan, indikator baik /benar, buruk/salah, sehingga perbuatan sehari-hari dapat
dinilai. Etika membantu manusia guna bertindak secara tepat dan mengambil sikap dan
menerapkan keputusan dalam segala aspek atau sisi kehidupan termasuk dalam menjaga
lingkungan melalui hidup (Abadi, 2016). Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di
sekitar manusia yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan kesejahteraan manusia dan
makhluk hidup lain baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Etika lingkungan atau disebut juga dengan etika ekologi adalah pedoman tentang cara
berpikir, bersikap, dan bertindak yang berlandaskan nilai-nilai positif guna
mempertahankan fungsi dan kelestarian lingkungan. Nilai- nilai positif itu dapat berasal
dari bermacam sumber seperti nilai agama, moral dan budaya yang menjadi petunjuk
manusia dalam melihat dan memperlakukan lingkungan (Widiana & Rosy, 2021).

B. Jenis-Jenis Etika Lingkungan


Etika lingkungan atau Etika ekologi dibedakan dan menjadi dua yaitu etika ekologi
dalam dan etika ekologi dangkal. Selain itu etika lingkungan juga dibedakan lagi sebagai
etika pelestarian dan etika pemeliharaan. Etika pelestarian adalah etika yang menekankan
pada mengusahakan pelestarian alam untuk kepentingan manusia, sedangkan etika
pemeliharaan dimaksudkan untuk mendukung usaha pemeliharaan lingkungan untuk
kepentingan semua makhluk.
1. Etika Ekologi Dangkal
Etika ekologi dangkal adalah pendekatan terhadap lingkungan yang
menekankan bahwa lingkungan sebagai sarana untuk kepentingan manusia, yang
bersifat antroposentris.
Secara umum, Etika ekologi dangkal ini menekankan hal-hal berikut ini :
• Manusia terpisah dari alam.
• Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan
tanggung jawab manusia.
• Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya.
• Kebijakan dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia.
• Norma utama adalah untung rugi.
• Mengutamakan rencana jangka pendek.
• Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk khususnya
dinegara miskin.
• Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi
2. Etika Ekologi Dalam
Etika ekologi dalam adalah pendekatan terhadap lingkungan yang melihat
pentingnya memahami lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan yang saling

2
menopang, sehingga semua unsur mempunyai arti dan makna yang sama. Etika
Ekologi ini memiliki prinsip yaitu bahwa semua bentuk kehidupan memiliki nilai
bawaan dan karena itu memiliki hak untuk menuntut penghargaan karena harga diri,
hak untuk hidup dan hak untuk berkembang.
Secara umum etika ekologi dalam ini menekankan hal-hal berikut :
• Manusia adalah bagian dari alam.
• Menekankan hak hidup mahluk lain, walaupun dapat dimanfaatkan oleh
manusia, tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang.
• Prihatin akan perasaan semua mahluk dan sedih kalau alam diperlakukan
sewenang- wenang.
• Kebijakan manajemen lingkungan bagi semua mahluk.
• Alam harus dilestarikan dan tidak dikuasai.
• melindungi keanekaragaman hayati.
• Menghargai dan memelihara tata alam.
• Mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem.
• Mengkritik sistem ekonomi dan politik dan menyodorkan sistem alternatif
yaitu sistem mengambil sambil memelihara.

C. Model Teori Etika Lingkungan


1. Shallow Environmental Ethics/Antroposentrisme, (antropos = manusia) yaitu suatu
pandangan yang meletakkan manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta, segala
kebijakan yang diambil mengenai lingkungan hidup harus dinilai berdasarkan manusia
dan kepentingannya. Alam hanya dilihat sebagai obyek, alat dan sarana bagi
pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. Teori ini bersifat egois sehingga teori
ini dianggap sebagai etika lingkungan yang dangkal dan sempit (Shallow
Environmental ethics). Teori ini menyebabkan manusia mengeksploitasi dan mengurus
alam semesta demi memenuhi kepentingan dan kebutuhan hidupnya tanpa
mempedulikan alam.
2. Intermediate Environmental Etnics/Biosentrisme, adalah suatu pandangan yang
menempatkan alam sebagai sesuatu yang mempunyai nilai dalam dirinya sendiri, lepas
dari kepentingan manusia. Teori ini melihat makhluk hidup bukan hanya manusia saja,
ada banyak hal dan jenis makhluk hidup yang memiliki kehidupan. Pusat dari teori ini
adalah kehidupan yang secara moral berlaku prinsip bahwa setiap kehidupan di muka
bumi ini memiliki nilai moral yang sama, sehingga harus dilindungi dan diselamatkan.
3. Deep Environmental Etnics/Ekosentrisme, adalah teori yang memandang antara
makhluk hidup (biotik) dan makhluk tak hidup (abiotik) saling terkait. Etika diperluas
untuk mencakup seluruh komunitas ekologis, baik yang hidup maupun tidak. Menurut
ekosentrisme, hal yang paling penting adalah bertahapnya semua yang hidup dan yang
tidak hidup sebagai komponen ekosistem yang sehat. Setiap individu dalam ekosistem
diyakini terkait satu dengan yang lain secara saling menguntungkan. Keseluruhan
organisme saling membutuhkan, saling menopang dan saling memerlukan. Etika ini

3
mengusahakan mengusahakan keseimbangan antara kepentingan individu dengan
kepentingan keseluruhan dalam ekosistem.
4. Zoosentrisme, adalah etika yang menekankan perjuangan hak-hak binatang, etika ini
juga disebut etika pembebasan binatang. Tokoh bidang etika ini adalah Charles Brich.
Menurut etika ini, binatang mempunyai hak untuk menikmati kesenangan karena
mereka dapat merasa senang dan harus dicegah dari penderitaan. Sehingga bagi para
penganut etika ini, rasa senang dan penderitaan binatang dijadikan salah satu standar
moral. Menurut The Society for the Prevention of Cruelty to Animals, perasaan senang
dan menderita mewajibkan manusia secara moral memperlakukan binatang dengan
penuh belas kasih.
5. Hak Asasi Alam, makhluk hidup selain manusia tidak memiliki hak pribadi, namun
makhluk hidup membutuhkan ekosistem atau habitat untuk hidup dan
berkembang.Makhluk hidup seperti binatang dan tumbuhan juga mempunyai hak,
meskipun mereka tidak dapat bertindak yang berlandaskan kewajiban. Mereka ada dan
tercipta untuk kelestarian alam ini. Maka mereka juga mempunyai hak untuk hidup.
Hak itu harus dihormati berdasar prinsip nilai intrinsik yang menyatakan bahwa setiap
entitas sebagai anggota komunitas bumi bernilai. Dengan demikian, pembabatan hutan
secara tidak proporsional dan penggunaan binatang sebagai obyek eksperimen tidak
dapat dibenarkan S

D. Prinsip-Prinsip Etika Lingkungan


1. Sikap Hormat terhadap Alam (Respect for Nature)
Pada dasarnya semua teori etika lingkungan mengakui bahwa alam semesta perlu
untuk dihormati. Secara khusus sebagai pelaku moral, manusia mem-punyai kewajiban
moral untuk menghormati kehidupan, baik pada manusia maupun makhluk lain dalam
komunitas ekologis seluruhnya. Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip dasar
bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta seluruhnya.
2. Prinsip Tanggung Jawab (Moral Responsibility for Nature)
Semua benda di alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan dengan tujuannya masing-
masing, terlepas dari apakah tujuan itu untuk kepentingan manusia atau tidak. Oleh
karena itu, manusia sebagai bagian dari alam semesta bertanggungjawab pula untuk
menjaganya.Tanggung jawab ini bukan saja bersifat individual tetapi juga kolektif.
Kelestarian dan kerusakan alam merupakan tanggungjawab bersama seluruh umat
manusia. Semua orang harus bisa bekerjasama bahu membahu untuk menjaga dan
meles-tarikan alam dan mencegah serta memulihkan kerusakan alam, serta saling
mengingatkan, melarang dan menghukum siapa saja yang merusak alam.
3. Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity)
Solider, senasib sepenanggungan dengan alam dan sesama makhluk hidup lain.
Prinsip ini bisa mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan dan semua
kehidupan di alam ini. Prinsip ini berfungsi sebagai pengendali moral untuk
mengharmonisasikan manusia dengan ekosistemnya dan untuk mengontrol perilaku
manusia dalam batas-bats keseimbangan kosmis.
4. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian (Caring for Nature)

4
Prinsip ini tidak didasarkan pada pertimbangan kepentingan pribadi, tetapi semata-
mata demi kepentingan alam. Dengan semakin peduli terhadap alam, maka manusia
menjadi semakin matang dengan identitas yang kuat.
5. Prinsip ”No Harm”
No Harm yaitu tindakan yang tidak merugikan atau mengancam eksistensi
makhluk hidup lain di alam semesta. Kewajiban dan tanggung jawab moral dapat
dinyatakan dengan merawat, melindungi, menjaga dan melestarikan alam, dan tidak
melakukan tindakan seperti membakar hutan dan membuang limbah sembarangan.
6. Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam
Prinsip ini menekankan pada nilai, kualitas, cara hidup yang baik, bukan
menekankan pada sikap rakus dan tamak. Ada batas untuk hidup secara layak sebagai
manusia, yang selaras dengan alam.
7. Prinsip Keadilan
Prinsip ini menekankan bahwa terdapat akses yang sama bagi semua kelompok dan
anggota masyarakat untuk ikut dalam menentukan kebijakan pengelplaan dan
pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam.Dalam prinsip ini kita perlu
memerhatikan kepentingan masyarakatadat secara lebih khusus, karena dalam segi
pemanfaatan sumber daya alam dibandingkan dengan masyarakat modern akan kalah
dari segi permodalan, teknologi, informasi dan sebagainya, sehingga kepentingan
masyarakat sangat rentan dan terancam.
8. Prinsip Demokrasi
Prinsip ini terkait erat dengan hakikat alam, yaitu keanekaragaman dan pluralitas.
Demokrasi memberi tempat seluas-luasnya bagi perbedaan, keanekaragaman dan
pluraritas. Prinsip ini sangat relevan dengan pengam-bilan kebijakan di bidang
lingkungan, dan memberikan garansi bagi kebijakan yang pro lingkungan hidup.
9. Prinsip Integritas
Moral prinsip ini terutama untuk pejabat publik, agar mempunyai sikap dan
perilaku moral yang terhormat serta memegang teguh prinsip-prinsip moral yang
mengamankan kepentingan publik, untuk menjamin kepentingan di bidang lingkungan.

E. Isu-Isu Etika Lingkungan dan Berkaitan dengan Kebijakan Pembangunan


Aspek pembangunan tidak semata- mata hanya pemenuhan kebutuhan aspek ekonomi
namun juga perlu memberikan bobot yang setara pada aspek-aspek sosial, budaya dan
lingkungan. Kerusakan yang terjadi pada masa sekarang, tidak hanya dirasakan oleh kita,
namun juga akan dirasakan pula oleh generasi yang akan datang.
Pembangunan yang dilakukan harus merupakan pembangunan membumi yang selalu
selaras dengan keseimbangan alam. Pembangunan membumi dapat dikatakan identik
dengan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. (Djaelani, 2011).
Tujuan dari pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang menjaga
peningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, pembangunan
yang menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga
kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya
tata kelola yang mampu menjaga kualitas kehidupan.

5
Dalam proses pembangunan banyak yang memanfaatkan sumberdaya bagi pemenuhan
dan peningkatan kesejahteraan akan tetapi menimbulkan peningkatan limbah buangan yang
tidak bernilai ekonomi dan berakibat menurunnya mutu lingkungan hidup. Sehingga, dapat
dikatakan bahwa selama ini manusia hanya tertuju pada pemanfaatan sesaat tanpa
memperhatikan dampak yang ditimbulkan kedepannya.
Masalah penyikapan sikap manusia terhadap arah dan proses pembangunan membawa
kita ke masalah etika lingkungan yang dapat mendorong untuk memperkuat keberadaan
kemanusiaan sekaligus mempertegas peranannya dalam kegiatan pembangunan. Walaupun
manusia tidak mengganggu sistem bumi secara keseluruhan, namun telah mempengaruhi
dengan cara menggunakan energi yang tersedia untuk berbagai keperluan yang
menyebabkan timbulnya pencemaran sehingga berdampak banyak pada lingkungan seperti
dengan adanya pelepasan senyawa-senyawa kimia sehingga merusak lapisan ozon yang
berfungsi melindungi manusia dan makhluk lainnya dari ultraviolet.
Berikut contoh isu-isu etika lingkungan yang berkaitan dengan kebijakan
pembangunan:
1. Melakukan penebangan hutan secara liar untuk kepentingan beberapa oknum tanpa
adanya perizinan misalnya dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan
perdagangan.

2. Terjadinya krisis lahan pertanian karena dikonversi sebagai lahan pemukinan dan
industri, konversi biasnya terjadi di daerah pinggiran kota yang letaknya dekat
dengan fasilitas umum, sehingga dengan hal ini mempengaruhi kelangsungan hidup
seperti produksi pangan berkurang dan harga pangan meningkat, berkurangnya
daerah resapan air, terjadi kerusakan ekosistem dan pencemaran udara yang
awalnya bersih, sejuk, segar menjadi pengap, panas dan membawa racun penyakit.

6
3. Pembangunan pabrik yang dekat dengan pemukiman kemudian membuang
limbahnya ke sungai sehingga berdampak pada ekosistem sungai dan sekitarnya.

F. Penerapan Etika Lingkungan


Beberapa cara yang dapat dilakukan individu, pemerintah dan organisasi dalam
penerapan etika lingkungan adalah
1. Individu
a. Menjaga atau membatasi penggunaan sumber daya alam
b. Meyakini bahwa manusia merupakan bagian dari alam dengan cara:
• Tidak mengeksploitasi SDA secara berlebihan
• Tidak merusak alam sekitar
• Memperbaiki kerusakan SDA akibat eksploitasi berlebihan dan menyadari
bahwa eksploitasi mengakibatkan penurunan daya dukung lingkungan.
c. Mendukung dan menjamin bahwa lingkungan dapat meneruskan fungsinya untuk
kelangsungan hidup semua makhluk dengan cara menghormati alam
d. Mengelola sistem lingkungan dengan menggunakan ilmu dan teknologi yang ramah
lingkungan
e. Menyayangi binatang dan tumbuhan sehingga terhindar dari kepunahan
2. Pemerintah

7
Menurut UU No. 23 Tahun 1997 peran dan fungsi pemerintah dalam pengelolan
lingkungan hidup:
a. Bertanggung jawab saat mengambil keputusan dalam pengelolan lingkungan hidup
b. Meningkatkan hak dan tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
hidup
c. Mengembangkan kebijakan nasional pengelolaan lingkungan hidup
d. Menyebarluaskan informasi lingkungan hidup kepada masyarakat
e. Memberi penghargaan bagi orang yang berjasa dalam pengelolaan lingkungan
hidup dan memberi hukuman bagi yang merusaknya
3. Organisasi
a. Memberikan pendidikan lingkungan hidup kepada masyarakat
b. Meneliti masalah lingkungan hidup dan hasilnya disebarluaskan kepada
masyarakat
c. Mengontrol pemerintah dalam pelaksanaan UU pengelolaan lingkungan hidup
d. Berperan aktif sebagai mitra regulator dalam memberikan informasi mengenai
lingkungan hidup kepada masyarakat
e. Membantu menyelesaikan masalah lingkungan hidup dalam masyarakat

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Etika lingkungan merupakan suatu pedoman tentang cara berpikir, bersikap, dan
bertindak yang berlandaskan nilai-nilai positif guna mempertahankan fungsi dan
kelestarian lingkungan. Dengan adanya etika lingkungan penyikapan sikap manusia
terhadap arah dan proses pembangunan dapat mendorong untuk memperkuat keberadaan
kemanusiaan sekaligus mempertegas peranannya dalam kegiatan pembangunan.
Pembangunan yang seharusnya dilakukan adalah pembangunan yang membumi atau
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dengan tujuan menjaga
peningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, pembangunan
yang menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga
kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya
tata kelola yang mampu menjaga kualitas kehidupan.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kami menerima saran dan kritik dari pembaca agar lebih baik lagi kedepannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abadi, TW. 2016. Aksiologi: Antara Etika, Moral, dan Estetika. Kanal (Jurnal Ilmu
Komunikasi), 4 (2), Maret 2016, 187-204.

Djaelani, M. S. (2011). Etika Lingkungan Dalam Pembangunan Berkelanjutan. Econo Sains,


IX(1), 21–27.
Widiana, F. H., & Rosy, B. (2021). Pengembangan E-Modul Berbasis Flipbook Maker pada
Mata Pelajaran Teknologi Perkantoran. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(6), 3728–
3739. https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i6.1265.

10

Anda mungkin juga menyukai