Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH BIOETIKA VETERINER

ETIKA PENGGUNAAN HEWAN COBA PELITIAN DENGAN PRINSI 3R (Reduction,


Refinement, Replacement)

DISUSUN OLEH:
Umi Farida
: 125130107111014
Ovianti Dwi A
: 135130100111027
Safitri U. Mukminah : 135130100111030
Ilman Rois
: 135130100111033
Arnes Widya
: 135130101111010
Arista Nurindah
: 135130101111043
Nisa Ain Ariandini : 135130101111047
Tabita Oka T. P.
: 135130101111049
Resti Vanda
: 135130101111052
Niken Puspita
: 135130101111054
Cholid Mawardi
: 135130101111060
Arnes Mardasella
: 135130107111027
Hendra Setyo
: 135130107111032
Ade Nura
: 135130107111028

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Kemajuan teknologi yang semakin pesat membuat akses informasi yang beredar seolah
tak terbendung. Masyarakat semakin cerdas dalam menentukan pilihan, yang salah satunya
adalah pilihan dalam urusan kesehatan. Dengan akses informasi yang tak terbatas inilah,
masyarakat semakin diperdalam pengetahuannya dalam bidang kesehatan, terutama mengenai
hak hak yang wajib pasien dapat dan bahkan mengenai penyakit yang pasien derita.
Seorang dokter yang baik tentu harus memperhatikan hal tersebut, agar bisa
mengimbangi pasien yang datang untuk berobat padanya. Penerapan kaidah bioetik merupakan
sebuah keharusan bagi seorang dokter yang berkecimpung didalam dunia medis, karena kaidah
bioetik adalah sebuah panduan dasar dan standar, tentang bagaimana seorang dokter harus
bersikap atau bertindak terhadap suatu persoalan atau kasus yang dihadapi oleh pasiennya.
Oleh karena itu, Kaidah bioetik harus dipegang teguh oleh seorang dokter dalam proses
pengobatan pasien, sampai pada tahap pasien tersebut tidak mempunyai ikatan lagi dengan
dokter yang bersangkutan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah tersebut
1. Dapat memahami pengertian dari bioetik
2. Mengetahui etika penggunaan hewan coba penelitian menurut prinsip 3R
3. Dapat memberikan solusi dari problem bioetika saat ini di dunia kedokteran
1.3 Manfaat
1. Untuk dapat memahami pengertian dari bioetik
2. Untuk dapat memahami etika penggunaan hewan coba penelitian meurut prinsip 3R
3. Untuk dapat memberikan solusi dari problem bioetika saat ini di dunia kedokteran

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bioetik
Perkembangan yang begitu pesat di bidang biologi dan ilmu kedokteran membuat etika
kedokteran tidak mampu lagi menampung keseluruhan permasalahan yang berkaitan dengan
kehidupan. Etika kedokteran berbicara tentang bidang medis dan profesi kedokteran saja,
terutama hubungan dokter dengan pasien, keluarga, masyarakat, dan teman sejawat. Oleh karena
itu, sejak tiga dekade terakhir ini telah dikembangkan bioetika atau yang disebut jugadengan
etika biomedis.
Bioetika adalah studi interdisipliner tentang masalah-masalah yang ditimbulkan oleh
perkembangan biologi dan kedokteran, tidak hanya memperhatikan masalah-masalah yang
terjadi pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan timbulnya masalah pada masa yang
akan datang. Bioetika berasal dari kata bios yang berati kehidupan dan ethos yang berarti normanorma atau nilai-nilai moral. Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang
ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro maupun
makro, masa kini dan masa mendatang. Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi, dan
hukum bahkan politik. Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti abortus, euthanasia,
transplantasi organ, teknologi reproduksi butan, dan rekayasa genetik, membahas pula masalah
kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien,
moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja, demografi, dan sebagainya. Bioetika
memberi perhatian yang besar pula terhadap penelitian kesehatan pada manusia dan hewan
percobaan.
2.2 Penggunaan Hewan Coba Menurut 3R
Tujuan dari penggunaan hewan coba menurut (Darwin, 2015) adalah:

Hewan coba sebagai system biologic utuh masih belum dapat digantikan
Meramalkan efek yang kemungkinan timbul dalam percobaan
Penunaan hewan coba hanya diizinkan bila perlu dan hanya dngan perlakuan layak.

Penggunaan hewan coba wajib berdasarkan pada konsep 3R yaitu Reduction, Refiement dan
Replacement. Reduction yaitu menguragi pemanfaatan jumlah hewan.penggunaan hewan coba
harus sesedikit munkin serta tidak mengulangi penelitian hewan coba bila tidak perlu.
Refinement yaitu mengurangi rasa nyeri, ketidaknyamanan dan kesusahan hewan coba sebelum,
selama dan setelah penelitian serta cara eutanasi yang manusiawi. Sedangkan pada cara
Replacement dibagi menjadi 2 yaitu replacement relative yaitu memanfaatkan sebagai donor
organ, jaringan atau sel. Dan replacement absolute yaitu memanfaatkannya sebagai cell line
(Fetchiyah, 2013)
2.3 KASUS

Melakukan penelitian menjadi tugas bagi setiap akademisi yangmemiliki kesadaran akan
perkembangan keilmuan. Memiliki jiwa peneliti merupakan sala satu hal wajib yang harus
dimiliki. Namun tentunya, tak dapat dipungkiri terkadang peneliti tak menyadari ada kode etik
yang menjadi modal pedoman dalam melakukan suatu penelitian. Bisa dicontohkan pada para
peneliti yang sering menggunakan hewan coba dalam penelitiannya. Penggunaan hewan coba
menurut Prof. Dr.drh. Bambang Sektiari, DEA haruslah dimanfaatkan seefisien mungkin. Ada
kalanya penelitian yang dilakukan, terutama di bidang kesehatan, tak bisa langsung di uji
cobakan pada manusia secara langsung akibat beberapa faktor yang menghalanginya.
Selain faktor keamanan karena menyangkut jiwa seseorang, juga faktor kode etik. Salah
satu yang bisa menjadi solusi adalah dengan menggunakan hewan coba. Penggunaan hewan coba
juga harus dilaksanakan secara seksama sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan.misalnya
saja pada penelitian penyakit sirosis. Pada kasus ini, sangat sulit melihat uji produk jika
dilakukan pada penderita. Oleh karena itu, Prof. Bambang kemudian melakukan penelitian
dengan menggunakan hewan coba yakni tikus putih, pada percobaan ini Prof. Bambang
mengikat tusbiliaris pada tikus untuk mengetahui mengapa penderita sirosis kerap mengalami
kondisi drop. Setelah dilakukan penelitian, ternyata jumlah endotoksin yang tinggi
mengakibatkan kondisi penderita mengalami drop secara tiba-tiba. Kondisi drop ini bisa
disebabkan karena efek samping penggunaan antibiotik. Selain itu penggunaan obat alternatif
untuk pengobatan pada kondisi sirosis hati juga harus diperhatikan karena dapat menimbulkan
efek samping yang tidak menguntungkan. Bagi penggunaan hewan coba itu sendiri, ada berbagai
hal yang harus diperhatikan para peneliti. Ada kalanya para peneliti menyepelekan bahwa yang
digunakan sebagai objek penelitian hanyalah seekor hewan, namun melupakan bahwa hewan
coba sendiri memiliki hak yang harus dipenuhi yakni hak untuk hidup serta bebas dari rasa sakit
serta rasa tertekan. Untuk memenuhi syarat dalam penggunaan hewan coba dalam penelitian,
sebisa mungkin hewan coba digunakan seminimal mungkin untuk mencapai hasil yang maksimal
tanpa harus menyakiti secara berlebihan, selain itu, meskipun nantinya hewan coba akan di
euthanasi pasca penelitian, hal tersebut bertujuan salah satunya yakni untuk menghindari rasa
sakit pada hewan yang terlalu lama. Untuk itu, sebelum dilakukan penelitian, seorang peneliti
harus benar-benar memahami metode yang akan digunakan sehingga proses penelitian
menggunakan hewan coba dapat berlangsung dengan seefisien mungkin. Karena, dalam
melakukan penelitian dengan menggunakan hewan coba, maka peneliti harus
mempertimbangkan sejak dini dalam perancangan penelitiannya agar mendapat persetujuan dari
komisi etika riset yang terkait.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bioetika adalah studi interdisipliner tentang masalah-masalah yang ditimbulkan oleh
perkembangan biologi dan kedokteran, tidak hanya memperhatikan masalah-masalah yang
terjadi pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan timbulnya masalah pada masa yang
akan datang. Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi, dan hukum bahkan politik.
Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti abortus, euthanasia, transplantasi organ,
teknologi reproduksi butan, dan rekayasa genetik, membahas pula masalah kesehatan, faktor
budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan
tradisional, lingkungan kerja, demografi, dan sebagainya. Bioetika memberi perhatian yang besar
pula terhadap penelitian kesehatan pada manusia dan hewan percobaan.
Selain faktor keamanan karena menyangkut jiwa seseorang, juga faktor kode etik. Salah
satu yang bisa menjadi solusi adalah dengan menggunakan hewan coba. Penggunaan hewan coba
juga harus dilaksanakan secara seksama sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan. Tujuan
dari penggunaan hewan coba yaitu : Hewan coba sebagai system biologic utuh masih belum
dapat digantikan, Meramalkan efek yang kemungkinan timbul dalam percobaan , Penunaan
hewan coba hanya diizinkan bila perlu dan hanya dngan perlakuan layak. Penggunaan hewan
coba wajib berdasarkan pada konsep 3R yaitu Reduction, Refiement dan Replacement.
3.2 Saran
Diharapkan bagi peneliti, ataupun Dokter hewan dapat selalu mengikuti 3 R (Reduction,
Refinement, Replacement) secara benar dan aman untuk hewan coba. Dan semoga kedepannya
menjadi lebih baik lagi dalam penegakan perundang-perundangan tentang pemakaian hewan
coba. Terimaksih

DAFTAR PUSTAKA

Darwin, Eryanti. 2015. Etik Penelitian dan Penelitian Klinis. Fakultas Kedokteran Hewan.
Universitas Andalas.Padang
Fatchiyah. 2013. Laik Ethik Penelitian dengan Hewan Coba. Universitas Brawijaya. Malang

Anda mungkin juga menyukai