Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KEBIJAKAN YANG BERTANGGUNG JAWAB DALAM MENGELOLA


SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Alam

Dosen Pengajar :
Nita Fauziah Oktaviani, S.E.,M.M.

Disusun Oleh :
Yoga Pratama Putra 2102010039
Tatia Layyinun Nuralia 2102010041
Rara Aryati Dinisha 2102010073
Irgi Muhammad Ridwan 2102010076

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PERJUANGAN TASIKMALAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah berjudul “Kebijakan yang Bertanggung Jawab Dalam
Mengelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan” ini tepat waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada program studi
manajemen, Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Kebijakan, pengelolaan, Sumber Daya Alam. bagi para
pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada selaku dosen Mata Kuliah Sumber Daya Alam, yang
telah memberikan arahan dalam menyelesaikan penulisan makalah ini. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang Kami tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Tasikmalaya, 24 September 2022

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C. Tujuan Makalah ...................................................................................................... 2
D. Kegunaan Makalah ................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
A. Pengertian Kebijakan Lingkungan ........................................................................... 3
B. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Indonesia .......................................... 4
C. Tujuan Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan ...................... 8
D. Program Pemerintah yang terkait dengan Pengelolaan Lingkungan .......................... 9
STUDI KASUS .................................................................................................................. 13
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 14
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 14
B. Saran ....................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 15

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara sederhana, lingkungan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang ada di sekeliling
atau sekitar kita. Dalam hal ini, “sesuatu” yang dimaksudkan dapat berbentuk mahkluk hidup,
mahkluk mati, kasat mata, ataupun tidak Nampak mata. Melalui konsep ini dapat digambarkan
bahwa berarti manusia hanyalah merupakan elemen atau bagian terkecil dari lingkungan.
Sumber daya alam merupakan sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan
dan memenuhi kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera. Sumber daya alam terdapat
di mana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan tanah, udara, dan lain sebagainya, dimana
sumber daya alam ada yang dapat di perbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui. Indonesia
merupakan negara dengan keragaman sumberdaya alam yang melimpah dengan dilewati oleh garis
katulistiwa yang menjadikan wilayah Indonesia memiliki iklim tropis, sehingga berdampak pada
luasnya hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, selain itu Negara
Indonesia memilik banyak gunung api yang masih aktif berdampak pada kesuburan tanah,
Indonesia juga dihimpit oleh dua samudera menambah keragamannya sumber hayati yang tersedia.
Melimpahnya sumber daya alam yang tersedia belum banyak dimanfaatkan secara menyeluruh
oleh berbagai pihak. Dimana pembangunana yang semakin meningkat, dan diiringi dengan
bertambahnya jumlah penduduk yang berdapak pada peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap
sumber daya yang semakin meningkat.
Maka dari itu Kebijakan Sumber daya Alam sangat di perlukan, karena pada dasarnya
kebijakan merupakan konstruksi pikiran yang dirancang berdasarkan konseptualisasi dan
spesifikasi keadaan bermasalah baik yang telah terjadi maupun yang diprediksi terjadi di masa
mendatang. Perumusan masalah merupakan aspek yang paling penting dalam analisis kebijakan,
tetapi hal yang satu ini ternyata paling sulit dilakukan karena seringkali kompleks dan memerlukan
dukungan data dan informasi yang akurat.

B. Rumusan Masalah
Rumusan makalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian kebijakan lingkungan
2. Bagaimana kebijakan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia
3. Apa tujuan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan
4. Apa saja program pemerintah yang terkait dengan pengelolaan lingkungan

1
C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, Makalah ini di susun dengan tujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Pengertian kebijakan lingkungan
2. Kebijakan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia
3. Tujuan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan
4. Program pemerintah yang terkait dengan pengelolaan lingkungan

D. Kegunaan Makalah
Makalah ini di susun dengan harapan memberikan kegunaan bagi kami selaku penulis dan
bagi pembaca agar menambah wawasaan dan pengetahuan serta menjadi motivasi dan acuan agar
bisa dan terus belajar mengenai

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan Lingkungan


Kebijakan oleh Thomas R. Dye didefinisikan sebagai ‘Apapun yang dipilih oleh pemerintah
untuk dilakukan atau tidak dilakukan. Selanjutnya, Dye mengatakan bahwa bila pemerintah
memilih untuk melakukan sesuatu, maka harus ada tujuannya (obyektivitasnya) dan kebijakan itu
harus meliputi semua tindakan pemerintah. Jadi, bukan semata-mata keinginan pemerintah atau
pejabat negara saja. Di samping itu, “sesuatu yang tidak dilakukan” oleh pemerintah akan memiliki
pengaruh (dampak) yang sama besarnya dengan “sesuatu yang dilakukan” oleh pemerintah
(Islamy,1988). Selain Thomas R . Dye, Amara Raksasataya mengemukakan bahwa kebijakan
sebagai suatu taktik dan strategi yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Oleh karena
itu, kebijakan memuat tiga elemen, yakni:
1. Identifikasi dari tujuan yang ingin dicapai.
2. Taktik atau strategi dari berbagai langkah untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Penyediaan berbagai input untuk memungkinkan pelaksanaan secara nyata dari taktik atau
strategi.
Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah lingkungan hidup karena dalam
realitasnya istilah lingkungan, lingkungan hidup, atau lingkungan hidup manusia, seringkali
digunakan silih berganti dalam pengertian yang sama. Sehingga dalam hal ini, lingkungan hidup
itu didefinisikan sebagai:
1. Daerah di mana sesuatu mahluk hidup berada.
2. Keadaan atau kondisi yang melingkupi suatu mahluk hidup.
3. Keseluruhan keadaan yang meliputi suatu mahluk hidup atau sekumpulan mahluk hidup,
terutama:
 Kombinasi dari berbagai kondisi fisik di luar mahluk hidup yang mempengaruhi
pertumbuhan, perkembangan dan kemampuan mahluk hidup untuk bertahan hidup.
 Gabungan dari kondisi sosial and budaya yang berpengaruh pada keadaan suatu
individu mahluk hidup atau suatu perkumpulan/komunitas mahluk hidup.
Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Sedangkan ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berWawasan Nusantara dalam melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat,
dan yurisdiksinya. Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsur lingkungan
hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling memengaruhi dalam membentuk
keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.

3
Jadi, berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kebijakan lingkungan
adalah apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan demi
menciptakan suatu perubahan yang lebih baik terhadap kondisi yang melingkupi suatu makhluk
hidup dalam mencapai kesejahteraannya. Pengaruh ini dapat dirasakan dalam jangka waktu yang
cepat ataupun lama, dan kondisi yang melingkupi makhuk hidup ini tentunya meliputi kondisi fisik
dan sosial.

B. Kebijakan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia


Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan
hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan,
pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. SDA seperti air, udara, tanah, hutan
dan lainnya merupakan sumber daya yang penting bagi kelangsungan mahkluk hidup termasuk
manusia. Bahkan, SDA ini tidak hanya mencukupi kebutuhan hidup manusia, tetapi juga dapat
memberikan kontribusi besar terhadap kesejahteraan yang lebih luas. Namun, semua itu
bergantung pada bagaimana pengelolaan SDA tersebut, karena pengelolaan yang buruk
berdampak pada kerugian yang akan ditimbulkan dari keberadaan SDA, misalnya dalam bentuk
banjir, pencemaran air, dan sebagainya. Dalam merumuskan kebijakan lingkungan, Pemerintah
lazimnya menetapkan tujuan yang hendak dicapai. Kebijakan lingkungan disertai tindak lanjut
pengarahan dengan cara bagaimana penetapan tujuan dapat dicapai agar ditaati masyarakat.
Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH) mendasari
kebijaksanaan lingkungan di Indonesia, karena Undang-Undang, peraturan pemerintah dan
peraturan pelaksanaan lainnya merupakan instrumen kebijaksanaan (instrumenten van beleid).
Instrumen kebijaksanaan lingkungan perlu ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan
lingkungan demi kepastian hukum dan mencerminkan arti penting hukum bagi penyelesaian
masalah lingkungan. Instrumen hukum kebijaksanaan lingkungan tetapkan oleh pemerintah
melalui berbagai sarana yang bersifat pencegahan, atau setidak-tidaknya pemulihan, sampai tahap
normal kualitas lingkungan. Adapun arah kebijakan lingkungan hidup terbagi atas:
1.Arah kebijakan bidang pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam
GHBN
a) Mengelola sumber daya alam dan memelihara daya dukungnya agar bermanfaat bagi
peningkatan kesejahteraan rakyat bagi generasi ke generasi.
b) Meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan
melakukan konservasi, rehabilitasi dan penghematan penggunaan dengan menerapkan
teknologi rumah lingkungan.
c) Menerapkan indikator-indikator yang memungkinkan pelestarian kemampuan
keterbaharuan dalam pengelolaan sumber daya alam yang dapat diperbaharui untuk
mencegah kerusakan yang tidak dapat balik.
d) Mendelegasikan secara bertahap wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
dalampelaksanaan pengelolaan sumber daya alam secara selektif dan pemeliharaan

4
lingkungan hidup sehingga kualitas ekosistem tetap terjaga yang diatur dengan undang-
undang.
e) Mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan
memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup, pembangunan
yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat lokal serta penataan
ruang, yang pengusahaannya diatur oleh undang-undang.

2.Kebijakan sumber daya alam dalam TAP MPR No.IX/MPR/2001 tentang pembaruan
agrarian dan pengelolaan sumber daya alam:
a) Melakukan pengkajian ulang terhadap berbagai peraturan undang-undang yang berkaitan
dengan sumber daya alam dalam rangka sinkronisasi kebijakan antar sektor yang
berdasarkan prinsip-prinsip sebagaimana yang dimaksud pasal 5 ketetapan ini.
b) Mewujudkan optimalisasi pemanfaatan berbagai macam sumber daya alam melalui
identifikasi dan inventarisasi kualitas dan kualitas sumber daya alam sebagai potensi dalam
pembangunan nasional.
c) Memperluas pembagian akses informasi kepada masyarakat mengenai potensi sumber
daya alam di daerahnya dan mendorong terwujudnya tanggung jawab sosial untuk
menggunakan teknologi ramah lingkungan termasuk teknologi tradisional.
d) Memperhatikan sifat dan karakteristik dari berbagai jenis sumber daya alam dan
melakukan upaya-upaya meningkatkan nilai tambah dari produk sumber daya alam
tersebut.
e) Menyelesaikan konflik-konflik pemenfaatan sumber daya alam yang timbul selama ini
sekaligus mengantisipasi potensi konflik dimasa mendatang guna menjamin terlaksananya
penegakan hukum dengan didasarkan atas prinsip-prinsip sebagaimana dimaksud pasal 5
ketetapan ini.
f) Menyusun strategi pemanfaatan sumber daya alam yang didasarkan pada optimalisasi
manfaat dengan memperhatikan kepentingan dan kondisi daerah maupun nasional.

3.Kebijakan pengembangan sumber daya alam bagi pembangunan berkelanjutan.


Reformasi pengelolaan sumber daya alam sebagai prasyarat terwujudnya pembangunan
berkelanjutan dapat dinilai lebih baik apabila terumuskan parameter yang memadai. Secara
implementatif, parameter yang dapat dirumuskan adalah:
a) Desentralisasi dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan
mengikuti prinsip dan pendekatan ekosistem bukan administratif.
b) Kontrol sosial masyarakat dengan melalui pengembangan transparansi proses
pengembalian keputusan dan peran serta masyarakat. Kontrol sosial ini dapat dimaknai
pula sebagai partisipasi dan kedaulatan yang dimiliki (sebagai hak) rakyat. Setiap orang
secara sendiri-sendiri maupun kelempok memiliki hak yang sama dalam proses
perencanaan, pengembilan keputusan, pelaksanaan, pengawasan serta evaluasi pada
pengelolaan dan pelestarian pada pengembangan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

5
c) Pendekatan utuh menyeluruh komprehensif dalam pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup. Pada parameter ini, pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan
hidup harus menghilangkan pendekatan sektoral, namun berbasis ekosistem dan
memperhatikan keterkaitan dan saling ketergantungan antara faktor-faktor pembentuk
ekosistem dan antara satu ekosistem dengan ekosistem lainnya.
d) Keseimbangan antara eksploitasi dengan konservasi dalam pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup sehingga tetap terjaga kelestarian dan kualitasnya secara baik.
e) Rasa keadilan bagi rakyat dalam pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Keadilan ini tidak semata bagi generasi sekarang semata, tetapi juga untuk generasi
mendatang sesudah kita yang memiliki hak atas lingkungan hidup yang baik.
Dengan kondisi dan status lingkungan hidup di Indonesia, Pemerintah juga telah
menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional, dengan sasaran yang
ingin dicapai adalah membaiknya sistem pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Tujuannya untuk mencapai keseimbangan antara aspek pemanfaatan sumber daya alam sebagai
modal pertumbuhan ekonomi (kontribusi sektor perikanan, kehutanan, pertambangan dan mineral
terhadap PBD) dengan aspek perlindungan terhadap kelestarian fungsi lingkungan hidup sebagai
penopang sistem kehidupan secara luas. Adanya keseimbangan tersebut berarti menjamin
keberlanjutan pembangunan. Untuk itu, pengarusutamaan (mainstreaming) prinsipprinsip
pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di seluruh sektor, baik di pusat maupun di
daerah, menjadi suatu keharusan. Yang dimaksud dengansustainable development adalah upaya
memenuhi kebutuhan generasi masa kini tanpa mengorbankan kepentingan generasi yang akan
datang. Seluruh kegiatannya harus dilandasi tiga pilar pembangunan secara seimbang, yaitu
menguntungkan secara ekonomi (economically viable), diterima secara sosial (socially acceptable)
dan ramah lingkungan (environmentally sound) Prinsip tersebut harus dijabarkan dalam bentuk
instrumen kebijakan maupun investasi pembangunan jangka menengah di seluruh sektor dan
bidang yang terkait dengan sasaran pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup, seperti
di bawah ini:
Bidang Perairan
a) Meningkatnya kualitas air sungai khususnya di seluruh DAS kritis disertai pengendalian
dan pemantauan secara kontinyu.
b) Terjaganya danau, khususnya di Jabodetabek, dengan kualitas air yang memenuhi syarat.
c) Berkurangnya pencemaran air dan tanah di kota kota besar disertai pengendalian dan
pemantauan terpadu antar sektor.
d) Terkendalinya kualitas air laut melalui pendekatan terpadu antara kebijakan konservasi
wilayah darat dan laut.
e) Membaiknya kualitas udara perkotaan khususnya di Jakarta, Surabaya, Bandung, dan
Medan, didukung oleh perbaikan manajemen dan sistem transportasi kota yang ramah
lingkungan.
f) Berkurangnya penggunaan bahan perusak ozon (ODS/OzoneDepleting Substances) secara
bertahap dan sama sekali hapus pada tahun 2010.
g) Berkembangnya kemampuan adaptasi terhadap perubahan iklim global.

6
h) Pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan sesuai pedoman IBSAP 2003-
2020 (Indonesia Biodiversity Strategy and Action Plan).
i) Meningkatnya upaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam manajemen persampahan untuk
mengurangi beban TPA.
j) Regionalisasi pengelolaan TPA secara profesional untuk mengantisipasi keterbatasan
lahan di Jabodetabek dan kota-kota besar lainnya.
k) Mengupayakan berdirinya satu fasilitas pengelolaan limbah B3 yang baru di sekitar pusat
kegiatan industri.
l) Tersusunya aturan pendanaan lingkungan yang inovatif sebagai terobosan untuk mengatasi
kecilnya pembiayaan sektor lingkungan hidup.
m) Sosialisasi berbagai perjanjian internasional kepada para pengambil keputusan di tingkat
pusat dan daerah.
n) Membaiknya sistem perwakilan Indonesia di berbagai konvensi internasional untuk
memperjuangkan kepentingan nasional.
o) Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya memelihara sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
Bidang Kehutanan
a) Tegaknya hukum, khususnya dalam pemberantasan illegal loging dan penyelundupan
kayu.
b) Pengukuhan kawasan hutan dalam tata ruang seluruh propinsi di Indonesia, setidaknya
30% dari luas hutan yang telah ditata batas.
c) Optimalisasi nilai tambah dan manfaat hasil hutan dan kayu.
d) Meningkatnya hasil hutan non kayu sebesar 30 persen dari produksi (2004).
e) Bertambahnya hutan tanaman industri (HTI), seluas 3 juta hektar, sebagai basis
pengembangan ekonomi hutan.
f) Konservasi hutan dan rehabilitasi lahan di 141 DAS prioritas untuk menjamin pasukan air
dari sistem penopang kehidupan lainnya.
g) Desentralisasi kehutanan melalui pembagian wewenang dan tanggung jawab yang
disepakati oleh Pusat dan Daerah.
h) Berkembangnya kemitraan antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat dalam
pengelolaan hutan lestari.
i) Penerapan iptek yang inovatif pada sektor kehutanan.
Bidang Kelautan
a) Berkurangnya pelanggaran dan perusakan sumber daya kelautan.
b) Membaiknya pengelolaan ekosistem pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil secara terpadu.
c) Selesainya batas laut dengan negara tetangga.
d) Serasinya peraturan perundang di bidang kelautan.
e) Bidang Pertambangan dan Sumber Daya Mineral
f) Optimalisasi peran migas dalam penerimaan negara guna menunjang pertumbuhan
ekonomi.
g) Meningkatnya cadangan, produksi, dan ekspor migas.

7
h) Terjaminnya pasukan migas dan produk-produknya untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri.
i) Terselesaikannya Undang undang Pertambangan sebagai pengganti Undang undang
Nomor 11Tahun 1967 tentang Pokok Pokok Pertambangan.
j) Meningkatnya investasi pertambangan dengan perluasan lapangan kerja dan kesempatan
berusaha.
k) Meningkatnya produksi dan nilai tambah produk pertambangan.
l) Terjadinya alih teknologi dan kompetensi tenaga kerja.
m) Meningkatnya kualitas industri hilir yang berbasis sumber daya mineral.
n) Meningkatnya keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan.
o) Berkurangnya kegiatan pertambangan tanpa ijin (PETI).
Untuk mencapai sasaran tersebut di atas, arah kebijakan yang akan ditempuh meliputi
perbaikan manajemen dan sistem pengelolaan sumber daya alam, optimalisasi manfaat ekonomi
dan sumber daya alam termasuk jasa lingkungannya, penegakan hukum, rehabilitasi dan
pemulihan cadangan sumber daya alam, dan pengendalian pencemaran lingkungan hidup. Sasaran
pembangunan di atas dibuat agar sumber daya alam dapat tetap mendukung perekonomian
nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa mengorbankan daya dukung dan
fungsi lingkungan hidupnya, agar kelak tetap dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

C. Tujuan Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan


Hubungan manusia dengan lingkungan hidup yang juga bertujuan membangun manusia
seutuhnya. Tidak hanya itu, masih ada beberapa tujuan dari pengelolaan lingkungan hidup.
Lingkungan hidup adalah sebuah kesatuan ruang dengan seluruh benda, daya keadaan serta
makhluk hidup. Tentu saja ini juga mencakup manusia serta perilaku yang dimiliki oleh masing-
masing individu. Sementara pengelolaan lingkungan hidup adalah sebuah upaya terpadu yang di
dalamnya terdapat pemanfaatan, penataan, pengawasan, pemulihan, pengendalian, pemeliharaan,
juga pengembangan lingkungan hidup itu sendiri.
Adanya pengelolaan dalam lingkungan hidup yang dilakukan tentu memiliki sebuah tujuan.
Tujuan-tujuan ini yang pada nantinya menjadi tolak ukur dan perlu untuk dicapai. Tujuan
pengelolaan lingkungan hidup diantaranya adalah :
1) Mencapai kelestarian hubungan antar manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan
membangun manusia seutuhnya.
2) Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup.
3) Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana
4) Untuk melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi
saat ini dan masa yang akan datang.
5) Meningkatkan pengelolaan sumberdaya alam dengan prioritas pada upaya konservasi,
rehabilitasi dan preservasi sumber daya alam (air, tanah dan hutan) dengan Sasaran areal
hutan lindung, lahan kritis dan sumber air permukaan maupun air tanah.

8
D. Program Pemerintah yang terkait dengan Pengelolaan Lingkungan
Ada beberapa program pemerintah yang terkait dengan pengelolaan lingkungan diantaranya:
1. ADIPURA
ADIPURA adalah sebuah penghargaan bagi kota di Indonesia yang berhasil dalam
kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan, program ini adalah salah satu program
pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Negara Lingkungan Hidup yang wajib diikuti oleh
seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia. Secara teknis program ADIPURA dilaksanakan melalui
penilaian terhadap pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh Kabupaten/ Kota. Sesuai dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 07 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pemantauan ADIPURA, program ADIPURA adalah program kerja Kementerian Lingkungan
Hidup, yang berlingkup nasional dalam rangka mewujudkan Kabupaten/Kota yang berwawasan
lingkungan menuju pembangunan yang berkelanjutan. Berdasarkan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 07 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemantauan ADIPURA,
pelaksanaan program ADIPURA dititikberatkan pada ruang terbuka hijau, pengelolaan sampah,
pengelolaan kualitas air, pengelolaan kualitas udara, maupun pengelolaan fasilitas publik.
Program Adipura telah dilaksanakan setiap tahun sejak 1986, kemudian terhenti pada tahun
1998. Dalam lima tahun pertama, program Adipura difokuskan untuk mendorong kota-kota di
Indonesia menjadi "Kota Bersih dan Teduh". Program Adipura kembali dicanangkan di Denpasar,
Bali pada tanggal 5 Juni 2002, dan berlanjut hingga sekarang. Pengertian kota dalam penilaian
Adipura bukanlah kota otonom, namun bisa juga bagian dari wilayah kabupaten yang memiliki
karakteristik sebagai daerah perkotaan dengan batas-batas wilayah tertentu.
Peserta program Adipura dibagi ke dalam 4 kategori berdasarkan jumlah penduduk yaitu;
1) kategori kota metropolitan (lebih dari 1 juta jiwa)
2) kota besar (500.001 - 1.000.000 jiwa)
3) kota sedang (100.001 - 500.000 jiwa)
4) kota kecil (sampai dengan 100.000 jiwa)

Keikutsertaan kota-kota di Indonesia antara tahun 2002-2008 adalah sebagai berikut:

Periode Peserta Keterangan

2002-2003 59 kota

9
2003-2004 133 kota
2004-2005 166 kota 2 kota kemudian mengundurkan diri
2005-2006 382 kota
2006-2007 360 kota setelah 22 kota tidak dilakukan penilaian karena mengalami bencana
2007-2008 375 kota

Kriteria Adipura terdiri dari 2 indikator pokok, yaitu :


1) Indikator kondisi fisik lingkungan perkotaan dalam hal kebersihan dan keteduhan kota.
2) Indikator pengelolaan lingkungan perkotaan (non-fisik), yang meliputi institusi,
manajemen, dan daya tanggap.
2. ADIWIYATA
Kata ADIWIYATA berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu dari kata ADI yang berarti besar,
agung, baik, ideal atau sempurna dan kata WIYATA yang berarti tempat dimana seseorang
mendapatkan ilmu pengetahuan, norma dan etika. Sedangkan ADIWIYATA artinya tempat yang
besar, agung, baik dan indah yang dimana tempat itu digunakan oleh seseorang untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan, norma dan etika.
Tujuan ADIWIYATA
 Tujuan Umum : membentuk sekolah peduli dan berbudaya lingkungan yang mampu
berpartisipasi dan melaksanakan upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan
berkelanjutan bagi kepentingan generasi sekarang maupun yang akan datang.
 Tujuan Khusus : mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan melalui tata kelola sekolah yang baik untuk
mendukung pembangunan berkelanjutan.
Prinsip Dasar Program ADIWIYATA :
1) Edukatif, prinsip ini mendidik programer Adiwiyata untuk mengedepankan nilai-nilai
pendidikan dan pembangunan karakter peserta didik agar mencintai lingkungan hidup,
baik lingkungan dalam sekolah, di rumah dan di masyarakat luas.
2) Partisipatif, komunitas sekolah harus terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi
keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggungjawab dan
peran.Partisipatif ini juga merupakan sebuah sikap yang harus dituntujukkan kepada
lingkungan sekitar sekolah dari komite sampai pemerintahan setempat, harus dilibatkan,
agar pelestarian lingkungan hidup dari sekolah bisa berdampak ke lingkungan sekitar.
3) Berkelanjutan, seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus
secara komprehensif/berkesinambungan.
Komponen ADIWIYATA

10
Untuk mencapai tujuan program Adiwiyata, maka ditetapkan 4 (empat) komponen
program yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai sekolah Adiwiyata. Keempat
komponen tersebut adalah:
1) Kebijakan Berwawasan Lingkungan.
2) Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan.
3) Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif.
4) Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan.

Manfaat mengikuti Program ADIWIYATA


1) Mendukung pencapaian standar kompetensi/ kompertensi dasar dan standar kompetensi
lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah.
2) Meningkatkan efesiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui penghematan dan
pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya dan energi.
3) Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman
dan kondusif.
4) Menjadi tempat pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan
hidup yang baik dan benar bagi warga sekolah dan masyarakat sekitar.
5) Meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meIalui kegiatan
pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan dan pelestarian fungsi lingkungan di
sekolah.
3. PROKASIH
PROKASIH (Program Kali Bersih) adalah program kerja pengendalian pencemaran air
sungai dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas air sungai agar tetap berfungsi sesuai dengan
peruntukannya. Pelaksanaan Prokasih berasaskan pelestarian fungsi lingkungan perairan sungai
untuk menunjang pembangunan yang berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan manusia.
Tujuan PROKASIH
1) Tercapainya kualitas air sungai yang baik, sehingga dapat meningkatkan fungsi sungai
dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan.
2) Terciptanya sistem kelembagaan yang mampu melaksanakan pengendalian pencemaran air
secara efektif dan efisien.
3) Terwujudnya kesadaran dan tanggung jawab masyarakat dalam pengendalian pencemaran
air.
Dalam rangka mewujudkan tujuan Prokasih, pelaksanaan Prokasih dilakukan dengan
pendekatan:
1) pengendalian sumber pencemaran yang strategis, dan dilakukan secara bertahap dalam
suatu program kerja;
2) pelaksanaan program kerja sesuai dengan tingkat kemampuan kelembagaan yang ada;

11
3) pelaksanaan dan hasil program kerja harus dapat terukur dan dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat;
4) penerapan pentaatan dan penegakan hukum dalam pengendalian pencemaran air.
Sasaran PROKASIH
1) Meningkatnya kualitas air sungai pada setiap ruas sungai Prokasih sampai minimal
memenuhi baku mutu air yang sesuai dengan peruntukannya.
2) Menurunnya beban limbah dari tiap sumber pencemar, sampai minimal memenuhi baku
mutu limbah cair.
3) Mengatnya sistem kelembagaan dalam pelaksanaan Prokasih.

STUDI KASUS
KASUS PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT TUMPAHAN MINYAK

12
PT PERTAMINA HULU ENERGI OFF SHORE NORTH WEST JAVA (ONWJ)
KARAWANG
Tragedi lingkungan kembali terjadi pada 12 Juli 2019. Tumpahan minyak dan gelembung
gas Pertamina menyebar di laut utara Jawa, di lokasi pengeboran lepas laut milik PT Pertamina
Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ), Karawang, Jawa Barat. Bencana tumpahan
minyak Pertamina, bukan kali pertama. Hingga kini, dampak kebocoran terjadi di Karawang,
meluas sampai Bekasi, bahkan sudah ke Kepulauan Seribu. Berdasarkan data Koalisi Rakyat untuk
Keadilan Perikanan (Kiara) mengatakan, ada sembilan desa yang dekat tumpahan minyak, yakni,
Desa Camara, Kecamatan Cibuaya; Desa Sungai Buntu, Kecamatan Pedes; Desa Petok Mati,
Kecamatan Cilebar.
Penegakan hukum terhadap pencemaran lingkungan akibat tumpahan minyak PT Pertamina
Hulu Energi berdasarkan Undang-Undang No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup atau Penerapan sanksi pidana terhadap PT Pertamina Hulu
Energi. Akibat pencemaran lingkungan yang terjadi tidak ada lagi keuntungan, melainkan
timbulnya kerusakan dan kerugian yang sangat dirasakan bagi masyarakat pesisir sebagai korban
pencemaran.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah di atas, maka kami simpulkan kebijakan sumber daya
alam itu adalah upaya pengelolaan untuk mengendalikan penggunaan sumber daya alam secara
teratur sesuai dengan aturan pemerintah dan norma di masyarakat untuk Mewujudkan manusia
sebagai pembina lingkungan hidup. Perkembangan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup di
Indonesia juga menunjukkan kemajuan yang yang cukup signifikan. Perundang-undangan yang
terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup meningkat, baik dari jumlah dan materi cakupan.
Dengan demikian, akan semakin lengkap kebijakan publik pengelolaan lingkungan hidup di
Indonesia. Namun demikian kebijakan dan pengelolaan lingkungan hidup yang ada di Indonesia
masih banyak permasalahan dan kendala yang didapatkan. Sehingga pemerintahan kita saat ini
masih berusaha untuk memperbaiki kebijakan dan pengelolaan lingkungan hidup. Begitu juga
dengan masyarakat yang mulai memperhatikan lingkungan yang ada di sekitarnya. Dengan
kebijakan yang diambil oleh pemeritahan negara untuk lingkungan yang lebih baik lagi sangat
dibutuhkan bagi kita sebagai masyarakat untuk menjaga lingkungan hidup yang ada disekitar kita.
Karena kelestarian lingkungan hidup semua ada pada kita tinggal bagaimana kita meliharanya.
Dengan hambatan dalam pemerintah menjalankan kebijakan dan pengelola lingkungan ini,
pemerintah akan tetap berusaha.

B. Saran
Dengan adanya pembahasan dan kesimpulan kebijakan sumber daya alam ini di harapkan
pembaca dapat memahami lebih lanjut dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari

14
DAFTAR PUSTAKA

Administratror .(2017). Program Kali Bersih (Prokasih) tahun 2017. [online] tersedia
https://dlh.surakarta.go.id/new/?p=ss&id=165 [19 mei 2017]
Admin dlh. (2019) PROKASIH (PROGRAM KALI BERSIH). [online] tersedia
https://dlh.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/prokasih-program-kali-bersih-
58#:~:text=Program%20Kali%20Bersih%20disingkat%20dengan,tetap%20berfungsi%20sesuai
%20dengan%20peruntukannya [01 oktober 2019].
BANGAZUL. (2021). Konsep Dasar Kebijakan Lingkungan. [online] tersedia
https://bangazul.com/konsep-dasar-kebijakan-lingkungan2/#:~:text=(2),-
4%20years%20ago&text=Tujuan%20program%20ini%20adalah%20meningkatkan,air%20perm
ukaan%20maupun%20air%20tanah.[31 Desember 2021].
Hariadi Kartodihardjo. (2020). Etika Sains dan Politik dalam Kebijakan Sumber Daya
Alam.[online] tersedia https://betahita.id/news/detail/5350/etika-sains-dan-politik-dalam-
kebijakan-sumber-daya-alam.html?v=1592295574. [12 Juni 2020].
Kementrian Lingkungan Hidup . (2006). Pelaksanaan Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup:
Evaluasi di tingkat Kebijakan Nasional. Jakarta, Kementrian Lingkungan Hidup, 2004, 30 hal.
Thomas R. Dye. Understanding Public Policy. New Yesrey: Prectice Hall, 2002.
Winasis.agus.(2013).Kebijakan dan Pengelolaan lingkungan. http://agus93winasis.blogspot.com
[20 november 2014]

15

Anda mungkin juga menyukai