Anda di halaman 1dari 35

MASALAH LINGKUNGAN DAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN

Untuk Memenuhi Mata Kuliah Pendidikan IPS di Sekolah Dasar

Dosen Pengampu : Dra. Dewi Hartanti, M.A

Disusun Oleh

Maika Lestari (1107617099)

Mustika Dewi Sari Palupi (1107617118)

Kelas D 2017

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
nikmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Masalah Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan” tanpa adanya halangan
yang berarti. Tujuan penulisan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar pada semester genap.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Dewi Hartanti, M.A
selaku dosen mata kuliah Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar atas bimbingan
dalam penulisan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman dan pihak yang membantu serta memberi motivasi selama
penulisan makalah ini. Juga kepada pembaca yang sudah menyempatkan diri
untuk membaca karya kecil ini.

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan yang terdapat di karya


kecil ini. Oleh sebab itu, penulis menerima saran dan kritik yang membangun
dengan tangan terbuka.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan ilmu pengetahuan


baru kepada pembaca.

Jakarta, 14 April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 2

1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Lingkungan Hidup .......................................................................... 3

A. Definisi Lingkungan Hidup ........................................................ 3

2.2 Masalah Lingkungan ..................................................................... 4

A. Definisi Masalah Lingkungan ................................................... 4


B. Ruang Lingkup Masalah Lingkungan ....................................... 8

2.3 Pendidikan Lingkungan ................................................................. 18

A. Sejarah dan Perkembangan Ecopedagogi ............................... 18


B. Pendekatan dan Praktik Pendidika Lingkungan Hidup ............. 22
C. Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup .................................... 23
D. Konsep Pendidikan IPS di Sekolah Dasar ................................ 25
E. Strategi Pengintegrasian Pendidikan Lingkungan Hidup ke dalam
Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar ......................................... 27
F. Pendidikan Lingkungan Hidup yang sesuai di Integrasikan ke dalam
Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar ......................................... 27

ii
G. Penerapan Pendidikan Lingkungan Hidup ............................... 29

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................... 30

3.2 Saran ............................................................................................ 30

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 31

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan berarti suatu tatanan ruang yang melingkupi makhluk hidup.


Lingkungan adalah kesatuan ruang dengan segala komponen yang ada di
dalamnya baik komponen yang berupa makhluk hidup, makhluk tak hidup, dan
daya serta manusia dengan segala perilakunya, yang saling berhubungan
secara timbal balik, jika ada perubahan salah satu komponen maka akan
mempengaruhi komponen yang lainnya. Namun sekarang ini banyak
permasalahan yang muncul di lingkungan kita saat ini, mulanya masalah
lingkungan merupakan masalah alami, yakni peristiwa-peristiwa yang terjadi
sebagai bagian dari proses natural. Proses natural ini terjadi tanpa
menimbulkan akibat yang berarti bagi tata lingkungan itu sendiri dan dapat
pulih kembali secara alami (homeostasis). Akan tetapi, masalah lingkungan
yang terjadi sekarang banyak disebabkan oleh ulah manusia sendiri. Bahkan
manusia sendiri sebagai pelaku utama dalam permasalahan lingkungan.
Faktor-faktor alami tidak banyak berpengaruh dalam permasalah lingkungan
akhir-akhir ini. Tidak bisa disangkal bahwa faktor manusia lah yang jauh lebih
berdampak rumit dibandingkan dengan faktor alam itu sendiri. Salah satu
contoh permasalahan yang terjadi adalah masalah sampah, banjir, polusi
udara. Berdasarkan data Kementrian Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa
produksi sampah Indonesia mencapai 65 juta ton pada tahun 2016 dan data
ini naik 1 ton dari tahun sebelumnya. Sehingga perlu adanya pengetahuan
akan masalah lingkungan yang terjadi beserta dampak yang akan
mempengaruhinya serta bagaimana kita sebagai manusia yang juga
merupakan komponen dalam lingkungan tetap menjaga lingkungan yang ada
di sekitar mereka. Maka dari itu berdasarkan pemaparan latar belakang yang

1
ada di dalam makalah ini akan membahas apa itu masalah lingkungan dan
jenisnya, dan bagaimana pendidikan lingkungan itu dapat dilaksanankan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan lingkungan hidup?


2. Apa yang dimaksud dengan masalah lingkungan?
3. Apa saja jenis jenis masalah lingkungan?
4. Bagaimana ruang lingkup dari masalah lingkungan?
5. Apa yang dimaksud dengan pendidikan lingkungan?
6. Bagaimana pendekatan dan praktik pendidikan lingkungan?
7. Bagaimana konsep pendidikan lingkungan hidup?
8. Bagaimana penerapan pendidikan lingkungan?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah pembelajaran IPS di sekolah


dasar.
2. Unruk mengetahui apa itu lingkungan hidup.
3. Untuk mengetahui apa itu masalah lingkungan.
4. Untuk mengetahui jenis masalah lingkungan.
5. Unruk mengetahui ruang lingkup dari masalah lingkungan.
6. Untuk mengetahui apa itu pendidikan lingkungan.
7. Untuk mengetahui pendekatan dan praktik pendidikan lingkungan.
8. Untuk mengetaui konsep pendidikan lingkungan hidup
9. Untuk mengetahui bagaimana penerapan pendidikan lingkungan di dalam
masyarakat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 LINGKUNGAN HIDUP

A. Definisi Lingkungan Hidup


Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar kita, yang
merupakan tempat tinggal makhluk hidup baik manusia, tumbuhan maupun
hewan. Lingkungan bagi manusia merupakan salah satu unsur yang sangat
penting dalam kehidupan, karena lingkungan tidak saja sebagai tempat
tingggal untuk beraktivitas, tetapi lingkungan juga sangat berperan dalam
mendukung aktivitas manusia. Lingkungan Hidup adalah kesatuan antara
seluruh makhluk hidup dan non hidup, meliputi berbagai unsur lingkungan
serta manfaatnya, termasuk interaksi seluruh spesies dan sumber daya alam.
Berikut adalah beberapa definisi dari bebrapa ahli dan sumber.
1. Menurut Bintarto, Lingkungan Hidup adalah segala hal yang berada di
sekitar kita, baik itu benda ataupun makhluk hidup yang terpengaruh oleh
kegiatan yang dilakukan manusia.
2. Menurut Soemarwoto, Lingkungan Hidup adalah seluruh benda dan juga
kondisi yang berada di dalam ruangan yang sedang kita tempati dan
mempengaruhi kehidupan kita.
3. Menurut Emil Salim, istilah Lingkungan Hidup mengacu kepada semua
benda, keadaan, kondisi dan juga pengaruh yang berada di dalam ruangan
yang sedang kita tinggali dan hal tersebut mempengaruhi kehidupan di
sekitarnya baik hewan, tumbuhan dan juga manusia.
4. Menurut Kamus Ekologi, istilah Lingkungan Hidup atau Environment
mengacu kepada keseluruhan yang saling berkaitan antara makhluk hidup
dan non hidup yang berada secara alamiah di bumi atau di sebagian
daerahnya.

3
5. Menurut UU Nomor 32 Tahun 2009, Lingkungan Hidup adalah kesatuan
ruang semua benda, daya, keadaan, makhluk hidup, termasuk manusia
dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lain.

Dengan berbagai pengertian di atas, maka secara sederhana dapat


disimpulkan bahwa lingkungan hidup adalah sebuah kesatuan yang meliputi
berbagai makhluk hidup beserta seluruh komponen disekitarnya. Komponen
lingkungan ini meliputi komponen fisik, kimia, sosial budaya dan komponen
lainnya.

2.2 MASALAH LINGKUNGAN

A. Definisi Masalah Lingkungan

Masalah Iingkungan sudah ada sejak dahulu kala, tetapi dampaknya


yang lebih luas mulai dirasakan pada dasawarsa 1950-an, akibat dari
berkembangnya teknologi. Menurut Soeriaatmadja (1990), suatu penemuan
yang sangat besar dampaknya terhadap alam pikiran manusia pada abad ke
20 ini ialah ketika manusia berhasil pertama kalinya mengarungi angkasa luar
dengan pesawat luar angkasa. Dari jendela pesawat para astronot dapat
melihat planet bumi kita yang dihuni oleh bermacam-macam makhluk hidup.
Pandangan lama menganggap bahwa manusia hidup di tengah-tengah
berbagai benua yang terhampar luas tanpa batas dan dipisahkan oleh
samudra yang batasnya tak jelas. Sehingga dengan berhasilnya manusia
mengarungi angkasa luar, manusia juga dapat mengamati kerusakan planet
bumi dari atas bumi.
Kerusakan lingkungan juga mengakibatkan kerusakan kehidupan,
contohnya smog, asap menyerupai kabut yang berasal dari buangan mobil dan
pabrik yang kemudian bereaksi dengan matahari, akan menganggu kesehatan
(sistem pernafasan). Juga pengaruh logam berat air raksa (Hg) yang

4
menyebabkan penyakit Minamata serta Iimbah logam kadmium (Cd) yang
menyebabkan penyakit Itai-itai, keduanya di Jepang. Contoh di atas telah
menarik perhatian serius beberapa negara sejak mulai 1970-an. Tepatnya
setelah diselenggarakan konferensi PBB tentang Iingkungan hidup di
Stockholm 5-11 Juni 1972. Sehingga tanggal 5 Juni selain dijadikan Hari
Lingkungan Hidup Sedunia (The Environment Day), didirikan pula badan PBB
yang mengurus masalah lingkungan yaltu United Nation Environmental
Programme (UNEP). Perlu diketahui bahwa pada konferensi tersebut ikut serta
perwakilan Indonesia, yang sebelumnya telah mengadakan seminar tentang
lingkungan hidup untuk pertama kalinya di Indonesia 15-18 Mei 1972
(Soemarwoto, 1997).
Masalah-masalah lingkungan adalah kondisi-kondisi pada lingkungan
biofisik yang menghalangi kepuasan kebutuhan manusia untuk kesehatan dan
kebahagiaan. (Swan & Stapp, 1974). Kenyataannya setiap manusia selalu
menghadapi masalah lingkungan, makanya untuk bias memuaskan maka
masalah lingkungan harus dipecahkan. Masalah lingkungan terutama
berkaitan dengan penyediaan makanan, air, dan tempat tinggal. Pemecahan
masalah ini adalah dengan cara menemukan wilayah yang belum
tereksploitasi dan akhirnya mulai menanam tumbuhan dan memelihara hewan.
Saat sekarang ini, kebanyakan orang tetap mencoba menghindarkan diri dari
polusi dengan menjauhi masalah, tetapi solusi ini berlangsung singkat dan
maslah tetap ada seperti halnya dengan gaya hidup.
Masalah adalah kesenjangan antara realitas atau kenyataan dengan
harapan kita tentang yang harusnya terjadi. Menurut teori Maslow (1970)
secara hierarki manusia memerlukan kebutuhan fisiologis yaitu makanan dan
minuman yang mutlak harus dipenuhi. Kebutuhan berikutnya adalah
menyangkut fisiologis seperti rasa aman, dicintai dan mencintai, harga diri, dan
aktualisasi diri yang kesemuanya perlu dipenuhi. Tetapi yang didapatkan
sekarang adalah udara yang tercemar, air, tanah yang sangat kotor penuh

5
dengan sampah. Kebutuhan dasar saja sudah tidak terpenuhi, padahal
lingkungan juga diperlukan untuk rekreasi, sifat alaminya dan keindahannya
dan diperlukan untuk manusia masa datang. Tantangan inilah yang dihadapi
manusia agar manusia dapat memenuhi kebutuhannya.
Beberapa hal pokok yang menyebabkan timbulnya masalah lingkungan
antara lain adalah tingginya tingkat pertumbuhan penduduk, meningkatnya
kualitas dan kuantitas limbah, adanya pencemaran lintas batas negara.
Adapun jenis-jenis masalah lingkungan yang banyak dijumpai di sekitar
kita, yaitu :
1. Pencemaran Air
Pencemaran Air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat akttivitas
manusia. Pencemaran air merupakan masalah global utama yang
membutuhkan evaluasi dan revisi kebijakan sumber daya air pada semua
tingkat (dari tingkat internasional hingga sumber air pribadi dan sumur). Telah
dikatakan bahwa polusi air adalah penyebab terkemuka di dunia untuk
kematian dan penyakit.

6
2. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia,
atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan
manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau
merusak property.

3. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaaan dimana bahan kima buatan manusia
masuk dan mengubah lingkungan alami tanah. Pencemaran ini biasanya
terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas
komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke
dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat
kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah
industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal
dumping).

7
B. Ruang Lingkup Masalah Lingkungan
Selain masalah lingkungan di atas, ada pula masalah lingkungan yang
dibedakan dalam ruang lingkupnya, yaitu masalah lingkungan secara global
dan nasional.
 Masalah Lingkungan Secara Global
Masalah lingkungan saat ini menjadi salah satu isu yang paling sering
dibahas baik oleh pemerintah, peneliti maupun badan organisasi di level
internasional maupun lokal. Beberapa masalah lingkungan global antara lain:
a. Perubahan Iklim (Pemanasan Global)
Iklim bumi telah berganti beberapa kali sepanjang sejarah sampai saat ini,
terentang mulai jaman es sampai periode-periode panjang bumi menjadi
hangat dan es mencair. Berdasarkan sejarah, faktor-faktor alam seperti erupsi
vulkanik, perubahan orbit bumi, dan jumlah energi yang dilepaskan oleh
matahari dapat mempengaruhi iklim bumi. Sejak akhir abad 18, aktivitas
manusia yang berhubungan dengan revolusi industri juga telah mengubah
komposisi atmosfer sehingga mempengaruhi iklim bumi.
Menurut United Nations Framework Convention on Climate Change
(UNFCC), perubahan iklim adalah perubahan yang disebabkan oleh aktivitas

8
manusia baik secara langsung maupun tidak langsung yang mengubah
komposisi atmosfer secara global dan mengakibatkan perubahan variasi iklim
yang dapat diamati dan dibandingkan selama kurun waktu tertentu.
Perubahan iklim telah menjadi masalah yang sering diteliti oleh para ahli.
Masalah perubahan iklim ini muncul bersama krisis ekonomi, kesehatan dan
keselamatan, produksi pangan, keamanan dan dimensi-dimensi yang lain.
Perubahan pola iklim, sebagai misal, mengancam produksi pangan melalui
meningkatnya curah hujan yang tidak normal, meningkatnya permukaan air
laut mengkontaminasi persediaan air tawar di pesisir dan meningkatnya resiko
bencana banjir, dan menghangatnya atmosfer juga membuat penyebaran
hama dan penyakit tropis ke daerah lain.
Beberapa efek lain dari perubahan iklim antara lain:
1. Meningkatnya suhu bumi. Rata-rata kenaikan suhu global sekitar 0,74o C
selama abad 20 ini. Kenaikan selama 50 tahun terakhir ini hampir 2 kali
lebih tinggi dibanding 100 tahun sebelumnya.
2. Terdapat karbon dioksida lebih banyak di atmosfer. Karbon dioksida
adalah penyumbang utama terjadinya perubahan iklim.
3. Banyak curah hujan dan banyak terjadi kekeringan. Terjadi curah hujan
yang lebih tinggi pada daerah timur Amerika Utara dan Amerika Selatan,
Eropa Utara, Asia Utara dan Asia Tengah selama dekade belakangan ini.
Tetapi di Mediterania, Afrika Selatan dan sebagian Asia Selatan
mengalami kekeringan.
4. Kenaikan permukaan air laut. Total kenaikan permukaan air laut selama
abad 20 sekitar 0,74 meter dan ini jauh lebih besar dibandingkan kenaikan
selama 2000 tahun sebelumnya.
5. Berkurangnya lapisan es, terutama pada musim panas.

9
b. Penipisan Lapisan Ozon
Lapisan ozon adalah lapisan konsentrasi molekul ozon yang terdapat di
stratosfer. Ozon adalah senyawa kimia yang terdiri dan 3 atom oksigen (O3).
Sekitar 90% dari ozon yang ada di bumi terdapat di lapisan ozon. Di lapisan
atmosfer (dekat permukaan bumi) ozon dapat mengganggu kesehatan, tetapi
di lapisan stratosfer ozon akan melindungi mahluk hidup dan sinar ultra violet
yang dipancarkan oleh matahari. Berlubangnya lapisan ozon mengakibatkan
semakin banyak radiasi yang mencapai permukaan bumi. Untuk manusia,
paparan sinar UV yang berlebihan dapat mengakibatkan kanker kulit, katarak,
dan memperlemah sistem kekebalan tubuh. Peningkatan radiasi UV juga
mengakibatkan berkurangnya hasil panen dan gangguan pada rantai makanan
di laut.
Berlubangnya lapisan ozon sebagian besar disebabkan oleh CFC
(Chlorofluorocarbons), HCFC (Hydrochlorofluorocarbons), HFC
(Hydrofluorocarbons), dan PFC (Perfluorocarbon). Gas-gas ini biasanya
digunakan pada AC dan lemari es, emisi dari industri energi, semen, pulp dan
kertas. Peristiwa berlubangnya ozon karena CFC melalui urutan sebagai
berikut: CFC terlepas dari sumber dan naik ke stratosfer, sinar matahari
memecah CFC sehingga menjadi atom klorin yang kemudian menjadi
penyebab rusaknya lapisan ozon.

10
c. Efek Rumah Kaca
Selain penipisan ozon, masih banyak lagi ancaman Iingkungan yang
dapat mempengaruhi kehidupan kita, yaitu adanya gas pencemar
(polutan) yang menyebabkan efek rumah kaca (ERK). Gas-gas pencemar
akan melapisi bumi sehingga sinar matahari yang berhasil menerobos,
panasnya akan tertahan tidak dapat lepas kembali ke atmosfer bebas.
Fenomena ini menyerupai efek rumah kaca (green house effect), suhu
dalam rumah kaca lebih tinggi karena panasnya tidak dapat menembus
kaca. Sebenarnya bila bumi ini tidak ada gas polutan yang membentuk gas
rumah kaca (GRK) seperti CO, Ca2, metana, maka suhu rata-rata

11
permukaan bumi hanya -18°C suhu yang dingin bagi kehidupan mahluk
hidup. Tetapi dengan meningkatnya kadar GRK akan meningkat pula ERK
(efek rumah kaca) sehingga suhu permukaan bumi akan naik pula,
sehingga menyebabkan pemanasan global.

Gambar : Efek Rumah Kaca. Sumber: Assessment Report of Intergovernmental Panel on


Climate Change, UNEP dan WMO, Cambridge University Press, 1996

d. Hujan Asam
Hujan asam adalah istilah yang secara luas digunakan untuk campuran
materi asam nitrit dan asam sulfit baik secara basah dan kering dari atmosfer
melebihi jumlah normal. Penyebab atau unsur kimia pembentuk dari hujan
asam berasal dari sumber-sumber alami seperti kegiatan vulkanik dan vegetasi
yang terurai, maupun yang diakibatkan oleh aktivitas manusia, yang terutama
berasal dari sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx) berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil.

12
Unsur-unsur kimia asam dapat berupa hujan yang mengandung asam,
fog (kabut asap), dan salju. Jika unsur-unsur asam di udara tertiup angin
dimana kondisi cuaca lembab, unsur kimia tersebut akan jatuh ke tanah dalam
bentuk hujan, salju, fog, atau kabut. Setelah jatuh ke bawah dan mengalir akan
mempengaruhi bermacam-macam tanaman dan hewan.
Pada area dengan cuaca kering, unsur kimia asam dapat berupa debu
atau asap dan jatuh ke tanah dalam bentuk deposisi kering, menempel ke
tanah, gedung, rumah, mobil dan pepohonan. Partikel gas dan padat bersifat
asam ini dapat terbilas air hujan dan jatuh sebagai air limpasan yang
mengandung asam. Sekitar separuh dari keasaman di atmosfer turun ke tanah
dalam bentuk deposisi kering.

Gambar : Sumber dan Terbentuknya Hujan Asam. Sumber: www.epa.gov

 Masalah Lingkungan Secara Nasional


Masalah lingkungan secara nasional tidak jauh berbeda dengan masalah
lingkungan secara global. Bedanya terletak pada corak, bobot besaran
masalahnya. Masalah lingkungan secara nasional mempunyai persamaan

13
yang jelas bila dibandingkan dengan masalah lingkungan di negara-negara
berkembang dalam lingkup nasional.
Keadaan dan masalah lingkungan pada tingkat nasional didahului oleh
uraian mengenai keadaan dan masalah kependudukan yang secara global
merupakan penyebab utama dan munculnya masalah lingkungan tersebut.
Masalah kependudukan di Indonesia ditandai oleh laju pertumbuhan penduduk
relatif masih tinggi, penyebaran penduduk belum berimbang, dan mutu
kehidupan penduduk secara umum masih perlu ditingkatkan. Hal demikian
dibarengi oleh berbagai pola dan langkah pembangunan yang cenderung:
1. Merusak/mengganggu sistem pendukung kehidupan manusia
2. Menciptakan ancaman dan bahaya buatan manusia dalam bentuk
berbagai sumber bencana
3. Berlanjutnya dampak dan resiko lingkungan ini pada generasi masa
datang
4. Makin lemahnya struktur dan fungsi organisasi sosial masyarakat dalam
berperan serta dalam mendukung kegiatan pembangunan maupun
mengelola lingkungan

 Masalah Lingkungan Nasional (lokal) yang ditimbulkan juga menimbulkan


kerusakan pada alam, yaitu :
a. Kerusakan Hutan Tropis
Kerusakan disebabkan penjarahan yang dilakukan secara terang-
terangan menyebabkan hutan-hutan rusak parah. Disamping penjarahan
kerusakan juga diakibatkan karena kebakaran baik karena faktor alam maupun
ulah manusia yang tidak bertanggungjawab.
Luas daratan Indonesia mencapai 190,47 juta Ha, terbagi atas Kawasan
Hutan Negara seluas 130,61 juta Ha (69%) dan areal penggunaan lain seluas
59,86 juta Ha (31%). Kawasan hutan negara terbagi atas hutan konservasi
(21,17 juta Ha), hutan lindung (32,06 juta Ha), hutan produksi (77,37 juta Ha)

14
(Kementerian Kehutanan, 2012). Di dalam Pasal 4 ayat (1) UU NO. 41 Tahun
1999 tentang Kehutanan dikemukakan, semua hutan di dalam wilayah republik
indonesia termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Di dalam Pasal 38 UU NO.41 Tahun 1999:
1. Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar
kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan di dalam Kawasan Hutan
Produksi dan Kawasan Hutan Lindung.
2. Penggunaan kawasan hutan tersebut dapat dilakukan tanpa mengubah
fungsi pokok kawasan hutan.
3. Penggunaan kawasan hutan untuk Pertambangan dilakukan melalui Ijin
Pinjam Pakai oleh Menhut. Pada kawasan Hutan Lindung dilarang
melakukan penambangan dengan pola pertambangan terbuka.
4. Pemberian ijin pinjam pakai yang berdampak penting dan cakupan luas
serta bernilai strategis dilakukan oleh Menteri atas persetujuan DPR

15
b. Kerusakan Terumbu Karang
Terumbu karang adalah suatu tumbuhan dan hewan yang berada di
daerah perairan laut dangkal. Fungsi terumbu karang sebagai :
1. Penahan gelombang sehingga erosi tepi pantai dapat dikurangi
2. Tempat tinggal tetap atau sementara bagi berbagai jenis hewan serta
tempat, persembunyian yang paling aman bagi hewan-hewan kecil
3. Tempat tumbuhnya berbagai macam zooxantellae dan alga, sehingga
pada siang hari menghasilkan O2 yang diperlukan ikan dan mahluk hidup
di bumi,serta dapat dijadikan taman laut yang paling mengesankan.
4. Sumber penghasilan dan makanan bagi masyarakat pesisir karena potensi
perikanan terumbu karang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi
5. Bahan obat-obatan penyakit kanker berasal dari biota terumbu karang
6. Tujuan pariwisata yang indah dan unik
Kerusakan terumbu karang sampai kedalaman 3m di Indonesia sangat
mengkhawatirkan. Kegiatan manusia yang menyebabkan kerusakan terumbu
karang antara lain penangkapan udang atau ikan dengan merusak karang,
pengambilan karang untuk bangunan, pembersihan karang dari perairan
pantai untuk keperluan pariwisata. Dengan rusaknya terumbu karang maka
fungsi terumbu karang sebagai penahan gelombang, tempat tinggal banyak
organisme, potensi ekonomi dan pariwisata jelas terganggu.

16
c. Kerusakan Hutan Bakau
Hutan bakau atau lebih dikenal dengan mangrove adalah hutan yang
tumbuh sepanjang daerah pantai atau sekitar muara sungai dan sangat
dipengaruhi pasang surut air laut. Ekosistem hutan mangrove tumbuh di
daerah pantai yang landai dan terlindung. Tempat yang paling ideal untuk
pertumbuhan hutan mangrove adalah sekitar muara dan delta sungai yang
lebar dan kaya dengan lumpur dan pasir.
Indonesia sebagai negara kepulauan dengan garis pantai sepanjang
81.000 km, memiliki hutan mangrove yang sangat luas. Menurut data hutan
mangrove Indonesia dipekirakan 3,6 milyar hektar khususnya di sepanjang
pantai timur Sumatra, pantai Kalimantan dan Irian Jaya. Fungsi hutan bakau
(Reksodihardjo dan Lilley, 1996) adalah sebagai berikut:
1. Hutan bakau merupakan sumber daya yang kaya baik dalam hal penyedia
tempat tinggal bagi binatang air seperti ikan, udang dan penyedia kayu
atau pemanfaatan daun bakau bagi binatang ternak.
2. Selama proses pembusukan, hutan bakau menjadi sumber makanan
utama untuk moluska, kepiting, cacing dan binatang-binatang kecil lainnya.
3. Sebagai pelindung dan stabilisator garis pantai dan bahaya abrasi.
4. Sebagai pengikat lumpur dalam pembentukan lahan.
5. Sebagai lahan yang digunakan untk berbagai kegiatan manusia, seperti
tempat pemancingan atau tempat wisata.
6. Buah dan daun beberapa tumbuhan bakau dapat dimanfaat nelayan
sebagai makanan dan obat, seperti di Asia Tenggara, abu rebung, dan
daun nipah sudah lama digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan
herpes, sakit gigi dan sakit kepala.
7. Tanaman mangrove juga merupakan penghasil madu meskipun hal ini
belum tersebut dimanfaatkan secara sempurna
Kerusakan hutan bakau yang utama adalah alih fungsi hutan bakau
tersebut menjadi daerah tambak (Kep. Karimunjawa, Cilacap), daerah

17
pemukiman (Tanah Mas Semarang), perluasan objek wisata atau rekreasi.
Belum lagi penebangan hutan bakau sebagai kayu bakar atau bahan
bangunan. Polusi minyak juga mengancam juga tumbuhnya hutan bakau.

2.3 PENDIDIKAN LINGKUNGAN

A. Sejarah dan Perkembangan Ecopedagogi

Manusia dihadapkan pada proses interaksi dan adaptasi dengan


lingkungan alam di sekitarnya. Proses interaksi kemudian terganggu ketika
manusia mulai menunjukkan egosentrisme untuk menguasai dan
mengeksploitasinya, alam menunjukkan kemurkaannya berupa bencana yang
mengancam peradaban manusia di bumi. Perjalanan sejarah menunjukkan
bahwa paradigma antroposentris yang menempatkan manusia sebagai “dewa”

18
pengatur alam tidak lagi relevan. Berbagai bencana yang terjadi seharusnya
bisa mengubah cara pandang manusia dari paradigma anthropocentrism ke
paradigma ecocentrism.

Cara pandang antroposentris yang menempatkan manusia sebagai pusat


di muka bumi ini menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan berbagai
kawasan dunia. Namun, sudut pandangan ecocentrism seharusnya mampu
menyadarkan manusia akan keterbatasannya dalam menghadapi dan
mengantisipasi kekuatan alam. Kedua pandangan di atas menyiratkan jika
manusia tidak dapat dipisahkan dengan alam tempatnya tinggal. Kita sebagai
umat manusia seharusnya memahami bahwa manusia hanya satu bagian dari
alam dan bukan faktor penentu dari kesinambungan dan keberlangsungan
hidup. Kesadaran mengenai pandangan di atas harus diakomodir melalui
media efektif yang dekat dengan kehidupan masyarakat.

IUCN terus menerus mengkampanyekan misi yang muncul dari definisi


di atas dan maknanya secara massive. Berbagai seminar dan workshop
tentang Environmental Education telah dilaksanakan di Inggris, India, Belanda,
Kanada, dan Argentina. Di tahun yang sama United Kingdom (UK)
menyelenggarakan sebuah seminar berkenaan dengan pendidikan dan
konservasi lingkungan. Seminar ini menghasilkan The Council for
Environmental Education (CEE). Palmer pun menyatakan pendidikan
lingkungan yang dikembangkan melalui CEE merujuk pada tiga tujuan, yaitu;

1. Development (Perkembangan) : to facilitate the development for the theory


and practice of environmental education (untuk memfasilitasi
pengembangan untuk teori dan praktek pendidikan lingkungan).
2. Promotion (Peningkatan) : to promote the concept of environmental
education and facilitate it’s application in all spheres of education (untuk

19
meningkatkan konsep pendidikan lingkungan dan memfasilitasi aplikasi
pendidikan di semua aspek).
3. Review (Pengulangan) : to monitor the progress of environmental
education assess it’s effectiveness (untuk memonitor efektifitas
peningkatan pendidikan lingkungan).

Ketiga tujuan di atas menjadi poros gerak kampanye Environmental


Education yang dilanjutkan oleh UNESCO. Konferensi Tbilisi (1977) sebagai
wadah untuk mensosialisasikan Environmental Education merumuskan bahwa
tujuannya antara lain:

1. Membantu menjelaskan masalah kepedulian serta perhatian tentang


saling keterkaitan antara ekonomi, sosial, politik, dan ekologi di kota
maupun di wilayah pedesaan
2. Memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk mengembangkan
pengetahuan, nilai, sikap, komitmen, dan kemampuan yang dibutuhkan
untuk melindungi dan memperbaiki lingkungan
3. Menciptakan pola perilaku yang baru pada individu, kelompok, dan
masyarakat sebagai suatu keseluruhan terhadap lingkungan. Tujuan yang
ingin dicapai tersebut meliputi aspek: (1) pengetahuan, (2) sikap, (3)
kepedulian. (4) keterampilan, dan (5) partisipasi.

Pada tahun 2002 Earth Summit yang dilaksanakan di Johannnesburg,


Afrika Selatan dengan tema “The World Summit For Sustainable Development”
mendiskusikan bagaimana pembangunan yang berkelanjutan harus
mempertimbangkan bagian penting dalam pendidikan. Environmental
Education harus terintegrasi lintas disiplin di segala jenjang sekolah dan
menyeluruh. Khan mengutip pernyataan Paulo Freire (2004): “It is urgent that
we assume the duty of fighting for fundamental ethical principles, likerespect
for the life of human beings, the life of other animals, the life of birds, the life of

20
rivers, and forest. I do not believe in love between men and women, between
human beings, if we are not able to love the world”. (Ini sangat mendesak
bahwa kita menganggap tugas memperjuangkan prinsip-prinsip etika dasar,
seperti menghormati kehidupan manusia, kehidupan hewan lain, kehidupan
burung, kehidupan sungai, dan hutan. Saya tidak percaya pada cinta antara
pria dan wanita, antara manusia, jika kita tidak mampu mencintai “dunia”).

Pendapat Freire adalah sebuah ungkapan bahwa menghormati tidak


hanya sesama manusia saja, tetapi harus memahami hak antar makhluk lain,
seperti tumbuhan dan hewan. Keseimbangan antara seluruh spesies di muka
bumi dan manusia menjadi respon kritik Freire terhadap pedagogi sebagai
wacana baru bagi telaah dunia pendidikan. Pedagogi baru dengan konsep
mempromosikan “Total Liberation Pedagogy”. Total Liberation Pedagogy atau
Pembebasan Total Pedagogi dengan tambahan muatan ekologis selanjutnya
menjadi rujukan dalam implementasi ecopedagogi sebagai sebuah strategi
pembelajaran.

Ecopedagogi yang didefinisikan oleh Khan adalah : Bentuk kritikal teori


pendidikan guna merespon krisis ekologi, ecopedagogi dapat
diimplementasikan pada jenjang sekolah manapun, pada konteks ini ia menjadi
sebuah dialektika kritik untuk menghubungkan pendidikan lingkungan dan
pembangunan berkelanjutan sebagai wacana ilmiah hegemoni yang dibuat
oleh tiap perwakilan negara. Ecopedagogi digiring untuk bergerak ke luar dari
skop ekologi, dan mencapai ranah ekologis yakni hubungan manusia untuk
membangun sudut pandang luas, contohnya menggunakan kritik program
sosio-ekonomi di ranah industri dan negara.

Ecopedagogi sebagai pergerakan transformasi yang fundamental


mencari untuk menyisipkan tujuan atas kemanusiaan dan keadilan sosial yang
berorientasi pada ekologis. Implimentasi ecopedagogi tidak serta merta

21
berjalan mulus. Adapun tantangan ecopedagogi adalah perlunya waktu yang
cukup lama guna memberikan wawasan dan perubahan perilaku untuk
menjaga dunia. Namun, kita harus optimis bahwa transforming dan
peningkatkan kesadaran berperilaku menjadi agenda besar pendidikan yang
harus terus dikembangkan.

B. Pendekatan dan Praktik Pendidikan Lingkungan

Mengutip pernyataan Freire dalam bukunya “Pedagogi Pengaharapan”


bahwa “kedudukan kecendekiawanan di dunia yang luas adalah melakukan
pelestarian pada dua aspek yakni keanekaragaman sosial-budaya dan
keanekaragaman biologis planet”. Sejarah dan perkembangan dari pendidikan
lingkungan adalah bentuk komitmen respon akan krisis ekologi yang terus
terjadi hingga saat ini. Krisis ekologi tidak terjadi pada ketidakseimbangan
ekologi semata, melainkan ketidakseimbangan ekologi dan ekosistem. Oleh
karena itu, praktik pendidikan lingkungan dianggap sebagai solusi terbaik guna
menyelesaikan masalah tersebut.

Pendidikan Lingkungan dibuat untuk merangkul seluruh mata pelajaran


dengan misi menumbuhkan sikap sadar lingkungan bagi peserta didik.
Menurut Council For Environmental Education (CEE) Environmental Education
meliputi tiga dimensi: Knowledge/understanding (pengetahuan/pemahaman),
Skills (keterampilan), attitudes (sikap/perilaku). Perencanaan dan masukan
Environmental Education dalam kurikulum adalah pendidikan tentang
lingkungan, pendidikan untuk lingkungan, dan pendidikan meliputi lingkungan.

Pendidikan lingkungan yang baik harus memastikan pemahaman peserta


didik mengenai lingkungan tidak sebatas pengetahuan dasar semata.
Ketercapaian pemahaman ini dapat dimulai dengan mempelajari fenomena
alam dan kompleksifitas yang ada didalamnya. Arti penting dari pendidikan
lingkungan adalah bentuk kepekaan kita terhadap problematika lingkungan

22
dan usaha untuk mengurangi kerusakan bahkan meningkatkan kualitas
keseimbangan alam melalui pendidikan.

Dalam “Journal Of Environmental Education” objek dari pendidikan


lingkungan harus mencakup: (1) lingkungan sebagai warisan bagi umat
manusia, (2) kewajiban menjaga kesehatan umat manusia dengan
berkontribusi menjaga keseimbangan lingkungan, (3) bijaksana dalam
menggunakan sumberdaya alam, dan (5) setiap individu melalui perilakunya
masingmasing (khususnya perilaku konsumsi) berkontribusi dalam menjaga
lingkungan. Di sisi lain, penguatan konsep pendidikan lingkungan pada tiap
jenjang pendidikan ataupun mata pelajaran menjadi aspek yang harus disoroti.
Hal ini dikarenakan pentingnya kesadaran lingkungan adalah sikap wajib bagi
seluruh umat manusia di muka bumi.

Pendidikan lingkungan sebagai sebuah solusi diyakini dapat menciptakan


pola perilaku yang baru pada individu, kelompok, dan masyarakat sebagai
suatu keseluruhan terhadap lingkungan guna mencapai keseimbangan yang
berkelanjutan.

C. Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup


Pendidikan Lingkungan Hidup adalah suatu program pendidikan untuk
membina anak atau peserta didik agar memiliki pengertian, kesadaran, sikap,
dan perilaku yang rasional serta bertanggung jawab tentang pengaruh timbal
balik antara penduduk dengan lingkungan hidup dalam berbagai aspek
kehidupan manusia (Pratomo, 2009:8). Pendidikan lingkungan hidup bukanlah
mata pelajaran yang berdiri sendiri. Namun, di integrasikan kedalam suatu
bidang studi di sekolah.
Tujuan umum pendidikan lingkungan hidup menurut UNESCO dalam
konferensi Tbilisi (1997) adalah : (1) untuk membantu menjelaskan masalah
kepedulian serta perhatian tentang saling keterkaitan antara ekonomi, sosial,

23
politik, dan ekologi di kota maupun di wilayah pedesaan; (2) untuk memberikan
kesempatan kepada setiap orang untuk mengembangkan pengetahuan, nilai,
sikap, komitmen, dan kemampuan yang dibutuhkan untuk melindungi dan
memperbaiki lingkungan, dan (3) untuk menciptakan pola perilaku yang baru
pada individu, kelompok, dan masyarakat sebagai suatu keseluruhan terhadap
lingkungan. Tujuan yang ingin dicapai tersebut meliputi aspek : (1)
pengetahuan, (2) sikap, (3) kepedulian. (4) keterampilan, dan (5) partisipasi.
Menurut Barlia (2008:7) secara khusus tujuan pendidikan lingkungan
hidup adalah sebagai berikut:
a. Kesadaran (awareness) yaitu membantu anak didik mendapatkan
kesadaran dan peka terhadap lingkungan hidup dan permasalahannya
secara menyeluruh.
b. Pengetahuan (knowledge) yaitu membantu anak didik memperoleh dasar-
dasar pemahaman tentang fungsi lingkungan hidup, interaksi manusia
dengan lingkungannya.
c. Sikap (attitudes) yaitu membantu anak didik mendapatkan seperangkat
nilai-nilai dan perasaan tanggung jawab terhadap lingkungan alam, serta
motivasi dan komitmen untuk berpartisipasi dalam mempertahankan dan
mengembangkan lingkungan hidup.
d. Keterampilan (skills) yaitu membantu anak didik mendapatkan
keterampilan mengidentifikasi, investigasi dan kontribusi terhadap
pemecahan dan penanggulangan isu-isu dan masalah lingkungan.
e. Partisipasi (participation) yaitu membantu anak didik mendapatkan
pengalaman, serta menggunakan pengetahuan dan keterampilan
berpikirnya, untuk memecahkan dan menanggulangi isu-isu dan masalah
lingkungan.
Berdasarkan refleksi diatas di harapkan melalui mata pelajaran di sekolah
guru mengintegrasikan pendidikan lingkungan hidup kedalam pembelajaran,
dikarena tujuan pendidikan lingkungan hidupa dapat memberikan kesadaran,

24
pengetahuan, sikap dan partisipasi terhadap peserta didik akan pentingnya
menjaga dan melestarikan lingkungan. Namun, hendaknya dalam
mengajarkan pendidikan lingkungan hidup bersifat wajar dalam arti guru tidak
memaksakan materi yang di ajarkan. Karena setiap pokok bahasan dalam
pembelajaran memiliki kompetensi yang dicapai. Pembelajaran IPS salah satu
alternatif sebagai wahana pembelajaran lingkungan di sekolah, melaluli
pendidikan lingkungan juga bisa menciptakan sekolah hijau.
D. Konsep Pendidikan IPS di Sekolah Dasar

Menurut Somantri dalam Gunawan (2011:17) “pendidikan IPS dalam


kepustakaan asing disebut dengan istilah social studies, social education,
citizenship education, dan social science education. Pendidikan IPS adalah
suatu bidang studi yang mempelajari, menelaah dan menganalisis gejala dan
masalah sosial di masyarakat di tinjau dari berbagai aspek kehidupan secara
terpadu (Sapriya, dkk. 2007: 5), secara terpadu disini diartikan IPS
mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora yaitu, geografi,
ekonomi, sejarah, sosiologi, dan antropologi. Senada dengan itu Somantri
dalam (Sapriya, 2011:11) berpendapat IPS adalah penyederhanaan atau
adaptasi dari disiplin ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia
yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis
untuk tujuan pendidikan.

IPS menurut National Council for the Social Studies bahwa Social studi is
the integreted study of the social sciences and humanities to promote civic
competence. Whithin the school program, social studies provides coordinated,
systematic study drawing upon such disiplines as antropology, archeologi,
economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology,
religion and sociology. The primary purpose of social studies is help young
people develop the ability to make informed and reasoned decision for public

25
good as citizens of cultural diverse, democratic society in an interdependent
world (dalam Supriatna, dkk. 2007:4)
IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang
berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat
materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS,
peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang
demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai
(BNSP, 2006:173).
Menurut BNSP (2006:173) adapun tujuan mata pelajaran IPS di SD/MI
ditetapkan sebagai berikut:
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya;
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial;
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan;
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Pembelajaran IPS di sekolah dasar di harapkan mengintegrasikan
pendidikan lingkungan hidup, sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS siswa
mampu berpikir kritis, memecahkan permasalahan sosial dan peduli akan
lingkungan. Sikap sadar akan permasalahan global terutama permasalahan
lingkungan seperti lubang lapisan ozon, pemanasan global, dan banjir.
Pendidikan global mengajak siswa berpikir global dan bertindak lokal. Peranan
pembelajaran IPS di harapkan mampu menanamkan sikap sadar akan
lingkungan terhadap generasi muda sebagai pewaris penghuni bumi di masa
yang akan datang.

26
E. Strategi Pengintegrasian Pendidikan Lingkungan Hidup ke dalam
Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Strategi dalam mengintegrasikan pendidikan lingkungan hidup ke dalam
pembelajaran IPS di sekolah dasar, dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Pemilihan materi pembelajaran IPS di sekolah dasar, dengan menganalisis
standar isi pembelajaran IPS di sekolah dasar, memahani standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang di pilih atau konten isi materi
sebagai pengembangan indikator di harapkan berorientasi pendidikan
lingkungan hidup, di dalamnya mengandung aspek kognitif, psikomotor dan
afektif.
b. Melakukan analisis tujuan pembelajaran IPS dan Pendidikan lingkungan
hidup yang akan di capai.
c. Melakukan analisis tujuan terhadap permasalahan lingkungan hidup yang
telah dihubungkan dengan pokok bahasan.
d. Menyusun alat evaluasi.
e. Membuat peta konsep pembelajaran berorientasi pendidikan lingkungan
hidup.
f. Membuat perencanaan pembelajaran
g. Menetapkan model pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran di
harapkan menyesuaikan materi yang dipilih, lingkungan sekolah, saran dan
prasarana sekolah.
h. Menetapkan media pembelajaran.
F. Pendidikan Lingkungan Hidup yang sesuai di Integrasikan ke dalam
Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar

Pengintegrasian pendidikan lingkungan hidup ke dalam pmbelajaran


IPS di sekolah dasar tidak bisa dilakukan begitu saja, namun harus di sesuaikan
dengan tujuan pembelajaran IPS di sekolah dasar. Pengintegrasian pendidikan

27
lingkungan hidup ke dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar di lakukan
dengan cara mengkaji standar isi pembelajaran IPS di sekolah dasar yang di
keluarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) kurikulum tingkat
satuan pendidikan 2006. Standar kompetensi dan kompetensi dasar
pembelajaran IPS di sekolah dasar berdasarkan standar isi terdapat 13 standar
kompetensi dan 48 standar kompetensi (BNSP, 2006). Berdasarkan analisis
standar kompetensi dan kompetensi dasar pembelajaran IPS di sekolah dasar
yang dapat di integrasikan ke dalam pendidikan lingkungan hidup dapat dilihat
tabel sebagai berikut:

Tabel: Standar Kompetensi Integrasi Pendidikan Lingkungan Hidup Ke


Dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar

No Kelas dan Semester Kompetensi Dasar


1. Kelas 1 semester 2 Menjelaskan lingkungan rumah sehat dan perilaku
dalam menjaga kebersihan rumah
2. Kelas 3 semester 1 Menceritakan lingkungan alam dan buatan di sekitar
rumah dan sekolah
3. Kelas 3 semester 1 Memelihara lingkungan alam dan buatan di sekitar
rumah
4. Kelas 4 semester 1 Mendeskripsikan kenampakan alam di lingkungan
kabupaten/kota dan provinsi serta hubungannya
dengan keragaman sosial dan budaya
5. Kelas 5 semester 1 Mengenal keragaman kenampakan alam dan
buatan serta pembagian wilayah waktu di Indonesia
dengan menggunakan peta/atlas/globe dan media
lainnya
6. Kelas 6 semester 2 Mengenal cara-cara menghadapi bencana alam

28
G. Penerapan Pendidikan Lingkungan Hidup
Berdasarkan konsep dari pendidikan lingkungan hidup adalah adalah
suatu program pendidikan untuk membina anak atau peserta didik agar
memiliki pengertian, kesadaran, sikap, dan perilaku yang rasional serta
bertanggung jawab tentang pengaruh timbal balik antara penduduk dengan
lingkungan hidup dalam berbagai aspek kehidupan manusia maka penerapan
pendidikan lingkungan hidup ini harus membangun kesadaran, sikap dan
perilaku yang akan menimbulkan hubungan timbal balik antara komponen
makhluk hidup yang ada. Penerapan pendidikan lingkungan hidup ini sudah
seharusnya mulai dilaksanakan pada pendidikan dasar dimana pada saat itu
anak akan belajar bagaimana seharusnya siswa mempunyai sikap dan
perilaku yang menghargai lingkungan sehingga meminimalisir masalah
lingkungan yang disebabkan oleh manusia. Penerapan yang dapat dilakukan
di sekolah adalah :
1. Menerapkan membuang sampah pada tempatnya.

Kegiatan ini haruslah ditanam sedari kecil, dimana nantinya sikap pribadi yang
terbentuk bukan orang yang ingin membuang sampah sembarangan
mempunyai tanggungjawab bahwa sampah yang ia miliki saat jajan adalah
miliknya dan sekolah sudah sepatutnya menyiapkan tempat sampah yang
memadai.

2. Menerapkan kegiatan operasi semut.

Kegiatan ini merupakan bentuk lain dari kerja bakti yang ada di lingkungan
masyarakat sekitar rumah. Kegiatan ini juga haruslah diterapkan sejak
pendidikan dasar karena di dalam kegiatan ini anak akan banyak berinteraksi
dengan orang lain, bekerja sama dengan orang lain untuk menjaga kebersihan
bersama.

29
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Lingkungan Hidup adalah kesatuan antara seluruh makhluk hidup dan


non hidup, meliputi berbagai unsur lingkungan serta manfaatnya, termasuk
interaksi seluruh spesies dan sumber daya alam. Sedangkan masalah
lingkungan adalah dampak negatif dari kurangnya kesatuan antara seluruh
unsur yang ada di lingkungan. Masalah yang benyak terjadi adalah disebabkan
oleh pengaruh manusia yang hanya mementingkan kebutuhannya sendiri.
Masalah lingkungan yang ada saat ini dapat diminimalisir dari penerapan
pendidikan lingkungan, pemhamana sejak dini akan keterkaitan semua unsur
makhluk hidup yang ada dengan menerapkan membuang sampah pada
tempatnya yang merupakan tanggungjawab setiap individu dan menerapkan
kegiatan operasi semut di sekolah untuk mengenalkan kegiatan gotong royong
yang biasa terjadi di masyarakat.

3.2 Saran

Penerapan dari pendidikan lingkungan setiap guru harus mulai


mencontohkan kepada muridnya ataupun orangtua mulai menamankan rasa
tanggung jawab kepada diri setiap anak bahwa lingkungan sekitar kita
merupakan tanggungjawab kita bersama.

30
DAFTAR PUSTAKA

Universitas Negeri Semarang, Tim MKU PLH. 2014. Pendidikan Lingkungan


Hidup. Buku Ajar Pendidikan Lingkungan Hidup. BAB 5 Hal 26-34.

Mutiani. 2017. IPS dan Pendidikan Lingkungan: Urgensi Pengembangan


Sikap Kesadaran Lingkungan Peserta Didik. SOSIO DIDAKTIKA: Social
Science Education Journal. 4(2) 47-50.

Afandi, Rifki. 2013. Integrasi Pendidikan Lingkungan Hidup Melalui


Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Sebagai Alternatif Menciptakan
Sekolah Hijau. Jurnal Pedagogia. 2(1) 101-104.

https://nasional.sindonews.com › humaniora 10 Problem Besar Lingkungan


di Indonesia – SINDOnews (Diakses pada 14 April 2019 Pukul 12:30)

31

Anda mungkin juga menyukai