NIM ` : 837174489
POKJAR : Pagatan, Tanah Bumbu
UPBJJ-UT : Banjarmasin
JAWAB
1. -Progresivisme Pendidikan
Progresivisme bukan merupakan bangunan filsafat atau aliran filsafat yang
berdiri sendiri, melainkanmerupakan suatugerakan dan perkumpulan yang
didirikan pada tahun 1918. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar
pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus
terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan.
Kelebihan Filsafat Pendidikan Progresivisme
1. Siswa diberi kebebasan untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya.
2. Siswa diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapatnya.
3. Siswa belajar untuk mencari tahu sendiri jawaban dari masalah atau pertanyaan
yang timbul di awal pembelajaran. Dengan mendapatkan sendiri jawaban itu,
siswa pasti akan lebih mengingat materi yang sedang dipelajari.
4. Membentuk output yang dihasilkan dari pendidikan di sekolah memilki keahlian
dan kecakapan yang langsung dapat diterapkan di masyarakat luas.
Kekurangan Filsafat Pendidikan Progresivisme
1. Mengabaikan kurikulum yang telah ditentukan, yang menjadi tradisi sekolah.
2. Mengurangi bimbingan dan pengaruh guru. Siswa memilih aktivitas sendiri.
3. Siswa menjadi orang yang mementingkan diri sendiri, ia menjadi manusia yang
tidak memiliki self discipline, dan tidak mau berkorban demi kepentingan umum.
- Esensialisme adalah pendidikan yang di dasarkan kepada nilai-nilai
kebudayaan yang telah ada
sejak awal peradaban umat manusia. Esensialisme muncul pada zaman
Renaissance dengan ciri-ciri utama yang berbeda dengan progresivisme.
Perbedaannya yang utama ialah dalam memberikan dasar berpijak pada
pendidikan yang penuh fleksibilitas, di mana serta terbuka untuk
perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu.
Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai
yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-
nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.
Idealisme dan realisme adalah aliran filsafat yang membentuk corak
esensialisme. Dua aliran ini
bertemu sebagai pendukung esensialisme, akan tetapi tidak lebur menjadi satu
dan tidak
melepaskan sifatnya yang utama pada dirinya masing-masing.
Dengan demikian Renaissance adalah pangkal sejarah timbulnya konsep-
konsep pikir yang disebut esensialisme, karena itu timbul pada zaman itu,
esensialisme adalah konsep meletakkan sebagian ciri alam pikir modern.
Esensialisme pertama-tama muncul dan merupakan reaksi
terhadap simbolisme mutlak dan dogmatis abad pertengahan. Maka,
disusunlah konsep yang sistematis dan menyeluruh mengenai manusia dan
alam semesta, yang memenuhi tuntutan zaman
Kelebihan Filsafat Esensialisme
a. esensialisme membantu untuk mengembalikan subject matter ke dalam proses
pendidikan, namun tidak mendukung perenialisme bahwa subject matter yang
benar adalah realitas abadi yang disajikan dalam buku-buku besar dari peradaban
barat. Great Book tersebut dapat digunakan namun bukan untuk mereka sendiri
melainkan untuk dihubungkan dengan kenyataan-kenyataan yang ada pada
dewasa ini.
b. esensialis berpendapat bahwa perubahan merupaka suatu kenyataan yang
tidak dapat diubah dalam kehidupan sosial. Mereka mengakui evolusi manusia
dalam sejarah, namun evolusi itu harus terjadi sebagai hasil desakan masyarakat
secara terus-menerus. Perubahan terjadi sebagai kemampuan imtelegensi
manusia yang mampu mengenal kebutuhan untuk mengadakan amandemen
cara-cara bertindak, organisasi, dan fungsi sosial.
B. Filsafat Konstruktivisme
Konstruktivisme berkembang dalam rangka mengatasi proses pendidikan yang
pada umumnya dilakukan melalui transfer pengetahuan dari guru kepada siswa.
Para rekonstruktivis ingin menhubahnya agar siswa belajar melalui suatu proses
dengan cara-cara yang bermaknsa, memperkaya dan memungkinkan siswa
menginterpretasikan alam semsta dengan pengertian yang ilmiah.
Konstruktivisme didukung oleh empirisme dan pragmatisme. Ada yang
berpendapat bahwa konstruktivisme mengandung bahaya yang mengarah ke
empirisme dan relativisme.
Konstruktivisme memandang pendidikan bukan kegiatan menyampaikan
pengetahuan melainkan membantu siswa berpikir secara benar dan mandiri,
mengonstruksi pengetahuan, membuat makna, bersikap kritis dan mengajukan
justifikasi.
Tujuan pendidikan lebih mengutamakan perkembangan konsep dan
pengetahuan yang mendalam sebagai hasil konstruksi aktif siswa dengan
mempertimbangkan multimetode untuk dipilih.
Kelebihannya:
1. Membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial,
ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan
mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk
mengatasi masalah tersebut.
2. Kurikulum berisi mata-mata pelajaran yang berorientasi pada kebutuhan-
kebutuhan masyarakat masa depan. Kurikulum disusun untuk menyoroti
kebutuhan akan beragam reformasi sosial.
3. Anak, sekolah, dan pendidikan itu sendiri dikondisikan oleh kekuatan
budaya dan sosial.
4. Rekonstruktivisme menekankan pada pengalaman yang dimiliki para siswa
dengan interaksi ekstensif antara guru dan siswa dan diantara para siswa itu
sendiri.
Melalui suatu pendekatan rekonstruktivisme sosial pada pendidikan, para siswa
belajar metode-metode yang tepat untuk berhadapan dengan krisis-krisis
signifikan yang melanda dunia.
Kekurangannya:
1. Karena tujuan sekolah adalah mengembangkan rekayasa sosial, beban
dan tanggung jawab sekolah sangatlah berat.
2. Tawaran pemikiran yang direkomendasikan oleh rekonstruktivismeme
seperti keterlibatan aktif dunia pendidikan pada dunia politik akan berdampak
buruk pada aktivitas pendidikan yang secara akdemik terlalu sakral yang
kemudian untuk dicemari oleh intrik-intrik poloitik yang kotor dan menghalalkan
segala cara untuk memuaskan nafsu kekuasaan sebuah kelompok politik
tertentu.
3. Rekonstruktivismeme bersifat makro, dan kurang menitikberatkan pada
individu, padahal pendidikan seharusnya bertujuan untuk membangun
kepribadian yang didalamnya terdapat kebagusan akal budi dan moralitas
individu (ahlak). Pendidikan tidak hanya ingin melahirkan para aktivis sosial,
akan tetapi juga manusia yang bermoral, berkarakter, dan memiliki spiritualitas
cukup.
4. Gagasan-gagasan yang ada di dalam rekonstruktivismeme sangat teoritik
dan cenderung tidak realistik. Karena gagasan seperti pembentukan tatanan
sosial baru yang sangat ideal sebagai solusi atas bencana kemanusiaan yang
terjadi, ibarat “mimpi disiang bolong”, sebab upaya tersebut seolah mengabaikan
kondisi rill umat manusia saat ini.