Anda di halaman 1dari 13

Oleh

Ahmad Akmal (857098921)


MODUL 6
PENDEKATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
MODUL 6
KB :1

Pendekatan Pembelajaran Holistik dan konstruktivisme Ada dua


istilah yang berkaitan erat dengan pembelajaran, yaitu
pendidikan dan pelatihan. Pendidikan lebih menitikberatkan
pada pembentukan dan pengembangan kepribadian, sehingga
memiliki pengertian yang lebih luas. Sedangkan pelatihan lebih
menekankan pada pembentukan keterampilan. Pendidikan
dilaksanakan dalam lingkungan sekolah, sedangkan pelatihan
pada umumnya dilaksanakan dalam lingkungan industri. Akan
tetapi, pendidikan kepribadian saja belum cukup. Para siswa
perlu juga memiliki keterampilan agar dapat bekerja,
bereproduksi, dan menghasilkan berbagai hal yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhannya.
. (Oemar Hamalik, 1999) Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pendekatan pembelajaran pada hakikatnya merupakan
kerangka acuan yang dianut seorang guru dalam praktek
pembelajaran yang dilakukan melalui pengorganisasian siswa dan
pengolahan pesan untuk mencapai sasaran belajar berupa
peningkatan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor serta
kepribadian siswa secara keseluruhan.
A. Pendekatan Holistik Pendekatan Holistik atau terpadu dalam
pembelajaran, diilhami oleh Psikologi Gelstalt yang dipelopori
oleh Wertheimer, Koffka, dan Kohler. Menurut mereka, objek
atau peristiwa tertentu akan dipandang oleh individu sebagai
suatu keseluruhan yang terorganisasikan.
Suatu objek atau peristiwa akan dapat dilihat maknanya jika
diamati dari segi keseluruhannya dan keseluruhan itu bukan
jumlah bagian-bagian. Aplikasi, teori Gestalt dalam
pendekatan pembelajaran antara lain adalah dalam hal-hal
sebagai berikut (Moh.Surya, 1999):
1. Pengalaman memahami (insight)
2. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning)
3. Perilaku bertujuan (purposive behavior)
4. Prinsip ruang hidup (file space)
5. Transfer dalam pembelajaran
B. Pendekatan Konstruktivisme Para penganut
kontruktivisme berpendapat bahwa pengetahuan itu adalah
merupakan kontruksi dari kita yang sedang belajar.
Pengetahuan bukanlah kumpulan fakta dari suatu kenyataan
yang sedang dipelajari, tetapi merupakan konstruksi kognitif
seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun
lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah
ada di sana dan orang tinggal mengambilnya tetapi
merupakan suatu bentukan terus-menerus dari seseorang
yang setiap kali mengadakan reorganisa si karena
munculnya pemahaman yang baru (Paul Suparno, 1977).
• Von Glaserfeld menyebutkan beberapa kemampuan yang
diperlukan untuk proses pembentukan pengetahuan itu,
seperti:
• 1. Kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali
pengalaman;
• 2. Kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan
akan kesamaan dan perbedaan;
• 3. Kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman yang
satu daripada yang lain.
KB : 2
pendekatan pembelajaran experiential learning dan
multiple intelligence

A. Pendekatan Experiential Learning Untuk memahami makna,


experiential learning, yang berarti belajar melalui penghayatan
langsung atas pengalaman yang dialami, sebaiknya digunakan
pengertian baku yang dapat ditemukan dalam kepustakaan.
Hoover (Wisnubrata Hendrojuwana, 1990) mengungkapkan
bahwa: “Experiential Learning terjadi apabila siswa secara
pribadi bertanggung jawab atas proses pengetahuan,
keterampilan, dan/atau sikap dan situasi belajar yang ditandai
oleh taraf keterlibatan sangat aktif, baik secara kognitif, afektif,
maupun psikomotoris.”
Dengan demikian, mengandung arti bahwa ciri experiential
learning adalah sebagai berikut: 1. Keterlibatan siswa di
mana mereka aktif melakukan sesuatu, 2. Terjadi relevansi
terhadap topik pada experiential learning, 3. Tanggung
jawab siswa dalam experiential learning ditingkatkan, 4.
Penggunaan experiential learning bersifat luwes, baik
setting-nya, siswanya, maupun tipe pengalaman belajarnya
(termasuk tujuannya).
B. Pendekatan Multiple Intelligence Konsep dasar Multiple Intelligence diungkapkan
oleh Howard Gadner dalam bukunya “Frames of Mind: yang berbunyi “our culture
defined intelligence too narrowly” merupakan dasar pemikiran munculnya teori
Multiple Intelligence. Ia memandang bahwa ruang lingkup potensi manusia melebihi
skor IQ dan tidak terbatas hanya pada kemampuan memecahkan masalah dan
menghasilkan produk. Dalam perspektif pragmatis, konsep inteligensi mulai
kehilangan unsur mistisnya dan menjadi lebih fungsional. Gadner (Thomas Amstrong.
1994) telah melakukan pemetaan kemampuan manusia ke dalam tujuh kategori
intelegensi yang lebih komprehensif yaitu:
a. Kecerdasan bahasa
b. Kecerdasan matematika-logika
c. Kecerdasan pemahaman ruang
d. Kecerdasan musikal
e. Kecerdasan interpersonal f. Kecerdasan intrapersonal
Hal yang penting tentang teori Multiple Intelegence ialah:
a.Setiap individu memiliki ketujuh inteligensi yang unik,
b. Individu mengembangkan masing-masing inteligensinya sesuai dengan
tingkat tingkat perkembangan,
c. Masing-masing inteligensi saling memiliki keterkaitan menjadi sistem yang
kompleks, d. Terdapat beragam cara untuk menjadi inteligen dalam setiap
kategori inteligensi.
 Ada tujuh langkah yang harus ditempuh dalam mengembangkan kurikulum yang berbasis teori
multiple intelligence, yaitu:
 1. Fokuskan topik atau tujuan khusus, tetapkan apakah tujuan berskala besar (untuk jangka panjang),
atau bertujuan khusus (mendorong rencana pendidikan siswa secara individual). Tujuan harus
dinyatakan secara jelas dan singkat.
 2. Munculkan pertanyaan multiple intelligence.
 3. Pertimbangkan segala kemungkinan, pikirkanlah metode dan materi yang tepat bahkan tidak
tepat.
 4. Curah pendapat, kemukakan segala gagasan yang ada dalam pikiran dan usahakan satu ide
untuksatu intelligensi kemudian konsultasikan dengan kolega untuk membantu menstimulasi pikiran.
 5. Pilihlah aktivitas yang cocok, setelah semua gagasan lengkap maka tentukan pendekatan yang
benar-benar operasional dalam adegan pendidikan.
 6. Kembangkan urutan tindakan dengan menggunakan pendekatan yang telah dipilih rancanglah
rencana pelajaran dan tetapkan alokasi waktu untuk setiap hari pelajaran.
 7. Implementasikan rencana, kumpulkan materi yang dibutuhkan, pilihlah waktu yang tepat dan
kemudian laksanakan rencana belajar. Modifikasi dapat dilakukan selama proses implementasi
strategi.

Anda mungkin juga menyukai