Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, ANALISIS MENGENAI DAMPAK


LINGKUNGAN DAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Ekonomi Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam”

Dosen Pengampu:
Larasati Widoningtyas, M. Pd.

Disusun oleh Kelompok 1:


1. Aina Izzati Zuhria 126402211006
2. Muh. Ahsinil Umam 126402211033
3. Achmad Nasrulloh 126402212126
4. Adhimas Priyoga 126402212172
5. Nur Azizah 126402213208

KELAS VI-D
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
APRIL 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia
serta taufik hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah “Pengelolaan Lingkungan
Hidup, Analisis mengenai Dampak Lingkungan dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis.” ini
dengan lancar. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju
zaman terang benderang yakni agama Islam.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah yang dibimbing oleh Ibu
Larasati Widoningtyas, M. Pd. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu kami menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada:

1. Prof. Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I. selaku Rektor UIN SATU Tulungagung yang telah
memberikan kesempatan kepada kita untuk menimba ilmu di UIN SATU
Tulungagung.
2. Dr. Chusnul Chotimah, M.Ag. selaku Dekan FEBI
3. Dr. Muhamad Aqim Adlan, S.Ag, S.Pd, M.EI. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah
4. Dr. Binti Nur Asiyah, M.Si. selaku Koorprodi Ekonomi Syariah
5. Larasati Widoningtyas, M. Pd. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
tugas dan pengarahan kepada kami
6. Semua teman-teman ES-6D

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah


ini. Oleh sebab itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menjadi
acuan untuk masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi pembaca pada umumnya.

Tulungagung, 21 April 2024

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................ i

BAB 1 ...................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1

C. Tujuan........................................................................................................................ 2

BAB II ..................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3

A. Penduduk dan Kualitas Lingkungan.......................................................................... 3

B. Latar Belakang Perlunya AMDAL............................................................................ 4

C. Maksud dan Kegunaan AMDAL .............................................................................. 6

D. Penyusunan AMDAL ................................................................................................ 8

E. Dampak Lingkungan ................................................................................................. 9

F. Kajian Lingkungan Hidup Strategis ........................................................................ 11

BAB III .................................................................................................................................. 12

PENUTUP ............................................................................................................................. 12

A. Kesimpulan.............................................................................................................. 12

B. Saran ........................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 13


BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat saat ini, aktivitas
manusia semakin meningkat dan berdampak langsung pada lingkungan hidup. Mulai
dari industri, pertanian, hingga kegiatan sehari-hari, semuanya berpotensi
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, pengelolaan
lingkungan hidup menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan.
Pengelolaan lingkungan hidup yang baik dapat mencegah kerusakan
lingkungan, menjaga keseimbangan ekosistem, dan memastikan keberlanjutan
sumber daya alam untuk generasi mendatang. Namun, untuk melakukan pengelolaan
lingkungan yang efektif, diperlukan pemahaman yang mendalam tentang dampak
lingkungan yang ditimbulkan oleh berbagai aktivitas manusia.
Analisis mengenai dampak lingkungan adalah proses penilaian atau evaluasi
terhadap dampak positif dan negatif dari suatu rencana atau kegiatan terhadap
lingkungan. Analisis ini sangat penting untuk membantu dalam pengambilan
keputusan dan perencanaan yang berkelanjutan.
Selain itu, kajian lingkungan hidup strategis juga menjadi bagian penting
dalam pengelolaan lingkungan. Kajian ini melibatkan evaluasi strategis terhadap
dampak lingkungan dari kebijakan, rencana, dan program. Tujuannya adalah untuk
memastikan bahwa pertimbangan lingkungan diintegrasikan ke dalam semua
tingkatan pengambilan keputusan.
Melalui makalah ini, kami berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih
baik tentang pentingnya pengelolaan lingkungan hidup, analisis dampak lingkungan,
dan kajian lingkungan hidup strategis. Kami juga berharap makalah ini dapat menjadi
referensi yang berguna bagi pembaca dalam melakukan pengelolaan lingkungan yang
lebih baik dan berkelanjutan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Penduduk dan Kualitas Lingkungan?
2. Bagaimana Latar Belakang Perlunya AMDAL?
3. Apa Maksud dan Kegunaan AMDAL?
4. Bagaimana Penyusunan AMDAL?

1
5. Apa saja Dampak Lingkungan?
6. Bagaimana Kajian Lingkungan Hidup Strategis?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh penulis yaitu:
1. Untuk mengetahui Penduduk dan Kualitas Lingkungan
2. Untuk mengetahui Latar Belakang Perlunya AMDAL
3. Untuk mengetahui Maksud dan Kegunaan AMDAL
4. Untuk mengetahui Penyusunan AMDAL
5. Untuk Mengetahui Dampak Lingkungan
6. Untuk Mengetahui Kajian Lingkungan Hidup Strategis

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penduduk dan Kualitas Lingkungan

Pada umumnya kita sudah mengetahui kaitan antara kepadatan serta jumlah
penduduk dan kondisi lingkungan, dimana kota yang sangat padat penduduknya selalu
memiliki kualitas udara yang jelek, kotor dan berbau tidak sedap serta kualitas air yang
buruk pula. Keadaan tersebut menyarankan untuk adanya penekanan laju pertumbuhan
jumlah penduduk agar kondisi lingkungan tidak menjadi terlalu buruk. Dengan kata lain
program keluarga berencana tampak dapat digunakan untuk menanggulangi masalah
pencemaran, disamping pungutan-pungutan atau pajak-pajak terhadap limbah perusahaan
yang dibuang, peraturan-peraturan serta kebijakan-kebijakan pemerintah lainnya yang
dimaksudkan untuk mencegah pencemaran lingkungan.
Bertambahnya jumlah penduduk akan berarti bertambahnya tenaga kerja yang
bersama-sama dengan faktor produksi lain dan perbaikan teknologi mampu menghasilkan
keluaran. Namun derajat pencemaran juga merupakan fungsi dari tingkat keluaran. Jadi
pertambahan penduduk berakibat pada memburuknya kualitas lingkungan lewat
hubungan antara tersedianya tenaga kerja dan tingkat produksi dan pencemaran dalam
perekonomian.
Pengertian tentang kualitas lingkungan sangatlah penting karena ia merupakan dasar
dan pedoman untuk mencapai tujuan pengelolaan lingkungan. Perbincangan tentang
lingkungan berarti berbicara tentang mutu lingkungan. Mutu lingkungan sering dikaitkan
hanya dengan pencemaran, erosi dan banjir. Tidaklah mudah untuk menentukan apa yang
dimaksud dengan kualitas lingkungan, oleh karena persepsi orang terhadap kualitas
lingkungan berbeda-beda.
Dengan singkat dapatlah dikatakan kualitas lingkungan yang baik membuat orang
kerasan hidup dalam lingkungan tersebut. Perasaan kerasan itu disebabkan karena orang
mendapat rezeki yang cukup, iklim dan faktor alamiah lainnya yang sesuai dan
masyarakat merasa cocok pula. Pengelolaan lingkungan untuk mendapatkan kondisi yang
optimum, didasarkan pada pertimbangan untung rugi. Orang bersedia untuk mengurangi
atau mengorbankan suatu keuntungan untuk mendapatkan keuntungan lain atau
mengurangi suatu kerugian. Dengan demikian pada hakekatnya orang menganalisis
manfaat atau resiko lingkungan agar kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi secara

3
optimum.
Rezeki, udara yang segar dan kontak sosial merupakan kebutuhan hidup manusia.
Tidak semua kebutuhan hidup bersifat esensial, melainkan ada yang bersifat hanya
sekedar tambahan agar dapat menikmati hidup dengan lebih baik. Kebutuhan hidup yang
esensial disebut kebutuhan hidup dasar. Kebutuhan itu mutlak diperlukan untuk dapat
hidup dengan sehat, aman, dan manusiawi.
Hubungan antara sumber alam, jumlah penduduk dan kualitas hidup dapat
digambarkan sebagai berikut.

Atau

Dimana; Rkh adalah kualitas hidup; R adalah jumlah sumber alam yang tersedia; N
adalah populasi manusia; C merupakan konsumsi perkapita (primer, sekunder, dan
tertier). Makin rendah nilai Rkh makin rendah pula kualitas hidup manusia. 1
B. Latar Belakang Perlunya AMDAL

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pertama kali dicetuskan


berdasarkan atas ketentuan yang tercantum dalam pasal 16 Undang-Undang No. 4 tahun
1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok Pengelolaan Linkungan Hidup. Sebagai
penjabaran pasal 16 tersebuut, di undangkan suatu Peraturan Pemerintah No. 29 tahun
1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pada tanggal 5 Juni
1986. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1986 tersebut berlaku efektif pada tanggal 5
Juni 1987 yang mulai selang satu tahun setelah ditetapkan. Hal tersebut diperlukan karena
masih perlu waktu untuk menyusun kriteria dampak terhadap lingkungan sosial
mengingat definisi lingkungan yang menganut paham holistik yaitu tidak saja mengenai
lingkungan fisik atau kimia saja namun meliputi pula lingkungan sosial.
Berdasarkan penerapan Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1986 tersebut dilakukan
deregulasi dan untuk mencapai efesiensi maka Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1986
diganti dengan Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 1993 yang di undangkan pada tanggal
taggal 23 Oktober 1993. Perubahan tersebuut mengandung suatu cara untuk

1 Almasdi Syahza. 2017. "Ekonomi Sumber Daya Manusia dan Alam". Hal. 116-117

4
mempersingkat lamanya penyusunan AMDAL dengan mengintrodusir penetapan usaha
dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL dengan keputusan Menteri Lingkungan Hidup.
Dengan ditetapkannya Undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (UU PLH), maka Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 1993 perlu
diganti dengan PP No. 27 tahun 1999 yang ditetapkan pada tanggal 7 Mei 1999.
Perubahan besarnya terdapat dalam Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 adalah
dihapuskannya semua komisi AMDAL Pusat dan diganti dengan satu komisi Penilai
Pusat yang ada di Kementrian Lingkungan Hidup. Di daerah yaitu provinsi, mempunyai
Komisi Penilai Daerah. Apabila penilaian tersebut tidak layak lingkungan maka instansi
yang berwenang boleh menolak permohonan ijin yang diajukan pemrakarsa. Suatu hal
yang lebih ditekankan dalam Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 adalah keterbukaan
informasi dan peran masyarakat. Dalam rangka penyusunan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan, Menteri Negara Lingkungan Hidup membuat Keputusan Meneteri Negara
Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 yang memuat tentang Pedoman Umum
Penyusunan Analisis mengenai Dampak Lingkungan. 2
Implementasi AMDAL sangat perlu disosialisasikan tidak hanya kepada masyarakat
namum perlu juga pada para calon investor agar dapat mengetahui perihal AMDAL di
Indonesia. Karena proses pembangunan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat secara ekonomi, sosial, dan budaya. Dengan implementasi AMDAL yang
sesuai dengan aturan yang ada, maka di harapkan akan berdampak positif.
Dampak dapat bernilai positif yang berarti memberi manfaat bagi kehidupan
manusia, dan dapat berarti negatif yaitu timbulnya resiko yang merugikan masyarakat.
Dampak positif pembangunan sangatlah banyak, diantaranya adalah meningkatnya
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara merata; meningkatnya pertumbuhan
ekonomi secara bertahap; meningkatnya kemampuan dan penguasaan teknologi;
memperluas dan memeratakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha; dan
menunjang dan memperkuat stabilitas nasional yang sehat dan dinamis dalam rangka
memperkokoh ketahanan nasional. Akan tetapi banyak orang lebih atau memperhatikan
dampak negatif dari pada dampak positif. Bahkan umumnya dampak positif diabaikan.
Dalam konteks Analisis Dampak Lingkungan penelitian dampak dilakukan karena adanya
rencana aktivitas manusia dalam pembangunan.
Adanya pembangunan ialah karena adanya kebutuhan untuk menaikan kesejahteraan

2 Reda Rizal. 2016. "Studi Kelayakan Lingkungan". Hal. 25-26

5
rakyat. Pembangunan itu dijabarkan ke dalam program dalam berbagai bidang yang
selanjutnya dirinci ke dalam proyek. Walaupun Analisis Dampak Lingkungan dapat
digunakan untuk menganalisis dampak yang diprakirakan akan ditimbulkan oleh
program, namun pada umumnya Analisis Dampak Lingkungan digunakan pada tingkat
proyek.
Pada dasarnya setiap pembangunan menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan.
Dampak lingkungan ini ada yang bersifat positif maupun negatif. Oleh karena itu, setiap
rencana pembangunan perlu disertai dengan wawasan jauh ke depan tentang
kemungkinan timbulnya dampak tersebut. AMDAL merupakan bagian dari perencanaan
awal yang dapat menentukan apakah pembangunan tersebut dapat dilaksanakan atau
tidak. Dari hasil AMDAL dapat diketahui apakah proyek pembangunan berpotensi
menimbulkan dampak atau tidak. Apabila berdampak besar terutama yang negatif, tentu
saja proyek tersebut tidak boleh dibangun atau boleh dibangun dengan persyaratan
tertentu agar dampak negatif tersebut dapat dikurangi sampai tidak membahayakan
lingkungan.
C. Maksud dan Kegunaan AMDAL

a) Secara umum fungsi dan manfaat AMDAL antara lain adalah;


Fungsi;
1. Memberi masukan dalam pengambilan keputusan bagi pemerintah dan
pengelola kegiatan;
2. Memberi pedoman dalam upaya pencegahan, pengendalian dan pemantauan
dampak lingkungan hidup; dan
3. Memberikan informasi dan data bagi perencanaan pembangunan suatu
wilayah.

b) Manfaat;
1. Mengetahui sejak awal dampak positif dan dampak negatif akibat kegiatan
pembangunan proyek;
2. Menjamin aspek keberlanjutan kegiatan-kegiatan proyek pembangunan
3. Menghemat penggunaan Sumber Daya Alam;
4. Kemudahan dalam memperoleh perizinan dan memperoleh kredit bank.

6
c) Manfaat AMDAL dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu; 1)
manfaat AMDAL bagi pemilik usaha/kegiatan, 2) manfaat AMDAL bagi
pemerintah, 3) manfaat AMDAL bagi masyarakat, dan 4) manfaat AMDAL
bagi lingkungan.

d) Manfaat AMDAL bagi Pemilik Usaha/Kegiatan (Pemrakarsa Proyek):

- AMDAL memberikan gambaran yang jelas atas kondisi lingkungan hidup


setempat baik biogeofisik, sosial ekonomi dan budaya masyarakat di
sekitar lokasi usaha/kegiatan/proyek yang dikelola.

- AMDAL memberikan gambaran yang jelas atas manfaat, risiko dan


sasaran usaha/kegiatan/proyek yang dikelola.

- AMDAL dapat dijadikan sebagai bahan pengujian secara komprehensif


atas perencanaan proyek sehingga pemilik usaha/kegiatan/proyek dapat
memperkecil risiko dan kelemahan-kelemahan usaha/kegiatan/ proyek.

- AMDAL dapat dijadikan sebagai landasan perencanaan pengelolaan


lingkungan yang lebih baik dan merupakan bagian dari pengelolaan
pembangunan usaha/kegiatan/proyek secara keseluruhan.

- AMDAL dapat dijadikan sebagai alat untuk berargumentasi dan


menghindari kemungkinan terjadinya konflik terutama bila timbul masalah
lingkungan di daerah tersebut..

- AMDAL dapat dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan partisipasi


masyarakat di sekitar lokasi usaha/kegiatan/proyek terhadap pengamanan
dan keselamatan usaha/kegiatan/proyek.

e) Manfaat AMDAL bagi Pemerintah:


a. AMDAL dapat dimanfaatkan pemerintah untuk mengontrol pengelolaan
lingkungan oleh pemilik usaha/kegiatan/proyek.
b. AMDAL dapat dimanfaatkan pemerintah untuk mengontrol penggunaan
sumberdaya alam dan lingkungan oleh oleh pemilik usaha/kegiatan/ proyek.
c. AMDAL dapat dimanfaatkan pemerintah untuk mencegah kerusakan dan
pemborosan paenggunaan sumberdaya baik yang digunakan oleh pemilik
usaha/kegiatan/proyek atau oleh pihak lain.

7
d. AMDAL dapat dimanfaatkan pemerintah untuk menghindari konflik
dengan proyek lainnya maupun masyarakat di sekitar lokasi proyek.
e. Menjamin manfaat yang jelas atas suatu kegiatan/usaha/proyek bagi
masyarakat umum.
f. Memberikan jaminan bagi keberlanjutan pembangunan.
g. Meningkatkan tanggungjawab semua pihak terhadap pengelolaan
lingkungan.
h. AMDAL dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi perencanaan
pembangunan wilayah.
i. AMDAL berguna bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
j. AMDAL berguna untuk kepentingan penelitian terkait dan pengembangan
penelitian.

f) Manfaat AMDAL bagi Masyarakat:


a. AMDAL dapat dimanfaatkan masyarakat untuk mengontrol pengelolaan
lingkungan oleh pemilik usaha/kegiatan/proyek.
b. AMDAL dapat dimanfaatkan masyarakat untuk mengontrol penggunaan
sumberdaya alam dan lingkungan oleh oleh pemilik usaha/kegiatan/ proyek.
c. AMDAL dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menambah ilmu
pengetahuan dan teknologi.

g) Manfaat AMDAL bagi Lingkungan Hidup:


a. Terpeliharanya kualitas lingkungan secara baik.
b. Terjaminnya ketersediaan sumberdaya alam secara berkelanjutan.

D. Penyusunan Amdal
Menyusun AMDAL sama artinya dengan membuat dugaan mengenai apa yang
akan terjadi terhadap lingkungan hidup bila suatu proyek dibangun. Karena kemampuan
seseorang dan banyak aspek yang harus diperhatikan dalam menganalisis dampak
lingkungan suatu proyek, maka harus dilibatkan banyak ahli yang multidisiplin, seperti
misalnya harus ada ahli biologi, ahli hukum, ahli sosiologi, ahli teknik lingkungan, dokter
kesehatan masyarakat, ahli ekonomi lingkungan dan sebagainya.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menyusun AMDAL adalah:
Membuat langkah pendahuluan yaitu menyusun rona awal ling- kungan, membuat dugaan

8
dampak, baru membuat laporan AMDAL. Dalam langkah pendahuluan ini sebuah tim
peneliti harus disusun ter lebih dahulu, kemudian mempelajari peraturan dan perundang-
undang- an pemerintah, balk di pusat maupun di daerah, macam proyek dan lokasi
proyek, serta mempelajari dokumen ataupun literatur yang ber- sangkutan dengan proyek
yang akan dikembangkan.
Mengenai rona lingkungan awal yang dimaksud ialah memulai studi lapangan
diikuti dengan analisis laboratorium. Dalam tahap ini secara rinci akan dibuat metodologi
AMDAL yang akan digunakan sesuai dengan proyeknya, menetapkan lingkungan yang
akan diteliti beserta ukuran-ukuran yang akan dipakai. Di samping itu akan ditetapkan
pula metode analisisnya; setelah itu pelaksanaan tugas lapangan dan analisis laboratorium
dilaksanakan.
Langkah yang sangat penting adalah pembuatan dugaan terhadap dampak
lingkungan yang mungkin timbul dari adanya proyek tersebut. Namun demikian langkah
ini cukup sulit, karena tergantung pada keahlian dan pengalaman si peneliti. Dalam tahap
ini peneliti harus mencoba membandingkan keadaan sebelum dan sesudah proyek atau
keadaan tanpa dan dengan proyek. Di samping itu perlu diketahui bagai- mana rencana
pemerintah pusat dan rencana pemerintah daerah di lokasi proyek tersebut. Dalam tahap
ini harus sudah disusun cara-cara menanggulangi dampak negatif yang mungkin timbul.
Sebagai langkah berikutnya ialah menyusun laporan AMDAL yang merupakan
titik kulminasi dari kegiatan pendugaan, yaitu suatu pen- dapat tim peneliti secara
keseluruhan mengenai dampak lingkungan yang akan ditimbulkan oleh adanya suatu
proyek. Pendapat ini sudah didukung dengan data dan informasi yang lengkap atas dasar
penelitian dan pengamatan yang sudah dilaksanakan.3
E. Dampak Lingkungan
Dalam mencoba untuk melakukan pendugaan dampak suatu proyek, kita akan
membatasi diri pada dampak yang dapat digolongkan sebagai dampak sosial ekonomi
yang kemudian harus dapat dinilai dalam rupiah. Dampak yang dapat diperhitungkan dari
adanya suatu proyek sangat tergantung umum kita perlu membedakan antara dampak
langsung (direct impacts) dan dampak tidak langsung (Indirect impacts) atau antara
dampak primer (primary impacts) dan dampak sekunder (secondary impacts). Di antara
berbagai dampak Itu ada dampak yang sifatnya mudah dinilal dengan uang (tangible
impacts) dan sukar dinilai dengan uang (intangible impacts).

3 M. Suparmoko, Sumber Daya Alam dan Lingkungan, (Yogyakarta: BPFE, 2015), hlm. 258-260

9
Dari sudut pandang ekonomi, adanya suatu proyek akan dapat menimbulkan biaya
(korban) maupun manfaat. Korban dari adanya suatu proyek seringkali berupa
pengeluaran yang langsung dilaksanakan oleh proyek sebagai biaya, dan korban yang
berupa kehilangan sesuatu yang ada sebelumnya (foregone earnings) karena digantikan
dengan jenis barang baru. Sebagai misal karena dibangunnya suatu dam atau bendungan
(proyek Pemerintah), terpaksa suatu desa harus digenangi air, dan penduduknya harus
pindah dari tempat Itu. Termasuk yang digenangi adalah sawah, rumah, gedung sekolah,
tempat ibadah, dan juga kuburan nenek moyang mereka, serta pemandangan lama yang
ada sebelum dibangunnya proyek tersebut. Ini semua sifatnya irreversible (tak dapat
dikembalikan seperti bentuk semula). Sedangkan yang termasuk manfaat dari adanya
proyek adalah munculnya produk atau barang baru seperti peningkatan produksi padi,
terciptanya pusat listrik tenaga air, tempat rekreasi baru yang berupa danau atau tempat
pemancingan, maupun lapangan kerja baru. 4
Guna mengetahui apakah proyek Itu layak atau tidak dikembangkan dari sudut
pandangan ekonomi, kita harus dapat memberikan nilal terhadap semua korban maupun
semua manfaat, kemudian membandingkannya.
Demikian pula bila proyek itu sifatnya perorangan, maka semua korban dan
manfaat harus diperhitungkan. Hanya saja bila proyek Ini bersifat perorangan atau proyek
swasta, akan ada kecenderungan untuk tidak menghitung semua biaya atau korban yang
mungkin ditimbulkan oleh proyek tersebut. Biasanya biaya yang dihitung hanya biaya
yang sungguh-sungguh dikeluarkan oleh perusahaan atau orang yang bersangkutan
sebagai biaya privat atau disebut pula sebagai "Explicit Costs" atau "Business Costs",
sedangkan biaya atau korban yang terpaksa diderita oleh orang lain atau pihak di luar
perusahaan itu sebagai biaya eksternal atau disebut "External Costs" atau "Environment
Costs" dan tidak dimasukkan dalam perhitungan biaya mereka. Oleh karena itu seringkali
harga jual barang yang dihasilkan oleh perusahaan itu cenderung lebih murah dan proyek
cenderung layak untuk diteruskan. Oleh karena itu agar keputusan mengenai layak atau
tidaknya suatu proyek benar-benar mencerminkan kesejahteraan masyarakat semua jenis
biaya dan manfaat seyogyanya dimasukkan. Biaya-biaya external itu harus diinternalkan,
agar mencerminkan keadaan yang sebenarnya.5

4 Hufschmidt, Maynard M. et al. 1983. Environment, Natural Systems, and Development, An Economic
Valuation Guide. Baltimore: Johns Hopkins University Press
5 Partidário, M. R. (1999). Strategic Environmental Assessment — principles and potential, ch 4, in Petts, Judith

(Ed.), Handbook on Environmental Impact Assessment, 60–73. Blackwell, London

10
F. Kajian Lingkungan Hidup Strategis
KLHS didefinisikan sebagai analisis sistematis, menyeluruh, dan partisipatif
yang bertujuan menjamin bahwa prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam proses pembangunan daerah dan penyusunan KRP
[2], di antaranya KLHS pada umumnya dilakukan untuk penyusunan dan/atau
peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Pembangunan
(RPJM dan RPJP) Daerah.
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah kajian yang harus dilakukan
pemerintah daerah sebelum memberikan izin pengelolaan lahan maupun hutan. KLHS
tertuang dalam UU No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Pembuatan KLHS ditujukan untuk memastikan penerapan prinsip
pembangunan berkelanjutan dalam pembangunan suatu wilayah, serta penyusunan
kebijakan dan program pemerintah.
Menurut undang-undang tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup, KLHS harus dilakukan dalam penyusunan dan evaluasi rencana tata ruang
wilayah, rencana pembangunan jangka menengah dan panjang, kebijakan dan program
yang berpotensi menimbulkan dampak dan atau risiko terhadap lingkungan hidup.
Mekanisme pelaksanaan KLHS meliputi pengkajian pengaruh kebijakan,
rencana, dan program terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah, perumusan
alternatif penyempurnaan kebijakan dan program serta rekomendasi perbaikan untuk
pengambilan keputusan kebijakan dan program yang mengintegrasikan prinsip
pembangunan berkelanjutan. KLHS sendiri menurut ketentuan harus memuat kajian
mengenai kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk
pembangunan; perkiraan mengenai dampak dan risiko terhadap lingkungan hidup. 6

6 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

11
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Bertambahnya jumlah penduduk akan berarti bertambahnya tenaga kerja yang
bersama-sama dengan faktor produksi lain dan perbaikan teknologi mampu
menghasilkan keluaran. Namun derajat pencemaran juga merupakan fungsi dari
tingkat keluaran. Jadi pertambahan penduduk berakibat pada memburuknya kualitas
lingkungan lewat hubungan antara tersedianya tenaga kerja dan tingkat produksi dan
pencemaran dalam perekonomian.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pertama kali dicetuskan
berdasarkan atas ketentuan yang tercantum dalam pasal 16 Undang-Undang No. 4
tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok Pengelolaan Linkungan Hidup.
Sebagai penjabaran pasal 16 tersebuut, di undangkan suatu Peraturan Pemerintah No.
29 tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pada
tanggal 5 Juni 1986. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1986 tersebut berlaku efektif
pada tanggal 5 Juni 1987 yang mulai selang satu tahun setelah ditetapkan.
Menyusun AMDAL sama artinya dengan membuat dugaan mengenai apa yang
akan terjadi terhadap lingkungan hidup bila suatu proyek dibangun. Karena
kemampuan seseorang dan banyak aspek yang harus diperhatikan dalam menganalisis
dampak lingkungan suatu proyek, maka harus dilibatkan banyak ahli yang
multidisiplin, seperti misalnya harus ada ahli biologi, ahli hukum, ahli sosiologi, ahli
teknik lingkungan, dokter kesehatan masyarakat, ahli ekonomi lingkungan
dan sebagainya.
B. Saran
Demikian makalah ini kami selesaikan sebagai salah satu tugas perkuliahan
semester 6. Namun dari kelompok 01 sebagai penyusun, menyadari terdapat
kekurangan maupun kekhilafan dalam menyelesaikan makalah ini. Maka, kami sangat
mengharapkan dari para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang baik guna
peningkatan kualitas dalam penulisan makalah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Syahza, Almasdi. 2017. "Ekonomi Sumber Daya Manusia dan Alam". Pekanbaru: UR Press
Rizal, Reda. 2016. "Studi Kelayakan Lingkungan". Jakarta: Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
Hufschmidt, Maynard M. et al. 1983. Environment, Natural Systems, and Development, An
Economic Valuation Guide. Baltimore: Johns Hopkins University Press
Partidário, M. R. (1999). Strategic Environmental Assessment — principles and potential, ch
4, in Petts, Judith (Ed.), Handbook on Environmental Impact Assessment, 60–73.
Blackwell, London.
Suparmoko, M. 2015. Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Yogyakarta: BPFE.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.

13
STUDI KASUS
Walhi Sebut Longsor di Citraland karena Siteplan Tak Sesuai Amdal

Longsor yang terjadi di Perumahan Citraland, Bandar Lampung diduga karena siteplan
tidak sesuai analisis dampak lingkungan (amdal). Hal itu disampaikan Ketua Wahana
Lingkungan Hidup (Walhi) Lampung Irfan Tri Musri.Irfan menjelaskan, ada pula
kemungkinan konstruksi bangunan tidak dikerjakan sesuai standar yang baik.“Ditambah lagi,
curah hujan yang belakangan tinggi dan masif,” kata Irfan, Selasa (26/1/2021).
Irfan mengatakan, ada kemungkinan rekomendasi dampak lingkungan yang tertua dalam
amdal tidak dilaksanakan oleh pengembang.“Sehingga menimbulkan bencana longsor di
daerah itu,” kata Irfan.“Tentunya ini harus menjadi perhatian yang serius pemerintah dan
pengembang bangunan,” sambungnya.Menurut Irfan, jangan sampai terjadi peristiwa longsor
kembali terulang.“Oke, hari ini longsor hanya menimpa kompleks Citraland. Bagaimana
longsor tersebut merugikan ekosistem penduduk dan wilayah lainnya,” kata Irfan.“Tentu
persoalan ini akan melebar,” sambungnya.
Irfan mengatakan, secara aturan RT/RW, wilayah Citraland itu memang diperuntukkan
kawasan usaha.“Permukiman kepadatan sedang dan kepadatan tinggi. Namun secara teknis,
wilayah perbukitan atau wilayah lereng tidak juga dijadikan sebagai lokasi perumahan,”
ujarnya.“Dalam amdal dijelaskan bagaimana pengembang ini melakukan upaya-upaya
pencegahan longsor. Upaya pencegahan dampak-dampak lainnya. Harusnya itu landasan
menjadi bagi pengembang dalam melakukan aktivitas,” ungkap Irfan.“Karena jika amdalnya
atau UKL dan UPL-nya dilaksanakan, tidak mungkin terjadi longsor di wilayah itu,”
tutupnya. (Tribunlampung.co.id/Dominius Desmantri Barus)
Pandangan Kelompok
Menurut Kelompok kami Longsor di Citraland karena siteplan tak sesuai Amdal
menunjukkan betapa pentingnya kepatuhan terhadap peraturan lingkungan. Ini menyoroti
urgensi untuk mengutamakan lingkungan dalam perencanaan pembangunan. Langkah-
langkah perbaikan dan pemantauan yang lebih ketat diperlukan untuk mencegah kejadian
serupa di masa depan.
Selain itu Longsor di Citraland karena siteplan tidak sesuai dengan Amdal menyoroti
pentingnya kepatuhan terhadap peraturan lingkungan dalam pembangunan. Hal ini
menunjukkan perlunya penegakan hukum yang lebih ketat dan pengawasan yang lebih
cermat untuk mencegah kerugian lingkungan yang serupa di masa depan.

14
Sumber referensi: BPK RI. 2021. dalam " https://lampung.tribunnews.com/2021/01/26/walhi-
sebut-longsor-di-citraland-karena-siteplan-tak-sesuai-amdal ". Diakses pada 21 April 2024

15

Anda mungkin juga menyukai