Oleh :
1. Putri Nur Radika Sari NIM 1810312620005
2. Puteri Zulkifli NIM 1710312620023
3. Danu Aris Kurniawan NIM 1810312610021
4. Ariqah Azizah NIM 1810312620009
5. Evelyn Ninies Fazwiyanthi NIM 1810312620006
6. Maisya Amalia Ramadhan NIM 1810312620043
7. M. Ilham Husaini NIM 1810312610033
8. Samsul Arifin NIM 1810312610039
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Etika Bisnis dengan judul “Bisnis,
Lingkungan, Dan Keberlanjutan (Sustainability) “
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari dosen pengajar, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................5
C. Tujuan Masalah.................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.................................................................................................................................6
A. Tanggung Jawab Bisnis terhadap Lingkungan: Pendekatan Pasar..............................6
B. Tanggung Jawab Lingkungan dari Bisnis: Pendekatan Peraturan...............................7
C. Tanggung Jawab Lingkungan Perusahaan: Pendekatan Keberlanjutan......................8
D. Peluang Bisnis dalam Ekonomi yang Berkelanjutan....................................................10
E. Prinsip-prinsip untuk bisnis yang berkelanjutan..........................................................11
F. Kesetaraan, Ekonomi dan Ekologi.................................................................................12
PENUTUP...........................................................................................................................................18
KESIMPULAN.................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Seluruh umat manusia bergantung pada lingkungan alam untuk dapat bertahan
hidup: air bersih, udara segar, tanah dan lautan yang subur, lapisan ozon yang tebal,
biosfer yang menjaga keseimbangan iklim yang rapuh, dll. Maka Kepentingan pribadi
manusia merupakan jawaban yang paling jelas untuk menjawab ketiga pertanyaan di
atas. Dalam sebuah buku berjudul Collapse, seorang ahli geografi bernama Jared
Diamond mendokumentasikan berapa banyaknya kebudayaan yang menderita dan
hancur akibat terjadinya degradasi lingkungan. Mulai dari revolusi Industri yang
terjadi pada abad ke 18 dan 19. Kemudian awal ke-21, bumi diklaim mengalami
periode kepunahan spesies terbesar. Manusia pun ikut terancam oleh perubahan iklim
global. Setiap perubahan lingkungan yang terjadi secara luas ini diakibatkan oleh
kegiatan manusia, khususnya oleh perkembangan masyarakat industri modern.
Pola kehidupan manusia pada masa lalu sering melampaui batas dari
kemampuan lingkungan setempat untuk menopang kehidupan manusia. Degradasi
lingkungan telah dilokalisasi pada sebuah wilayah tertentu dan jarang memengaruhi
lebih dari satu generasi. Namun sebagian isu lingkungan saat ini berpotensi untuk
memberikan pengaruh buruk di seluruh dunia dan mengubah hidup manusia
selamanya. Perubahan iklim global, punahnya spesies, erosi tanah dan deserification
(perubahan lahan subur menjadi gersang), dan limbah nuklir akan mengancam
kehidupan manusia hingga masa depan yang tidak terhingga. Ilmu ekologi dan
pemahamannya mengenai sistem-sistem alam yang saling tekait membantu kita untuk
memahami betapa manusia sangat bergantung pada ekosistem.
Jika dulu, kita pernah berpikir bahwa limbah yang terkubur akan hilang
selamanya, sekarang terdapat pemahaman bahwa limbah yang dikubur di dalam tanah
akan meracuni air tanah dan mengontaminasi air minum untuk wilayah yang luas dan
dalam jangka waktu yang sama. Sekarang kita pun memahami bahwa pestisida
terakumulasi ke dalam keseluruhan rantai makanan dan menimbulkan bahaya terbesar,
tidak hanya pada predator tingkat atas, namun juga sampai kepada manusia. Jika dulu
kita berpikir bahwa ikan yang ada di lautan tidak akan pernah habis untuk ditangkap
nelayan dan bahwa atmostfer terlalu luas untuk dapat diubah manusia, sekarang kita
memahami bahwa keseimbangan lingkungan yang tepat sangatlah penting untuk
memelihara sistem yang menunjang kehidupan. Berbagai pendapat dan gerakan terjadi
di dunia ini sehubungan dengan lingkungan dan binatang yang status moralnya telah
menjadi nilai lingkungan yang, dapat diperdebatkan, telah menciptakan tantangan
besar bagi bisnis.
Dalam pendapat utilitarianisme, pandangan menyatakan tanggung jawab etis
untuk meminimalkan rasa sakit pada binatang. Menyebabkan rasa sakit yang tidak
perlu adalah salah secara etis; oleh karena itu tindakan yang membuat binatang
menanggung rasa sakit yang tidak perlu adalah salah secara etis. Jika kita hubungkan
dengan pendapat Kant, kita memiliki tugas untuk tidak memperlakukan binatang
hanya sebagai obyek dan sarana untuk mencapai tujuan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah kisaran nilai memainkan peran dalam pengambilan keputusan?
2. Apa saja perbedaan antara lingkungan berdasarkan psar dan berdasarkan
peraturan?
3. Apa saja tanggung jawab perusahaan atas lingkungan dari setiap pendekatan?
4. Apa saja kelemahan dari ketergantungan tunggal pada pendekatan
berdasarkan pasar?
5. Apa saja kelemahan dari kebijakan berdasarkan peraturan?
6. Bagaimana penjelasan dari pembangunan berkelanjutan dan bisnis yang
berkelanjutan?
7. Apa saja peluang bisnis yang terkait dengan gerakan menuju berkelanjutan?
8. Bagaimana gambaran dari prinsip-prinsip efesiensi ekologi, biomimikri, dan
pelayanan berkelanjutan?
C.Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui kisaran nilai yang memainkan peran dalam pengembilan
keputusan
2. Untuk mengetahui perbedaan antara kebijakan lingkungan berdasarkan pasar
dan berdasarkan peraturan
3. Untuk mengetahui tanggung jawab perusahaan atas lingkungan dari setiap
pendekatan
4. Untuk mengidentifikasi kelemahan dari ketergantungan tunggal pada
pendekatan berdasarkan pasar
5. Untuk mengidentifikasi kelemahan kebijakan berdasarkan peraturan
6. Untuk mendefiniskan dan menjelaskan pembangunan yang berkelanjutan dan
bisnis yang berkelanjutan
7. Untuk menyoroti peluang bisnis terkait dengan gerakan menuju
keberlanjutan
8. Untuk menggambarkan prinsip-prinsip efisiensi ekologi, biomimicri, dan
pelayanan berkelanjutan
BAB II
PEMBAHASAN
Pertama model ini tidak membedakan sumber daya alam dari faktor produksi
lainnya. Model ini tidak menjelaskan asal dari sumber daya. Sumber daya hanyalah hal-hal
dimiliki oleh rumah tangga seperti tenaga kerja, modal, dan keahlian wirausaha, yang dapat
dijual kepada bisnis.
Kedua adalah bahwa model ini memperlakukan pertumbuhan ekonomi sebagai
solusi atas semua penyakit sosial dan tidak memiliki batasan. Agar dapat mengikuti
pertumbuhan penduduk, ekonomi harus tumbuh. Agar dapat menyediakan standar hidup
yang lebih tinggi, ekonomi harus tumbuh. Untuk mengurangi kemiskinan, kelaparan, dan
penyakit, ekonomi harus tumbuh. Kemungkinan bahwa ekonomi tidak dapat tumbuh sampai
waktu yang tidak terbatas bukanlah bagian dari model ini.
Menurut banyak perkiraan, perekonomian dunia perlu tumbuh sekitar 5 sampai 10
kali lipat dalam 50 tahun kedepan agar dapat membawa standar hidup populasi di negara
berkembang saat ini sejajar dengan standar hidup penduduk di negara industri. Namun
dalam 50 tahun tersebut, jumlah populasi dunia akan meningkat sebesar lebih dari 3 miliar
orang, sebagian besar dari mereka akan dilahirkan dalam perekonomian termiskin di dunia.
Dan tentu saja satu-satunya sumber bagi semua kegiatan ekonomi adalah kapasitas produktif
dari bumi itu sendiri.
Herman Daly berargumen bahwa ekonomi neoklasik, dengan penekanannya pada
pertumbuhan ekonomi sebagai tujuan dari kebijakan ekonomi, pada akhirnya akan gagal
memenuhi tantangan ini kecuali pandangan ini menyadari bahwa ekonomi hanyalah sebuah
subsistem di dalam biosfer bumi.
Pertama, model berkelanjutan mengakui bahwa ekonomi berada di dalam biosfer
yang terbatas yang terdiri dari sebuah lapisan yang melingkupi permukaan bumi dengan luas
hanya beberapa mil. Dari hukum termodinamika pertama (konservasi energi/materi),
diketahui bahwa materi dan energi sesungguhnya tidak dapat “diciptakan”, materi atau
energi hanya dapat ditransfer dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain:, ada energi yang
hilang pada setiap tahapan dari kegiatan ekonomi.
Konsisten dengan hukum termodinamika yang kedua (entropi meningkat di dalam
sistem penutup), jumlah energi yang dapat dipakai akan menurun seiring waktu. "energi
limbah" terus menerus meninggalkan sistem ekonomi sehingga energi baru dengan entropi
rendah harus mengalir secara konstan ke dalam sistem. Pada akhirnya, satu-satunya sumber
energi dengan entropi rendah adalah matahari. Ketiga, model ini tidak lagi memperlakukan
sumber daya alam sebagai sebuah faktor produksi yang sama dan tidak dapat dijelaskan
yang muncul dari rumah tangga. Sumber daya alam berasal dari biosfer dan tidak diciptakan
ex nihilo (dari ketiadaan). Pada akhirnya, pola ini mengakui bahwa limbah diproduksi pada
setiap tahapan kegiatan ekonomi dan kemudian dibuang kembali ke dalam biosfer.
Kesimpulan yang harus diambil dari model yang baru ini relatif mudah dalam jangka
panjang, sumber daya dan energi tidak dapat di pakai, dan limbah tidak dapat dihasilkan,
pada tingkat di mana biosfer tidak dapat menggantikan atau menyerap mereka tanpa
membahayakan kemampuan untuk menunjang kehidupan manusia. Inilah yang disebutkan
oleh daly sebagai "batasan biosfisik untuk pertumbuhan". Biosfer dapat menghasilkan
sumber daya secara tak terbatas, dan dapat menyerap limbah secara tak terbatas, namun
hanya pada tingkat tertentu dan dengan jenis kegiatan ekonomi tertentu. Inilah tujuan dari
perkembangan yang berkelanjutan. Menemukan tingkat dan jenis kegiatan ekonomi ini dan
dengan demikian menciptakan praktik bisnis yang berkelanjutan adalah tanggung jawab
lingkungan perusahaan yang utama.
Pertama, keberlanjutan adalah strategi jangka panjang yang bijak, bisnis perlu
mengadopsi praktik yang berkelanjutan untuk menjamin kelangsungan hidup dalam jangka
panjang. Perusahaan yang gagal beradaptasi terhadap kurva dari penurunan ketersediaan
sumber daya alam dan kenaikan permintaan yang saling mengerucut berisiko kehilangan
kelangsungan hidup mereka sendiri.
Kedua, potensi pasar yang besar yang belum terpenuhi di antara perekonomian dunia
yang sedang berkembang hanya dapat dipenuhi dengan cara berkelanjutan , dasar dari
piramida ekonomi menunjukkan pasar dari perekonomian yang terbesar dan memiliki
pertumbuhan tercepat dalam sejarah manusia. meskipun begitu, besarnya ukuran pasar itu
sendiri membuatnya tidak mungkin untuk memenuhi permintaan ini dengan praktik industri
abad ke-19 dan ke-20 yang merusak lingkungan.
Ketiga, penghematan biaya yang signifikan dapat dicapai melalui praktik yang
berkelanjutan, bisnis melakukan penghematan biaya yang signifikan untuk dapat bergerak
maju menuju efisiensi lingkungan. Meminimalkan limbah adalah hal yang masuk akal atas
dasar finansial maupun lingkungan.
Ke empat, terdapat keunggulan kompetitif bagi bisnis yang berkelanjutan, yaitu
melayani konsumen yang peduli lingkungan dan menikmati sebuah keunggulan kompetitif
untuk menarik para karyawan yang memiliki rasa bangga dan puas karena bekerja di
perusahaan yang maju.
Terakhir, keberlanjutan adalah strategi manajemen risiko yang baik. Perusahaan
yang mengambil inisiatif untuk bergerak ke arah keberlanjutan kemungkinan juga akan
menjadi perusahaan yang menetapkan standar dari praktik terbaik dalam bidangnya.
Kita dapat menyimpulkan bagian sebelumnya dengan merefleksikan model
pengambilan keputusan yang diterapkan dalam keseluruhan teks ini. Fakta menyarankan
bahwa biosfer bumi berada di bawah tekanan dan ini diakibatkan oleh jenis pertumbuhan
ekonomi global yang masyarakat yang konsumtif dan berorientasi pada industri.
Gambar peraga B
Pertama, terdapat lebih banyak anggota kelompok dari kelas yang berada di dasar
piramida ini daripada kelas orang-orang kaya yang berada di puncak piramida.
Kedua, terutama dilihat dari perspektif global, banyak dari golongan orang
termiskin memiliki kebutuhan pokok yang dapat dipenuhi tanpa membutuhkan
investasi modal yang besar. Ketiga, menaikkan standar orang-orang yang tidak
beruntung secara sosioekonomi dapat membantu mengubah hambatan sosial
menjadi kontribusi sosial.
KESIMPULAN
Hasil akhir bagi kita adalah bahwa bisnis kita tidak membutuhkan peraturan untuk
dapat memberikan keberlanjutan, mereka membutuhkan kepekaan bisnis yang
baik.Tanggung jawab terhadap lingkungan adalah tentang keadilan, bukan kemurahan hati.
Perusahaan sebagai warga negara yang dapat dan memengaruhi kehidupan warga negara
lainnya, mempunyai kewajiban untuk bertindak sebagai warga negara yang bertanggung
jawab terhadap lingkungan. Lebih jauh lagi, pengambilan keputusan bisnis yang baik
menuntut adanya perhatian terhadap keprihatinan para pemegang kepentingan seperti isu-isu
mengenai lingkungan.
Penting untuk diingat bahwa walaupun perusahaan hanya merupakan sebuah badan
hukum yang bersifat artifisial, individu-individu yang menjadi anggotanya bersifat nyata.
Meskipun perusahaan mungkin tidak peduli terhadap lingkungan, para pemegang
kepentingannya bergantung pada kelangsungan hidup dari lingkungan. Keberlanjutan bukan
hanya sebuah pendekatan masa depan, melainkan pendekatan yang akan memberikan kita
masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Hartman, L., Desjardins, Joe. ((2008). Etika Bisnis: Pengambilan Keputusan untuk
Integritas Pribadi dan Tanggung Jawab Sosial. Jakarta: Erlangga