Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan adalah memiliki suatu
tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan
dalam segala aspek operasional perusahaan. CSR berhubungan erat dengan "pembangunan
berkelanjutan", di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan
aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan,
misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan
lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
Dalam pelaksanaan CSR terdapat aspek yang disebut dengan The Triple Bottom Line,
yaitu dimana teori ini memberikan pandangan bahwa jika sebuah perusahaan ingin
mempertahankan kelangsungan hidupnya, maka perusahaan tersebut harus memperhatikan
3P. Selain mengejar keuntungan ( profit ), perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat
pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat ( people ) dan turut berkontribusi aktif dalam
menjaga kelestarian lingkungan ( planet ) ( Yusuf Wibisono, 2007 ). Tujuan dilaksanakannya
The Triple Bottom Line adalah mewujudkan pembangunan berkelanjutan (sustainability
development) yang secara konsisten mendorong keseimbangan ekonomi, sosial dan
lingkungan demi mengakomodasi kepentingan stakeholders.
Sebagai suatu perusahaan terbesar, BCA aktif melaksanakan program tanggung jawab
sosial (Corporate Social Responsibility – CSR) di Indonesia. Di bawah naungan program
“Bakti BCA”, BCA memberikan pendanaan dan menyediakan bantuan logistik melalui
berbagai program CSR untuk sektor pendidikan, edukasi perbankan, pemberdayaan Usaha
Kecil Menengah (UKM), kesehatan, pelestarian lingkungan, dan bantuan penanggulangan
bencana alam. Tahun ke tahun BCA terus dikenal sebagai Bank yang memiliki banyak
keunggulan dan nilai bagus, terbukti dari banyaknya penghargaan yang telah diperoleh dari
berbagai pihak, antara lain prestasi berupa penghargaan Program & People of the Year 2012,
Indonesia Best Brand Award Best Brand Platinum 2012, dan BCA meraih penghargaan
dalam ajang Warta Ekonomi - Indonesia Most Admired Companies 2013 yang berarti BCA
merupakan salah satu perusahaan yang paling diidamkan serta masih banyak lagi bentuk
penghargaan lainnya. Reputasi yang telah diperoleh PT Bank Central Asia, Tbk., tidak lepas
dari dukungan manajemen termasuk seorang praktisi humas di dalamnya. PT Bank Central
Asia, Tbk., memiliki humas yang berada di bawah naungan Corporate Secretary yang
membantu perusahaan untuk menjalankan fungsi Public Relationsnya yaitu menjadi
penghubung antara perusahaan dengan publik internal dan eksternal nya.

1.2 Pokok Permasalahan


Berdasarkan latar belakang tersebut diatas yang menjadi pokok permasalahannya
adalah Apakah dalam menjalankan program CSR nya BCA telah sesuai dengan aspek CSR
yaitu The Triple Bottom Line ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui program CSR yang dijalan kan
BCA sesuai dengan aspek CSR yaitu The Triple Bottom Line.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian CSR


 Pengertian secara umum : Tindakan atau konsep yang dilakukan perusahaan
sebagai bentuk tanggung jawab terhadap sosial dan lingkungan sekitar tempat
perusahaan berada
 Kotler dan Nancy (2005) : Komitmen perusahaan untuk meningkatkan
kesejahteraan komunitas melalui praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan
sebagian sumber daya perusahaan kepada stakeholder
 Wibisono (2007) : Bisnis yang dilakukan secara transparan dan terbuka serta
berdasarkan pada nilai-nilai moral dan menjunjung tinggi rasa hormat kepada
karyawan, komunitas dan lingkungan
 World Business Council for Sustainable Development : Komitmen
berkesinambungan dari kalangan bisnis, untuk berperilaku etis dan memberi
kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan
karyawan dan keluarganya serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada
umumnya

2.1.2 Aspek The Triple Bottom Line


 Profit yaitu Perusahaan tetap berorientasi mencari keuntungan ekonomis yang
memungkinkan perusahaan untuk dapat terus beroperasi dan berkembang
 People yaitu Perusahaan memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan umat
manusia, melalui: program beasiswa bagi anak yang tidak mampu, pendirian
sarana pendidikan dan kesehatan, dan sebagainya
 Planet yaitu Perusahaan peduli terhadap kelestarian lingkungan hidup dan
keberlanjutan keanekaragaman hayati, melalui: penghijauan lingkungan hidup,
melakukan reboisasi dan rehabilitasi dan sebagainya
2.1.3 Konsep Triple Bottom Line dan Pembangunan Berkelanjutan

 Keberlanjutan Ekonomi yaitu pembangunan yang dapat menghasilkan barang dan


jasa secara kontinyu untuk menjaga keberlangsungan pemerintahan dan
menghindari ketidakseimbangan sektoral
 Keberlanjutan Sosial yaitu sistem yang mampu mencapai kesetaraan,
menyediakan layanan sosial, termasuk kesehatan, pendidikan, gender, dan
akuntabilitas politik
 Keberlanjutan Lingkungan yaitu perusahaan peduli terhadap kelestarian
lingkungan hidup dan keberlanjutan keanekaragaman hayati, melalui: penghijauan
lingkungan hidup, melakukan reboisasi dan rehabilitasi

2.1.4 Merumuskan Program CSR

 Engagement : pendekatan awal kepada masyarakat agar terjalin komunikasi dan


relasi yang baik
 Assessment : identifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat yang akan dijadikan
dasar dalam merumuskan program
 Plan of Action : merumuskan rencana aksi dengan memperhatikan aspirasi dari
stakeholders
 Action and Facilitation : menerapkan program yang telah disepakati bersama
 Evaluation and Termination or Reformation : Menilai keberhasilan pelaksanaan
program CSR di lapangan
2.1.5 Manfaat Implementasi CSR Melalui Konsep Triple Bottom Line

 Brand Differentation : CSR dapat memberikan citra perusahaan yang khas, baik,
dan etis di mata publik yang akan menciptakan customer loyalty
 Human Resources : CSR dapat membantu proses perekrutan karyawan baru
terutama yang memiliki kualifikasi tinggi, karena akan mempengaruhi persepsi,
reputasi, dan dedikasi karyawan dalam bekerja
 License to Operate : CSR dapat mempermudah perusahaan untuk mendapatkan
ijin usaha dari pemerintah
 Risk Management : CSR berguna bagi perusahaan untuk manajemen risiko atau
mengelola risiko bisnis untuk tetap menjaga reputasi perusahaan yang telah
dibangun bertahun-tahun
BAB III

PEMBAHASAN

3. 1 Gambaran Umum Perusahaan

PT. Bank Central Asia, Tbk (BCA) didirikan di Negara Republik Indonesia dengan
Akta Notaris Raden Mas Soeprapto tanggal 10 Agustus 1955 No. 38 dengan nama “N.V.
Perseroan Dagang Dan Industri Semarang Kniting Factory”. Akta ini disetujui oleh Mentri
Kehakiman dengan No. J.A.5/89/19 tanggal 10 Oktober 1955 dan diumumkan dalam
Tambahan No. 595 pada Berita Negara No. 62 tanggal 3 Agustus 1956. Nama bank telah
diubah beberapa kali, terakhir berdasarkan Akta Wargio Suhardjo, S.H., pengganti Ridwan
Suselo, tanggal 21 Mei 1974 No. 144, nama bank diubah menjadi PT. Bank Central Asia. PT.
Bank Central Asia berkedudukan di Jakarta dengan kantor pusat di Jalan Jendral Sudirman
kav. 22-23 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Jakarta) pada tanggal 31 Mei
2000. Bank Central Asia mulai beroprasi di bidang perbankan sejak tanggal 12 Oktober
1956. Sesuai dengan pasal 3 dari Anggaran Dasarnya, bank beroprasi sebagai bank umum.
Bank bergerak di bidang perbankan dan jasa keuangan lainnya sesuai dengan peraturan yang
berlaku di Indonesia.

3.2 Evaluasi Permasalahan

Kegiatan CSR yang terkait dengan aspek The Triple Bottom Line yaitu :
3.2.1 Profit
Berdasarkan pengertiannya dalam hal proft BCA melakukan kegiatan mencari
keuntungan ekonomis yang memungkinkan perusahaan untuk dapat terus beroperasi dan
berkembang. Kegiatan tersebut hampir sama dengan yang dilakukan bank lainnya seperti
program kartu kredit, program kredit konsumen untuk kredit kendaraan atau rumah.

3.2.2 People
Pada bagian people ( seseorang ) yaitu perusahaan melakukan kegiatan yang
berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat . Solusi Cerdas BCA merupakan program Bakti BCA
yang berkaitan dengan bidang pendidikan. Beragam program dikembangkan BCA sebagai
implementasi peran aktif BCA dalam mendukung pengembangan pendidikan generasi muda
Indonesia, sebagai penerus pembangunan bangsa. BCA meyakini bahwa kualitas manusia sangat
menentukan keberhasilan pembangunan suatu negara karena dengan penduduk yang berkualitas
berbagai potensi ekonomi dan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia dapat diolah dan
dikelola dengan baik. Untuk itulah, melalui pilar Solusi Cerdas BCA, BCA mendukung upaya
meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia Indonesia, khususnya generasi
muda dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) mendatang.

1. Program Pendidikan Akuntansi (PPA) Non-Gelar


Program Pendidikan Akuntansi (PPA) Non-Gelar merupakan salah satu program
CSR BCA dalam dunia pendidikan. Diluncurkan tahun 1996, program ini bertujuan
untuk memberikan pendidikan non¬gelar tanpa dipungut biaya bagi lulusan SMA atau
sederajat yang memiliki prestasi akademik baik namun memiliki kendala keuangan
sehingga tidak dapat melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Program
pendidikan ini tidak hanya dirancang untuk memberi peserta didik pengetahuan mengenai
akuntansi dan penerapannya dalam dunia perbankan, namun juga diarahkan untuk
membentuk mereka menjadi calon pekerja dengan karakter yang berkualitas. Itu
sebabnya, selama mengikuti PPA non gelar, peserta juga mendapat pembekalan soft skill,
seperti kepemimpinan, teamwork, pembentukan karakter, grooming, financial planning.

2. Program Pendidikan Teknologi Informasi (PPTI) Non-Gelar


Pesatnya perkembangan Teknologi Informasi dan meningkatnya peran Teknologi
Informasi dalam industri perbankan modern telah mendorong peningkatan kebutuhan
SDM di bidang TI, tidak hanya dalam hal kuantitas, namun juga dalam hal kualitas.
Untuk dapat mengimbangi peningkatan kebutuhan SDM dan perkembangan Teknologi
Informasi dalam industri perbankan, mulai tahun 2013 BCA membuka Program
Pendidikan Teknologi Informasi BCA (PPTI BCA) Non-Gelar. Program ini adalah
program pendidikan setara S1 non gelar yang tidak dipungut biaya dan ditujukan bagi
lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang
ingin melanjutkan pendidikan atau mengembangkan kemampuan dalam bidang teknologi
informasi
3. Program Magang Bakti BCA
Program mulai dikembangkan pada Oktober 2002. Magang Bakti BCA ditujukan
bagi lulusan SMA hingga S1 yang ingin bekerja dalam industri perbankan. Peserta
program ini akan mengikuti proses pelatihan dan permagangan selama satu tahun tanpa
ikatan dinas, di mana mereka akan dibekali dengan pengalaman magang di bidang
operasional perbankan dan ilmu lainnya yang menunjang. Peserta akan dibimbing oleh
karyawan senior BCA di mana mereka ditempatkan. Program Magang Bakti BCA
memberi kesempatan peserta magang untuk mendapatkan pengalaman operasional
sebagai CSO (Customer Service Officer) atau sebagai teller. Peserta magang akan
menjalani serangkaian program pelatihan, antara lain menghitung dan menyortir uang
secara aman, pengetahuan tentang produk BCA, cara mengidentifikasi keaslian Rupiah,
keterampilan sebagai teller/customer service officer (CSO), simulasi mini-banking dan
kerahasiaan bank, dan lain sebagainya. Selain keterampilan dan pengetahuan, peserta
magang juga akan dibekali dengan soft skill, seperti motivasi dan perawatan diri. Setelah
menyelesaikan program ini, peserta magang dengan kinerja terbaik akan mendapatkan
beasiswa untuk melanjutkan pendidikan.

4. Beasiswa Bakti BCA


Sejak tahun 1999, BCA menjalankan program Beasiswa Bakti BCA. Program ini
ditujukan bagi mahasiswa Strata Satu (S1) yang berprestasi namun memiliki kendala
finansial. Diharapkan program tersebut dapat meningkatkan motivasi belajar dan
membantu mereka menyelesaikan pendidikan. Beasiswa Bakti BCA meliputi uang kuliah
(SPP) dan/ atau bantuan uang saku. Dalam pelaksanaannya, BCA bekerja sama dengan
sejumlah perguruan tinggi terkemuka di Indonesia, seperti UI, ITB, Unpad, IPB, Undip,
UGM, Unbraw, ITS, Unair, Udayana, USU, dan lain-lain. BCA juga menjalin kerja sama
dengan beberapa yayasan, seperti Yayasan Paramadina, Yayasan Perbanas, Yayasan
Karya Salemba Empat, dan STEKPI dalam memberikan beasiswa pendidikan untuk
mahasiswa berprestasi
3.2.3 Planet
Dalam aspek planet kegiatan CSR yang dilakukan melakui :

1. Green Building
Menara BCA merupakan salah satu wujud komitmen BCA dalam pelestarian lingkungan
hidup. Gedung ini adalah salah satu gedung pertama di Indonesia yang meraih sertifikat
Greenship EB Platinum, peringkat tertinggi dalam sertifikasi Green Building. Sertifikat tersebut
dikeluarkan oleh Green Building Council Indonesia (GBCI), sebuah lembaga swadaya nonprofit,
anggota dari World Green Building Council (WGBC) yang berpusat di Toronto, Kanada. Hingga
saat ini baru enam gedung di Indonesia yang telah memiliki sertifikat Greenship. Dibanding
gedung sejenis, Menara BCA mampu menghemat konsumsi energi listrik sebesar 35% atau
setara penurunan emisi gas karbon dioksida (CO2) sebesar 6.360 ton per tahun. Salah satu faktor
yang membuat gedung ini mampu menekan konsumsi energinya adalah penggunaan lampu LED
(lightemitting diode), yang mampu menghemat listrik hingga 70% dan sekaligus menurunkan
beban kerja AC karena hampir tidak ada panas yang dilepaskan oleh lampu. Selain itu, kaca luar
gedung memakai teknologi insulated glazing yang dapat mengurangi panas yang masuk ke
dalam ruangan tanpa mengurangi intensitas cahaya secara signifikan. Tidak hanya di Menara
BCA, tahun 2014 beberapa gedung KCU dan KCP baru juga sudah menggunakan lampu LED
diantaranya: KCU Margonda, KCU Asia Medan, KCU Kota, KCP Sentral Cikini, KCP Taman
Palem, KCP Kepa Duri, KCP Slompretan, KCP Buah
Batu dan KCP Padalarang.

2. Earth Hour
Earth Hour adalah sebuah kegiatan global yang dicetuskan oleh WWF dan dilaksanakan
setiap hari Sabtu terakhir pada Maret di setiap tahun. Kegiatan ini berupa pemadaman lampu
yang tidak diperlukan selama satu jam, sebagai bentuk upaya penyadaran akan bahaya perubahan
iklim. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, BCA kembali berpartisipasi dengan memadamkan
penerangan logo BCA, dan penerangan outdoor lainnya selama satu jam, pada tanggal 23 Maret
2014 antara pukul 20:30 sampai dengan 21:30 WIB.
3. Program Penanaman Pohon
BCA mulai secara aktif mendukung dan bekerja sama dengan WWF (World Wildlife
Fund) Indonesia sejak tahun 2010, melalui program NEW trees WWF Indonesia. Sebuah
program reforestasi yang dikelola WWF Indonesia. Program reforestasi ini merupakan salah satu
upaya untuk mengatasi pemanasan global dan mendukung pelestarian lingkungan hidup. Inisiatif
ini merupakan cara inovatif untuk membantu menghutankan kembali taman nasional, dan
memantau pohon dengan menggunakan geotag, di mana setiap pohon diberi label yang
menunjukkan lokasi geografisnya dan dapat dipantau pertumbuhannya. Sebagai kesinambungan
dari partisipasi aktif BCA dalam pengelolaan lingkungan hidup, maka pada September 2014,
BCA kembali memberikan donasi untuk mendukung upaya rehabilitasi hutan pusat konservasi
penyu di Pangumbahan, Ujung Genteng, Sukabumi Selatan, Jawa Barat, berupa penanaman
2.000 pohon pada lahan seluas 5 hektar. Sebuah daerah yang juga merupakan daerah konservasi
penyu. Diharapkan dengan terpeliharanya kawasan hutan tersebut dapat mengoptimalkan dan
mendukung upaya pelestarian penyu. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mendukung
komitmen pemerintah dalam mengurangi emisi gas rumah kaca Indonesia sebesar 26% dengan
upaya sendiri pada 2020.

4. Penanaman Bibit Hutan Bakau atau Mangrove:


Sebagai kelanjutan dari program penanamanbibit bakau yang dilakukan BCA
beberapa tahun yang lalu, pada 2014 BCA kembali mendukung program penanaman
bibit mangrove. Pada November 2014, BCA mendukung program gerakan
penanaman 55.000 bibit mangrove di hutan Mangrove Tol Sedyatmo, Pantai Indah
Kapuk, Jakarta. Program yang melibatkan kurang lebih 1.000 sukarelawan dari
berbagai elemen masyarakat ini diprakarsai oleh Fakultas Ekonomi Unika Atma Jaya,
Kementerian Kelautan & Perikanan Republik Indonesia, Dinas Kelautan & Perikanan
Provinsi DKI Jakarta, serta Pemda DKI Jakarta. Sebelumnya BCA juga mendukung
penanaman mangrove di kawasan Pantura Jawa terkait penjualan ORI 010.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa :
1. BCA telah secara konsisten menjalankan kegiatan CSR, hal ini dikarenakan
BCA telah menganggap bahwa CSR bukanlah sebagai komponen biaya yang
akan mengurangi keuntungan perusahaan.
2. CSR BCA dapat dikelompokkan dalam kelompok biru yaitu kelompok dimana
perusahaan yang menilai praktik CSR sebagai bentuk investasi, bukan biaya
sehingga akan memberikan dampak positif kegiatan usahanya
3. Dalam aspek CSR The Triple Bottom Line BCA mampu menjalankan konsep
tersebut dengan baik terlihat dari berbagai program CSR yang dijalankannya.

4.2 Saran
Berdasarkan simpulan tersebut dapat disarankan agar BCA tetap menjalankan
program CSR yang telah ada atau mengembangkan model CSR lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

 Modul Perkuliahan
 http://komaladewiani.blogspot.co.id/2016/10/analisis-csr-pt-bank-central-asia-
bca.html
 TanggungJawabSosialPerusahaan.pdf
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang
Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat meyelesai makalah ini sebagai bahan
presentasi mata kuliah CSR yang berjudul “ The Triple Bottom Line BCA “
Penulis menyadari sepenuhnya hahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan yang disebabkan keterbatasan kemampuan serta pengalaman
penulis. Namun demikian makalah ini diharapakan dapat memberikan manfaat baui yang
berkepentingan.

Denpasar, 27 Februari 2017

Penulis
THE TRIPLE BOTTOM LINE BCA

Oleh :

Ni Made Wahyuning Dwi Rahayu


1.15.2.10274

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL

2017

Anda mungkin juga menyukai