Case Study
The (Un)Social Network: Facebook IPO
Pertanyaan kasus:
1. Jelaskan manfaat dan kerugian struktur pembagian kelas ganda untuk
mengendalikan dan pemegang saham non-pengendali. Jenis perusahaan apa
yang lebih cenderung untuk mengadopsi struktur saham seperti itu ?
Jawaban:
Manfaat struktur pembagian kelas ganda adalah
Biasanya saham yang mempunyai suara lebih tinggi akan ditawarkan terlebih dahulu kepada
pendiri perusahaan & eksekutif perusahaan sehingga mereka dapat mengendalikan
perusahaan apabila ada sesuatu keputusan yang harus diambil. Tanpa takut pemegang saham
minoritas dapat mengambil keputusan yang tidak diinginkan.
Kerugian struktur pembagian kelas ganda adalah :
Kerugian dari struktur pembagian saham kelas ganda lebih kepada shareholder yang
mempunyai saham yang Kelas nya lebih kecil, karena suara mereka mungkin akan kalah
apabila ada sesuatu yang mebutuhkan vote dari para pemegang saham, sehingga sulit bagi
mereka mengendalikan perusahaan, dan harus menerima apa yang diputuskan oleh pemegang
saham yang lebih tinggi yaitu pemegang saham penggendali.
Perusahaan yang lebih cocok menganut system pembagian struktur saham
Perusahaan yang lebih cocok menganut system pembagian struktur saham adalah Family
Company. Karena dengan adanya struktur pembagian kelas saham dimana saham yang satu
mempunyai hak suara lebih banyak maka pemilik perusahaan sebagai penditri dapat membeli
saham tersebut, sehingaa apabila RUPS untuk mendapatkan suatu keputusan, pendiri
perusahan sebagai pemgang saham dengan suara mayoritas dapat mengendalikan perusahaan
dengan suara yang dimilikinya, mereka tidak perlu khawatir pemegang saham yang lain
mengendalikan perusahaan tersebut.
Contoh perusahaan keluarga yaitu : Walmart, Samsung
5. Menurut Anda, siapa yang harus disalahkan atas IPO Facebook yang gagal, jika
ada? Mengapa?
Jawaban:
Yang patut disalahkan adalah:
Facebook dan Penjamin Emisi
Facebook ,lebih tepat nya manjemen facebook karena tidak menjalankan Kesetaraan,
Akuntabilitas, dan Transparansi kepada calon Investor. Jika terdapat perubahan target
dan estimasi terkait informasi material seharusnya. Facebook sudah mengerti tentang
hak dan kewajibannya, Banyak sekali hak –hak pemegang saham yang sesuai dengan
G/20 2015 dan KNKG yang tidak dijalankan facebook.
Penjamin emisi atas penawaran perdana saham FB, analisa yang dilakukan oleh
Morgan Stanley tidak dilakukan secara menyeluruh. Terdapat informasi material yang
seharusnya dipublikasikan kepada seluruh investor atas perubahan target pendapatan
Facebook, dan mengenai harga saham yang terlampau tinggi saat IPO.
NASDAQ
NASDAQ dalam hal ini pun turut andil sebagai salah satu penyebab terpuruknya nilai
saham FB dalam bursa. Saat pelaksanaan IPO Facebook sistem terjadi kesalahan
teknis dan delay order selama 30 menit yang mengakibatkan kekacauan aksi investor
untuk membeli dan menjual sahamnya. Hal tersebut telah mengakibatkan kerugian
kepada investor jutaan dollar.
Case Study
Sebagai bank Swiss terbesar dan penyedia layanan keuangan terkemuka, UBS memiliki
kehadiran global di lebih dari 50 negara dengan sekitar 60.000 karyawan yang menyediakan
layanan perbankan investasi, manajemen aset, dan manajemen kekayaan.
Tahun 1998 : UBS telah menjadi pengelola aset kekayaan swasta terbesar di dunia, mengikuti
informasinya, bank dengan cepat melanjutkan untuk mengejar ambisinya menjadi kekuatan
global dalam perbankan investasi dengan berkembang pesat ke pasar Amerika Serikat (AS).
Tahun 2003 : bank investasi UBS di dunia, dan merupakan salah satu bank investasi dengan
biaya perolehan tertinggi secara global.
Tahun 2007 : UBS merupakan bank besar yang paling banyak diuntungkan di seluruh dunia,
dengan asetnya jauh melebihi total ekuitasnya, kemudian pada pertengahan Maret 2007,
penyaluran bank lebih dari 100 miliar dolar AS ke sekuritas yang didukung aset
menyebabkan kerugian besar selama krisis subprime mortgage. UBS kemudian menerima
bailout/jaminan keuangan substansial dari pemerintah Swiss dan salah satu pemegang saham
terbesar bank, pemerintah perusahaan investasi Singapura (GIC), lebih lanjut menyuntikkan
US $ 9,7 Miliar ke Bank.
15 September 2011 : UBS menderita kerugian besar, diperkirakan US $ 2,3 miliar, yang
timbul dari perdagangan tidak sah yang diduga dilakukan oleh Kweku Adoboli, seorang
karyawan di Divisi GSE (Group Synthetic Equities) UBS.
Jadi inti kasusnya ada perdagangan yang tidak sah dari Adoboli. Dia bisa melakukan hal
perdagangan yang menyangkut uang besar, karena sikap Grubel sebagai CEO yang lebih
suka jika perusahaan masuk dalam transaksi2 dengan risiko yang lebih tinggi lagi.
Pertanyaan kasus:
1. Apa saja mekanisme kontrol dan pemantauan di UBS sebelum skandal itu
terjadi? Mengomentari efektivitas mekanisme ini dan bagaimana kekurangan
tersebut memberikan peluang untuk terjadinya skandal perdagangan.
Jawaban:
- Perdagangan ETF dikendalikan dan dipantau oleh tiga fungsi back office yang
terpisah, yaitu: Operation, Product Control (PC) dan Market Risk (MR), serta manajer
lini yang mengawasi pedagang. Tanggung jawab utama dari unit operasi adalah untuk
memastikan bahwa perdagangan yang dilakukan dicatat secara akurat dan diproses
dengan benar. Unit PC ditugaskan untuk melakukan pemeriksaan dan memastikan
pelaporan laba dan rugi yang benar (P &L) dari setiap pedagang. Departemen MR
bertanggung jawab atas pelaporan dan analisis risiko pasar harian. Manajer lini
memastikan bahwa batas risiko dipatuhi dan melaporkan pelanggaran apa pun kepada
manajemen. Pada banyak kesempatan di mana batas risiko yang dilanggar telah
dibawa untuk menjadi perhatian manajer lini. Akan tetapi, pelanggaran terhadap
instruksi kepatuhan tetap tidak dapat ditentang dan peringatan yang diberikan tidak
diinvestigasi. Sehingga, tidak menimbulkan keraguan pada bagian unit operasi
meskipun ada kesalahan rekonsiliasi yang belum terselesaikan walaupun diikuti
dengan penjelasan yang mencurigakan dan tidak memuaskan. Personil PC hanya
menerima penjelasan traders untuk anomali tanpa analisis yang memadai dan tanpa
disadari bahwa bagian unit PC belum menghasilkan laporan kontrol yang penting
selama beberapa bulan. Selain itu, UBS tidak memaksakan ambang persetujuan atau
meminta bukti untuk penyesuaian P &L, sehingga memberikan kesempatan bagi
traders untuk menyembunyikan kerugian mereka, sistem risiko pasar ETF juga tidak
secara otomatis memantau posisi perdagangan terkait dengan batas risiko yang telah
ditetapkan sebelumnya. Manajer lini tidak yakin apa fungsi dan tanggung jawab
mereka dalam memantau meja ETF.
- Personel dalam fungsi kontrol diduga tidak kompeten dan memiliki pemahaman yang
buruk tentang aktivitas perdagangan terkait ETF. Mereka melihat peran mereka
sebagai fungsi pendukung daripada sebagai mekanisme kontrol. Selain itu, definisi
yang buruk tentang peran dan tanggung jawab tertentu serta kurangnya pelatihan yang
tepat dan penting untuk menavigasi kompleksitas dari perdagangan ETF, kebingungan
pengawas memperburuk dan kemampuan pengawas membahayakan untuk secara
efektif menjalankan tugasnya sehingga kekurangan tersebut dapat memberikan
peluang terjadinya skandal perdagangan.
Jawaban:
Di bawah kepemimpinan Gruber, bank melakukan aktivitas bisnis yang lebih berisiko untuk
meningkatkan keuntungan, termasuk perdagangan kepemilikan yang mencari peluang dengan
leverage yang lebih tinggi menggunakan sumber daya bank sendiri. Di divisi perbankan
investasi, batas risiko meningkat, dan hukuman untuk pengambilan risiko berlebihan
diabaikan demi menghasilkan laba. Secara khusus, UBS dituduh memberi penghargaan
kepada para pedagang yang telah melanggar aturan kepatuhan yang berkaitan dengan
transaksi akun pribadi dan pemrogram manajemen tingkat penyebaran. Ini mengirimkan
sinyal bahwa pengambilan risiko yang berlebihan dan ketidakpatuhan aturan dapat diterima
untuk keuntungan, sehingga mendorong perilaku mencari-risiko seperti itu.Ada juga tanda-
tanda bahwa manajemen senior mengabaikan pentingnya fungsi pengawasan dan pemantauan
dalam organisasi bank yang dibuktikan oleh kurangnya kontrol penyelarasan infrastruktur
selama pengalihan meja ETF dari pembagian ekuitas tunai (CE) ke divisi GSE. Tanggung
jawab atas kontrol produk terus dipegang oleh tim CE meskipun transfer dilakukan. Dalam
banyak kesempatan, manajemen senior mengorbankan efektivitas kontrol untuk efisiensi
proses.Pengambilan risiko timbul dari perdagangan tidak sah yang diduga dilakukan oleh
Kweku Adoboli, seorang karyawan di Divisi Global Synthetic Equtities (GSE) UBS. Adoboli
adalah direktur di tim perdagangan GSE UBS di Exchange-Traded Funds (ETF) London dan
telah bertanggung jawab untuk portofolio perusahaan dengan aset sebesar US $ 50 Miliar
Dolar. Untuk mempertahankan status ‘star’ di bank, ia mulai meningkatkan eksposur
risikonya untuk mendapatkan keuntungan lebih besar, yang mengakibatkan kerugian lebih
besar ketika terjadi kegagalan. Dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang ia
peroleh sebagai analis pada saat di posisi “back office”, Adoboli mulai terlibat dalam
perdagangan yang tidak sah, memasukkan informasi palsu ke dalam sistem komputer untuk
menyembunyikan risiko yang dia ambil. Perdagangan yang semakin berisiko menghasilkan
pendapatan dan kerugian yang bergejolak dan ia sembunyikan dengan menggunakan berbagai
mekanisme terlarang, termasuk posisi perdagangan berjangka satu sisi, penundaan
pemesanan transaksi, transaksi fiktif dengan tanggal penyelesaian ditangguhkan, dan
mekanisme penyembunyian yang disebutnya “Umbrella”. Selain itu, hubungan antara traders
dan pengawas hanya berdasarkan oleh tingkat kepercayaan yang tinggi. Pengawas sering
tidak mempertanyakan traders mengenai peningkatan pendapatan yang tidak biasa dalam
perdagangan eksklusif tersebut. Departemen risiko operasional UBS juga menempatkan
kepercayaan tingkat tinggi pada front office dan penilaian risiko mereka sendiri. Berdasarkan
kerangka kerja internal penilaian risiko mereka, departemen risiko operasional tidak
memaksakan persyaratan untuk bukti atau pengujian substantif yang harus dilakukan untuk
memvalidasi hasil self-assessment. Selain itu, self-assessment hanya dilakukan setiap tahun,
sehingga menyajikan kemungkinan kekurangan kontrol yang tidak terdeteksi untuk jangka
waktu yang panjang.
3. Haruskah dewan direksi bertanggung jawab bersama dengan CEO UBS? Apa
yang harus dilakukan Komite Risiko sebelum skandal berkembang sepenuhnya?
Apa saja tantangan yang mungkin dihadapi oleh komite dalam mencegah
skandal seperti itu?
Jawaban:
- BOD harus bertanggung jawab bersama CEO UBS, karena dalam hal ini BOD
bertanggung jawab untuk mengawasi arahan grup dan memantau serta mengawasi
bisnis dan memberikan laporannya kepada CEO UBS. Group Executive Board (GEB)
juga bertanggung jawab atas manajemen eksekutif dan bertanggung jawab kepada
Direksi untuk keseluruhan hasil keuangan UBS.
- Yang harus dilakukan Risk Committee (RC) adalah bertanggung jawab untuk
meninjau kembali kerangka kerja manajemen risiko dan pengendalian bank, serta
sebaiknya komite melakukan pertemuan dengan Group Chief Officers dan CEO dari
divisi perbankan yang berbeda untuk memastikan mereka terus memperbarui
pelaksanaan manajemen risiko dan kontrol. RC juga memiliki kewajiban untuk
mengajukan pertanyaan yang masuk akal tentang kemungkinan defisiensi yang
terdeteksi dalam kontrol dan mekanisme pengawasan bank.
- Tantangan yang dihadapi oleh komite untuk mencegah skandal ini adalah personel
dalam fungsi kontrol yang tidak kompeten dan memiliki pemahaman yang buruk
tentang aktivitas perdagangan terkait ETF. Mereka melihat peran mereka sebagai
fungsi pendukung daripada sebagai mekanisme kontrol. Selain itu, definisi yang
buruk tentang peran dan tanggung jawab tertentu serta kurangnya pelatihan yang tepat
dan penting untuk menavigasi kompleksitas dari perdagangan ETF, kebingungan
pengawas memperburuk dan kemampuan pengawas membahayakan untuk secara
efektif menjalankan tugasnya sehingga kekurangan tersebut dapat memberikan
peluang terjadinya skandal perdagangan.
Jawaban:
5. Apa celah peraturan yang berkontribusi pada perdagangan tidak sah? Bisakah
regulator memainkan peran yang lebih besar dalam pemerintahan lembaga
keuangan dengan aktivitas perdagangan berat?
Jawaban:
- Celah peraturan yang berkontribusi dan mengakibatkan perdagangan tidak sah adalah
karena dalam konvensi bank Eropa, tidak ada konfirmasi posisi dari fungsi keuangan
bank, serta tidak adanya control risiko dan audit diperlukan sebelum
melakukan/melanjutkan perdagangan. Investigasi menemukan bahwa Adoboli telah
memanfaatkan celah ini dalam regulasi ETF untuk mendistorsi besarnya eksposur
risiko yang timbul dari perdagangan, sehingga memungkinkan dia untuk
menyembunyikan pelanggarannya terhadap batas risiko yang ditetapkan dan dengan
demikian memajukan perdagangan fiktifnya.
- Regulator dapat memainkan peran yang lebih besar dalam pengaturan lembaga
keuangan, dan dengan adanya kejadian ini telah mendorong perbankan global dan
regulator sekuritas untuk meningkatkan pengawasan terhadap peraturan ETF.
Regulator sedang mempertimbangkan aturan baru yang ketat yang mendiktekan
jumlah dan kualitas jaminan yang diperlukan oleh penyedia ETF, dan memberlakukan
persyaratan bagi manajer dana untuk mengungkapkan lebih banyak tingkat detail
terkait dengan pihak rekanannya. Undang-undang perbankan Swiss mengharuskan
UBS beroperasi di bawah struktur dua dewan yang ketat yang terdiri dari Direksi dan
Group Executive Board (GEB), Dengan pemisahan tugas dan tanggung jawab yang
jelas.
Pertanyaan:
OK, jawabannya memang boleh ya. Karena itu yang menjadikan ciri khas pasar modal di
Asia dan di Eropa daratan, yaitu emitennya kebanyakan adalah bersifat concentrated
ownership, dimiliki keluarga atau pemerintah/BUMN. Makanya masalah keagenan di
pasar modal yang bercirikan Concentrated ownership, adalah antara pemegang saham
mayoritas yang juga manajemen (Dekom/Direksi), dengan pemegang saham yang
minoritas. Kalau di pasar modal yang dispersed ownership, maka masalah keagenan antara
manajemen dengan pemegang saham.
Di Ind banyak contohnya. Mustika Ratu dimiliki oleh Bu Mooryati, dia juga Dekom.
Harry Tanu pemilik juga dirut MNC.
Jawaban: justru Komisaris Independen itu ada untuk melindungi kepentingan minority
shareholders atau investor publik. Jadi memang keberadaan Kom Indep itu untuk
mengurangi masalah keagenan terutama di pasar modal yg berciri concentrade ownership.
Jawaban: Dewan Komisaris itu bekerja secara kolegial, jadi keputusan Dewan Komisaris
itu hanya satu, tidak ada keputusan salah satu anggota dekom saja, yang ada keputusan
bersama. Sejauh yang diambil adalah dalam batas kewenangan Dekom, ya mesti
diperkenankan. Misalnya, dekom memutuskan untuk menetapkan KAP yang akan
mengaudit tahun depan, dekom menyetujui usul Direksi dalam pengadaan mesin dengan
nilai yang material, dll.
Meeting 4
Case Study
JP Morgan and The London Whale
Profil perusahaan JP Morgan Chase & Co. (NYSE: JPM) adalah perusahaan jasa
keuangan global terkemuka dan salah satu lembaga perbankan terbesar di Amerika
Serikat. Hal itu bermula ketika JP Morgan & Co, sebuah bank komersial, didirikan di
New York pada tahun 1871. Serangkaian merger dan akuisisi kemudian mengarah pada
pembentukan JP Morgan Chase hari ini.
Beberapa bisnis JP Morgan Chase diorganisasikan ke dalam enam segmen utama -
Perbankan Investasi; Layanan Keuangan Ritel; Layanan Kartu & Otomatis; Perbankan
Komersial; Layanan Tresuri & Sekuritas dan Manajemen Aset; serta segmen Ekuitas
Korporat / Pribadi yang terdiri dari Ekuitas Pribadi, Tresuri, Chief Investment Office
(CIO) atau Kepala Kantor Investasi, dan unit staf korporat dan fungsi pengeluaran,
yang dikelola secara terpusat.
CIO dijadikan unit terpisah dalam bank pada tahun 2005. Tanggung jawab utama CIO
adalah menginvestasikan kelebihan deposito bank dan melindungi risiko perdagangan
di bagian yang lain dari bank. Ina Drew menjabat sebagai Chief Investment Officer atau
Kepala Staf Investasi bank dari 2005 hingga Mei 2012. Pada tahun 2007, CIO
menerbitkan Synthetic Credit Portfolio (SCP), yang berupaya memberikan
perlindungan terhadap risiko kredit dan peristiwa gagal bayar kredit yang merugikan di
pasar.
Ketika kerugian terus meningkat setelah panggilan analis, personel non-CIO diarahkan
untuk meninjau dan mengendalikan SCP pada akhir April. Kemudian terungkap bahwa
eksposur portofolio jauh lebih besar daripada yang dilaporkan sebelumnya oleh CIO
dan pengetahuan pasar tentang posisi CIO akan membuat semakin sulit untuk
mengurangi kerugian dan menutup posisi mereka. Peninjauan atas penilaian posisi
dalam SCP disimpulkan dalam konsultasi dengan PwC bahwa SCP mematuhi
Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) atau prinsip akuntansi yang
diterima secara umum di Amerika Serikat.
Pada 10 Mei 2012, Dimon mengungkapkan bahwa strategi perdagangan untuk SCP
cacat, rumit, kurang ditinjau, serta dieksekusi dan dipantau dengan buruk. Lebih dari
US$ 2 miliar atau sekitar Rp. 18 triliun kerugian mark-to-market yang berkaitan dengan
perdagangan ini dilaporkan. Sebuah satuan tugas dibentuk segera setelah 10 Mei untuk
menyelidiki kerugian ini.
JP Morgan Chase menyatakan tidak lagi yakin bahwa penilaian 31 Maret
mencerminkan nilai wajar semua instrumen dalam SCP setelah berkonsultasi dengan
PwC untuk kedua kalinya. Kerugian kumulatif sebesar US$ 5,8 miliar dan penyajian
kembali laba bersih kuartal pertama (penyesuaian turun sebesar US$ 459 juta)
diumumkan pada 13 Juli.
Pertanyaan
1. Apa masalah utama tata kelola perusahaan dengan JP Morgan? Apa yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan manajemen risiko dan pengendalian internal di
JP Morgan? Bandingkan ini dengan lembaga keuangan lain di Amerika Serikat.
Jawaban:
Masalah utama dalam Corporate Governance dalam JP Morgan yaitu,
- Direksi tidak mempunyai kompetensi mengenai manajemen risiko perbankan dan
keuangan yang relevan
- Kurang adanya pengawasan terkait kegiatan perdagangan yang meningkatkan risiko
dari internal audit (karena jumlah staf dan ukuran yang tidak seimbang) dan komite
audit serta direksi.
- Batas risiko yang dilakukan oleh CIO tidak rinci
- Implementasi dari model VAR tidak memadai
- Adanya pelanggaran aturan yang telah ditetapkan
Pengendalian internal yang dapat dilakukan manajemen risiko dan internal control yaitu,
- Jabatan direksi wajib memiliki kompetensi mengenai manajemen risiko perbankan
dan keuangan yang relevan
- Adanya identifikasi mengenai analisi bisnis terkait aktivitas bisnis perusahaan terkait
risiko
- Menjelaskan secara rinci model batas risiko yang digunakan
- Menjalankan SOP perusahaan melalui regulasi pemerintah
- Adanya pengawasan aktivitas bisnis secara keseluruhan oleh internal audit dan dewan
komisaris
Kasus lain mengenai corporate governance di Amerika Serikat yaitu Goldman Sachs & Co.
Goldman Sachs & Co. adalah salah satu bank terbesar di Amerika. Pada umumnya, model
one tier digunakan pada perusahaan amerika dengan non eksekutif sebagai pengawas. Bank
Amerika ini mengalami yang dialami oleh JP Morgan. Bank-bank mengalami kerugian
terkait perdagangan karena kurang baiknya manajemen dalam memaparkan risiko dalam
aktivitas bisnisnya. Sehingga operasional perusahaan tidak berjalan semestinya.
Shell adalah perusahaan induk yang memiliki, secara langsung atau tidak langsung, investasi
di berbagai perusahaan yang membentuk Shell. Shell bergerak di seluruh dunia dalam
industri minyak dan gas dan juga memiliki minat dalam bahan kimia dan bisnis terkait
energi2 lainnya. Perusahaan ini didirikan di UK dan berkantor pusat di Belanda, dengan
sahamnya diperdagangkan di London Stock Exchange (listing utama), Euronext Amsterdam
dan New York Stock Exchange.
Struktur Organisasi
Dalam hal struktur kepemilikan, hanya dua perusahaan yang secara langsung dipegang oleh
Shell - Shell International Finance B.V. (yang menyediakan dana untuk anggota Shell Group
lainnya) dan Shell Petroleum N.V4. Selain kedua perusahaan ini, terdapat 177 anak
perusahaan signifikan lainnya di lebih dari 70 negara, yang sebagian besar memiliki modal
saham 100% dimiliki secara tidak langsung oleh Shell. Keterkaitan yang tepat dan persentase
kepemilikan antara Shell dan anak perusahaannya tidak diketahui, karena banyak dari anak
perusahaan ini adalah perusahaan swasta dengan informasi keuangan yang tidak
diungkapkan.
OPL245 - salah satu blok minyak lepas pantai besar-besaran Nigeria - telah berpindah tangan
antara (1) Pemerintah Federal Nigeria ("FGN"), (2) Royal Dutch Shell plc ("Shell") dan (3)
Minyak Malabu dan Gas Ltd (“Malabu”), sebuah perusahaan kerang yang secara luas
diyakini dikendalikan oleh mantan menteri perminyakan dari rezim era Abacha yang korup,
serta para pelaku pencucian uang yang dihukum - Kepala Dan Etete
Shell mengaku memiliki tiga nilai inti yaitu "integritas", "kejujuran" dan "rasa hormat
terhadap orang-orang". Untuk menunjukkan komitmennya terhadap nilai-nilai ini, Shell
menetapkan tiga perangkat pedoman karyawan, yaitu Prinsip Bisnis Umum Shell dan Kode
Etik.
Kontras dengan komitmen yang kuat diakui Shell untuk etika dan integritas bisnis, industri
minyak sering dikaitkan dengan korupsi. Transparency International Corruption Perception
Index (CPI) menunjukkan bahwa banyak daerah kaya minyak yang tinggi dalam korupsi.
Salah satu negara tempat Shell beroperasi adalah Nigeria. Nigeria, yang terletak di benua
Afrika yang kaya sumber daya, menyumbang 2,9% dari cadangan minyak dan gas dunia.
Negara ini, seperti banyak negara kaya minyak lainnya, tidak asing dengan korupsi - sejak
dirilisnya CPI pada tahun 1998, Nigeria secara konsisten mendapat nilai jauh di bawah rata-
rata.
Di bawah pemerintahan Abacha, Menteri Perminyakan Nigeria saat itu, Dan Etete,
memberikan konsesi OPL245 ke Malabu, Malabu adalah perusahaan yang terdaftar pada 24
April 1998, hanya 5 hari sebelum penghargaan , tidak memiliki karyawan atau aset, dan
memiliki tiga pemegang saham, termasuk satu Kweku Amafagha. Harga untuk blok minyak
adalah "bonus tanda tangan" sebesar US $ 20 juta, tetapi Malabu hanya pernah membayar US
$ 2 juta dari ini yang diperlukan US $ 20 juta.
Meskipun Malabu telah mendapatkan hak atas OPL245, ia memiliki masalah dalam
mengekstraksi minyak di dalamnya. OPL245 adalah blok ultra-deepwater yang dihuni
banyak sumur minyak terendam dalam. Hanya perusahaan minyak global terkemuka seperti
BP, Chevron dan Shell yang memiliki teknologi pengeboran deepwater khusus untuk
mengakses sumur minyak tersebut. Malabu, di sisi lain, adalah perusahaan holding kosong
tanpa kemampuan pengeboran laut dalam. Selain itu, Malabu tidak ingin menanggung semua
risiko pembangunan yang terlibat. Dengan demikian, pada bulan Maret 2000, seorang
perwakilan dari Malabu mendekati Shell Nigeria Ultra Deep Limited (SNUD), anak
perusahaan dari Shell Group, dengan proposal untuk perjanjian "pertanian", di mana pemilik
hak kerja di alam sewa gas dan minyak memberikan hak kerja kepada pihak lain ("petani"),
dengan imbalan bagian dari pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan petani. Dalam hal ini,
Malabu mengusulkan untuk memberikan Shell 40% saham ekuitas di OPL245. Selain itu,
Shell menerima jaminan lisan dari Wakil Presiden Nigeria saat itu bahwa tidak ada keberatan
dari FGN untuk Shell mendapatkan saham di OPL24525. Karena itu, setelah negosiasi
panjang, Akta Perjanjian OPL245 antara Malabu dan Shell akhirnya diberlakukan pada awal
2001
Namun, pada 2 Juli 2001, FGN baru di bawah Presiden Obasanjo tiba-tiba mengalihkan
kepemilikan blok ke Nigerian National Petroleum Corporation (NNPC). Shell dan
ExxonMobil diberitahu bahwa mereka akan secara resmi diundang untuk mengajukan
tawaran peran kontraktor dalam perjanjian pembagian produksi (PSA) dengan NNPC.
Meskipun Malabu membalas dengan mengancam akan memulai proses hukum terhadap FGN
untuk menegaskan kepentingan kepemilikannya di OPL245, FGN melanjutkan proses
permintaan penawaran. Pada 23 Mei 2002, Shell menang dengan tawaran US $ 210 juta.
Pada tahun 2006, FGN melakukan putar balik lagi dan mengembalikan Malabu sebagai
pemilik OPL245. Pembalikan oleh FGN ini mengejutkan Shell. Namun, dengan Shell sudah
mengeluarkan biaya yang signifikan sehubungan dengan blok minyak, Shell tidak mau
melepaskan hak mereka untuk beroperasi di OPL245 dan dengan demikian melembagakan
tindakan hukum terhadap FGN.
Selain melembagakan tuntutan hukum, Shell juga mencoba untuk berurusan langsung dengan
perwakilan Malabu, Dan Etete. Shell dan ENI, raksasa minyak Italia, secara terpisah
mencoba untuk menengahi kesepakatan langsung dengan Etete mengenai OPL245. Namun,
baik Shell dan ENI mengakui bahwa hubungan langsung dengan Etete mogok karena mereka
merasa bahwa Etete "tidak mungkin untuk dihadapi".
Patut dicatat juga bahwa selama negosiasi Shell dengan Etete berikutnya, Etete dihukum
karena pencucian uang di pengadilan Prancis pada 2007, dan pada 2009, banding
pengadilannya ditolak. Meskipun tahu tentang keyakinan Etete, Shell tidak memutuskan
hubungan dengannya.
Karena kegagalan negosiasi langsung Etete dengan Shell dan ENI, Malabu mempekerjakan
Ednan Agaev untuk bertindak sebagai perantara. etelah serangkaian diskusi yang difasilitasi
oleh Obi dan jaksa agung Nigeria, Mohammed Bello Adoke, Shell dan ENI akhirnya sepakat
pada 29 April 2011 untuk bersama-sama berbagi kepemilikan OPL245. Selain itu, diputuskan
bahwa Shell dan ENI akan membayar US $ 1,3 miliar kepada FGN, yang pada gilirannya
akan mengurangi bonus tanda tangan yang belum dibayar Malabu sebesar US $ 210 juta
sebelum mengirimkan sisanya - sekitar US $ 1,1 miliar - ke Malabu.
Meskipun mencapai penyelesaian damai dengan Shell dan ENI sehubungan dengan OPL245,
Malabu sekali lagi menjadi sorotan hukum menjelang akhir 2011 ketika dituntut oleh
perantara, Obi dan Agaev. Meskipun kepemilikan nyata yang menguntungkan dari Malabu
bukanlah masalah pertikaian, persidangan mengungkap banyak tentang masalah ini.
Terungkap bahwa "Kweku Amafagha" sebenarnya hanya alias Etete, dan bahwa tidak hanya
Etete negosiator utama dan perwakilannya di Pengadilan Tinggi, ia juga merupakan
penandatangan tunggal pada rekening banknya. Semua bukti ini menunjukkan bahwa Etete
adalah pemilik perusahaan yang benar-benar menguntungkan, meskipun dia menyatakan
bahwa dia hanyalah konsultan bagi perusahaan.
Penemuan EFCC bahwa uang dialihkan ke Malabu membuat Unit Hasil Korupsi Polisi
Metropolitan Inggris mempertanyakan apakah Shell bersalah atas pencucian uang dan ini
berpotensi membuat Shell bertanggung jawab berdasarkan Undang-Undang Suap AS.
Namun, Shell bersikeras bahwa mereka membeli OPL245 secara sah dari FGN, dan tidak
melakukan pembayaran korup ke Malabu atau pihak lain. Namun demikian, banyak kritikus
berpendapat bahwa itu adalah transaksi dua bagian, dan skema yang disengaja dan disengaja
oleh Shell untuk menempatkan FGN sebagai "lapisan pelindung" antara perusahaan dan
Malabu. Hingga saat ini, Shell dengan keras menyangkal mengetahui bahwa Etete dan
Malabu korup.
Namun demikian, banyak kritikus berpendapat bahwa itu adalah transaksi dua bagian, dan
skema yang disengaja dan disengaja oleh Shell untuk menempatkan FGN sebagai "lapisan
pelindung" antara perusahaan dan Malabu. Seperti yang dikatakan oleh juru kampanye
Global Witness Tom Mayne, “Sudah jelas ... bahwa mereka sepakat bahwa kesepakatan itu
disusun sedemikian rupa sehingga masuk melalui pemerintah ... transaksi 'seks aman', dengan
pemerintah bertindak sebagai 'kondom' antara pembeli dan penjual. " Hingga saat ini, Shell
dengan keras menyangkal mengetahui bahwa Etete dan Malabu korup, dan karenanya
menyatakan bahwa tidak ada niat untuk menggunakan FGN sebagai saluran untuk mencuci
uang untuk Malabu.
Ada perkembangan penting dalam tuntutan hukum yang melibatkan Malabu. Kasus yang
diangkat oleh Agaev baru-baru ini diselesaikan secara tertutup, sementara Pengadilan Tinggi
Inggris mengeluarkan putusan pada tanggal 17 Juli 2013 bahwa Obi harus dibayar setidaknya
US $ 110,5 juta oleh Malabu. Hal ini juga secara meyakinkan dipegang oleh hakim Inggris,
Hakim Elizabeth Gloster, bahwa Etete sebenarnya adalah pemilik keuntungan tersembunyi
dari Malabu "dari penggabungan dan pada semua waktu material", sehingga menegaskan
bahwa Etete secara korup telah memberikan OPL245 kepada dirinya sendiri pada tahun 1998.
Pada bulan Februari 2014, komite ad-hoc Dewan Perwakilan Rakyat Nigeria dibentuk untuk
menyelidiki penjualan OPL245 ke Shell dan Eni merekomendasikan agar pemerintah
mencabut lisensi blok minyak yang diberikan kepada Shell.
Gerakan Transparansi
Pergerakan menuju standar global transparansi di sektor ekstraktif (perusahaan minyak, gas
dan pertambangan) telah mendapatkan momentum dalam beberapa tahun terakhir. Dengan
adopsi Pedoman Akuntansi dan Transparansi Uni Eropa (UE) pada Juni 2013, seluruh 28
Negara Anggota UE diwajibkan untuk memperkenalkan undang-undang pengungkapan
pembayaran untuk perusahaan ekstraktif pada Juli 2015. Di bawah undang-undang ini,
perusahaan minyak, gas, dan pertambangan yang terdaftar di UE pertukaran saham akan
diminta untuk melaporkan pembayaran yang mereka lakukan kepada pemerintah berdasarkan
negara-oleh-negara dan proyek-demi proyek tanpa ada pengecualian untuk pengecualian.
Kanada, Norwegia, dan Swiss juga baru-baru ini mengumumkan rencana untuk
memberlakukan undang-undang yang serupa.
Terlepas dari pernyataan publik dan kode internal Shell yang menunjukkan dukungan mereka
untuk transparansi, Shell adalah protagonis utama dalam upaya untuk memperlemah undang-
undang transparansi di bawah arahan UE.
Selain itu, Shell (di bawah naungan American Petroleum Institute) juga mengajukan
tantangan hukum di Amerika yang mengklaim bahwa undang-undang di negara-negara
seperti Angola dan Cina melarang pengungkapan pembayaran pendapatan, dan karenanya
pembayaran di negara-negara ini harus dibebaskan dari pengungkapan. Ini terlepas dari
kenyataan bahwa perusahaan minyak telah gagal membuktikan klaim mereka bahwa
pengungkapan pembayaran dilarang di negara penghasil minyak.
Apakah tindakan ini dibenarkan? Atau apakah itu hanya upaya untuk menjaga kesepakatan
dengan negara-negara korup dirahasiakan? Masalah ini jelas telah menimbulkan
kekhawatiran dan pertanyaan bagi perusahaan minyak seperti Shell dan komitmen mereka
terhadap gerakan transparansi global. Sebagai Brendan O'Donnel dari Global Witness
mengadvokasi, “Shell, BP dan lainnya harus berhenti berenang melawan arus transparansi
dan membatalkan upaya mereka untuk membunuh legislasi serupa di AS.
Pertanyaan kasus:
Jawaban:
Iya, shell bertanggung jawab untuk undamg undang suap, karena shell terkesan tidak
transparan dalam transaksi yang terjadi di perusahaan shell. Dokumen publik menunjukkan
bahwa Shell dan Eni membayar pemerintahan Nigeria sebesar $1.1 Milyar, yang sebenarnya
merupakan pembayaran kepada Malabu. Kedua perusahaan tersebut mengetahui bahwa
metode pembayaran yang dilakukan melalui sebuah rekening yang dibuat oleh J.P. Morgan di
London ini melanggar undang-undang Nigeria dan bahwa uang tersebut akan masuk ke
kantong-kantong pribadi. Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika mengeluarkan peraturan
dibawah pasal 1504 undang-undang Dodd-Frank yang mewajibkan perusahaan minyak, gas
dan tambang untuk mempublikasikan semua pembayaran kepada pemerintah di setiap proyek
yang ada. Jika Komisi Sekuritas dan Bursa mengeluarkan peraturan ini lebih awal, maka
besar kemungkinan Shell dan Eni tidak akan melakukan perjanjian OPL 245 karena mereka
harus mempublikasikan pembayaran yang mereka lakukan. Namun tentangan dari industri
minyak menyebabkan peraturan ini ditangguhkan sehingga perusahaan-perusahaan yang
terlibat bisa menyembunyikan pembayaran yang mereka lakukan kepada malabu.
Jawaban:
Apabila melihat dari dari kode etik shell, shell memiliki satu set dari tiga nilai inti -
“integritas”, “kejujuran” dan “menghormati orang. Dalam kasus ini dapat dilihat
bahwa shell tidak jujur dalam melakukan pengungkapan transaksi, dimana shell tau
seharus nya uang yang dibayarkan atas pengambil alihan OPL245 diberikan kepada
FGN, namun dokumen dari laporan EFCC menunjukkan bahwa dari US $ 1,3 miliar
yang ditransaksikan dalam kesepakatan, US $ 800 juta dibayarkan dalam 2 bagian ke
rekening Malabu, yang kemudian ditransfer ke 5 perusahaan kulit anonim Nigeria
yang diduga dimiliki dan dikendalikan oleh kroni pejabat FGN saat ini. Harus nya
Shell jujur/transfaran dalam mengungkapkan pembayaran ini, namun ternyata tidak,
shell justru meneruskan transaksi nya demi kepentingan pribadi, jelan ini melanggar
kode etik dari shell itu sendiri.
Selain itu menurut penelitian yang dilakukan oleh konsultan minyak Resources for
Development, dan ditugaskan oleh Global Witness, mengungkapkan bahwa lisensi
OPL 245 bukanlah perjanjian pembagian produksi standar, seperti yang diklaim oleh
Shell dan Eni, tetapi sebaliknya tercantum dalam laporan tahunan Departemen
Sumber Daya Minyak Nigeria sebagai kontrak jenis “risiko tunggal”.
Ini tentu melanggar prinsip pengungkapan , karena perusahaan tidak jujur dalam
pengungkapan transaksi, dan dimana transaksi ini pun merugikan masyarakat banyak.
Jika dihubungkan dengan prinsip OECD, jelas ini melanggar prinsip V OECD pada
poin A angka 9 , dimana dalam poin tersebut dikatakan bahwa pengungkapan harus
mencakup, informasi material pada transaksi dengan pihak terkait, dimana pada poin
ini dijelaskan penting untuk sepenuhnya mengungkapkan seluruh transaksi pihak
terkait materi dan persyaratan transaksi tersebut ke pasar individual yang
berhubungan dengan pengungkapan dan transparansi, seharusnya shell
mengungkapkan secara jelas bagaimana pembayaran proyek proyek yang ada,
termasuk kasus OPL 245, agar para investor juga tau bagaiman perkembangan dari
perusahaan yang sahamnya dimiliki, mengingat shell juga merupakan perusahaan go
public yang saham nya diperdagangkan di Bursa Efek London (primary listing),
Euronext Amsterdam dan New York Stock Exchange.
3. Apa yang bisa Shell lakukan dalam situasi ini terkait OPL245?
Memperhitungkan fakta bahwa Shell adalah perusahaan multi-nasional yang
beroperasi di banyak negara dan memberikan pengaruh yang signifikan pada
pemerintah dan perusahaan lain dalam industri minyak dan gas.
Jawaban:
Beberapa bulan sebelumnya, yaitu pada bulan Juni 2016, Komisi Sekuritas dan Bursa
Amerika mengeluarkan peraturan dibawah pasal 1504 undang-undang Dodd-Frank yang
mewajibkan perusahaan minyak, gas dan tambang untuk mempublikasikan semua
pembayaran kepada pemerintah di setiap proyek yang ada. Jika Komisi Sekuritas dan Bursa
mengeluarkan peraturan ini lebih awal, maka besar kemungkinan Shell dan Eni tidak akan
melakukan perjanjian OPL245 karena mereka harus mempublikasikan pembayaran yang
mereka lakukan. Namun tentangan dari industri minyak menyebabkan peraturan ini
ditangguhkan sehingga perusahaan-perusahaan yang terlibat bisa menyembunyikan
pembayaran yang mereka lakukan.
Yang seharusnya dilakukan adalah, semua belah pihak harus melakukan keterbukaan dari
mulai perjanjian sampai dengan melakukan pembayaran dan penerimaan apapun supaya
menghindari dugaan-dugaan korupsi seperti yang dikatakan oleh beberapa pihak mengenai
transaksi pembayaran yang dilakukan Shell kepada pemerintahan Nigeria.
Jika memang shell yakin tidak melakukan hal yang dituduhkan kepada perusahaan, Shell
seharusnya juga mampu untuk melakukan audit eksternal untuk membuktikan bahwa tidak
terdapat transaksi-transaksi yang melanggar hukum sehingga Shell terbebas dari tuduhan.
4. Apakah tata kelola perusahaan yang tidak efektif dapat menjadi penyebab
masalah dalam kasus? Apa masalah umum tentang tata kelola yang dialami
Shell sebagai perusahaan multi-nasional? Solusi apa yang mungkin Anda
tawarkan untuk mengurangi masalah ini?
Jawaban:
Iya, masalah tersebut muncul akibat ketidakefektifan perusahaan dalam menerapkan tata
kelola. Masalah yang dihadapi oleh Shell merupakan masalah pelanggaran prinsip
transparansi. Untuk mengurangi masalah perlu adanya pengawasan atas segala keputusan,
tindakan dan transaksi yang dilakukan oleh perusahaan. Pengawasan ini bisa dilakukan oleh
auditor baik secara internal maupun eksternal dan board of commissioner agar seluruh
aktivitas perusahaan dapat lebih terbuka dan perusahaan dapat lebih menerapkan prinsip tata
kelola yang baik sehingga akan terhindar dari resiko-resiko di masa depan.
Meeting 6
Perusahaan telah terlibat dalam banyak skandal, termasuk kasus penipuan kesehatan terbesar
di AS yang membutuhkan penyelesaian sebesar US $ 3 miliar. Pada Juni 2013, muncul
laporan yang menyatakan bahwa eksekutif senior GSK China terlibat dalam suap dokter dan
pejabat pemerintah.
GSK dibentuk pada tahun 2000 setelah penggabungan Glaxo Wellcome dan SmithKline
Beecham. Perusahaan ini bergerak dalam bidang farmasi, vaksin, dan layanan kesehatan
konsumen, dan merupakan salah satu pemimpin global dalam penelitian dan pengembangan
layanan kesehatan. Berkantor pusat di London, GSK terdaftar di London Stock Exchange dan
New York Stock Exchange. Raksasa farmasi ini memiliki keberadaan yang mapan di seluruh
dunia, dengan kantor di lebih dari 115 negara. GSK memiliki operasi yang cukup besar di
Cina, dengan delapan anak perusahaan dan total investasi melebihi US $ 500 juta. Terlepas
dari tantangan internasionalisasi, GSK tetap sebagian besar menguntungkan, menghasilkan
laba bersih tahunan rata-rata £ 4,32 miliar dalam lima tahun terakhir.
Pada 2012, tim eksekutif perusahaan terdiri dari 16 orang. Sir Christoper Gent yang
memimpin dewan. Dewan terdiri dari 15 orang anggota. Dari 15 anggota, 3 direktur adalah
eksekutif dan lainnya adalah non-eksekutif. Tiga direktur eksekutif, Sir Andrew Witty
(CEO), Simon Dingemans (CFO) dan Dr Moncef Slaoui (Ketua Global R&D dan Vaksin).
Dari tiga direktur eksekutif, Slaoui telah melayani untuk periode terpanjang, yaitu 8 tahun.
Ke-12 direktur non-eksekutif dianggap independen sesuai dengan Kode Tata Kelola
Perusahaan United Kingdom (U.K). Selain itu, ada juga Direktur Independen Senior (SID),
Sir Robert Wilson, yang perannya adalah bertindak sebagai dewan pengarah untuk Ketua dan
perantara tepercaya untuk para direktur lainnya. Dewan telah berusaha untuk memastikan
bahwa direktur non-eksekutif diambil dari berbagai industri termasuk obat-obatan dan
perawatan kesehatan, penelitian medis dan akademisi, dan layanan ritel dan keuangan,
dengan pengalaman yang sesuai dan jangkauan global.
Mekanisme tata kelola perusahaan GSK: Hanya kata-kata tidak ada tindakan
Menurut laporan tahunan GSK, tata kelola perusahaan didasarkan pada prinsip integritas dan
transparansi. Semua karyawan di GSK diatur oleh kode etiknya. Kode ini mengingatkan
karyawan GSK untuk "memperhatikan penerimaan dan pemberian hiburan dan hadiah".
Melalui pedomannya, ia juga berupaya menghindari praktik korupsi, sembari berfungsi
sebagai alat untuk mencegah dan mendeteksi penipuan. GSK menggambarkan dirinya
sebagai ‘pendekatan tanpa toleransi’ dan GSK juga memiliki kebijakan whistleblowing.
Semua tindakan ini diberlakukan telah membantu GSK memastikan kepatuhannya dengan
kode U.K. Namun, sementara GSK memiliki mekanisme tata kelola perusahaan yang
terperinci, melimpah dan komprehensif, penegakan mekanisme tersebut tampaknya
dipertanyakan. Pada tahun 2002, perusahaan mendapat kecaman pedas karena mengabaikan
pernyataan pengungkap fakta, di tengah-tengah dugaan upaya manajemen untuk menutupi
cacat pabrik obat, dalam apa yang disebut sebagai "kegagalan besar dalam tata kelola.
Pada Juni 2013, GSK dituduh menyalurkan suap kepada pejabat pemerintah dan dokter
dengan mentransfer uang melalui agen perjalanan. Suap diduga diberikan dalam bentuk
perjalanan dan pembayaran tunai kepada dokter sebagai "biaya kuliah", meskipun tidak ada
jadwal pelatihan yang diberikan selama perjalanan. Kasus ini muncul ketika penyelidikan
polisi mengungkap bahwa pergantian tahunan Layanan Perjalanan Internasional Shanghai
Linjiang meningkat dari jutaan menjadi ratusan juta meskipun bisnisnya rendah, dan
kemudian diamati bahwa agensi tersebut telah melakukan transaksi bisnis dengan GSK sejak
2007.
Pada bulan Juli 2013, kantor pusat GSK di Shanghai digerebek, setelah itu sejumlah eksekutif
GSK China ditahan. Huang Hong, manajer umum operasi GSK di Cina, mengungkapkan
bahwa GSK menetapkan target pertumbuhan penjualan tahunan yang tinggi hingga 25%,
yang 7% di atas rata-rata pertumbuhan industri. Sasaran tinggi semacam itu ditambah dengan
struktur gaji variabel diduga telah mendorong "perilaku perusahaan yang meragukan".
Empat agen perjalanan diduga digunakan untuk menyalurkan suap, beberapa di antaranya
juga menawarkan bantuan seksual kepada eksekutif senior GSK untuk menjaga ikatan bisnis.
Selain itu, dokumen mengungkapkan bahwa setelah GSK menjalin hubungan dengan dokter,
staf penjualan memberi mereka insentif tunai 100 yuan per resep, serta kredit pendidikan
berkelanjutan untuk membantu memenuhi persyaratan rumah sakit. Huang juga mengakui
bahwa GSK memiliki tim terpisah yang mengalokasikan anggaran tahunan 10 juta yuan
untuk mempertahankan hubungan dengan para eksekutif rumah sakit utama. Hal ini
mengakibatkan dokter mengandalkan resep obat yang tinggi untuk meningkatkan pendapatan
mereka.
Tanggapan GSK
CEO Andrew Witty memimpin negosiasi dengan pemerintah, bersama dengan tim pengacara
dan auditor senior. Penyelidikan internal GSK menemukan bukti bahwa eksekutif yang
ditahan telah menerima uang tunai melalui penipuan. Ernst & Young kemudian dilibatkan
sebagai auditor independen eksternal. GSK kecewa dengan perilaku eksekutifnya. GSK ingin
bekerja sama dengan polisi Tiongkok untuk membasmi praktik korupsi dan berjanji akan
menurunkan harga untuk membuat obat-obatannya lebih terjangkau.
Untuk memperketat tata kelola dalam perusahaan, GSK menunjuk salah satu eksekutif top
Eropa yaitu Herve Gisserot, wakil presiden senior sebagai kepala operasi baru di Cina. Mark
Reilly kepala operasi saat ini. Gisserot ditugaskan untuk memastikan gangguan minimal pada
operasi GSK di Cina di tengah investigasi yang sedang berlangsung.
GSK telah melihat penjualannya di China turun 60% sejak penyelidikan dimulai pada bulan
Juni. Pada bulan September 2013, rumor GSK sedang mempertimbangkan menarik diri dari
Cina. Seorang tokoh fdi Cina mengungkapkan alsan GSK untuk menarik diri dari negara bisa
menjadi ukuran denda (berpotensi £ 2 miliar) yang dihadapinya serta pemutusan hubungan
dengan rumah sakit lokal utama, yang menyebabkan meningkatnya kesulitan dalam
melakukan bisnis.
Pada oktober 2013, CEO Witty menegaskan GSK tidak akan keluar dari Cina meskipun ada
skandal korupsi yang mengerikan. GSK China tetap menjadi "bisnis bernilai ratusan juta
pound" meskipun ada penurunan penjualan, sehingga tidak mungkin pasar yang
menguntungkan ini akan dilepas. Sementara skandal GSK mau tidak mau akan meningkatkan
biaya kepatuhan, industri akan melihat kembali pada saat ini sebagai langkah maju yang perlu
dalam efektivitas sistem perawatan kesehatan Cina dan langkah-langkah yang harus mereka
lakukan untuk menghindari terulangnya kembali insiden-insiden semacam itu di masa depan.
Pertanyaan kasus:
1. Diskusikan bagaimana awal mula hubungan model bisnis (yaitu guanxi) yang
memengaruhi GCG GSK di Cina?
2. Diskusikan berbagai faktor yang menyebabkan skandal penyuapan GSK. Sejauh mana
Dewan Direksi bersalah atas dugaan korupsi?
3. Evaluasikan kecukupan tanggapan GSK terhadap dugaan suap tersebut?
4. Skandal korupsi GSK telah menimbulkan pertanyaan mengenai kemampuan
perusahaan multinasional untuk secara efektif menerapkan kode etik mereka di
seluruh grup. Mengingat hal ini, bagaimana perusahaan memperluas ke pasar baru
meningkatkan tata kelola mereka terhadap anak perusahaan asing?
Meeting 7
Case Study
Cemento Argos
Cemento Argos merupakan perusahaan semen terbesar kelima di Amerika Latin yang
didirikan di Medelin, Kolombia sekitar 70 tahun yang lalu dari wirausaha kecil. Awalnya,
kota medellin dan antioquia railroad adalah mitra bisnis pertama. Seiring dengan pergerakan
yang pesat, pendiri menyadari perlunya adanya co-investor untuk bangun pabrik. Dua tahun
kemudian pabrik berdiri dan beroperasi serta adanya anak perusahaan.
Awal tahun ini, Argos, dengan pendapatan tahunan gabungan US $ 760 juta, mengumumkan
merger delapan anak perusahaan semen Kolombia. Entitas yang bergabung akan memasok
51% dari pasar lokal, dan mengharapkan untuk mengekspor produk senilai US $ 110 juta per
tahun ke 18 negara.
Argos memutuskan untuk mengadopsi Pedoman Tata Kelola Perusahaan berdasarkan standar
internasional, seperti yang diberlakukan oleh Bursa Efek New York (NYSE) dan
direkomendasikan oleh Institut Brasil untuk Tata Kelola Perusahaan (IBGC). Manajemen
Argos percaya bahwa menerapkan praktik pengungkapan yang lebih baik membantu
menghasilkan kekayaan bagi pemegang saham dan memfasilitasi akses ke investor.
Manajemen juga yakin bahwa penerapan praktik tata kelola yang baik membedakan Argos
dari para pesaingnya di pasar produk dan modal.
Ketika Argos memutuskan untuk mengadopsi praktik tata kelola yang baik, saat itu Argos
menghadapi kurangnya pengetahuan tentang subjek di pasar Kolombia. Hal itu penting untuk
Argos menyampaikan kepada pasar apa itu tata kelola perusahaan, dan prinsip-prinsip
tersebut. Pemerintahan yang baik bukan hanya sekedar iseng saja — mereka ada di sini untuk
tinggal.
Argos menantang dirinya sendiri untuk mematuhi standar tata kelola perusahaan tertinggi
yang dianjurkan oleh organisasi internasional, mengikuti rekomendasi dari pemegang saham,
Dewan Direksi dan pemangku kepentingan lainnya.
Pada tahun 2004, Argos menyelesaikan dan menerbitkan Kode Tata Kelola yang Baik, yang
sesuai dengan sebagian besar NYSE, OECD, Bank Dunia dan lembaga-lembaga lokal yang
rekomendasi. Argos memenuhi moto, “Menambahkan Nilai Setiap Hari” dalam
hubungannya dengan semua pemangku kepentingan. Struktur tata kelola berfokus pada lima
pilar utama,yaitu:
1. Perlakuan yang adil terhadap pemegang saham;
2. Memperkuat struktur dan kinerja Dewan Direksi;
3. Mengembangkan prosedur untuk memberikan informasi yang akurat, lengkap dan
tepat waktu;
4. Menetapkan kode etik untuk karyawan;
5. Mengatur hubungan dengan berbagai kelompok kepentingan.
Akhirnya, diputuskan bahwa auditor internal dan eksternal harus mengkaji dan
menginformasikan pasar kepatuhan Argos dengan Tata Kelola yang Baik. Investor
internasional dan dana pensiun adalah pemegang saham Argos yang penting. Itu blok
pemegang saham utama terdiri dari kelompok industri terbesar di Kolombia. Sekitar 46%
dipegang oleh investor publik.
Jajaran direksi
Dewan Argos terdiri dari lima Direktur dan didukung oleh tiga Dewan komite:
Audit & Keuangan; Nominasi dan Remunerasi; dan Masalah Dewan. Tiga komite dewan ini
memiliki fungsi masing-masing yaitu sbb,
1. Komite Audit & Keuangan fokus pada mengawasi proses pengendalian internal,
memastikan transparansi dan pengungkapan informasi keuangan yang akurat,
mengawasi kegiatan audit internal, dan mendukung pengambilan keputusan Dewan
mengenai kontrol.
2. Komite Nominasi dan Remunerasi menetapkan kebijakan tentang perekrutan,
kompensasi, dan pengembangan personel utama. Ini mengusulkan rencana
kompensasi yang terkait dengan kinerja pribadi dan perusahaan. Komite bertugas
merevisi rencana keberhasilan manajemen senior perusahaan. Kompensasi Dewan
disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, yang juga dapat
memberhentikan dan memilih kembali Direktur bahkan sebelum akhir masa jabatan
mereka.
3. Komite Masalah Dewan berkaitan dengan peran dan tanggung jawab Direksi,
merekrut anggota baru dan menetapkan kebijakan untuk memastikan komposisi
Dewan yang tepat. Sistem evaluasi untuk Direksi telah dilaksanakan oleh Komite, dan
ada program pelatihan dan pengembangan yang berkelanjutan untuk para Direktur.
Hasil
Argos, anggota kelompok industri terbesar di Kolombia — Grupo Empresarial Antioqueño
— memiliki kapitalisasi pasar sebesar US $ 2.100 juta.
Dengan portofolio investasinya yang berfokus pada semen, campuran siap pakai dan bisnis
terkait, Argos adalah pemimpin dalam industri semen Kolombia dan memegang posisi kelima
terbesar di antara produsen semen di Amerika Latin.
Sulit untuk secara tepat mengukur manfaat langsung dari penerapan praktik tata kelola yang
baik, tetapi Argos dapat menunjukkan hasil yang substantif. Sahamnya terus meningkat
nilainya: Saham Argos naik 68% selama 2004, dan naik 40% hingga Agustus 2005.
Perusahaan tidak mengesampingkan kemungkinan penerbitan saham di NYSE di masa
depan.
Kesimpulan
1. Cemento Argos merupakan salah satu perusahaan yang dapat dijadikan contoh atau role
model tentang penerapan atau pelaksanaan tata kelola yang baik.
2. Prinsip - prinsip GCG yang dilakukan dengan sangat baik oleh setiap unsur organisasi di
dalam Cemento Argos (baik Itu oleh Investor, Board dan Karyawan) membawa
perusahaan ini dari yang tadinya hanya usaha wirausaha kecil menjadi perusahaan semen
terbesar di Kolombia, serta produsen semen terbesar kelima di Amerika latin dan menjadi
salah satu pelopor tata kelola yang baik di wilayah tersebut.
3. Apabila prinsip - prinsip GCG itu dilakukan secara baik dan berkesinambungan oleh suatu
perusahaan dari bisnis manapun, maka perusahaan tersebut nantinya akan senantiasa
going concern dan sustain serta dapat membawa manfaat bagi siapapun.