Anda di halaman 1dari 40

Sarbanas Oxley dan Good

Corporate Governance

Nur Diana SE, MSi


Latar Belakang
 Publik Amerika Serikat dikejutkan oleh skandal
keuangan yang terjadi di Enron, Worldcom dan
beberapa perusahaan lain
 Skandal tersebut merupakan pukulan berat bagi
pasar modal di Amerika Serikat.
 Menurut beberapa survey, masyarakat telah
kehilangan kepercayaan terhadap sistem
penyusunan dan pemeriksaan laporan
keuangan. Mereka memiliki sentimen negatif
dan menganggap kasus-kasus yang ditemukan
tersebut merupakan puncak gunung es dari
kebobrokan perusahaan-perusahaan di Amerika
Serikat.
 Skandal tersebut bukan hanya melibatkan pucuk
pimpinan perusahan-perusahaan ternama di Amerika
Serikat tetapi juga melibatkan Arthur Andersen, salah
satu dari lima akuntan publik terbesar di dunia
 Rekayasa keuangan yang dilakukan oleh pucuk pimpinan
dan akuntan publik tersebut, bisa dikategorikan tindakan
kriminal, karena mereka dengan beraninya
menghancurkan dokumen, memalsu dokumen dan
tindakan lainnya yang sangat merugikan para pemegang
saham.
 Kasus enron ini merupakan salah satu contoh tidak
ditetapkan Good Corporate Governance pada
perusahaan. Meskipun skandal akuntansi itu telah
berlalu, tapi diperoleh dampak besar pengaruhnya
terhadap reformasi di dunia praktek akuntansi dan
profesi akuntan terutama yang terkait dengan
perusahaan publik dan hal ini membawa pelajaran yang
sangat besar.
 Rakyat Amerika Serikat yang diwakili oleh
Konggres Amerika segera mengambil langkah
komprehensif dengan menetapkan undang-
undang keuangan yang kemudian dikenal
dengan Sarbanes Oxley Act 2002.
 Konggres berangapan bahwa skandal-skandal
keuangan tersebut tidak bisa dilihat sebagai
kasus, namun sebuah indikasi perlunya sebuah
peraturan yang lebih ketat yang mengatur
penyiapan dan pemeriksaan laporan keuangan
Sarbanes-Oxley Act (SOA)
 Sarbanes-Oxley Act (SOA)
merupakan sebuah produk hukum
(Undang- Undang) di Amerika Serikat
(AS) yang mengatur tentang
akuntabilitas, praktik akuntansi dan
keterbukaan informasi, termasuk
tata cara pengelolaan data di
perusahaan publik.
 Sarbanes Oxley Act ditetapkan pada 30 Juli 2002
sebagai tanggapan terhadap sejumlah skandal
akuntansi perusahaan besar yang termasuk di
antaranya melibatkan Enron, Tyco International,
Adelphia, Peregrine Systems dan WorldCom
 Undang-undang ini disetujui oleh Dewan dengan
suara 423-3 dan oleh Senat dengan suara 99-0
serta disahkan menjadi hukum oleh Presiden
George W. Bush
 Sarbox terdiri dari 130 halaman dan
terbagi menjadi 11 bab
 Undang –undang ini dinamakan Sarbanes-
Oxley Act (SOX) berdasarkan dua
sponsornya, Senator Paul Sarbanes (D-
MD) and Representatif Michael G. Oxley
(R-OH).
Hal-hal yang Diatur dalam
Sarbanes-Oxley Act
 Dalam Sarbanes-Oxley Act diatur tentang
akuntansi, pengungkapan dan
pembaharuan governance; yang
mensyaratkan adanya pengungkapan yang
lebih banyak mengenai informasi
keuangan, keterangan tentang hasil-hasil
yang dicapai manajemen, kode etik bagi
pejabat di bidang keuangan, pembatasan
kompensasi eksekutif, dan pembentukan
komite audit yang independen.
Selain itu diatur pula mengenai hal-hal
sebagai berikut:
 Menetapkan beberapa tanggung jawab
baru kepada dewan komisaris, komite
audit dan pihak manajemen
 Mendirikan the Public Company
Accounting Oversight Board, sebuah
dewan yang independen dan bekerja full-
time bagi pelaku pasar modal
 Penambahan tanggung jawab dan anggaran SEC
secara signifikan
 - Mendefinisikan jasa “non-audit” yang tidak
boleh diberikan oleh KAP kepada klien
 - Memperbesar hukuman bagi terjadinya
corporate fraud
 - Mensyaratkan adanya aturan mengenai cara
menghadapi conflicts of interest
 - Menetapkan beberapa persyaratan pelaporan
yang baru.
Dalam hal pelaporan,
 Sarbanes-Oxley Act mewajibkan semua
perusahaan publik untuk membuat suatu sistem
pelaporan yang memungkinkan bagi pegawai
atau pengadu (whistleblowers) untuk
melaporkan terjadinya penyimpangan.
 Sistem pelaporan ini diselenggarakan oleh
komite audit.
 Perusahaan dapat menggunakan jasa pelaporan
hotlines seperti ACFE’s EthicsLine.
ACFE
 membantu menyusun hotlines pengaduan yang
akan menerima dan merahasiakan pengaduan,
dan memberikan informasi kepada perusahaan
agara dapat mengambil tindakan yang tepat.
 Sistem hotlines ini akan mendorong para
pegawai untuk melaporkan karena mereka
merasa aman dari tindakan pembalasan dari
yang dilaporkan, dan inilah elemen penting dan
kritis bagi program pencegahan fraud yang kuat
(a robust fraud prevention program).
 Sarbanes-Oxley Act juga meningkatkan program
perlindungan bagi pegawai yang menjadi
pengadu atau pemberi informasi, yang
mendapatkan perlakuan buruk dari
perusahaannya setelah membeberkan adanya
fraud dan membantu investigasi seperti:
 dipecat, didemosikan, diskors, diancam,
dilecehkan dan berbagai perlakuan diskriminatif
lainnya Pegawai tersebut dapat mencari
perlindungan melalui Departemen Tenaga Kerja
dan pengadilan distrik setemp
 Tindakan pembalasan terhadap pengadu
dianggap sebagai pelanggaran Federal (a
Federal offense) sehingga terdapat
konsekuensi hukum pidana bagi orang
yang melakukannya berupa hukuman
penjara sampai dengan 10 tahun!
Perusahaan atau organisasi yang
diatur oleh Sarbanes-Oxley Act
 Perusahaan-perusahaan yang sahamnya telah
diregistrasi berdasarkan Section 12 of the Exchange Act
of 1934,
 perusahaan-perusahaan yang wajib membuat laporan
diregistrasi berdasarkan Section 15(d) of the Exchange
Act,
 perusahaan-perusahaan yang sedang dalam proses
registrasi, dan Kantor Akuntan Publik yang menerbitkan
laporan audit.
 Undangundang ini tidak mengecualikan perusahaan
asing yang listing di Amerika Serikat dan KAP dari luar
Amerika Serikat yang menerbitkan laporan auditnya bagi
perusahaan terse
Persyaratan bagi independensi
auditor yang diatur dalam Sarbanes-
Oxley Act
 menghindari beberapa aktivitas yang dilarang
(§201),
 semua jasa audit harus telah disetujui oleh
komite audit,
 adanya rotasi dari partner yang melakukan
audit,
 menghindari konflik kepentingan, dan
penelaahan oleh Comptroller General terhadap
 dampak potensial dari rotasi yang telah
diwajibkan.
Tujuan dari Sarbanas Oxley adalah
melindungi investor melalui :
 Pengungkapan keuangan yang lebih
 Akurat
 Tepat waktu
 Komprehensif
 Dapat dimengerti
 Tata kelola perusahaan yang lebih baik
 Pengawasan yang lebih ketat dengan
pembentukan PCAOB (Public Company
Accounting Oversight Board).
 Pengendalian internal yang lebih baik.
 Peraturan ini mengikat semua perusahaan publik
yang mencatatkan bursanya di pasar modal
Amerika Serikat (NYSE dan NASDAQ) dan kantor
akuntan yang memeriksanya baik kantor
akuntan tersebut berada dalam yurisdiksi
Amerika Serikat maupun bukan.
 Peraturan ini mulai berlaku 15 November 2004
untuk perusahaan yang memiliki float melebihi
USD75 juta dan 15 Juli 2005 untuk sisa
perusahaan lainnya.
Public Company Accounting
Oversight Board
 Dewan ini dibentuk berdasarkan Sarbanes-Oxley
Act Title I yang berbunyi: “....to oversee the
audit of public companies that are subject to the
securities laws.”
 Dewan ini mempunyai 5 orang anggota yang
dipilih oleh SEC setelah berkonsultasi dengan
Menteri Keuangan (Secretary of Treasury) dan
Gubernur Bank Sentral (Chairman of the Federal
Reserve Board).
Tugas-tugas dari PCAOB
 Melakukan registrasi terhadap KAP yang mengaudit
perusahaan publik
 Menetapkan atau mengadopsi, atau melakukan
keduanya: standar audit, quality control, etika,
independensi, dan beberapa standar lain yang berkaitan
dengan proses audit
 Melaksanakan inspeksi terhadap KAP-KAP
 Melakukan investigasi, penegakan disiplin dan
pengenaan sanksi terhadap KAP dan partner dari KAP
yang melakukan pelanggaran
 Melakukan tugas-tugas dan fungsi-fungsi lain sebagai
dewan yang dianggap perlu demi kepentingan publik.
INDEPENDENSI AUDITOR
A. Jasa tambahan yang tidak diperbolehkan.
 Untuk menjaga independensi auditor maka sebuah kantor akuntan
publik atau perseorangan yang berasosiasi dengan kantor tersebut
apabila mendapatkan penugasan audit maka dilarang untuk
melayani jasa tambahan berikut ini (Section 201):
 Jasa pembukuan
 Desain sistem informasi keuangan dan pemasangannya
 Apraisal atau jasa penilaian lain
 Jasa aktuaria
 Outsourcing audit intern
 Fungsi manajemen atau personalia
 Menjadi pialang, penasehat investasi atau jasa konsultasi
investasi perbankan
 Jasa hukum dan jasa tenaga ahli lainnya yang tidak terkait
dengan audit.
 Jasa lain yang ditentukan oleh PCAOB
B. Persetujuan Komite Audit.
 Sebelum melaksanakan penugasan audit, sebuah
kantor akuntan publik harus mendapatkan
persetujuan dari Komite Audit terlebih dahulu.
C. Rotasi partner.
 Sarbanas Oxley menetapkan rotasi partner tiap
5 tahun sekali untuk satu klien yang sama
dimulai dari tahun fiscal 6 Mei 2003 kecuali
ssebelumnya telah menjadi partner audit klien
tersebut selama 7 tahun berturut-turut.
D. Pelaporan ke Komite Audit
 Auditor harus melaporkan kebijakan dan praktek
akuntansi yang penting (critical), alternatif pencatatan
sesuai GAAP terkait dengan isu penting dalam audit, dan
komunikasi tertulis antara auditor dan manajemen.
E. Pengungkapan dalam laporan keuangan
 Laporan keuangan harus mengungkapkan fee untuk
auditor baik untuk jasa pemeriksaan, jasa lain yang
terkait audit, jasa perpajakan, dan jasa yang lainnya.
F. Perekrutan mantan auditor
 Seorang auditor tidak boleh menjabat sebagai anggota
dewan direktur, CEO, CFO, COO, CAO, controller, direktur
audit intern dan jabatan-jabatan lainnya tanpa ada
tenggang waktu karir.
G. Kompensasi partner kantor akuntan publik
 Partner kantor akuntan publik tidak boleh menerima
kompensasi dari klien selain jasa audit, perpajakan dan
jasa atestasi lainnya.
PENGUNGKAPAN LAPORAN
KEUANGAN
 SEC mengeluarkan beberapa peraturan
baru terkait dengan pengungkapan
laporan keuangan yang lebih transparan
dan tepat waktu bagi para investor.
Beberapa ketentuan baru ada terlihat
seperti dibawah ini :
 Semua koreksi keuangan yang material
harus terungkap dalam laporan keuangan.
 Pengungkapan tambahan terhadap pengungkapan-
pengungkapan yang tidak disyaratkan oleh standar
akuntansi keuangan (GAAP). Informasi-informasi
tersebut antara lain, core earnings, free cash flow,
EBITDA, dan pre-FAS 133 income. Pengungkapan
informasi tambahan tersebut bisa dicantumkan di
laporan tahunan, laporan tertulis lainnya atau dalam
web site perusahaan.
 SEC menambahkan pengungkapan transaksi diluar
neraca (off balance sheet) yang harus disertakan
dalam penjelasan dan analisis manajemen
(management’s discussion and analysis – MD&A) yaitu
pengungkapan tentang pengaturan transaksi diluar
neraca dan tabel yang menjelaskan informasi tentang
kewajiban kontraktual yang pasti akan terjadi.
Misalnya standby LC, performance guarantee dll.
AUDIT INTEGRAL
 Perbedaan audit integral dan audit keuangan
terletak pada pengujian pengendalian internal.
 Dalam audit keuangan sebelumnya, pengujian
pengendalian bertujuan untuk menentukan
bentuk, waktu dan tingkat kedalaman
pemeriksaan. Apabila dari hasil pengujian
tersebut ditemukan bahwa kita tidak bisa
mengandalkan pengendalian internal klien maka
kita akan menggunakan pendekatan full
substantive.
 Dalam audit integral, pengujian pengendalian
internal merupakan proses untuk menyatakan
pendapat terhadap keandalan pengendalian
internal klien.
 Apabila dalam pengujian tersebut kita
menemukan bahwa pengendalian internal klien
tidak dapat diandalkan maka temuan bisa
menjadi kelemahan mendasar (material
weaknesses) dalam pengendalian internal.
Kelemahan mendasar akan menyebabkan
pendapat tidak wajar (adverse opinion) dalam
pengendalian internal.
 Auditor tidak dapat melakukan pemeriksaan
laporan keuangan terhadap perusahaan publik di
Amerika Serikat tanpa sekaligus melakukan
pemeriksaan terhadap pengendalian internal
yang ada di perusahaan tersebut.
 Penugasan pemeriksaan laporan keuangan dan
pengendalian internal merupakan penugasan
yang integral dan tidak dapat dipisahkan.
Hal-hal yang baru dalam audit
integral (Section 404)
1. Auditor harus menyatakan pendapat
terhadap kewajaran laporan keuangan
sekaligus menyatakan pendapat atas
atestasi manajemen terhadap pengendalian
internal. Proses pernyataan pendapat
tersebut merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan (audit integral).
2. Pekerjaan dalam pemeriksaan untuk
menyatakan kewajaran atas laporan
keuangan maupun pemeriksaan terhadap
pengendalian internal harus saling terkait.
 Standar yang ditetapkan oleh PCAOB merupakan
standar yang integral, mencakup pekerjaan yang
diperlukan dalam audit laporan keuangan dan audit
pengendalian internal.
 Audit integral akan menghasilkan tiga opini
1. Pendapat tentang keefektifan pengendalian
internal terhadap penyusunan laporan
keuangan.
2. Pendapat tentang keefektifan penilaian
manajemen terhadap pengendalian internal.
3. Pendapat tentang kewajaran laporan keuanga
Tujuan utama Sarbanas Oxley
 meningkatkan kepercayaan publik terhadap
implementasi prinsip GCG bagi perusahaan yang telah
go publik.
 Sarbanas Oxley Act mewajibkan perusahaan yang
listed di NYSE untuk mematuhi berbagai ketentuan yang
berlaku untuk menjamin transparansi dalam penyusunan
laporan keuangan.
 Sarbanas Oxley Act menjamin adanya kepastian
terhadap integritas pelaporan keuangan (integrity of
financial reporting). United States – Securities Exchange
Commission (US-SEC) juga telah mengadopsi Sarbanas
Oxley Act sebagai syarat untuk memperketat
persyaratan disclosure laporan keuangan serta menjamin
akuntabilitas laporan keuangan perusahaan.
 Sarbanas Oxley mewajibkan perusahaan publik untuk
mereformasi tanggungjawab manajemen perusahaan
perihal keterbukaan informasi keuangan serta mencegah
terjadinya kecurangan pelaporan keuangan (fraudulent
financial reporting) yang bermula dari kecurangan
akuntansi (accounting fraud). Amerika Serikat
menerapkan regulasi ini secara ketat, antara lain meliputi
pelaporan keuangan yang akurat dan tidak bias, review
pengendalian intern serta kewajiban untuk
menerapkan Code of Ethics dan Code of Corporate
Governance. SOA juga menuntut standar yang sangat
tinggi terhadap operasi bisnis dan pelaksanaan
audit atas pengendalian intern.
Manfaat
 Manfaat implementasi SOA bagi perusahaan
publik, yaitu
 pertama, perusahaan publik akan memiliki
sistem pengendalian intern yang lebih baik,
sehingga akuntabilitas dan integritas pelaporan
keuangannya lebih dapat dipercaya dan
diandalkan.
 Kedua, kepercayaan investor lebih meningkat.
 Ketiga, memiliki citra (image) yang positif di
mata publik dan pemangku kepentingan lainnya.
 Bapepam-LK pada tahun lalu (2007) telah mengkaji
kemungkinan mewajibkan audit terhadap sistem
pengendalian internal di perusahaan publik untuk
meningkatkan akuntabilitas laporan keuangannya beserta
manfaat dan biayanya.
 Mengingat pentingnya implementasi Sarbanas Oxley
dalam rangka mencegah praktik kecurangan pelaporan
keuangan di perusahaan publik, maka sudah saatnya
Bapepam-LK mengadopsi salah satu ketentuan dalam
Sarbanas Oxley tersebut yaitu pemberlakuan audit
pengendalian internal pada perusahaan yang telah go
publik.
 Semoga implementasi GCG melalui Sarbanas Oxley di
perusahaan publik di Indonesia dapat segera terwujud,
sehingga fraudulent financial reporting dapat dicegah
atau dihindari.
Pengaruh Sarbanas Oxley
 Sarbanas Oxley di Amerika telah mempunyai pengaruh
yang sangat besar dalam pengembangan praktek good
corporate governance.
 Sarbanas Oxley sangat luas pengaruhnya, mengarah
pada perubahan yang ekstensif dalam sistem
pengungkapan dan pelaporan keuangan, serta
menyatakan beberapa pembatasan mengenai
perusahaan publik dan para akuntannya berkegiatan. Hal
yang paling berpengaruh adalah adanya ketetapan
yang terpadu yang berfokus pada masalah-
masalah mendasar yang menjadi penyebab
skandal akuntansi, berupa prinsip-prinsip
fundamental mengenai ethical corporate conduct
prinsip-prinsip fundamental mengenai
ethical corporate conduct, yang berisi:
1. Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar (fairly) tentang
kondisi bisnis (Sections 401).
2. Chief Executive harus bertanggungjawab secara personal tentang
akurasi (accuracy) dan kelengkapan (completness) mengenai
laporan keuangan perusahaan (Sections 302).
3. Jasa Non-Audit yang dilakukan oleh eksternal auditor harus dibatasi
untuk menjaga adanya kemungkinan conflict of interest yang da pat
menyangsikan kemungkinan integritas sebuah pelaksanaan audit
(audit integrity) (Sections 201, 202 dan 206).
4. Perusahaan harus memiliki sebuah Boards dan Komite Audit yang
independen, yang menjunjung tinggi kepentingan pemegang saham
dengan mengawasi isu-isu utama dan penting dari aktivitas
manajemen dan auditor (Sections 301 dan 305).
5. Sebuah sistem pengendalian intern yang kuat dan memadai harus
ditegakkan untuk mencegah penyalahgunaan wewenang dan fraud
(Section 404).
6. Perusahaan harus menjunjung tinggi dan menunjukkan budaya etis
mulai dari pucuk pimpinan hingga ke bawah (Section 406
Penerapan Undang-Undang semacam
Sarbanes Oxley Act di Indonesia
 Walaupun pasar modal di Indonesia belum semaju atau
sebesar pasar modal di AS, prinsip prinsip dasar dari
Sarbanes Oxley act sebenarnya relevan untuk diterapkan
di Indonesia.
 Pada saat ini Indonesia tidak memiliki undang-undang
yang mengatur industri audit sekomprehensif
Sarbanes‐Oxley. Walaupun demikian ada beberapa
peraturan yang dikeluarkan beberapa pihak yang
berwenang yang secara terpisah memiliki beberapa
kesamaan dengan komponen dari Sarbanes Oxley,
antara lain adalah sebagai berikut:
Pernyataan Standar Audit (PSA) no
62

 Pernyataan Standar Audit (PSA) no 62 yang dikeluarkan


oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang isinya
mensyaratkan agar KAP yang sedang memeriksa klien
milik negara ataupun mendapat bantuan dari keuangan
negara untuk memeriksa kondisi IC dan memberikan
atestasi atas tingkat kepatuhan klien terhadap peraturan
dan undang‐undang. PSA ini sampai sekarang masih
diperdebatkan oleh beberapa pihak; ada yang setuju ada
yang menentang. IAI sendiri kabarnyha akan melakukan
perubahan dan menggantikan PSA 62 ini dengan PSA 75
 Bank Indonesia telah mengeluarkan beberapa
peraturan yang mengharuskan direksi bank
untuk membuat pernyataan mengenai kondisi IC
dan juga mengenai tingkat kepatuhan. Bahkan
untuk perbankan, salah seorang direktur harus
ditetapkan sebagai direktur kepatuhan dan tidak
diperkenankan untuk melakukan kegiatan
operasional.
 Badan Pengelola Pasar Modal telah
mengeluarkan peratuan Bapepam no:VIII.G.1,
pada tanggal Des. 2003 mengenai tanggung
jawab direksi terhadap laporan keuangan
dengan cara menandatangani suatu pernyataan
bahwa direksi bertanggung jawab terhadap IC
perusahaan. Perbedaannya dengan versi
Sarbanes‐Oxley adalah bahwa dalam
Sarbanes‐Oxley direksi juga diminta untuk
membuat asesmen terhadap kondisi IC
diperusahaannya

Anda mungkin juga menyukai