Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

AUDIT SEKTOR PUBLIK

Dosen Pengampu: Yulinda Devi P., M.Sc.

Disusun Oleh :

1) Fitri Febriyani (17.0102.0063)


2) Sita Arliana (17.0102.0088)
3) Dyah Kuncoro Wati (17.0102.0116)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Audit Sektor Publik” tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada
Nabi Muhammad Saw, yang mana telah membawa kita dari zaman jahiliyah sampai zaman
yang modern seperti sekarang ini. Adapun tujuan penyusunan makalah ini sendiri adalah
untuk memenuhi tugas Akuntansi Sektor Publik.

Tidak lupa kami selaku penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan dari berbagai
pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini dengan memberikan
materi maupun pikirannya dengan semaksimal mungkin.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.
Untuk itu, kami mengharap kritik dan saran yang dapat membangun motivasi kami agar dapat
menjadi lebih baik dan lebih maju untuk masa yang akan datang.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
menambah wawasan serta menambah pengetahuan .

Magelang, 06 Juni 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................................................................................ 3
BAB I ....................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................................... 4
C. TUJUAN ........................................................................................................................................ 4
BAB II...................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ...................................................................................................................................... 5
A. Pengertian Audit Sektor Publik .................................................................................................... 5
B. Cakupan Audit Sektor Publik ........................................................................................................ 5
C. Objek Audit Sektor Publik ............................................................................................................ 8
D. Proses Audit Sektor Publik ........................................................................................................... 9
E. Tipe-Tipe Audit Sektor Publik....................................................................................................... 9
F. Pengaturan Undang-Undang Dasar 1945 Tentang Audit Sektor Publik .................................... 10
G. Pengujian Audit Sektor Publik .................................................................................................... 11
H. Siklus Audit Sektor Publik........................................................................................................... 12
I. Standar Audit Sektor Publik ....................................................................................................... 19
J. Bukti Audit dan Pendukungnya.................................................................................................. 20
K. Metodologi Audit Sektor Publik ................................................................................................. 22
BAB III .................................................................................................................................................. 25
PENUTUP ............................................................................................................................................. 25
A. KESIMPULAN .............................................................................................................................. 25
B. SARAN ........................................................................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 26

3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Audit pada organisasi sektor pubik telah menjadi isu yang penting dalam rangka
mewujudkan good governance. Auditing merupakan suatu investigasi independen
terhadap beberapa aktivitas khusus. Audit pada organisasi sektor publik didefinisikan
sebagai suatu proses sistematik secara objektif untuk melakukan pengujian keakuratan
dan kelengkapan informasi yang disajikan dalam suatu laporan keuangan organisasi
sektor publik. Ada beberapa cakupan audit sektor publik, yang digunakan sebagai
pemahaman untuk memperdalam metode audit, cakupan tersebut adalah audit umum,
audit operasional, audit komprehensif, pemeriksaan kemudian, audit khusus, audit atas
kecurangan, evaluasi, audit pajak, audit sosial, audit mutu, audit tunggal, audit berbasis
risiko, audit ketaatan, due diligence audit, audit lingkungan, katalisator, objek
pemeriksaan, audit electronic data processing, audit eksternal dan audit internal.

Proses auditing yang dilakukan pada organisasi sektor publik memiliki beberapa
konsep dasar, seperti pembuktian (evidence) yang cukup, memeriksa dengan hati-hati,
penyajian yang wajar, bebas, dan berbuat atau bertindak sesuai dengan kode etika profesi
akuntan. Audit sektor publik adalah jasa penyelidikan bagi masyarakat atas organisasi
publik dan politikus yang sudah dibayar. Hal ini memberikan keuntungan yang lebih
besar, di mana janji yang dibuat oleh para politisi dapat diperiksa secara professional oleh
pihak independen.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan audit sektor publik?


2. Apa saja cakupan audit sektor publik?
3. Bagaimana proses audit dalam sektor publik?
4. Bagaimana siklus audit dalam sektor publik?

C. TUJUAN

1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan audit sektor publik


2. Dapat mengetahui apa saja cakupan audit sektor publik
3. Dapat mengetahui bagaimana proses audit dalam sektor publik
4. Dapat mengetahui bagaimana siklus audit dalam sektor publik

4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Audit Sektor Publik

Audit pada organisasi sektor publik didefinisikan sebagai suatu proses sistematik
secara objektif untuk melakukan pengujian keakuratan dan kelengkapan informasi yang
disajikan dalam suatu laporan keuangan organisasi sektor publik. Dari definisi tersebut,
beberapa bagian perlu mendapat perhatian yaitu,

1. Proses sistematik. Audit merupakan bagian terstruktur yang mengikuti suatu urutan
yang logis.
2. Objektivitas. Hal ini berkaitan dengan kualitas informasi yang disediakan dan juga
kualitas orang yang melakukan audit. Secara esensial, objektivitas berarti bebas dari
prasangka.
3. Penyediaan dan evaluasi bukti-bukti. Hal ini berkaitan dengan pengujian yang
mendasari dukungan terhadap asersi ataupun representasi.
4. Asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi. Hal ini merupakan suatu deskripsi luas
tentang subjek permasalahan yang diaudit. Asersi merupakan suatu proporsi yang
secara esensial dapat dibuktikan atau tidak dapat dibuktikan.
5. Derajat hubungan kriteria yang ada. Hal ini artinya suatu audit memberikan
kecocokan antara asersi dengan kriteria yang ada.
6. Mengomunikasikan hasil. Secara sederhana, agar bermanfaat, hasil audit perlu
dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Komunikasi dapat
dilakukan secara lisan maupun tertulis.

B. Cakupan Audit Sektor Publik

1. Audit Umum (General Audit) dan Audit Keuangan (Financial Audit)

Audit umum tidak termasuk jenis audit. Audit umum digunakan sebagai yang
menggambarkan sifat, sedangkan audit keuangan atau audit atas laporan keuangan
yaitu audit yang dilakukan untuk memberikan pernyataan pendapat akuntan/auditor
yang independen mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan auditan atau
penggunaan dana dari berbagai sumber.

2. Audit Operasional, Audit Manajemen, Audit atas Program dan Audit Kinerja

5
Jenis audit kinerja secara substansial tidak berbeda dengan audit operasional
yang di dalamnya mencakup audit manajemen dan audit atas program. Keseluruhan
jenis audit tersebut mengandung unsur evaluasi atas efektivitas.

3. Audit Komprehensif
Audit komprehensif adalah suatu pendekatan audit dengan menetapakan
berbagai tipe audit, seperti audit atas laporan keuangan, audit kinerja, dan atau audit
lainnya, atas berbagai aspek yang menjadi lingkup audit dalam suatu penugasan audit.
4. Pemeriksaan Kemudian (Post Audit)

Pemeriksaan kemudian adalah audit yang dilakukan ketika priode akuntansi


untuk seluruh kegiatan yang diaudit telah selesai, atau telah tersedia asersi
manajemen yang diverifikasi, atau kejadian/peristiwa/transaksi telah selesai

5. Audit Khusus (Special Audit)


Audit khusus adalah audit yang dilakukan atas lingkup audit yang bersifat
khusus. Salah satu bentuk audit khusus adalah fraud auditing.
6. Audit atas kecurangan (Fraud Auditing)

Audit atas kecurangan adalah audit khusus yang dimaksudkan untuk


mendeteksi dan mencegah terjadinya penyimpangan atau kecurangan atas transaksi
keuangan.

7. Evaluasi
Evaluasi adalah proses pembandingan antara suatu praktik pelaksanaan
kegiatan dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan untuk
memberikan penilaian terhadap hasil, manfaat dan dampak yang diperoleh dari
pelaksanaan kegiatan tersebut.
8. Audit pajak (Tax Auditing)
Audit pajak yaitu suatu rangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, dan
mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan yang berlaku.
9. Audit sosial (Social Audit)
Audit sosial adalah audit yang menyangkut pemantauan, penilaian dan
pengukuran prestasi organisasi dan keterlibatannya dengan masalah-masalah sosial.
10. Audit Mutu (Quality Audit)

6
Audit mutu adalah suatu pemeriksaan yang sistematik dan independen untuk
mennetukan apakah kualitas aktivitas dan pencapaian hasil sesuai dengan rencana
yang sudah direncanakan dan apakah rancangan tersebut dapat diimplmentasikan
secara efektif dalam mencapai tujuan.

11. Audit Tunggal (Single Audit)


Audit tunggal adalah pendekatan yang digunakan untuk melaksanakan audit
secara efisien.
12. Audit berbasis risiko (Risk Based Auditing)
Audit berbasis risiko adalah suatu audit yang dimulai dengan proses penilaian
risiko audit, sehingga dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan auditnya lebih
difokusakan pada area-area penting yang berisiko dari penyimpangan, kecurangan.
13. Audit Ketaatan (Legal Auditing)

Suatu proses yang sistematik untuk menentukan apakah kegiatan suatu entitas
itu sesuai atau tidak dengan standar atau kebijakan yang dikeluarkan oleh manajemen
atau hukum dari peraturan-peraturan yang berlaku.

14. Due Deligence Audit

Audit due deligence merupakan suatu audit yang mendalam dan menyeluruh
dari segala aspek yang diarahakan untuk suatu tjuan tertentu, agar dapat melindungi
kepentingan klien yang umumnya adalah entitas keuangan perbankan maupun non
perbankan.

15. Audit Lingkungan


Audit lingkungan adalah proses verifikasi sistematis dan terdokumentasi
terhadapa perolehan dan evaluasi bukti audit yang dilakukan secara objektif untuk
mennetukan bahwa suatu aktivitas lingkungan, kejadian, kondisi, sistem manajemen
atau informasi tertentu tentang masalah lingkungan sesuai kriteria audit, dan
melaporkan hasil dari proses ini kepada klien.
16. Katalisator

Katalisator adalah suatu fungsi audit internal untuk membantu anggota


organisasi secara langsung dalam mempercepat suatu penyelesaian masalah dan
pencapaian tujuan sesuai dengan ruang lingkup kewenangannya.

7
17. Objek Pemeriksaan (Obrik)
Istilah obrik tidak hanya dimaksudkan sebagai entitas ekonomi atau instansi
yang diaudit tetapi dapat berupa aktivitas, program, fungsi, atau operasi suatu entitas
yang dinilai mempunyai masalah audit potensial.
18. Electronic Data Processing (EDP)

Audit electronic data processing (EDP) adalah suatu proses pengumpulan dan
evaluasi bukti untuk menetapkan apakah sistem pembukuan komputer dapat
mengamankan harta, menjaga integritas data, tujuan organisasi dapat tercapai dengan
efektif dengan penggunaan sumber-sumber daya efisien.

19. Audit Eksternal dan Audit Internal

Audit eksternal adalah suatu proses pemeriksaan yang sistematik dan objektif
yang dilakukan oleh auditor eksternal yang independen terhadap laporan keuangan
suatu organisasi atau unit organisasi dengan tujuan untuk memberikan pendapat
mengenai kewajaran keadaan keuangan dan hasil usaha organisasi atau unit organisasi
tersebut.

Sedangkan, audit internal merupakan pengawasan manajerial yang fungsinya


mengukur dan mengevaluasi sistem pengendalian dengan tujuan membantu semua
anggota manajemen dalam mngelola secara efektif pertanggungjawabannya dengan
cara menyediakan analisis, penilaian, rekomendasi, dan komentar-komentar yang
berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang ditelaah.

C. Objek Audit Sektor Publik

Objek audit sektor publik meliputi keseluruhan organisasi di sektor publik


dan/atau kegiatan yang dikelola secara organisasi sektor publik tersebut dalam rangka
mencapai tujuaannya. Untuk mencapai tujuaannya, objek audit menetapkan berbagai
program yang pelaksanaannya dijabarkan ke dalam berbagai bentuk kegiatan. Setiap
program-program aktivitas yang diselenggarakan pada setiap departemen atau divisi
harus selaras dengan tujuan organisasi secara keseluruhan. Dalam pemahaman terhadap
objek audit, auditor harus mendapatkan informasi tentang sumber daya atau kapasitas
aktivitas yang dimiliki objek audit dalam melaksanakan berbagai kegiatan.

8
D. Proses Audit Sektor Publik

1. Perencanaan Audit
a. Pemahaman atas sistem akuntansi keuangan sektor publik
b. Penentuan tujuan dan lingkup audit
c. Penilaian risiko
d. Penyusunan rencana audit (audit plan)
e. Penyusunan progam audit
2. Pelaksanaan Audit
3. Pelaporan Hasil Pelaksanaan Audit
4. Tindak Lanjut Hasil Audit

E. Tipe-Tipe Audit Sektor Publik

1. Audit Kepatuhan
Audit kepatuhan didesain untuk memastikan bahwa pengendalian internal yang
digunakan atau diandalkan oleh auditor dalam praktiknya dapat berjalan dengan baik
dan sesuai sistem, prosedur dan peraturan keuangan yang telah ditetapkan.
2. Audit keuangan program publik
Audit keuangan meliputi audit atas laporan keuangan dan audit atas hal yang
berkaitan dengan keuangan. Audit atas laporan keuangan bertujuan untuk
memberikan keyakinan apakah laporan keuangan dari entitas yang diaudit telah
menyajikan secara wajar tentang posisi keuangan. Audit atas hal yang berkaitan
dengan keuangan mencakup penentuan apakah informasi keuangan telah disajikan
sesuai kriteria yang telah ditetapkan, entitas yang diaudit telah mematuhi persyaratan
kepatuhan terhadap peraturan keuangan tertentu, sistem pengendalian internal instansi
tersebut baik terhadap laporan keuangan maupun terhadap pengamanan kekayaannya
telah dirancang dan dilaksanakan secara memadai untuk mencapai tujuan
pengendalian.
3. Audit kinerja sektor publik
Audit kinerja adalah pemeriksaan secara objektif secara sistematik terhadap
berbagai macam bukti, untuk dapat melakukan penilaian secara independen atas
kinerja entitas atau program atau kegiatan pemerintah yang diaudit. Berikut mini
jenis audit kinerja:
a. Audit ekonomi dan efisiensi, dapat menentukan apakah:

9
 Entitas telah memperoleh, melindungi, dan menggunakan sumber dayanya
secara hemat dan efisien.
 Penyebab timbulnya ketidakhematan dan ketidakefisienan.
 Entitas telah mematuhi peraturan perundang-undangan yang berkaitan dnegan
kehematan dan efisiensi.
b. Audit program, dapat mencakup penentuan:
 Tingkat pencapaian hasil program yang diinginkan atau manfaat yang telah
ditetapkan oleh undang-undang atau badan lain yang berwenang.
 Efektivitas kegiatan entitas, pelaksanaan program, kegiatan atau fungsi
instansi yang bersangkutan.
 Apakah entitas yang diaudit telah mentaati peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan pelaksanaan program atau kegiatannya.
4. Audit investigasi
Audit investigasi adalah kegiatan pemeriksaan dengan lingkup tertentu,
periodenya telah dibatasi, lebih spesifik pada area-area pertanggungjawaban yang
diduga mengandung inefisiensi atau indikasi penyalahgunaan wewenang, dengan
hasil audit berupa rekomendasi untuk ditindaklanjuti bergantung pada drajat
penyimpangan wewenang yang ditemukan.

F. Pengaturan Undang-Undang Dasar 1945 Tentang Audit Sektor Publik

Audit sektor publik di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945
pada Bab VIIIA tentang Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yaitu pada pasal 23E, 23F,
dan 23G. Berikut disajikan petikan UUD 1945 Pasal 23 E,F,G.

PASAL 23E

1. Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara


dilakukan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.
2. Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, serta dengan
kewenangannya.
3. Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan
sesuai dengan Undang-Undang.

PASAL 23F

10
1. Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh
Presiden.
2. Pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan dipilih dari dan oleh anggota.

PASAL 23G

1. Badan Pemeriksa Keuangan berkedudukan di ibukota negara, dan memiliki


perwakilan di setiap provinsi.
2. Pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan dipilih dari dan oleh anggota.

G. Pengujian Audit Sektor Publik

1. Term of Reference
a. Nilai sosial, mencerminkan akar audit bukti dalam nilai sosial yang menggap
penting konsistensi dan integritas dalam persiapan dan penyajian laporan
keuangan.
b. Keterkaitan dengan perencanaan, anggaran, dan pengendalian manajemen,
mencerminkan hubungan antara audit internal dan eksternal, dengan komponen
lain siklus manajemen: perencanaan, penganggaran, dan pengendalian
manajemen.
c. Akuntabilitas, acuan secara ekplisisit untuk hubungan klien atau auditee.
d. Kriteria laporan keuangan, dicirikan sebagai empat konsep dalam aturan term of
references.
e. Lingkup investigasi. Akuntabilitas term of reference dan terkait kriteria yang
dapat dikelompokkan sebagai lingkup audit.
f. Tujuan. Aturan tujuan audit mengikuti secara langsung dari lingkup dan termasuk
tujuan wajib untuk menyatakan opini laporan keuangan.
g. Batasan-batasan, dari berbagai macam subjek audit.
2. Investigasi
a. Pengetahuan akan lembaga yang akan diaudit, meminta auditor untuk mencapai
kedekatan yang cukup dengan usaha klien dalam melakukan audit.
b. Kepercayaan, adanya identifikasi auditor pengendalian internal organisasi di mana
dia focus dan dapat dipercaya dalam melaksanakan audit.
c. Bukti, mengidentifikasi hakikat dan sumber bukti.

11
d. Verifikasi, konsep pengendalian pada fase investigasi dan teridentifikasi sebagai
verifikasi.
e. Asumsi.
f. Asersi.
g. Kecukupan (kuantitas), yakni ketepatan (precision) dan tingkat jaminan yang
disediakan oleh auditor.
h. Penyesuaian (kualitas), sebagai keterikatan dan keandalan.
i. Metode, yang digunakan oleh auditor dalam mengumpulkan dan mengevaluasi
bukti iidentifikasi sebagai konsep terpisah.
j. Kelayakan (cerminan batasan umum dan penyediaan mata rantai pelaporan).
3. Pelaporan
a. Tipe laporan.
b. Lingkup laporan.
c. Opini.
d. Reservasi.
e. Pengendalian internal/manajemen.
f. Tindak lanjut audit.

H. Siklus Audit Sektor Publik

1. Survei awal karakter industri/bidang/organisasi yang akan diaudit


a. Sistem pelaksanaan survey awal karakter industri/bidang/organisasi sektor publik

Survei pendahuluan merupakan kegiatan untuk mendapatkan informasi (tanpa


melakukan verifikasi secara rinci) mengenai bagian/fungsi yang akan diaudit.
Survei pendahuluan inu berguna untuk memahami lebih baik mengenai tujuan,
proses, risiko, dan pengendalian dari bagian/fungsi yang akan diaudit. Dalam
pelaksanaannya, survei pendahuluan meliputi langkah/kegiatan pokok berikut.

1) Penyelidikan awal : meliputi kegiatan review atas kertas kerja audit terdahulu,
temuan audit sebelumnya, bagan organisasi, dokumen permanen, dll.
2) Pertemuan terbuka dengan manajemen klien : tujuannya untuk menyampaikan
informasi bagaimana audit akan dilakukan, mendapatkan jawaban dalam
bentuk kerjasama, memperoleh informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan
audit, dan membangun kredibilitas auditor.

12
3) Penelaahan atas dokumen yang ada pada klien : untuk memperoleh informasi
yang telah dimutahirkan yang mengindikasikan adanya perubahan-perubahan
pada bagan/fungsi yang akan diaudit.
4) Observasi : terdiri atas
 Pengamatan lapangan yang diarahkan kepada fasilitas, peralatan, pegawai
dan operasi aau kegiatan dilakukan secara singkat/selintas dan bersifat
umum dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai objek yang
diamati.
 Review atas kegiatan tertentu secara bertahap dari awal sampai akhir
5) Penyiapan bagan arus : mendiskripsikan klien secara komprehensif dalam
bentuk analisis visual
6) Review analitis : menggunakan analisis rasio dan kecenderungan atas data
keuangan dan membandingkannya dengan data periode sebelumnya, dll.
7) Pembuatan laporan/risalah survey : berisi informasi tentang persoalan yang
harus ditindaklanjuti dengan melakukan pekerjaan lapangan, informasi
mengenai temuan audit yang dapa ditindaklanjuti oleh manajemen, dll.
b. Siklus pelaksanaan survey awal karakter industri/bidang/organisasi sektor publik
1) Persiapan instrumen survei

Tim audit mempersiapkan berbagai perlengkapan dan peralatan, jenis


informasi yang ingin diperoleh dari kegiatan survei, teknik survei dan personil
yang bertugas melakukan survei

2) Pertemuan dengan organisasi yang akan diaudit

Survei tim audit terhadap organisasi yang akan diaudit didahului


dengan adanya pertemuan antara ketua dan anggota tim audit dengan pihak
organisasi teraudit.

3) Pelaksanaan survei

Pada tahap ini, tim audit berusaha mengumpulkan semua informasi


yang diperlukan oleh tim audit. Kegiatan yang dilakukan diantaranya:
mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan survei, interpretasi dan
telaah data, identifikasi potensi kelemahan, dan membuat keputusan.

13
c. Teknik pelaksanaan survey awal karakter industri/bidang/organisasi sektor publik
1) Wawancara

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan


menggunakan pertanyaan lisan kepada objek audit. Wawancara ini ada dua
macam yaitu wawancara tatap muka, dan wawancara melalui telepon.

2) Kuisioner

Merupakan pengumpulan data primer dimana pertanyaan auditor dan


jawaban responden disampaikan melalui tulisan. Teknik ini memberikan
tanggung jawab kepada responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan.

2. Pembuatan program audit dan penerbitan surat tugas audit


a. Fungsi pembuatan program audit sektor publik
1) Program audit keuangan

merupakan kumpulan dari prosedur audit yang akan dijalankan dan


dibuat secara tertulis. Program audit keuangan juga merupakan prosedur audit
yang diyakini oleh auditor merupakan hal yang penting untuk mencapai tujuan
audit keuangan tersebut. Audit keuangan meliputi unsur-unsur : segmen
laporan keuangan, pengendalian internal mengenai ketaatan terhadap perturan
perundang-undangan yang berlaku, pengendalian atau pengawasan internal
atas penyusunan laporan keuangan dan atas pengaman aktiva, ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dugaan kecurangan.

2) Program audit kinerja

Menurut SPKN, audit kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan


keuangan negara yang terdiri dari audit atas aspek ekonomi, efisiensi, dan
efektifitas. Audit kinerja pada sebuah program pemerintah meliputi juga audit
atas kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan serta pengujian
terhadap pengendalian internal.

b. Sistem pembuatan program dan penerbitan surat tugas audit sektor publik
1) Sistem pembuatan program audit sektor publik
 Berdasarkan urutan kerja atau tahapan pemeriksa

14
Ada beberapa cara yang ditempuh oleh tim audit dan auditor untuk
mendapatkan informasi dari klien dalam rangka pembuatan program audit
sektor publik yaitu

a) Mengamati proses kerja (observasi) dilakukan auditor pada proses


kerja di unit kerja yang diaudit dalam perspektif manajemen mutu.
b) Meminta penjelasan, auditor dapat memperoleh informasi dengan cara
meminta penjelasan dai unit kerja yang diaudit.
c) Meminta peragaan, auditor dapat meminta teraudit untuk
memperagakan suatu kegiatan.
d) Menelaah dokumen simintas, auditor dapat mencatat berbagai
informasi untuk ditanyakan kepada teraudit berdasarkan hasil telaah
dokumen yang dilakukan sebelumnya.
e) Memeriksa silang, auditor diijinkan untuk mengumpulkan data atau
informasi dari unit-unit lain yang berkaitan.
f) Mencari bukti yang dapat diperoleh dari catatan, dokumen, atau
kondisi faktual yang dapat dianalisis dan dibuktikan kebenarannya.
g) Melakukan survei, auditor diperkenankan untuk menggunakan
seperangkat alat survei tertentu untuk memperoeh informasi terkait
dengan pekerjaan audit yang dilakukan.
 Berdasarkan permasalahan

Tujuan dari penyusunan program audit adalah agar pelaksanaan tugas


audit dapat mencapai tujuan audit yang telah ditetapkan dengan
penggunaan sumber daya yang seminimal mungkin. Pada sistem
penyusunan program audit berdasarkan masalah, pemetaan masalah
menjadi titik awal dalam menyusun program audit.

c. Siklus pembuatan program dan penerbitan surat tugas audit sektor publik
 Siklus pembuatan program audit sektor publik

15
 Siklus penerbitan surat tugas audit sektor publik

Penerbitan surat tugas audit dilakukan sebelum auditor atau tim audit
melaksanakan tugas audit. Sebelum penerbitan surat tugas atau surat
perintah kerja, terlebih dahulu program audit internal disahkan oleh kepala
instansi audit baik itu direkrut audit, kepala kantor wilayah, maupun
kepala kantor pelayanan utama. Setelah program audit internal disahkan,
surat tugas audit sektor publik dapat diterbitkan.

3. Pelaksanaan audit sektor publik


Pelaksanaan audit adalah salah satu tahapan dalam proses audit dimana auditor
akan mengembangan suatu program audit, menilai keefektifan sistem pengendalian
internal organisasi, dan melakukan pengujian-pengujian yang diperlukan untuk
memperoleh bukti audit yang memadai.
a. Sistem pelaksanaan audit sektor
 Pengumpulan data
1) Wawancara

Wawancara dapat dilakukan dengan melakukan pertanyaan


pembukaan, gaya bicara, nada dan irama dalam memberi pertanyaan, sikap
pewawancara, uraian dengan kata-kata sendiri, menilai jawaban, dll.

2) Mereview dokumen

Auditor harus mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasikan, dan


mendokumentasikan informasi (bukti) untuk mendukung hasil audit.

16
3) Observasi

Macam macam observasi diantaranya yaitu observasi partisipatif,


observasi terus terang atau tersamar, dan observadi berstruktur. Observasi
ini beemanfaat agar peneliti memahami konteks data dalam keseluruhan
situasi sosial, mendapatkan pengalaman langsung, melihat hal-hal yag
kurang atau tidak diamati orang lain.

 Analisis data

Terdapat 3 pendekatan yang dilakukan oleh auditor dalam


melaksanakan laporan keuangan klien yang telah mempergunakan SIA.

1) Pemeriksaan sekitar komputer : asumsi yang digunakan yaitu bila sampel


output dari suatu sistem ternyata benar berdasarkan masukan sistem tadi,
maka pemrosesannya tentu dapat diandalkan.
2) Pemeriksaan dengan komputer : digunakan untuk mengotomatisasi banyak
kegiatan. Auditor memanfaatkan komputer sebagai alat bantu dalam
melakukan penulisan, perhitungan, pembandingan, dll.
3) Pemeriksaan melalui komputer : pendekatan ini lebih menekankan pada
langkah pemrosesan serta pengendalian program yang dilakukan oleh
sistem komputer.
b. Siklus pelaksanaan audit
1) Pengujian kepatuhan

Auditor melaksanakan pengujian kepatuhan organisasi terhadap


ketentuan peraturan perundang-undangan dan pengendalian internal. Saat
melakukan audit kinerja, auditor mengkomunikasikan sifat pekerjaan audit
dan tingkat keyakinan, dengan memberikan penekanan bahwa pekerjaan audit
dan pelaporan yang berkaitan dengan pengujian pengendalian internal,
kepatuhan atas ketentuan peraturan perundang-perundangan.

2) Pengujian substantif

Pengujian substantif menyediakan bukti mengenai kewajaran setiap


asersi laporan keuangan yang signifikan. Perancangan pengujian substantif
meliputi penentuan:

17
o Sifat pengujian
o Waktu pengujian
o Luas pengujian substantif
3) Penyusunan kuesioner

Pengumpulan data yang dilakukan auditor meliputi pengamatan dan


pengukuran. Penggunaan metode kuesioner sangat cocok diterapkan pada
kasus dimana tim audit secara geografis berjauhan dan jenis audit yang
dibutuhkan adalah data kuantitatif. Dengan data kuesioner, daftar pertanyaan
memungkinkan auditor menanyakan hal yang dirasa tidak pantas diungkapkan
secara lisan.

4) Prosedur analitis

adalah pengevaluasiaan informasi keuangan yang dilakukan dengan


mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan data non
keuangan. Prosedur ini dapat membantu auditor dengan mendukung dan
meningkatkan pemahamannya tentang operasional organisasi yang diaudit.

4. Pembuatan daftar temuan

Setelah melakukan kegiatan pelaksanaan audit, auditor biasanya mendapatkan


temuan-temuan terkait dengan keuangan klien. Temuan-temuan tersebut kemudian
didaftar sebagai bukti dalam penyampaian pendapat nantinya.

5. Komunikasi temuan dan penyusunan draf laporan hasil


Berdasarkan temuan-temuan auditor di lapangan, kemudian auditor melakukan
pembicaraan dengan pimpinan organisasi sektor publik, terkait temuan-temuan
tersebut. Dalam tahap ini, auditor melakukan cross-check hasil temuannya dengan
fakta yang terjadi di lapangan. Setelah hasil temuan auditor dibicarakan atau
melakukan cross-check dengan pejabat organisasi sektor publik, auidtor kemudian
menyusun draf laporan hasil pemeriksaan.
6. Pemeriksaan
7. Penerbitan laporan hasil pemeriksaan dan tindak lanjut
Berdasarkan temuan-temuan yang ada di lapangan, auidtor melakukan tindak
lanjut atau dengan kata lain memberikan rekomendasi perbaikan kepada organisasi
sektor publik.

18
Tahapan terkahir dari siklus audit keuangan adalah penerbitan laporan hasil
pemeriksaan kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap organisasi yang
telah diaudit tersebut.
8. Temuan laporan hasil pemeriksaan

I. Standar Audit Sektor Publik

Standar audit berkaitan dnegan kriteria atau ukuran mutu kinerja audit, dan
berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai dnegan menggunakan prosedur yang ada.
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara adalah sebuah standar pemeriksaan yang memuat
persyaratan professional pemeriksa, mutu pelaksanaan pemeriksaan, dan persyaratan
laporan pemeriksaan yang professional. Berikut disajikan standar yang ada dalam Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara:

1. Standar umum
Standar umum berkaitan dengan dengan ketentuan mendasar untuk menjamin
kredibilitas hasil pemeriksaan. Standar umum ini memberikan kerangka dasar untuk
dapat menerapkan standar pelaksaan dan standar pelaporan secara efektif yang
dijelaskan pada pernyataan standar berikutnya.
2. Standar pemeriksaan keuangan
a. Standar pelaksanaan pemeriksaan keuangan, pernyataan standar ini mengatur
standar pelaksanaan untuk pemeriksaan keuangan dan setiap standar pekerjaan
lapangan audit keuangan dan Pernyataan Standar Audit (PSA) yang ditetapkan
oleh IAI.
b. Standar pelaporan pemeriksan keuangan, untuk pemeriksaan keuangan, standar
pemeriksaan memberlakukan empat standar pelaporan SPAP yang ditetapkan IAI.
c. Standar pemeriksaan kinerja
1) Perencanaan
2) Supervise
3) Bukti
4) Dokumentasi pemeriksaan
d. Standar pelaporan pemeriksaan kinerja
1) Bentuk
2) Isi laporan
3) Unsur-unsur kualitas laporan

19
e. Standar pemeriksaan untuk tujuan tertentu
1) Standar pelaksanaan pemeriksaan untuk tujuan tertentu
2) Standar pelaporan pemeriksaan untuk tujuan tertentu

J. Bukti Audit dan Pendukungnya

1. Bukti audit

Bukti audit menurut Mulyadi (2002) adalah segala informasi yang mendukung
angka-angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat
digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk menyatakan pendapatnya. Pengertian bukti
audit lain dikemukakan Arens, Elder dan Basley (2008), mereka mendefinisikan bukti
audit sebagai setiap informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah
informasi yang diaudit telah dinyatakan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari data akuntansi dan
semua informasi penguat yang tersedia bagi auditor. Informasi ini sangat bervariasi sesuai
kemampuannya dalam meyakinkan auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Dalam konteks audit, auditor harus mengumpulkan, menganalisis ,


menginterprestasikan, dan mendokumentasikan informasi bukti untuk mendukung hasil
audit. Hal ini berarti bahwa :

a. Auditor harus mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan sasaran dan


ruang lingkup pekerjaan audit.
b. Bukti audit harus cukup, kompeten, relevan, dan bermanfaat untuk memberikan
dasar bagi temuan-temuan audit, dan penyusunan rekomendasi.
c. Prosedur untuk mengumpulkan dan menganalisis bukti audit harus diseleksi lebih
lanjut, dapat dipraktikkan dan diperluas atau diubah bila situasi memungkinkan.
d. Guna memelihara objectivitasnya dan untuk mencapai sasaran audit,
pengumpulan, penganalisian, interpretasi dan pendokumentasian bukti audit harus
diawasi.
e. Kertas kerja audit harus disiapkan dan direview guna mendokumentasikan bukti
audit yang didapatkan.

Bukti audit meliputi :

20
a. Catatan akuntansi berdasarkan laporan keuangan
b. Informasi lain yang menguatkan catatan akuntansi dan mendukung alasan logika
auditor mengenai kebenaran penyajian dalam laporan keuangan.
2. Transaksi dan bukti transaksi
Transaksi merupakan kegiatan yang merubah posisi keuangan suatu entitas
dan pencatatannya, dimana data/bukti/dokumen pendukung disediakan dalam
kegiatan operasi suatu organisasi sektor publik, baik pemerintah pusat, pemerintah
daerah, yayasan, LSM, maupun partai politik.
a. Bentuk transaksi

Di dalam organisasi sektor publik, seperti organisasi pemerintah pusat,


pemerintah daerah, yayasan, LSM, dan partai politik, transaksi terjadi dalam 3
jenis bentuk yakni :

1. Kas
2. Kredit
3. Barter
b. Dasar hukum transaksi
Transaksi antar pihak yang dilakukan oleh organisasi sektor publik diatur
berdasarkan kebijakan pengelolaan keuangan atau aturan organisasi yang
diberlakukan. Dasar hukum tersebut dapat berupa undang-undang, peraturan
pemerintah, keputusan menteri dalam negeri, peraturan menteri dalam negeri,
peraturan menteri keuangan pernyataan standar akuntansi keuangan, dan peraturan
terkait.
c. Bukti transaksi
Bukti transaksi adalah dokumen yang digunakan sebagai keterangan atau
landasan keyakinan kebenaran terhadap kegiatan yang merubah posisi keuangan
suatu entitas dan pencatatannya. Bukti-bukti ini sah secara hukum sebagai tanda
terjadinya transaksi. Bukti audit mendukung laporan keuangan yang terdiri dari
data akuntansi dan semua informasi penguat yang tersedia bagi auditor.
Jurnal, buku besar dan buku pembantu, dan buku pedoman akuntansi yag
berkaitan, serta catatan seperti lembaran kerja dan spread sheet yang mendukung
alokasi biaya, perhitungan, dan rekonsiliasi keseluruhannya merupakan bukti audit
yang mendukung laporan keuangan.
3. Teknik verifikasi bukti transaksi

21
Verifikasi adalah satu bentuk pengawasan melalui pengujian terhadap
dokumen keuangan secara administratif dengan pedoman dan kriteria yang berlaku.

Tujuan verifikasi adalah :

1. Mencegah terjadinya penyimpangan yang dapat merugikan negara


2. Adanya kebenaran formal dan substantif serta kelengkapan dokumen yang
dikirmkan ke kantor pelayanan dan kas negara
3. Mengetahui apakah peraturan perundang-undangan yang berlaku telah ditaati
oleh satuan kerja

Ruang lingkup verifikasi mencakup aspek-aspek berikut

1. Aspek ketersediaan dana


2. Aspek ketepatan tujuan pengeluaran
3. Aspek kebenaran pembebanan anggaran
4. Aspek kebenaran tagihan
5. Aspek kelengkapan bukti pengeluaran dan dokumen pendukungnya.

Pelaksanaan verifikasi

1. Verifikasi ketersediaan dana


2. Verifikasi ketepatan tujuan
3. Verifikasi kebenaran pembebanan anggaran
4. Verifikasi kebenaran tagihan
5. Verifikasi kelengkapan bukti pengeluaran

K. Metodologi Audit Sektor Publik

1. Sistem program audit sektor publik.


Sistem program audit sektor publik ada 3 yaitu :
a. Audit atas saldo
Audit keuangan adalah audit terhadap laporan keuangan suatu entitas yang
akan menghasilkan pendapat pihak ketiga mengenai relevansi, akurasi, dan
kelengkapan laporan-laporan tersebut.
b. Audit atas pengelolaan akun

22
Konsep yang pertama dalam pengelolaan organisasi sektor publik adalah
ekonomi, yang berarti pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu
pada harga yang terendah.
Konsep kedua dalam pengelolaan organisasi sektur publik adalah efisiensi,
yang berarti pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau
penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu.
c. Audit atas program yang menggunakan akun tersebut
Konsep yang ketiga dalam pengelolaan organisasi sektor publik adalah
efektifitas. Efektifitas berarti tingkat pencapaian hasil program dengan target yang
ditetapkan. Efektivitas merupakan perbandingan antara outcome dengan output.
2. Siklus metodologi audit sektor publik
a. Siklus pengumpulan data :

Siklus pengumpulan data memiliki beberapa bentuk, yaitu :

1) Wawancara
2) Me-riew dokumen
3) Observasi
b. Siklus analisis data

Perbedaan yang diamati dikategorikan sebagai koreksi atau kesalahan


dengan kesalahan yang telah diklasifikasikan menurut signifikan mereka.
Temunan audit kemudian disusun dan dilaporkan kepada auditor yang relevan dari
masing-masing entitas pelapor untuk konfirmasi sebelum representasi dengan
manajemen pelaporan entitas.

3. Teknik metodologi audit sektor publik


a. Teknik pengumpulan data
1) Teknik prosedur analitis
2) Teknik inspecting
3) Teknik confirming
4) Tenik inquiring
5) Tenik counting
6) Tenik tracing
7) Teknik voucing
8) Teknik observing

23
9) Tenik reperforming
10) Teknik computer-assisted audit technique
b. Teknik analisis data
1) Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang ilmiah yang sistematis
terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model
matematis, teori-teori dan hipotesis yang dikaitkan dan mempunyai kejelasan
unsur.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian kuantitatif :
 langkah penelitian
 hipotesis
 desain
 pengumpulan data
 analisis data
2) Kualitatif
Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman
yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial
dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran
kompleks, meneliti kata-kata, laporan terperinci dari pandangan responden,
dan melakukan studi pada situasi yang alami.
Jenis-jenis kualitatif memiliki 5 jenis penelitian yaitu :
 biografi
 fenomenologi
 grounded theory
 etnografi
 studi kasus
Metode pengumpulan data
Beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu :
a. Wawancara
b. Observasi
c. Dokumen
d. Focus group discussion (FGD)

24
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Audit pada organisasi sektor publik didefinisikan sebagai suatu proses sistematik
secara objektif untuk melakukan pengujian keakuratan dan kelengkapan informasi yang
disajikan dalam suatu laporan keuangan organisasi sektor publik. Objek audit sektor
publik meliputi keseluruhan organisasi di sektor publik dan/atau kegiatan yang dikelola
secara organisasi sektor publik tersebut dalam rangka mencapai tujuaannya. Untuk
mencapai tujuaannya, objek audit menetapkan berbagai program yang pelaksanaannya
dijabarkan ke dalam berbagai bentuk kegiatan. Proses auditing yang dilakukan pada
organisasi sektor publik memiliki beberapa konsep dasar, seperti pembuktian (evidence)
yang cukup, memeriksa dengan hati-hati, penyajian yang wajar, bebas, dan berbuat atau
bertindak sesuai dengan kode etika profesi akuntan. Audit sektor publik adalah jasa
penyelidikan bagi masyarakat atas organisasi publik dan politikus yang sudah dibayar.

B. SARAN

Demikian makalah ini kami susun, kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangatlah kami perlukan. Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan kita.
Akhirnya dengan mengucap syukur Alhamdulillah, kami selaku penulis berhasil
menyelesaikan makalah ini dengan semaksimal mungkin, semoga bermanfaat bagi kami
dan pembaca dan diridhoi Allah SWT.

25
DAFTAR PUSTAKA

Bastian, I. (2014). Audit Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.

26

Anda mungkin juga menyukai