Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nur Ajizah Yunitasari

NIM : 20180102341

Tugas Sesi 8

1. Menurut Anda, apakah perusahaan Kecil dan Menengah dapat melakukan go


public?

Jawab :

Menurut saya bisa, karena , semua perusahaan tertutup memiliki kesempatan untuk menjadi
perusahaan publik dengan menawarkan dan menjual sebagian sahamnya kepada publik, dan
mencatatkan sahamnya di PT Bursa Efek Indonesia (“Bursa”). Untuk selanjutnya proses tersebut
disebut dengan “Go Public”. Keputusan untuk Go Public tergantung kepada kebutuhan masing-
masing perusahaan dan disesuaikan dengan kepentingan para pemegang sahamnya

Selama ini, emiten UKM di bursa tercatat di papan pengembangan yang mensyaratkan calon
emiten memiliki aset fisik bersih minimal Rp5 miliar. Papan akselerasi akan menjadi tempat bagi
emiten UKM yang masih tahap awal operasi seperti perusahaan-perusahaan yang berbasis
sumber daya, seperti perkebunan dan pertambangan mineral serta migas dan belum membukukan
keuntungan.

Dengan Go Public suatu perusahaan akan selalu mendapat perhatian media dan komunitas
keuangan. Hal ini memberikan keuntungan bagi perusahaan tersebut untuk mendapat publikasi
secara cuma-cuma, sehingga dapat meningkatkan citranya. Peningkatan citra tersebut tentunya
akan memberikan dampak positif bagi pengembangan usaha di masa depan. Hal ini sangat
dirasakan oleh banyak perusahaan yang berskala kecil hingga menengah karena dengan menjadi
perusahaan publik yang sahamnya diperdagangkan di Bursa, citra mereka menjadi setara dengan
perusahaan besar lainnya yang telah memiliki skala bisnis yang besar dan pengalaman historis
yang lama.

2. Menurut anda bagaimana dampak delisting bagi keberlanjutan bisnis perusahaan?

Jawab :
Delisting adalah penghapusan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Setelah
delisting, saham tidak bisa ditransaksikan di BEI. Status perusahaan yang telah delisting
biasanya tetap menjadi perusahaan publik tapi sahamnya tidak tercatat di BEI. Perusahaan yang
sahamnya sudah delisting, tidak lagi memiliki kewajiban sebagai perusahaan tercatat. Kendati
demikian, perusahaan tersebut diperbolehkan untuk kembali mencatatkan sahamnya di BEI
sesuai ketentuan yang berlaku (relisting). Relisting bisa dilakukan enam bulan usai delisting
efektif.

Dampak delisting bagi perusahaan emiten adalah reputasi yang tercemar, yang akan membuat
calon investor dan investor kehilangan kepercayaan dan minat untuk berinvestasi pada
perusahaan tersebut, bahkan sampai pada proses relisting. Bagi investor, perusahaan yang ada
dalam proses delisting merupakan bencana, karena mereka akan kehilangan investasinya.

3. Mengapa OJK dan SRO perlu memberikan stimulus untuk selamatkan Pasar
Modal Indonesia menghadapi wabah Corona saat ini?

Jawab :

Karena dinilai cukup ampuh untuk menangkan pasar di tengah penyebaran pandemic covid-19.
Hal ini juga dilakukan untuk memberikan kepastian hukum kepada para pemangku kepentingan
pasar modal dalam menghadapi situasi penyebaran pandemik COVID-19.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Self-Regulatory Organization (SRO) pasar modal di
Indonesia terus memantau perkembangan pasar dan secara proaktif meninjau serangkaian
kebijakan yang berlaku untuk menjaga Pasar Modal tetap beroperasi seperti biasa di tengah
volatilitas pasar yang dipenuhi ketidakpastian akibat pandemi virus korona atau COVID-19.

OJK dan SRO yang terdiri dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Klliring Penjaminan Efek
Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) juga akan terus
mengupayakan keberlangsungan aktivitas perdagangan bursa efek yang teratur, wajar dan
efisien, dan layanan pasar modal kepada seluruh stakeholders.
Untuk mencapai hal tersebut, OJK bersama SRO pasar modal telah melaksanakan Business
Continuity Management (BCM) untuk menjamin kelangsungan operasional kegiatan di pasar
modal dengan serangkaian aktivitas yakni ;

Pembagian area kerja (split operation) ke beberapa lokasi kerja, Pelaksanaan bekerja dari rumah
(Work from Home/WfH) dengan tetap memperhatikan keberlangsungan layanan kepada
stakeholders, Membatasi kegiatan-kegiatan, seperti sosialisasi, rapat, dan kegiatan lain yang
memerlukan interaksi dengan orang banyak dengan menggunakan fasilitas elektronik,
Memastikan lingkungan kerja yang sehat dan memastikan kesehatan karyawan.

Anda mungkin juga menyukai