NIM : 20180102341
Peringkat profil risiko BCA dan Terintegrasi untuk posisi Desember tahun 2015 adalah
“low to moderate”, merupakan hasil penilaian dari peringkat risiko inheren “low to moderate”
dan peringkat kualitas penerapan manajemen risiko “satisfactory”.
Peringkat tingkat risiko dari 10 (sepuluh) jenis risiko yang dinilai adalah sebagai berikut:
Risiko yang memiliki peringkat tingkat risiko “low” adalah Risiko Pasar, Risiko
Likuiditas, Risiko Hukum, Risiko Transaksi Intra-Grup dan Risiko Asuransi.
Risiko yang memiliki peringkat tingkat risiko “low to moderate” adalah Risiko Kredit,
Risiko Operasional, Risiko Reputasi, Risiko Stratejik, dan Risiko Kepatuhan.
Peringkat profil risiko BCA dan Terintegrasi yang “low to moderate” ini dapat tercapai
karena BCA dan Perusahaan Anak telah menerapkan proses manajemen risiko secara cukup
efektif dan efisien pada seluruh aktivitasnya.
Trend risiko inheren untuk periode mendatang adalah stabil karena berdasarkan hasil
proyeksi, diperkirakan tidak akan terjadi perubahan risiko inheren yang cukup signifikan.
Trend kualitas penerapan manajemen risiko untuk periode mendatang adalah stabil. Hal ini
disebabkan karena BCA dan Perusahaan Anak secara terus menerus meningkatkan penyesuaian
pengelolaan manajemen risiko di semua aktivitasnya sehingga BCA dan Perusahaan Anak dapat
mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan setiap risiko yang ada.
Sistem pengendalian interen BCA mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia
No.5/22/DPNP Tentang Pedoman Standar Sistem Pengendalian Interen bagi Bank Umum
tertanggal 29 September 2003 yang mencakup 5 (lima) komponen antara lain:
Di samping itu, BCA juga memiliki business continuity plan dan disaster recovery plan untuk
mempercepat proses pemulihan pada saat terjadi bencana (disaster) dan memiliki sistem back up
untuk mencegah kegagalan usaha yang berisiko tinggi.
Seluruh manajemen dan karyawan BCA memiliki peran dan tanggung jawab dalam
meningkatkan kualitas dan pelaksanaan sistem pengendalian internal BCA.
Pihak-pihak yang terlibat dan bertanggung jawab dalam terlaksananya sistem pengendalian
internal BCA antara lain Dewan Komisaris, Komite Audit, Direksi, Divisi Audit Internal, pejabat
dan pegawai BCA, Pengawasan Internal Cabang, Pengawasan Internal Kantor Wilayah dan
Pengawasan Internal Unit Kerja Tertentu di Kantor Pusat.
2. BCA menerapkan sistem pengendalian interen secara efektif yang disesuaikan dengan tujuan,
kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas kegiatan usaha BCA dengan berpedoman pada
persyaratan dan tata cara sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia, maupun
dengan mengacu kepada best practice melalui tindakan-tindakan sebagai berikut:
Terdapat penetapan jalur pelaporan dan pemisahan fungsi yang jelas antara satuan kerja
operasional dengan satuan kerja yang melaksanakan fungsi pengendalian.
Fungsi pengendalian dilakukan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR), Grup Hukum
(GHK), Satuan Kerja Kepatuhan (SKK), Grup Analisa Risiko Kredit (GARK) dan Divisi
Audit Internal (DAI).
DAI telah melakukan review secara independen dan obyektif terhadap prosedur dan kegiatan
operasional BCA secara berkala. Hasil review DAI disampaikan dalam bentuk Laporan Hasil
Audit dan Laporan Tindak Lanjut Hasil Audit kepada Direksi.
Pengawasan Internal Cabang (PIC), Pengawasan Internal Kantor Wilayah (PIKW) dan DAI
telah melakukan fungsi evaluasi pelaksanaan sistem dan prosedur yang berlaku di BCA. Hasil
evaluasi dari PIC, PIKW dan DAI tersebut dijadikan sebagai tolok ukur tingkat kepatuhan
unit kerja terhadap sistem dan prosedur yang telah ditetapkan.