PENDAHULUAN
1.2.4
1.3.3
1.3.4
BAB II
PEMBAHASAN
Para pendukung pandangan ini berpendapat bahwa teknik-teknik dapat diperoleh dan
dijustifikasi berdasarkan atas hasil penggunaan yang telah teruji atau bahwa manajemen ikut
memainkan peran yang penting dalam menentukan teknik-teknik yang hendak diterapkan.
Akibatnya,
tujuan
dari
penelitian
akuntansi
yang
berkaitan
dengan
paradigma
dalam sistem informasi dilihat dari sudut pandang individu yang memuat suatu keputusan
informasi (pengamil keputusan). Kerangka kerja ini tergantung pada masing-masing
komponen yang diperlukan untuk menghitung ekspektasi hasil yang diperoleh (kegunaan)
dari sistem informasi tertentu. Komponen tersebut meliputi ;
a) Serangkaian kemungkinan tindakan pada setiap periode didalam horizon waktu,
b) Suatu fungsi pengembalian hasil atas peristiwa-peristiwa yang terjadi selama periode
yang bersangkutan,
c) Hubungan probabilistik antara peristiwa-peristiwa di masa lalu dan masa depan,
d) Peristiwa dan pertanda dari sistem informasi, termasuk pertanda di masa lalu dan
masa depan, dan
e) Serangkaian aturan keputusan sebagai fungsi dari pertanda tersebut.
Kerangka kerja menunjukkan bahwa nilai dari perubahan satu sistem informasi
kesistem informasi lainnya adalah sama dengan perbedaan yang terdapat diantara ekspektasi
hasil dari dua alternatif.
Crandall menguji
kegunaaan
dari
paradigma
informasi/ekonomi
terhadap
perkembangan teori akuntansi dimasa depan dan menawarkan pendekatan ekonomi informasi
terapan sebagai suatu aliran teori akuntansi baru. Singkatnya, pendekatan ini terdiri atas
pengakuan setiap komponen model informasi/ ekonomi secara eksplisitdan perluasan ruang
lingkup perancangan akuntansi agar mencakup seluruh komponen tersebut.
Bagi yang menerapkan informasi/ekonomi, pokok masalah mendasar yang dihadapi
adalah ;
a) Informasi adalah suatu komoditas ekonomi, dan
b) Akuisisi atas informasi menjadi suatu masalah pilihan ekonomi.
Nilai informasi akan dilihat dari sei kriteria biaya-manfaat dalam struktur formal dari
teori keputusan dan teori ekonomi, serta akan dievaluasi dari segi kemampuannya dalam
3
membuktikan kualitas pilihan optimal suatu masalah pilihan mendasar yang harus
diselesaikan oleh seorang individu atau sejumlah individu yang berbeda. Dengan
mengansumsikan suatu prilaku pemilihan yang rasional dan konsisten yang diatur oleh
hipotesis ekspektasi kegunaan, tindakan dengan ekspektasi pengembalian (kegunaan)
tertinggi akan dipilih oleh individu tersebut. Informasi digunakan untuk merevisi probabilitas
dari dampak awalnya.
Paradigma informasi/ekonomi mengambil pandangan melalui beberapa disiplin ilmu,
termasuk teori keputusan, teori permainan, teori informasi dan ekonomi. Beberapa dari model
analitis yang diusulkan memasukkan meliputi ;
a) Model teori keputusan
Menyajikan suatu kerangka kerja untuk menentukan nilai suatu perubahan di dalam
sistem informasi sebagai suatu perbedaan antara ekspektasi pengembalian dari dua
sistem alternatif. Kegunaannya diatasi hanya pada revisi keyakinan karena model
tersebut tidak termasuk evaluasi kinerja. Seperti yang dekemukaan oleh Feltham.
b) Model teori sindikat
Mengikutsertakan perusahaan multi anggota yang secara bersama-sama memiliki
serangkaian tindakan akibat adanya suatu aturan pembagian untuk dampak hasil yang
tidak pasti. Contohnya adalah makalah yang ditulis oleh Wilson, Demski dan
Swieringa, serta Demski.
c) Model evalusi informasi pengambilan keputusan
Menjaga karakteristik multi anggota dan mengikutsertakan pemilik atau pengevaluasi
informasi dalam mendelegasikan pilihan tindakan terhadap satu agen atau lebih.
Contohnya mencakup buku dari Demski dan Feltham.
d) Model teori tim
Mencakup suatu konteks multi anggota dan suatu aturan pembagian dalam model
teori sindikat. Para individu diasumsikan untuk bertindak atas dasar ketertarikan
terbaiknya sendiri dengan menggunakan informasi yang ada khusus bagi mereka dan
tetap menjaga kesejahteraan tim.
e) Model pengumuman permintaan
Sama dengan model teori tim dengan tambahan permasalahan mengenai bagaimana
mendorong agen untuk mengumumkan informasi pribadinya secara jujur dan
menggunakannya untuk memaksimalkan keuntungan dari organisasi.
2.1.2
Paradigma Agensi-Analitis
Dua jenis paradigma memberikan karakteristik pada paradigma agensi yaitu suatu
paradigma analitis atau prinsipal, yang intinya bersifat matematis. Dan suatu paradigma
agensi positif, yang intinya bersifat empiris.
Paradigma ini berawal mengacu pada contoh yang disajikan dalam makalah seminar
Coase, dimana pertama kali disebut sebagai hakikat perusahaan dan huungan antara prinsipal
dan agen. Coase memberikan penekanan pada kontrak sukarela yang muncul antara berbagai
pihak organisasi sebagai penyelesaian yang efisien terhadap berbagai konflik kepentingan.
Hubungan agensi dikatakan telah terjadi ketika suatu kontrak antara seseorang atau
lebih. Dimana seorang prinsipal dan seorang agen untuk memberikan jasa demi kepentingan
prinsipal. Termasuk melibatkan adanya pemberian delegasi kekuasaaan pengambilan
keputusan kepada agen. Baik prinsipal maupun agen diasumsikan untuk termotivasi hanya
oleh kepentingan dirinya sendiri. Agen berjuang untuk memaksimalkan pembayaran
kontraknya yang bergantung pada suatu tingkatan usaha tertentu yang dibutuhkan, sedangkan
prinsipal berjuang untuk memaksimalkan pengemalian atas penggunaan sumber dayanya
yang bergantung pada pembayaran yang terutang kepada agen. Konflik kepentingan ini
diasumsikan akan diawa kedalam keadaan ekuilirium oleh kontrak kesepakatan.
Ada dua alasan yang dapat mengarah pada terjadinya divergensi antara kepentingan diri
sendiri dengan perilaku yang kooperatif yaitu ;
i.
ii.
iii.
d)
e)
f)
g)
sebagai Kelompok Pelopor Rochester adalah bahwa hampir semua teori akuntansi tidak
bersifat ilmiah karena mereka bersifat normatif dan seharusnya diganti dengan teori akuntansi
yang menjelaskan praktik akuntansi aktual dilihat dari segi pilihan manajemen secara
sukarela terhadap prosedur akuntansi dan bagimana standar peraturan telah berubah dari
waktu ke waktu.
Dorongan terbesar bagi pendekatan positif dalam akuntansi adalah untuk menjelaskan
dan meramalkan pilihan standar manajemen melalui analisis atas biaya dan manfaat dari
pengungkapan keuangan tertentu dalam hubungannya dengan berbagai individu dan
pengalokasian sumber daya ekonomi. Teori positif didasarkan pada adanya penyataan bahwa
manajer, pemegang saham, dan aparat pengatur/politisi adalah rasional dan bahwa mereka
berusaha untuk memaksimalkan kegunaan mereka, yang secara langsung berhubungan
dengan kompensasi mereka, dan kesejahteraan mereka juga. Ide utama dari pendekatan
positif adalah untuk mengembangkan hipotesis atas faktor-faktor yang mempengaruhi dunia
praktik akuntansi dan untuk menguji validasi dari hipotesis ini secara empiris ;
6
Biaya transaksi,
Biaya agensi,
Biaya informasi,
Biaya negosiasi ulang, dan
Biaya kepailitan.
Pilihan akuntansi bergantung pada variabel-variabel yang mencerminkan insentif
teknis, maka semakin besar kemungkinan bahwa para manajer menggunakan metodemetode akuntansi yang meningkatkan laba.
c) Hipotesis biaya politis,
Perusahaan besar kemungkinan akan memilih akuntasi untuk menurunkan laporan
laba.
2.1.4
untuk menentukan suatu teori yang menjelaskan apa yang seharusnya dan bukan apa yang
ada. Pendekatan positif sepertinya menimbulkan rasa optimis yang cukup besar diantara
para pendukungnya.
Salah satu kritikan terhadap pendekatan positif didasarkan pada empat hal pokok ;
a) Pernyataan dari kelompok Rochter bahwa jenis penelitian positif yang mereka
lakukan menjadi suatu prasyarat bagi teori akuntansi normatif yang berdasar pada
suatu kebingungan dari wilayah fenomena di tingkat-tingkat yang berbeda, dan telah
salah
b) Konsep Teori Positif berasal dari suatu filosofi ilmiah yang sudah usang dan
merupakan suatu istilah yang kurang sesuai, karena teori ilmu empiris tidak membuat
pernyataan positif.
c) Walaupun suatu teori mungkin digunakan hanya untuk peramalan meski telah
diketahui salah, suatu teori penjelasn atas jenis yang dicari oleh Kelompok Rochter,
atau teori yang biasa dipakai untuk menguji proposal normatif, seharusnya diketahui
tidak akan salah.
d) Betolak belakang dengan metode empiris yang mencoba untuk melakukan usaha yang
gigih untuk menyalahkan teori yang menjadi subjek.
Kritik yang terkeras berdasarkan atas teori akuntansi positif (positive accounting theory-PAT)
berasal dari Sterling dengan komentarnya bahwa ;
a) Dua pilar dari studi bebas-nilai dan praktik akuntansi adalah hal yang tidak bersifat
substantif,
b) Pendukung ekonomi dan ilmu dari teori adalah salah, dan
c) Hasil pencapaiannya nihil.
2.2 INCOME SMOOTHING (PERATAAN LABA)
2.2.1 Hakikat perataan laba
Perataan laba dapat dipandang sebagai proses normalisasi yang disengaja guna meraih
suatu tren ataupun tingkat yang di inginkan. Heyworth (1953) mengamati lebih banyak
teknik akuntansi yang mungkin diterapkan untuk mempengaruhi penempatan pendapatan
bersih di suatu periode akuntansi yang berurutan untuk meratakan atau meningkatan atau
meningkatkan amplitudo dari fluktuasi pendapatan bersih periodik. Kemudian Monsen dan
Downs serta Gondon mengemukakan ,dimana manajer perusahaan mungkin termotivasi
untuk meratakan labanya (atau keamanannya) sendiri dengan asumsi bahwa stabilitas dalam
pendapatan dan tingkat pertumbuhan akan lebih disukai daripada aliran pendapatan rata-rata
yang jauh lebih tinggi dengan variabilitas yang lebih besar.
Definisi perataan laba menurut Beidleman yaitu Perataan dari laba yang dilaporkan
dapat didefinisikan sebagai pengurangan atau fluktuasi yang disengaja terhadap beberapa
tingkatan laba yang di saat ini dianggap normal oleh perusahaan. Dengan pengertian ini,
perataan mencerminkan suatu usaha dari dari manajemen perusahaan untuk menurunkan
variasi yang abnormal dalam laba sejauh yang diizinkan oleh prinsip-prinsip akuntansi
manajemen yang baik.
2.2.2
Motivasi Perataan
Di awal tahun 1953, Heyworth menyatakan bahwa motivasi dibalik perataan termasuk
meliputi perbaikan hubungan dengan kreditor, investor, dan pekerja. Sekaligus juga
penurunan siklus bisnis melalui proses psikologi. Gordon mengusulkan bahwa :
a) Kriteria yang dipakai oleh manajemen perusahaan dalam memilih prinsip-prinsip
akuntansi adalah untuk memaksimalkan kegunaan dan kesejahteraannya.
b) Kegunaan yang sama adalah suatu fungsi keamanan pekerjaan,peringkat dan tingkat
pertumbuhan gaji serta peringkat dan tingkat pertumbuhan ukuran perusahaan
c) Kepuasan dari pemegang saham terhadap kinerja perusahaan meningkatkan status
dan penghargaan dari para manajer
d) Kepuasan yang sama tergantung pada tingkat pertumbuhan dan stabiilitas dari
pendapatan perusahaan
Dalil-dalil ini mendorong perlunya suatu perataan,seperti yang dijelaskan dalam
teorema berikut ini.
Jika dinyatakan bahwa keempat dalil di atas ditetims stsu diketahui benar selanjutnya
berarti manajemen akan berada dalam batas kekuatannya, yaitu batasan yang di atur dalam
aturan akuntansi, untuk (1) meratakan pendapatan yang dilaporkan dan (2) meratakan tingkat
pertumbuhan pendapatan
Beidleman mempertimbangkan dua alasan manajemen meratakan laba. Pendapat
pertama berdasar pada asumsi bahwa suatu aliran laba yang lebih variabel, yang memberikan
pengaruh yang menguntungkan bagi nilai saham perusahaan seiring dengan turunnya tingkat
risiko perusahaan secara keseluruhan.
Argumen kedua berkenaan pada perataan kemampuan untuk melawan hakikat laba
yang bersifat siklus dan kemungkinan juga akan menurunkan korelasi antara ekspektasi
pengembalian perusahaan dengan pengembalian fortofolio pasar.
Hal tersebut merupakan kebutuhan manajemen untuk menetralisir ketidakpastian
lingkungan dan menurunkan fluktuasi yang luas dalam kinerja operasi perusahaan terhadap
siklus waktu baik maupun waktu buruk yang berganti-ganti. Untuk melakukan hal tersebut,
manajemen mungkin akan engambil perilaku kelonggaran organisasi, perilaku kelonggaran
anggaran atau perilaku penghindaran risiko. Setiap tindakan tersebut membutuhkan
keputusan yang mempengaruhi terjadinya dan pengalokasian beban (biaya) tidak rutin yang
menghasilkan perataan laba.
Manajemen juga ditugaskan untuk mengelak dari pembatasan prinsip akuntansi yang
berlaku umum dengan berusaha meratakan angka pendapatan sehingga dapat menyampaikan
harapan mereka akan laporan arus kas mendatang, dan dalam prosesnya meningkatkan
keandalan dari peramalan yang ada berdasarkan hasil serangkaian angka perataan yang
diamati. Tiga batasan yang mungkim memepengarughi para manajer untuk melakukan
perataan,yaitu :
a) Mekanisme pasar yang kompetitif, yang mengurangi jumlah pilihan yang tersedia
bagi manajemen
b) Skema kompensasi manajemen yang berhubungan langsung dengan kinerja
perusahaan dan
c) Ancaman penggantian manajemen
2.2.3
Objek Perataan
Pada dasarnya objek perataan seharusnya didasarkan pada indikasi keuangan yang
paling mungkin dan paling digunakan, yaitu laba. Karena perataan laba bukanlah suatu
fenomena yang terlihat, literatur memperkirakan berbagai bentuk pernyataan keuntungan
sebagai objek perataan yang paling mungkin. Pernyataan tersebut meliputi :
10
a) indikator berdasarkan laba bersih ,biasnya sebelum hal-hal luar biasa dan sebelum
atau sesudah pajak
b)
2.2.4
Dimensi perataan
Dimensi perataan adalah alat yang digunakan untuk menyelesaikan perataan angka
pendapatan. Dascher dan Malcolm membedakan antara perataan riil dan perataan artifisial
sabagai berikut :
o Peratan riil mengacu pada transaksi akrual yang terjadi maupun tidak terjadi dalam
hal pengaruh perataannya terhada pendapatan, dimana perataan artifisial mengacu
pada prosedur akuntansi di implementasikan terhadap pergeseran biaya dan
pendapatan dari satu period eke periode yang lain.
o Perataan artifisial ,perataan laba mencakup seleksi pengukuran akuntansi dan aturan
pelaporan secara berulang-ulang pada suatu pola tertentu, pengaruhnya adalah unuk
melaporkan aliran pendapatan dengan variasi yang lebih kecil dari tren disbanding
terhadap kejadian yang sebaliknya.
Disamping perataan riil dan artifisial ,suatu klasifikasi yang popular menambahkan
dimensi perataan ketiga ,yaitu perataan klasifikasi . barnea et al, membedakan antara ketiga
dimensi perataan tersebut sebagai berikut:
a) Perataan melalui adanya kejadian dan/pengakuan: manajemen dapat menentukan
waktu transaksi aktual terjadi sehingga pengaruhnya terhadap pelaporan pendapatan
akan cenderung mengurangi variasinya dari waktu ke waktu. Seringkali waktu yang
direncanakan dari terjadinya peristiwa akan menjadi fungsi dari aturan akuntansi yang
mengatur pengakuan akuntansi dari peristiwa.
b) Perataan melalui alokasi terhadap waktu : Melalui kejadian dan pengakuan atas suatu
peristiwa, manajemen memiliki kendali yang lebih bebas terhadap determinasi atas
periode-periode yang dipengaruhi oleh kuantifikasi dari peristiwa.
c) Perataan melalui klasifikasi (melalui perataan secara pengklasifikasian) ,ketika angka
statistik laporan laba rugi selain laba bersih (bersih dari seluruh pendapatan dan
beban) menjadi objek perataan, manajemen dapat mengklisifikasikan pos-pos laporan
nirlaba untuk menurunkan variasi yang terjadi dari waktu ke waktu dalam statisik.
11
2.2.5
Variabel Perataan
Alat atau instrument perataan adalah variabel-variabel yang digunakan untuk
meratakan indikator kinerja yang dipilih. Copeland menguraikan lima kondisi yang
diperlukan untuk suatu instrument perataan sebagai berikut :
a) Sekali digunakan, instrument tersebut tidak harus membuat perusahaan memiliki
komitmen untuk melakukan tindakan tertentu apapun dimasa depan.
b) Instrumen perataan harus didasarkan pada penerapan pertimbangan professional dan
dipikirkan dalam wilayah Prinsip-prinsip Akutansi yang berlaku umum
c) Instrument perataan harus mengarah pada pergerakan yang material secara relatif
terhadap perbedaan pendapatan dari tahun ketahun
d) Instrumen perataan tidak memerlukan suatu transaksi riil dengan pihak kedua,tetapi
hanya suatu reklasifikasi dari tahun ke tahun.
e) Instrument perataan harus digunakan, secara sendirian atau bersama-sama dengan
praktik lainnya selama suatu periode waktu yang ditentukan.
Beidleman mengusulkan dua kriteria yang berbeda dan kurang membatasi:
a) Instrument perataan harus memberikan memberikan ruang bagi manajemen untuk
menurunkan tingkat keanekaragaman dalam pelaporan laba sering dengan usahanya
untuk mencapai tjuan laba (pertumbuhan) jangka panjang.
b) Sekali digunakan, instrument tersebut tidak harus membuat perusahaan memiliki
komitmen untuk melakukan tindakan tertentu apapun dimasa depan.
Contoh instrument perataan yang digunakan meliputi:
1.
2.
3.
4.
13
laba yang lebih besar. Hasil ini diinterprestasikan sebagai sepenuhnya konsisten dengan
hipotesis bahwa pasar labih mampu untuk menilai isi informasi laba untuk perusahaan yang
melakukan perataan laba.
2.3 MANAJEMEN LABA (EARNING MANAGEMENT)
2.3.1
dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi. Hubungan dibawah ini adalah hal
penting agar dapat memahami manajemen laba sebagai manajemen akrual:
a) Total Akrual = Laporan Laba Bersih Arus Kas Dari Operasi
b) Total Akrual = Akrual bukan pilihan + Akrual Pilihan
Pendekatan umum yang biasa digunakan untuk mengestimasi akrual pilihan adalah
dengan meregresikan total akrual variabel-variabel yang merupakan wakil dari akrual normal.
Sedangkan untuk akrual yang tidak diharapkan dianggap sebagai komponen yang tidak dapat
direlasikan (residual) dari total akrual.
Selain akrual pilihan dan akrual bukan pilihan ada satu jenis akrual yang telah terbukti
melalui berbagai penelitian digunakan untuk manajemen laba, yaitu akrual spesifik. Akrual
spesifik atau metode akuntansi yang kerap digunakan dalam manajemen laba, antara lain:
a) Estimasi penyusutan dan provisi piutang tak tertagih yang melingkupi penawaran
saham perdana,
b) Cadangan kerugian pinjaman bangk dan cadangan kerugian klaim asuransi, dan
c) Cadangan peinilaian pajak tangguhan.
2.3.2
Model Akrual
= total akrual.
= perubahan aktiva tahun berjalan di tahun t.
= perubahan kas dan setara kas tahun berjalan di tahun t.
= perubahan utang tahun berjalan di tahun t.
= perubahan utang termasuk utang tahun berjalan di tahun t.
= beban penyusutan dan amortisasi dalam tahun t.
15
NDAt = TAt 1 / At 2
o Model Healy
Dalam model ini akrual bukan pilihan adalah nilai rat-rata dari akrual total TAt
yang dilambangkan dengan aktiva total keseluruhan dari periode estimasi. Atau secara
matematis dapat dirumuskan:
At- 1
REVt
PPEt
Estimasi
17
Model Industri melonggarkan asumsi bahwa akrual bukan pilihan adalah konstan
dari tahun ke tahun. Model Industri berasumsi bahwa variasi dalam penetuan akrual
bukan pilihan adalah umum terjadi di antara perusahaan di industry yang sama. Model
industry dirumuskan sebagai berikut:
NDAt = 1 + 2 median; (TAt / At- 1 )
NDAt
= akrual bukan pilihan yang dihitung dengan model Jones dan median
TAt / At- 1 = nilai median dari akrual total di tahun t yang disimbolkan dengan
aktiva total keseluruhan untuk seluruh perusahaan yang tidak diambil contoh didalam
industri klasifikasi industri standar (standard industry classification-SIC) dengan dua
digit yang sama (industri).
1 dan 2
= adalah parameter spesifik perusahaan yang diperoleh dari suatu
regresi rata-rata biasa ddalam suatu pengamatan diperiode estimasi.
Kemampuan Model Industri untuk menurunkan kesalahan perhitungan dalam akrual
pilihan sangat bergantung kepada dua faktor berikut:
1) Industri menghilangkan variasi yang terdapat di dalam akrual bukan pilihan yang
umum terjadi di antara perusahaan dalam industry sejenis. Jika perubahan dalam
akrual bukan pilihan bukan pilihan sebagian besar mencerminkan respons terhadap
perubahan kebiasaan yang berlaku khusus bagi perusahaan, maka model industri tidak
akan menarik seluruh akrual bukan pilihan dari perwakilan akrual pilihan.
2) Industri menghilangkan variasi di dalam akual pilihan yang berhubungan langsung
dengan perusahaan di industry sejenis, yang secara potensial dapat menyebabkan
masalah. Seberapa berat tingkat masalah ini akan bergantung pada sampai sejauh
mana stimulasi manajemen laba memiliki korelasi diantara perusahaan dalam industry
sejenis.
o Model Kang dan Sivaramakrishnan
Model Kang dan Sivaramakrishnan bergantung pada pendekatan alternative
dimana:
a. Mengestimasi akrual yang dikelola dengan menggunakan tingkatan daripada
menggunakan perubahan dalam aktiva lancer dan utang lancar.
b. Mencakup harga pokok penjualan dan beban lain-lain.
c. Tidak membutuhkan regresi sehingga tidak terkontaminasi.
Model ini dirumuskan sebagai berikut:
ABi,t = 0 + 1 [1, i REVi, t] + 2 [2, I EXPi, t] + 3 [3, I GPPEi, t] + ui, t
ABi,t
ARi, t
INVi, t
OCAi, t
CLi, t
= utang lancar tanpa pajak dan utang jangka panjang yang jatuh tempo
menggunakan informasi yang ada dalam memperkirakan kinerja laba dimasa depan. Hal ini
mencerminkan niat perbaikan investor dalam laporan laba rugi, dibandingkan kemampuan
laba dalam merangkum informasi yang memiliki nilai relevan. Kenyataannya, hapir semua
analis akan berpendapat bahwa para investor cenderung untuk terfiksasi pada laba yang
dilaporkan, pemeriksaan akrual dan komponen arus kas dari laba berjalan dapat digunakan
untuk mendeteksi saham-saham yang salah penilaian, pemikirannya adalah akrual dan
komponen arus kas laba memiliki pengaruh berbeda terhadap perhitungan laba dimasa depan.
Akan tetapi, harga saham bertindak seakan-akan para investor gagal dalam
mengidentifikasi secara benar sifat-sifat yang berrbeda dari dua komponen laba. Pasar dengan
salah menilai terlalu tinggi penentuan komponen arus kas dari akrual laba sekaligus pula
menilai terlalu rendah persistensi dari komponen arus kas. Akrual juga menunjukkan
serangkaian hubungan negatif atau kecenderungan reverse rata-rata. Hasil akhirnya adalah
bahwa pasar merenpons seakan-akan terkejut pada saat pembalikan laba yang sepertinya
dapat diramalkan terjadi ditahun berikutnya.
2.3.4 Isu-Isu dalam Manajemen Laba
a) Merupakan hal yang sangat mudah untuk menduga bahwa manajemen laba bertujuan
untuk memenuhi harapan dari analis keuangan atau manajemen (yang diwakili oleh
peramalan laba oleh publik).
Pada kenyataannya terdapat bukti bahwa :
19
o Bergantung pada perkiraan subjektif dan pilihan aplikasi yang ada dalam opsi.
o Menggunakan akuisisi serta disposisi aktiva dan waktu untuk melaporkannya.
Pilihan yang disediakan GAAP dalam melaksanakan manajemen laba wajib
diikuti oleh perusahaan. Ada tindakan hukum yang akan diterima apabila
menggunakan pilihan selain dari yang disediakan dalam GAAP
f) Permainan laba atau lebih tepatnya sebagai permainan laporan laba triwulanan,
mungkin enjadi alsan utama dalam manajemen laba. Manajemen lebih tergoda untuk
membuat suatu laporan laba yang memenuhi harapan Wall Street daripada
memberikan kenyataan kondisi keuangan.
g) Manajemen laba erupakan suatu hasil usaha untuk melewati ambang batas. Tiga
ambang batas penting bagi para eksekutif adalah:
o Untuk melaporkan laba positif, yaitu melaporkan laba diatas nol.
o Untuk menjaga kinerja saat ini, yaitu membuat paling tidak sama dengan kinerja
tahun lalu.
o Untuk memenuhi harapan analis, khususnya analis untuk peramalan laba.
h) Manajemen laba dapat berasal dari hasil pemenuhan perjanjian dari kontark
kompensasi implicit. Bukti atas tesis ini mengambil bentuk sebagai berikut :
o Para manajer divisi untuk suatu perusahaan ultinasional besar kemungkinan akan
mengangguhkan pendapatan pada saat target laba dalam rencana bonus mereka
tidak akan terpenuhi dan ketika mereka berhak atas bonus maksimu yang
diperbolehkan berdasarkan rencana.
o Perusahaan dengan batasan dalam bonus cenderung untuk melaporkan akrual
yang menangguhkan laba pada saat batasan terpenuhi dibangdingkan dengan
perusahaan yang memiliki kinerja yang sama tetapi tidak memiliki batasan bonus.
o Selama kontes perwakilan (proxy), para manajer yang berwenang menerapkan
akuntansi pilihan guna mengingkatkan pelaporan laba.
o Para CEO dalam tahun terakhir mereka di kantor menurunkan beban penelitian
dan pengembangan dengan asumsi untuk meningkatkan laba yang dilaporkan.
i) Manajemen laba tumbuh dari ancaman dua bentuk aturan, yaitu aturan industri yang
spesifik dan aturan antitrust. Industry bank dan asuransi adalah contoh yang baik
dalam keberadaan pemantauan aturan yang berhubungan dengan data akuntansi.
j) Karena adanya kebutuhan akan subsidi dan perlindungan pemerintah sekaligus pula
dengan adanya ketakutan akan investigasi antitrust atau konsekuensi politik lainnya,
para manajer mungkin mencari jalan keluar dalam hal manajemen laba. Terdapat
banyak bukti pendukung untuk hipotesis ini, diantaranya :
o Perusahaan yang sedang diinvestigasi untuk pelanggaran antitrust elaporkan
akrual
investigasi.
21
mengambil tindakan untuk enghindari laba negative tiba-tiba. Dua cara yang mungkin
memperoleh tujuan ini adalah mengelola kenaikan laba jika laba yang tidak dikelola
tidak mampu emenuhi ekspektasi atau memandu harapan analis kea rah bawah guna
menghindari perkiraan yang terlalu optimis.
2.4 STATUS AKUNTANSI YANG BERSIFAT PARADIGMA
2.4.1 Evolusi atau Revolusi Didalam Akuntansi ?
Perdebatan mengenai keunggulan dan kelemahan suatu pendekatan diharapkan
mengarah kepada suatu hasil dan kesamaan persepsi teori akuntansi. Pandangan seperti ini
dianut oleh meraka yang percaya bahwa kemajuan teori akuntansi diperoleh dari ide dan
evolusi yang panjang.
Akan tetapi, dalam pandangan yang lebih berhasil dan logis, akuntansi berkembang
secara dinamis melalui revolusi bukan evolusi. Kuhn dengan model revolusinya, yaitu The
Structure of Scientific Revolutions menjelaskan revolusi akuntansi dengan langkah-langkah
berikut :
a) Suatu ilmu pada suatu waktu didominasi oleh suatu paradigma tertentu.
b) Ilmu melalui suatu periode akumulasi pengetahuan, dimana para peneliti bekerja dan
memperluas paradigm yang dominan, selama periode tersebut ia dikenal sebagai ilmu
yang normal.
c) Anomaly mungkin berkembang dan tidak dapat dijelaskan dengan paradiga yang ada.
d) Suatu tahap kritis diraih, dimulai dengan pencarian paradigm baru dan berakhir
dengan suatu revolusi dan terlemparnya paradigm dominan dengan suatu paradigm
baru.
Langkah-langkah diatas menitikberatkan kepada suatu paradigm ilmu yang secara
kontinyu berkembang dan dipakai. Ritzer, dalam suatu artikel awal dalam sosiologi
mengartikan paradigm lebih operasional sebagai: suatu gambaran fundamental dari pokok
masalah suatu ilmu. Paradigm ada untuk mendefenisikan apa yang harus dipelajari,
pertanyaan apa yang harus dipertanyakan, bagaimana pertanyaan tersebut dipertanyakan, dan
aturan apa yang seharusnya diikuti dalam menginterpretasikan jawaban yang ingin diperoleh.
Paradigm adalah suatu unit terbesar dari consensus dalam suatu ilmu dan ada untuk
membedakan suatu komunitas/subkomunitas ilmu yang satu dengan yang lainnya. Paradiga
berasumsi, mendefenisikan, menghubungkan contoh, teori, metode, dan instrument yang ada
didalamnya.
Atas penjelasan Ritzer diatas, maka paradigma didefenisikan atas tiga komponen
dasar, yaitu suatu artikel utama yang menjelaskan pemikiran, teori, serta metode dan teknik.
23
2.4.2
b)
c)
d)
e)
f)
g)
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam akuntansi terdapat beberapa pendekatan, diantaranya pendekatan positif.
Paradigma informasi/ekonomi mengambil pandangannya melalui berbagai disiplin ilmu,
termasuk teori keputusan, teori permainan, teori informasi, dan ekonomi. Hubungan agensi
dikatakan telah terjadi ketika suatu kontrak antara seseorang (atau lebih), seorang principal
dan orang lainnya, seorang agen, untuk memberikan jasa demi kepentingan principal
24
dua pandangan yaitu dari referensi utama dan pandangan penulis, oleh karena itu kami
harapkan agar pembaca bisa mencari sumber referensi yang lain guna membandingkan
dengan pembahasan yang kami buat, guna mengoreksi bila terjadi kesalahan dalam
pembuatan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Riahi, Ahmed, dan Belkaoui. 2007. Acoounting Theory Edisi 5 Buku 2. Jakarta : Salemba
Empat
26