Anda di halaman 1dari 5

ETIKA PROFESI DAN TATA KELOLA KORPORAT

TINJAUAN TATA KELOLA :


KONSEP, PRINSIP, DAN PRAKTIK DI INDONESIA

Disusun Oleh Kelompok :

Mutiara Kemala Ratu (01044882023002)


Andini Utari Putri (01044882023008)
Vhika Meiriasari (01044882023011)
Rahmad (01044882023012)

Dosen Pembimbing
Dr. Hj. Relasari., SE., M.Si., Ak., CA.

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
Pertanyaan Zora menurut kelompok anda apakah peran OJK, dalam mengawasi
melindungi dan mengatur industri jasa keuangan di Indonesia, sudah Baik atau masih
perlu banyak yang diperbaiki ? dikarenakan banyaknya kasus2 yang terjadi di industri
jasa keuangan, seperti Asabri, jiwasraya dll. Terimakasih
Jawab :
OJK dalam mengawasi melindungi dan mengatur industri jasa keuangan di
Indonesia sebenarnya sudah cukup baik kinerjanya, terbukti dengan kembalinya OJK
meraih dua penghargaan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai instansi
dengan Sistem Pengendalian Gratifikasi Terbaik kategori kementerian dan lembaga
serta penghargaan Pengelolaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
(LHKPN) Terbaik tahun 2020.
OJK secara internal terus berupaya membangun organisasi yang kredibel yang
dilandasi praktik tata kelola, manajemen risiko, pengendalian kualitas dan fungsi audit
yang terintegrasi (GRC—Governance, Risk & Compliance terintegrasi), didukung
dengan teknologi informasi dan sumber daya manusia yang profesional.
Akan tetapi, upaya OJK dalam keberhasilan GRC terintegrasi tersebut harus
berdasarkan pula dengan keterlibatan stakeholder-nya. Dukungan stakeholders bidang
GRC sangat penting dalam membangun kapabilitas organisasi, mengembangkan praktik
pengelolaan organisasi secara profesional dan akuntabel untuk mewujudkan masa depan
yang lebih baik bagi pengembangan GRC di Indonesia. Di industri Pasar Modal, OJK
terus meningkatkan integritas dan kepercayaan investor Pasar Modal melalui
peningkatkan kualitas penerapan governance, transparansi dan penegakan hukum,
penyempurnaan ekosistem pasar modal melalui penguatan pengaturan dan pengawasan,
proses penawaran emisi, aktivitas perdagangan sampai dengan kewajaran valuasi
instrumen. Kekurangan dari OJK yaitu adanya pemisahan macroprudential lender of the
last di sektor perbankan dan iuran jasa pelaku keuangan membebani konsumen atau
nasabah serta menurunkan efektivitas dalam fungsi pengawasan itu saja yang dapat saya
bantu mudah-mudahan dapat berguna

Pertanyaan HARJIAN PRAJA Mengapa diwajibkan adanya komisaris independen


dalam sebuah perusahaan publik, bagaimana fingsinya itu sendiri.

2
Jawab :
Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang tidak terafiliasi
dengan Direksi, anggota Dewan Komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali,
serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen. Keberdaaaan komisaris independen akan
mendorong dan menciptakan iklim yang lebih independen, obyektif dan meningkatkan
kesetaraan (fairness) sebagai salah satu prinsip utama dalam memperhatikan
kepentingan pemegang saham minoritas dan pemangku kepentingan lainnya.
 Paling tidak hal-hal yang dapat dilakukan seorang komisaris independen adalah:
 Memastikan bahwa perusahaan memiliki strategi bisnis yang efektif, termasuk di
dalamnya memantau jadwal, anggaran dan efektivitas strategi.
 Memastikan bahwa perusahaan mengangkat eksekutif dan manajer-manajer
professional.
 Memastikan bahwa perusahaan memiliki informasi, sistem pengendalian, dan
sistem audit yang bekerja secara baik.
 Memastikan bahwa perusahaan mematuhi hukum dan perundangan yang berlaku
maupun nilai-nilai yang diterapkan perusahaan dalam menjalankan operasinya.
 Memastikan risiko dan potensi krisis selalu diidentifikasikan dan dikelola secara
baik.
 Memastikan prinsip-prinsip dan praktik tata kelola perusahaan yang baik (good
corporate governance) dipatuhi dan diterapkan secara baik.
 Berkaitan dengan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance),
maka tugas komisaris independen adalah:
 Menjamin transparansi dan keterbukaan laporan keuangan perusahaan.
 Mengusahakan perlakuan yang adil terhadap pemegang saham minoritas dan
pemangku kepentingan (stakeholders) yang lain.
 Diungkapkannya transaksi yang mengandung benturan kepentingan secara wajar
dan adil.
 Mengusahakan kepatuhan perusahaan pada perundangan dan peraturan yang
berlaku.
 Menjamin akuntabilitas organ perseroan (organ perseroan misalnya rapat umum
pemegang saham).

3
Pertanyaan putri Aprila menurut kelompok anda, tujuan apa yang sesungguhnya ingin
dicapai dengan implementasi good corporate governance itu sendiri? Terimakasih
Jawab :
Good corporate governance merupakan langkah yang penting dalam membangun
kepercayaan pasar (market confidence) dan mendorong arus investasi international yang
lebih stabil dan bersifat jangka panjang. Adapun tujuan dari penerapan Good Corporate
Governance adalah sebagai berikut:
 Menciptakan nilai tambah (value added) bagi semua pihak yang berkepentingan
(stakeholders).
 Memastikan bahwa sasaran yang ditetapkan telah dicapai.
 Memastikan bahwa aktiva perusahaan dijaga dengan baik.
 Memastikan perusahaan menjalankan praktik-praktik usaha yang sehat.
 Memastikan kegiatan-kegiatan perusahaan bersifat transparan.
Manfaat langsung yang dirasakan perusahaan dengan mewujudkan prinsip-prinsip
good corporate governance adalah meningkatnya produktivitas dan efisiensi usaha.
Manfaat lain adalah meningkatnya kemampuan operasional perusahaan dan
pertanggungjawaban kepada publik. Selain itu juga memperkecil praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme, serta konflik kepentingan. Corporate governance yang baik dapat
mendorong pengelolaan organisasi yang lebih demokratis (partisipasi banyak
kepentingan), lebih accountable (adanya pertanggungjawaban dari setiap tindakan), dan
lebih transparan serta akan meningkatkan keyakinan bahwa perusahaan dapat
memberikan manfaat jangka panjang.

Pertanyaan m nadi ferdiansyah di slide 5, kan salah satu konflik antara pemegang
saham mayoritas dan minoritas itu di ppt nya yaitu "perusahaan terbuka membeli bahan
baku dengan harga mark-up dari perusahaan yang 100 persen sahamnya dimiliki
pemegang saham pengendali perusahaan terbuka tersebut". bisa dijelaskan lebih detail
konflik tersebut?
Jawab :

4
Dalam konflik pemegang saham pengendali - pemegang saham minoritas,
pemegang saham pengendali
dapat menggunakan kekuasaan mereka untuk menguntungkan diri sendiri dengan
mengorbankan
kepentingan para pemegang saham minoritas atau apa yang disebut dengan
ekspropriasi.
a. Pemegang saham pengendali dapat mengekspropriasi kekayaan pemegang saham
non-pengendali
melalui antara lain transaksi dengan pihak terafiliasi (RPT).
b. Transaksi antara pihak terafiliasi mungkin tidak dilakukan dengan harga dan
persyaratan dan kondisi
yang sama antara pihak ketiga. Contohnya, perusahaan terbuka membeli bahan baku
dengan harga
di mark-up dari perusahaan yang 100 persen sahamnya dimiliki pemegang saham
pengendali
perusahaan terbuka tersebut. Kerugian di perusahaan terbuka sebagian ditanggung
pemegang saham
non-pengendali sementara keuntungan di perusahaan privat sepenuhnya dinikmati
pemegang saham
pengendali. Akibatnya terjadi transfer kekayaan dari pemegang saham non-pengendali
ke pemegang

Anda mungkin juga menyukai