Disusun Oleh:
PENDAHULUAN
2.1 Akuntansi
2.1.1 Pengertian Akuntansi
Secara sederhana peranan akuntansi di dalam perusahaan adalah menghasilkan informasi yang
digunakan manajer untuk menjalankan operasi perusahaan. Akuntansi juga memberikan informasi
kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui kinerja ekonomi dan kondisi perusahaan.
Pengertian akuntansi menurut Fees (2005: 10) adalah sebagai berikut “Akuntansi dapat
didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan mengenai kinerja ekonomi dan kondisi perusahaan.”
Sedangkan pengertian akuntansi menurut Soemarsono (2007: 3), adalah sebagai
berikut: “Akuntansi adalah proses mendifinisikan, mengatur dan melaporkan informasi ekonomi untuk
memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan
informasi tersebut.”
Pada perkembangan saat ini menurut Hall (1993: 2), akuntansi didefinisikan dengan
mengacu pada konsep informasi: “Akuntansi adalah aktivitas jasa, fungsinya adalah menyediakan
informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomik yang diperkirakan
bermanfaat dalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomik, dalam membuat pilihan di antara
alternatif tindakan yang ada.”
Sedangkan sistem akuntansi merupakan suatu alat bagi perusahaan untuk
mendapatkan informasi. Informasi tersebut disajikan dalam laporan keuanganyang dibutuhkan oleh
manajemen maupun oleh pihak ketiga. Menurut Baridwan (1991: 4) memberikan pengertian sistem
akuntansi sebagai berikut: “Sistem akuntansi adalah formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-
prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis
dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh
manajemen untuk mengawasi usahanya dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti
pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi.”
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga
dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Informasi yang bersumber dari
pengolahan data harus relevan, andal, lengkap, tepat waktu, dapat dipahami dan dapat diverifikasi.
Menurut Yusuf (2000), karakterisik dari informasi yang berguna tersebut adalah sebagai berikut.
1. Relevan
Informasi itu relevan jika mengurangi ketidakpastian, memperbaiki kemampuan pengambil keputusan
untuk membuat prediksi, mengkonfirmasikan atau memperbaiki ekspetasi mereka sebelumnya.
2. Andal
Informasi itu andal jika bebas dari kesalahan atau penyimpangan, dan secara akurat mewakili kejadian
atau aktivitas di organisasi.
3. Lengkap
Informasi itu lengkap jika tidak menghilangkan aspek-aspek penting dari kejadian yang merupakan
dasar masalah atau aktivitas-aktivitas yang diukurnya.
4. Tepat Waktu
Informasi itu tepat waktu jika diberikan pada saat yang tepat untuk memungkinkan pengambil
keputusan menggunakannya dalam membuat keputusan.
5. Dapat dipahami
Informasi dapat dipahami jika disajikan dalam bentuk yang dapat dipakai dan jelas.
6. Dapat diverifikasi
Informasi dapat diverifikasi jika dua orang dengan pengetahuan yang baik, bekerja secara independen
dan masing-masing akan menghasilkan informasi yang sama.
b) Kesempatan/Peluang (Opportunity), pelaku perlu berada pada tempat yang tpat, waktu
yang tepat agar mendapatkan keuntungan atas kelemahan khusus dalam system dan juga
menghindari deteksi.
c) Motivasi (Motivation), pelaku membutuhkan motivasi untuk melakukan aktivitas
demikian, suatu kebutuhan pribadi seperti ketamakan/kerakusan dan motivator yang lain.
d) Daya tarik (Attraction), sasaran dari kecurangan yang dipertimbangkan perlu menarik bagi
pelaku.
e) Keberhasilan (Success), pelaku perlu menilai peluang berhasil, yang dapat diukur baik
menghindari penuntutan atau deteksi.
2. Penyebab Sekunder.
a) “A Perk”, kurang pengendalian, mengambil keuntungan aktiva organisasi
dipertimbangkan sebagai suatu tunjangan karyawan.
b) Hubungan antar pemberi kerja/pekerja yang jelek, yaitu saling kepercayaan dan
penghargaan telah gagal. Pelaku dapat mengemukakan alasan bahwa kecurangan hanya
menjadi kewajibannya.
c) Pembalasan dendam (Revenge), ketidaksukaan yang hebat terhadap organisasi dapat
mengakibatkan pelaku berusaha merugikan organisasi tersebut.
d) Tantangan (Challenge), karyawan yang bosan dengan lingkungan kerja mereka dapat
mencari stimulasi dengan berusaha untuk “memukul sistem”, sehingga mendapatkan suatu
arti pencapaian (a sense of achievement), atau pembebasan frustasi (relief of frustation).
BAB 3
STUDI KASUS
Perbedaan pendapat terhadap laporan keuangan antara komisaris dan auditor akuntan publik
terjadi karena PT KAI tidak memiliki pengendalian internal yang baik. Dari hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa PT KAI kurang memperhatikan Sistem Informasi Akuntansi yang ada dalam
perusahaan. Ketiadaan pengendalian internal yang baik itu juga membuat komite audit (komisaris) PT
KAI baru bisa dibuka akses terhadap laporan keuangan setelah diaudit akuntan publik. Akuntan publik
yang telah mengaudit laporan keuangan PT KAI tahun 2005 segera diperiksa oleh Badan Peradilan
Profesi Akuntan Publik. Jika terbukti bersalah, akuntan publik itu diberi sanksi teguran atau pencabutan
izin praktik.
Laporan Keuangan PT KAI tahun 2005 disinyalir telah dimanipulasi oleh pihak-pihak tertentu
dan penginputan data ke dalam komputer yang tidak benar. Banyak terdapat kejanggalan dalam laporan
keuangannya. Beberapa data disajikan tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Hal ini mungkin
sudah biasa terjadi dan masih bisa diperbaiki. Namun, yang menjadi permasalahan adalah pihak auditor
menyatakan Laporan Keuangan itu Wajar Tanpa Pengecualian. Tidak ada penyimpangan dari standar
akuntansi keuangan. Hal ini lah yang patut dipertanyakan.
Dari informasi yang didapat, sejak tahun 2004 laporan PT KAI diaudit oleh Kantor Akuntan Publik.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang melibatkan BPK sebagai auditor perusahaan kereta api
tersebut. Hal itu menimbulkan dugaan kalau Kantor Akuntan Publik yang mengaudit Laporan
Keuangan PT KAI melakukan kesalahan.
Kasus ini merugikan banyak pihak, yaitu publik (investor) dirugikan karena memperoleh
informasi yang menyesatkan, sehingga keputusan yang diambil berdasarkan informasi keuagan PT.
KAI menjadi tidak akurat atau salah. Sedangkan pemerintah dirugikan karena dengan rekayasa
keuangan tersebut maka pajak yang diterima pemerintah lebih kecil.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dalam proses penjualan suatu perusahaan, sering dijumpai terjadinya kasus
kecurangan (fraud) dalam laporan keuangan atau kas. Fraud merupakan kebohongan atau tindak
kecurangan yang dilakukan secara sengaja dengan maksud memperoleh keuntungan secara tidak sah
(melawan hukum) dan secara tidak wajar seperti penyalahgunaan komputer, penyalahgunaan jabatan,
pelanggaran prosedur (Susanto, 2008). Oleh karena itu, penting adanya pengendalian internal dalam
suatu perusahaan guna menghindari terjadinya fraud. Pengendalian internal akan berjalan dengan lebih
baik apabila didukung dengan adanya Sistem Informasi Akuntansi. Sistem Informasi Akuntansi sangat
penting untuk mencegah, mendeteksi, dan menyelidiki kecurangan (fraud).
Dari kasus PT KAI dapat disimpulkan, merupakan suatu kecurangan pada PT KAI karena
terjadi kesalahan manipulasi dan terdapat penyimpangan pada laporan keuangan PT KAI tersebut. Pada
kasus ini juga terjadi penipuan maupun kecurangan yang menyesatkan banyak pihak seperti investor
tersebut.
5.2 Saran
Manipulasi laporan keuangan PT KAI, berawal dari pembukuan yang tidak sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Seharusnya perusahaan mendukung terciptanya Sistem Informasi
Akuntansi dalam perusahaan agar terhindar dari adanya kecurangan bahkan
dapat terjadinya masalah yang menyesatkan dan merugikan banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, (1991), Sistem Akuntansi: Penyusunan Prosedur dan Metode, Edisi Kelima, Yogyakarta:
BPFE.
Fees. (2005). Accounting Information System Ninth Edition, Sistem Informasi Akuntansi Edisi 9.
Jakarta : Penerbit Andi.
Hariningsih, 2006, Sistem Informasi Akuntansi, Yogyakarta: Penerbit Ardana Media.
Hall. (1993). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Karni, Soejono, 2000. Auditing ; Audit khusus dan Audit Forensik Dalam Praktik, Jakarta: Lembaga
penerbit FakultasEkonomi Universitas Indonesia.
Kosasih, 1995, Analisa Sistem Informasi, Yogyakarta: Penerbit Andi
Robert, (2001), Manajemen Persediaan: Aplikasi di Bidang Bisnis, Edisi 2, , Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Soemarsono, S. R. (2007). Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat.
Susanto, Azhar. 2008. Sistem Informasi Akuntansi, Manual Praktika Penyusunan Metode dan Prosedur.
Bandung: Lembaga Informatika.
Widjajanto. (2001). Sistem Informasi Akuntansi, Jakarta: Erlangga.
Yusuf. (2000), Sistem Informasi Akuntansi, Yogyakarta: UPP STIM YKPN.