RINGKASAN MATERI
BAB III
Disusun oleh:
Adi Prawira Arfan (A014212008)
Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Pada dasarnya pengertian kinerja dapat
dimaknai secara beragam. Beberapa pakar memandangnya sebagai hasil dari suatu proses
penyelesaian pekerjaan, sementara sebagian yang lain memahaminya sebagai perilaku yang
diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. kinerja dapat dipandang dari perspektif
hasil, proses, atau perilaku yang mengarah pada pencapaian tujuan. Oleh karena itu, tugas
dalam konteks penilaian kinerja, tugas pertama pimpinan organisasi adalah menentukan
perspektif kinerja yang mana yang akan digunakan dalam memaknai kinerja dalam organisasi
yang dipimpinnya. Makalah ini menjelaskan mengenai lima pengukuran nilai kinerja
“market-based”, yaitu sebagai berikut:
Harga Awal
Contoh:
Pak Andi membeli 1.000 lembar saham PT XYZ pada 3 Januari 2012. Harga saham
PT XYZ Rp l.OOO/lembar. Selama tahun 2012 PT XYZ membagikan dividen Rp 50/lembar
saham. Harga saham PT XYZ diakhir tahun 2012 Rp l.200/lembar. Berapakah tingkat
pengembalian investasi Pak Andi di saham PT XYZ di tahun 2012?
Penyelesaian:
Nilai investasi awal (3 Jan 2012) = Rp 1.000 x 1.000 lembar = Rp 1.000.000.
Arus kas berupa dividen di 2012 = Rp50 x 1.000 lembar = Rp50.000
Capital gain di 2012 = (Rp 1.200 - Rp 1.000) x 1.000 lembar = Rp200.000
Tingkat pengembalian 2012 = Rp 50.000 + Rp 200.000
Rp 1.000.000
= 25%
Perusahaan dapat meningkatkan TSR dengan berfokus kepada 3 financial driver yaitu
profitabilitas, investasi, dan free cash flow seperti diperlihatkan dalam gambar berikut ini:
TSR
Dimana:
Kapitalisasi pasar adalah jumlah saham beredar dikalikan dengan harga pasar saham.
∆ kapitalisasi pasar adalah kapitalisasi pasar akhir tahun dikurangi kapitalisasi pasar
awal tahun,
Tingkat pengembalian yang diharapkan adalah kapitalisasi pasar awal tahun dikalikan
dengan biaya ekuitas.
Penyelesaian:
Tingkat pengembalian yang dipersyaratkan (k) dengan menggunakan pendekatan CAPM
k = rf + (Rm – rf) = 4.41% + 1 (5%) = 9.41%
k selama 5 tahun = (1 + 9.41%)^5 - = 57%
Keterangan:
Market value = nilai utang, saham preferen, dan saham biasa saat ini.
Invested Capital = seluruh kas yang diperoleh dari penyedia dana atau berasal
dari keuntungan yang diinvestasikan kembali pada investasi baru di perusahaan sejak
perusahaan didirikan. Dalam prakteknya, nilai dalam laporan posisi keuangan (dengan
sedikit penyesuaian) yang digunakan.
Contoh:
PT ABC didirikan pada dua puluh tahun lalu dengan modal yang berasal dari saham
biasa sebesar Rp 15 milyar. Perusahaan tidak memiliki utang jangka panjang dan saham
preferen. Seluruh laba bersih yang dihasilkan diberikan kepada pemegang saham. Saat ini
nilai pasar saham PT ABC adalah sebesar Rp40 milyar. Berapakah MVA PT ABC?
Penyelesaian:
MVA = Rp40 milyar - Rp 15 milyar = Rp25 milyar
Dalam praktek, nilai pasar utang jangka panjang dan saham preferen diasumsikan
sama dengan nilai bukunya. Hal ini menyebabkan munculnya MVA dengan versi lain.
MVA = Nilai pasar saham biasa - nilai saham biasa.
Contoh:
PT RST didirikan 5 tahun lalu dengan modal berupa saham biasa sebesar Rp 10
milyar (asumsikan tidak ada utang). Pada saat tersebut ekuitas yang ditanamkan dapat
menghasilkan tingkat pengembalian sebesar 10% per tahun. Perusahaan menghasilkan
keuntungan setelah pajak sebesar Rpl milyar di tahun kedua dan tahun ketiga. Seluruh
keuntungan dibagikan sebagai dividen. Nilai pasar dari saham PT RST saat ini adalah Rp 11
milyar. Berapakah excess return PT RST?
Penyelesaian:
Deviden yang diterima 3 tahun lalu = 1m x (1+10%)3 = Rp 1,331 milyar
Deviden yang diterima 2 tahun lalu = 1m x (1+10%)2 = Rp 1,201 milyar
Nilai pasar saham saat ini = Rp 11 milyar
Kekayaan actual = Rp 13,54 milyar
Expected wealth = 10m x (1+10%)5 = Rp 16,1 milyar
Excess return = Rp 13,54 milyar – Rp 16,1 milyar = -Rp2,599 milyar
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengukuran_kinerja