Fraud Detection
AUDIT FORENSIK
CHAPTER 7
Disusun Oleh:
Dalam pendeteksian fraud, perusahaan butuh pemahaman yang cukup dalam 4 hal berikut:
Sebagai contoh, pendekatan teori untuk pendeteksian fraud dimulai dengan mengidentifikasi
skema fraud yang mungkin terjadi dan bagaimana skema tersebut dilakukan. Namun, dalam
rangka untuk menguji teori tersebut, pemeriksa fraud harus memahami skema fraud (fraud
tree), segitiga fraud, pengendalian, dan tentang red flags.
Ada beberapa pernyataan mengenai pendeteksian fraud yang penting untuk diingat ketika
merancang program atau kegiatan antifraud. Kunci untuk pendeteksian fraud adalah untuk
mengingat bahwa fraud lebih sering dikaitkan dengan tidak adanya kontrol dibandingkan
dengan kontrol yang lemah; yaitu, kontrol yang lemah umumnya lebih baik daripada tidak
ada kontrol sama sekali. Mereka juga lebih sering dideteksi dengan tindakan reaktif daripada
tindakan proaktif; sehingga ada banyak ruang untuk perbaikan. Ada ketergantungan yang
berlebihan pada audit eksternal untuk mendeteksi fraud. Terakhir, fraud sering dideteksi
oleh intuisi, kecurigaan penyidik, manajer, auditor, atau pengecualian (anomali) yang
terdeteksi dalam catatan akuntansi. Namun, fraud paling sering dideteksi dengan metode
pendeteksian yang terbukti.
Metode-metode dapat dikembangkan untuk fraud secara umum, atau kelompok fraud
tertentu atau bahkan untuk skema individu. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk
deteksi umum adalah:
- Fungsi audit internal secara aktif terlibat dalam kegiatan antifraud yang proaktif;
- Sarbanes-Oxley Act (SOX) section 404 dapat mengarah pada identifikasi kelemahan
dalam pengendalian internal yang dapat menyebabkan risiko fraud yang lebih tinggi
di area atau proses bisnis tersebut;
- Analisis horizontal dan vertikal dari laporan keuangan, terutama ketika perbandingan
dibuat antara unit bisnis dan data unit bisnis tersebut;
- Analisis rasio, terutama tren selama beberapa tahun, dan berdasarkan unit bisnis jika
dibandingkan dengan unit lain dan entitas secara keseluruhan;
- Surprise audits dan/atau penghitungan uang tunai;
- Anonymous tips dan sistem pengaduan secara anonim yang nyaman, mudah
digunakan dan dapat diakses oleh seluruh karyawan, vendor, dan pelanggan;
- Data mining untuk red flags yang terjadi dengan menggunakan Computer-Assisted
Auditing Tools (CAAT).
Bagian ini menjelaskan beberapa metode deteksi yang dirancang untuk mendeteksi skema
atau kelompok yang berbeda dari penipuan secara umum
Fraudulent Statement atau fraud pada laporan keuangan umumnya dilakukan oleh
pejabat atau eksekutif perusahaan untuk menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya. Hal
yang paling umum adalah melakukan rekayasa terhadap data transaksi atau laporan
keuangan untuk memperoleh keuntungan. Contoh fraud yang biasa terjadi adalah Earning
management (manajemen laba) yaitu melakukan fraud dengan meningkatkan tingkat laba
agar terlihat seperti target laba perusahaan tercapai, lalu selanjutnya ada income smoothing,
perusahaan memindahkan pos-pos beban dan pendapatan ke beberapa periode untuk
mengurangi fluktuasi laba dan fraud lainnya contohnya adalah window dressing.
Kecurangan dalam penyalahgunaan aset dibagi menjadi dua: (a) Cash Fraud, bentuk
kecurangan yang meliputi pencurian kas perusahaan baik kas kecil, penerimaan kas atau
pemalsuan cek. (b) Inventory Fraud, dimana melakukan pencurian terhadap inventory atau
pemakaian untuk kepentingan pribadi.
a. Rotasi tugas atau pemberian cuti liburan pada karyawan personel kunci
b. Memeriksa semua jenis transaksi yang memiliki review atau approval
c. Melakukan rekonsilitasi persediaan dan konfirmasi piutang secara teratur
Cash Larceny atau pencurian uang merupakan kecurangan yang dilakukan oleh oknum
yang sebenarnya tidak memiliki otoritas atas fungsi yang dicuranginya. Contoh: pembuatan
cek kosong, pengeluaran uang kas tanpa izin pemilik otoritas
c. Memiliki pemisahan tugas pada perusahaan, pemisahan tugas pada bagian yang
memverifikasi setoran pada laporan bank dan yang melakukan posting di buku besar
a. Mengecek dan memeriksa pengeluaran kartu kredit, mencari vendor-vendor atau barang
yang tidak biasa dibeli.
b. Melakukan audit kejutan terhadap karyawan yang diberi wewenang untuk menggunakan
kartu kredit atau menandatangani cek
a. Upaya untuk mencegah Ghost Employee, hal ini bisa dicegah dengan melakukan
rekonsiliasi karyawan dan update database karyawan secara berkala oleh bagian SDM
c. Memeriksa karyawan-karyawan yang tidak mengambil cuti atau cuti sakit, karyawan fiktif
biasanya tidak pernah mengajukan cuti tahunan
7.4.7 Check-Tampering
a. Memerlukan tanda tangan ganda untuk cek-cek yang di atas ambang batas yang
ditentukan
7.4.8 Skimming
7.4.9 Lapping
7.4.10 Korupsi
a. Melakukan investigasi secara acak terhadap semua vendor, termasuk pemilik, pemegang
saham utama dan hubungan apapun dengan karyawan
Upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan rotasi tugas terhadap pihak yang menyetujui
kontrak atau vendor, termasuk pihak yang melakukan penyetujuan terhadap vendor.